Dasar2 TH Allergi
Dasar2 TH Allergi
berasal dari: 1. Bisa ular 2. Produk mikroba (bakteri) 3. Tanaman 4. Leukosit 5. Jar. mammalia (kulit, paru2 & mukosa usus)
Depot histamin paling banyak pada: Sel mast dan basofil dalam darah
Pada mammalia, dpt menimbulkan: 1. Reaksi anaphylaxis 2. Urtikaria 3. Angioudema 4. Pruritus 5. Hipotensi
Histamin dapat juga terlepas karena : Rangsang: 1. mekanik 2. thermal 3. radiasi sel mast rusak
melepaskan histamin
Aktivasi reseptor H1
Kontraksi otot polos Me permeabilitas pemb darah & Me permeabilitas sekresi mukus Peningkatan C-GMP intrasel Berperan sbgi neurotransmitter pada SSP Dapat diblok oleh Antihistamin 1
Aktivasi reseptor H2
Peningkatan Sekresi as. Lambung Vasodilatasi dan flushing Peningkatan C-AMP Penurunan C-GMP Dapat diblok oleh Antihistamin 2
Ada 2 jenis; 1. Menghambat reseptor H1 (AH-1): CTM, Difenhidramin, Prometazin HCl,(biasanya digunakan pd eritema, pruiritus) 2. Menghambat sekresi asam lambung, bekerja pd reseptor H2 (AH-2): (Burimamid, Metamid, Simetidin, Ranitidin, Famotidin)
Mekanisme Kerja: Antagonis kompetitif dgn cara menghambat interaksi histamin pd reseptor H1 & H2
usus
2. Mengobati reaksi anaphylaxis dan allergi 3. Menurunkan permeabilitas kapiler akibat histamin 4. Tdk dpt mencegah hipersekresi asam lambung 5. Dpt menghambat sekresi saliva dan sekresi kelenjar
eksokrin lainnya
6. Memiliki sifat antikholinergik (mulut kering, susah miksi/
EFEK SAMPING ANTIHISTAMIN: 1. Pd SSP: sedasi (mengantuk) 2. Vertigo, tinnitus, lelah, penglihatan kabur, euphoria, gelisah, tremor 3. Pd sistem kardiovaskuler: heart rate meningkat 4. Pd GIT: mual, muntah, diare 5. Mulut kering, disuria, palpitasi, hipotensi, sakit kepala, rasa berat dan lemah pd tangan
2. Diberi analeptik (amfetamin, strichnin nitrat, pikrotoksin) 3. Bila sampai menimbulkan konvulsi diterapi dg thiopental atau diazepam
Antihistamin yg digunakan sebagai antimabuk perjalanan / antimuntah : 1. Dimenhidrinat 2. Diphenhidramin HCl 3. Promethazin HCl 4. Derivat piperazin (siklizin, meklizin)
2. Asetamizol
3. Loratadin 4. Akrivastin 5. Mequitazin 6. Cetirizine
Reseptor histamin H2 berperan pada: 1. Sekresi cairan lambung 2. Perangsangan jantung 3. Reaksasi uterus Simetidin dan Ranitidin 1. Menghambat sekresi cairan lambung (mengurangi volume dan kadar ion hidrogen cairan lambung 2. Absorbsi diperlambat oleh makanan --> diberikan bersama atau segera setelah makan (memperpanjang efek pd periode setelah makan)
Efek samping: 1. Nyeri kepala, pusing 2. Malaise, Mialgia 3. Mual, Diare, Konstipasi 4. Ruam kulit, Pruritus 5. Kehilangan libido dan Impoten --> mengikat reseptor androgen --> ginekomastia 6. Gangguan SSP --> slurred speech, somnolen, letargi, gelisah, bingung, disorientasi, agitasi, halusinasi dan kejang. --> dimensia (bersamaan obat psikotropik)
Efek samping yang jarang terjadi: 1. Trombositopenia, granulositopenia, toksisitas terhadap ginjal atau hati 2. Peningkatan ringan kreatinin plasma --> kompetisi ekskresi 3. Ranitidin & simetidin IV --> bradikardi dan kardiotoksik
@ Simetidin IV dan kronik oral --> merangsang sekresi prolaktin @ Ranitidin --> tidak berefek antiandrogenik & sgt kecil efek perangsangan prolaktin --> ggn SSP ringan (tdk melewati sawar darah otak) Indikasi: tukak peptik
@ KS topikal poten tidak blh pada bayi, anak, muka & genetalia orang dewasa @ Pemakaian pd dewasa 40 g/minggu, 2 minggu
b. Kortikosteroid intralesi:
Triamsinolon asetonid: 10 mg/1 ml
KHASIAT
OBAT
Poten
Clobetason propionat 0,05% Betametason diproprionat 0,05% Halsinonid 0,1% Difluokortolon valerat 0,1% Desoksimetason 2,5%
Sedang
Fluosinolon asetonid 0,025% Betametason valerat 0,1% Triamsinolon asetonid 0,1% Fluokortolon 0,5% Flumetason pivalat 0,02%
Hidrokortison asetat 1%
Lemah
Kontraindikasi..!!!
Candida
2. Nasal corticosteroid :
Kortikosteroid scr klinis effektif utk meredakan
hidung.
Kortikosterioid dignkan pd rhinitis allergika musiman
bersamaan dg AH1, krn effikasi yg tinggi dicapai bl kombinasi ini digunakan untuk mencegah keterpaparan allergen
Efek samping:
1. Sneezing 2. Stinging 3. Headache 4. Epistaxis &
INHALED CORTICOSTEROID
Drug Adult dosing
Starting
Beclomethasone (Beclovent, Vanceril) MDI:42 mcg/actuation 84 mcg/actuation
(Vanceril Double Strength)
Maximum
840 mcg in divided doses
200-400 mcg twice daily1 200-400 mcg twice daily2 400800 mcg twice daily3 500 mcg (2 inhalations) twice daily.
MDI: 88 mcg twice daily1 : 88-220 mcg twice daily2 : 880 mcg twice daily3 DPI: 100 mcg twice daily1 :100-200 mcg twice daily2 : 1000 mcg twice daily3
Flunisolide (AeroBid, AeroBid-M) MDI : 250 mcg/actuation Fluticasone MDI (Flovent) : 44, 110, and 220 mcg/actuation DPI (Flovent Rotadisk) : 50, 100, and 250 mcg/actuation.
Triamcinolone acetonide (Azmacort) 200 mcg 3-4 times daily MDI : = 100 or DPI drymcg/actuation powder inhaler MDI = metered dose inhaler. (60 mg as acetonide) 400 mcg twice daily 1Used with inhaled bronchodilators only. 2Used with inhaled corticosteroids. 3For patients currently receiving chronic oral corticosteroid therapy.
TERIMAKASIH