Anda di halaman 1dari 111

i

SKRIPSI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUMON UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI POKOK BAHASAN
ASPEK KEPENDUDUKAN PADA SISWA KELAS XI IPS DI
MA MUALLIMIN NW PANCOR TAHUN AJARAN 2011 2012


Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Geografi
















M.ZAMRONI IRWAN
NPM. 0 7 3 7 0 0 2 8




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) HAMZANWADI SELONG
2012
i
LEMBAR PERSETUJUAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUMON UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI POKOK BAHASAN ASPEK
KEPENDUDUKAN PADA SISWA KELAS XI IPS DI MA MUALLIMIN NW
PANCOR TAHUN AJARAN 2011 2012

M. ZAMRONI IRWAN
NPM. : 07370028


Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Geografi


Menyetujui

Pembimbing I




BAIQ LIANA WIDIYANTI, M.Si
NIS. 330931317
Pembimbing II




BAIQ NURJIHATUN APRIANA, S.Pd
NIS. 3302931460

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Geografi



Drs. SUROSO, M.Si
NIS. 3302911015

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUMON UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI POKOK BAHASAN ASPEK
KEPENDUDUKAN PADA SISWA KELAS XI IPS DI MA MUALLIMIN NW
PANCOR TAHUN AJARAN 2011 2012



M. ZAMRONI IRWAN
NPM : 07370028


Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi
STKIP HAMZANWADI Selong
Pada Tanggal 17 febuari 2012

DEWAN PENGUJI

Drs. SUROSO, M.Si
NIS. 330291101 .........................................
(Ketua Penguji)

BAIQ LIANA WIDIYANTI, M.Si ..........................................
NIS. 330931317
(Anggota)


BAIQ NURJIHATUN APRIANA, S.Pd ..........................................
NIS. 3302931460
(Anggota)


Pancor, 17 febuari 2012
Ketua
STKIP HAMZANWADI SELONG.




Drs.H Muh. Suruji
NIS: 330 30 21 012
iii
MOTTO

TUGAS KITA BUKANLAH UNTUK BERHASIL, TUGAS KITA TUGAS KITA BUKANLAH UNTUK BERHASIL, TUGAS KITA TUGAS KITA BUKANLAH UNTUK BERHASIL, TUGAS KITA TUGAS KITA BUKANLAH UNTUK BERHASIL, TUGAS KITA
ADALAH UNTUK MENCOBA, KARENA DIDALAM ADALAH UNTUK MENCOBA, KARENA DIDALAM ADALAH UNTUK MENCOBA, KARENA DIDALAM ADALAH UNTUK MENCOBA, KARENA DIDALAM
MENCOBA ITULAH KITA MENEMUKAN DAN BELAJAR MENCOBA ITULAH KITA MENEMUKAN DAN BELAJAR MENCOBA ITULAH KITA MENEMUKAN DAN BELAJAR MENCOBA ITULAH KITA MENEMUKAN DAN BELAJAR
MEMBANGUN KESEMPATAN UNTUK BERHASIL MEMBANGUN KESEMPATAN UNTUK BERHASIL MEMBANGUN KESEMPATAN UNTUK BERHASIL MEMBANGUN KESEMPATAN UNTUK BERHASIL











iv
T1T51T.. T1T51T.. T1T51T.. T1T51T..
5I11:1 1D1 Iu1:DIuhIuD Iu1Du .IIuh5`
'D!uI:
._uh nuD JIu !1r1D!u, !11Du Iu:1h u!u:
nou nuD u:1h :u_uDqD_u _uDq !uIu:
n1I11IuD uD!uI :u_u
uIuI-IuIuIIu _uDq !1r1D!u
DuD-!DuD T1oq1uD 5!un1 TDn1n1IuD
oq1u]1 .DqIu!uD uhuD 2DD;
.IDuDu!1 !1r1D!u 51O1. JJ
1'T'. J. J1'
T1JJJJ. |5JTJ .Z.`.JJ
511O

v
ABSTRAK
M. Zamroni Irwan, 07370028 (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kumon
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi Pokok Bahasan Aspek
Kependudukan Pada Siswa Kelas XI IPS di MA Muallimin NW Pancor Tahun
Ajaran 2011-2012. Skripsi. Program Studi Pendidikan Geografi. Pendidikan IPS.
STKIP Hamzanwadi Selong. Pembimbing I Baiq Liana Widiyanti, M.Si,
pembimbing II Baiq Nurjihatun, S.Pd.

Dalam proses pembelajaran guru masih kurang menggunakan model
pembelajaran hal ini disebabkan karena kurangnya sarana dan prasarana yang
tersedia, pendekatan pembelajaran yang masih kurang tepat, tingkat pemahaman
siswa rendah, dan penerapan metode pembelajaran yang masih kurang sehingga
hasil belajar siswa rendah. Untuk itu diperlukan model atau strategi yang tepat
dalam pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih efektif, salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan adalah model kumon. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran kumon dapat
meningkatkan prestasi geografi pokok bahasan aspek kependudukan pada siswa
kelas XI IPS MA Muallimin NW Pancor.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang terdiri dari
dua siklus yakni siklus I dan siklus II. Teknik pengumpulan data yang digunakan
yakni metode observasi dan testing. Teknik analisis data yang digunakan adalah
data prestasi belajar siswa dengan KKM 75 dan ketuntasan belajar siswa 85%,
data aktivitas guru dengan kriteria aktif dan aktivitas siswa dengan kategori
cukup aktif.

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model
pembelajaran ini terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar Geografi pokok
bahasan aspek kependudukan pada siswa kelas XI IPS MA Muallimin NW
Pancor 2011/2012. Peningkatan prestasi belajar siswa tersebut dapat dilihat
melalui perbandingan prestasi belajar siswa antara siklus I dan siklus II yaitu
pada siklus I rata-rata kelas 77,8 dan meningkat menjadi 85,6 pada siklus II atau
mengalami peningkatan sebesar 12,46. Ketuntasan belajar dari 77,8% pada siklus
I menjadi 93,1% pada siklus II atau mengalami peningkatan sebesar 20,7%,
sedangkan skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I diperoleh 2,84 yang
berada pada kategori kurang aktif dan meningkat pada siklus II menjadi 3,31
yang berada pada kategori cukup aktif. Aktivitas guru pada siklus I memperoleh
skor rata-rata sebesar 3,6 yang berada pada kategori cukup aktif dan meningkat
pada siklus II menjadi 4,6 atau berada pada kategori aktif.


Kata kunci: Kumon, Prestasi Belajar, Aktivitas Belajar, Model Pembelajaran
vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke khadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq
dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, meskipun melalui proses
yang panjang dan sulit. Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan,
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini,
penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada:
1. Bapak Drs. H. Muh. Suruji, selaku ketua STKIP Hamzanwadi Selong, serta para
pembantu Ketua I, II, dan III,
2. Bapak Drs. Suroso, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi,
3. Ibu Baiq Liana Widiyanti, M.Si dan Ibu Baiq Nurjihatun Apriana, S.Pd, selaku
dosen pembimbing yang telah dengan penuh kesabaran membantu dengan
bimbingannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, dan
4. Semua pihak yang tidak dapat disebut namanya satu persatu, yang telah ikut
dalam penyelesaian skripsi ini.

Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
berharap, semoga skripsi ini dapat dijadikan pedoman dan bermanfaat bagi dunia
pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di masa yang akan datang.



Penulis




vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... ii
HALAMAN MOTTO ........................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................. 5
1.3 Batasan Masalah ..................................................................... 5
1.4 Rumusan Masalah .................................................................... 5
1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................... 6
1.6.1 Manfaat Teoritis ............................................................ 6
1.6.2 Manfaat Praktis .............................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................... 8
2.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran ........................................... 8
2.1.1 Pengertian Belajar ........................................................... 8
2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ............................... 9
2.1.3 Pengertian Pembelajaran ................................................. 13
2.2 Prestasi Belajar ......................................................................... 15
2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar .............................................. 15
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...... 16
2.3 Model Pembelajaran Kumon.................................................... 18
2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran .................................... 18
2.3.2 Pengertian Model Pembelajaran Kumon ........................ 18
2.3.3 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kumon ........... 20
2.4 Hakikat Pembelajaran Geografi ............................................... 21
2.5 Tinjauan Tentang Pokok Bahasan Aspek kependudukan ........ 22
2.5.1 Kelahiran (Natalitas) ....................................................... 22
2.5.2 Kematian (Mortalitas) ..................................................... 24
2.5.3 Pertumbuhan Penduduk .................................................. 25
viii
2.6 Penelitian yang Relevan ........................................................... 27
2.7 Kerangka Berpikir .................................................................... 29
2.8 Hipotesis Tindakan .................................................................. 31

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 32
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................ 32
3.2 Desain Penelitian ...................................................................... 32
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 34
3.4 Subyek Penelitian .................................................................... 34
3.5 Objek Penelitian ....................................................................... 34
3.6 Rancangan Penelitian .............................................................. 34
3.6.1 Pembelajaran Siklus Ke I ............................................... 34
3.6.2 Pembelajaran Siklus Ke II .............................................. 37
3.7 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 37
3.8 Instrumen Penelitian ................................................................ 38
3.9 Teknik Analisis Data ................................................................ 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kondisi Lokasi Penelitian ...................................... 46
4.2 Hasil Penelitian ....................................................................... 50
4.2.1 Hasil Penelitian Siklus I ................................................. 50
4.2.2 Hasil Penelitian Siklus II ................................................ 55
4.3 Pembahasan ............................................................................. 61


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................. 63
5.2 Saran ....................................................................................... 63


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN









ix
DAFTAR TABEL


No. Tabel Judul tabel

Halaman
Tabel 2.1

Tabel 3.1


Tabel 3.2


Tabel 4.1


Tabel 4.2


Tabel 4.3


Tabel 4.4

Tabel 4.5

Tabel 4.6

Tabel 4.7

Tabel 4.8

Tabel 4.9

Tabel 4.10

Tabel 4.11

Tabel 4.12
Keaslian Penelitian .

Pedoman Konversi Penilaian
Aktivitas Mengajar Guru.

Pedoman Konversi Aktivitas Siswa dalam
Mengikuti Pembelajaran.

Jenis, Jumlah dan Kondisi Ruang
MA Muallimin NW Pancor

Kondisi Guru MA Muallimin NW
Pancor Tahun 2011..

Jumlah Persebaran Siswa
MA Muallimin NW Pancor Tahun 2011...

Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I.

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I...

Data Hasil Evaluasi Siswa Siklus I.

Refleksi Kegiatan Siklus I...
Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II.

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II...

Data Hasil Evaluasi Siswa Siklus II.

Hasil Refleksi Siklus II

Rekapitulasi Perbandingan Nilai Siklus I dan
Siklus II...


28


42


44


47


48


49

52

53

54

55

56

58

59

60


61

x
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Halaman
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ............................................. 31
Gambar 3.1 Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas ...................... 33
























xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01.
Lampiran 02.
Lampiran 03.
Lampiran 04.
Lampiran 05.
Lampiran 06.
Lampiran 07.
Lampiran 08.
Lampiran 09.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Lampiran 18.
Lampiran 19.
Lampiran 20.
Lampiran 21.
Silabus
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Tabel Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II
Tabel Pedoman Observasi Kegiatan Guru
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II
Analisis Data Observasi Kegiatan Guru Siklus I dan Siklus II
Kisi-kisi Penulisan Soal
Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II
Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I
Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II
Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Denah Lokasi MA Muallimin NW Pancor
Foto Udara MA Muallimin NW Pancor
Surat Keterangan Sudah Melakukan penelitian
Surat Keterangan Dari Kampus
Surat Keterangan Dari BAPPEDA
Kontrak Bimbingan



xii







1
BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proyek kemanusiaan yang tiada hentinya ditangani,
dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke waktu. Pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting bagi umat manusia, sekaligus sebagai bukti
faktual fenomenal, bahwa pendidikan itu tidak hanya akan berhenti pada satu
generasi melainkan akan terus berkesinambungan mulai dari generasi lampau,
generasi kini sampai generasi mendatang. Dalam rangka pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana dan
wahana yang sangat baik dalam pembinaan sumber daya insani. Oleh karena itu,
pendidikan perlu mendapat perhatian dari pemerintah, masyarakat dan pengelola
pendidikan khususnya (Sudjana, dalam Liza, 2010: 1).
Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan banyak
menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan dalam bidang
pendidikan adalah yang berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan yang masih
rendah. Untuk mencapai hal tersebut, perbaikan yang dilakukan harus dimulai dari
proses belajar mengajar di kelas (Tim Depdiknas, dalam Liza, 2010: 3).
Proses belajar mengajar yang berkembang di kelas umumnya ditentukan oleh
peranan guru dan siswa sebagai individu yang terlibat langsung di dalam proses
tersebut. Kemampuan siswa itu sendiri tergantung pada cara guru menyampaikan
pelajaran pada anak didiknya. Oleh karena itu, kemampuan serta kesiapan guru
2
dalam mengajar memegang peranan penting bagi keberhasilan proses belajar-
mengajar siswa. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan antara pemahaman dan
kemampuan siswa dengan metode mengajar yang digunakan oleh guru (Nurhadi,
dalam Liza, 2010: 2).
Dalam interaksi belajar mengajar terdapat berbagai macam model
pembelajaran yang bertujuan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
baik. Hal ini juga bertujuan untuk menciptakan proses belajar aktif serta
memungkinkan timbulnya ketertarikan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar
mengajar secara menyeluruh. Seiring diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan di sekolah baru-baru ini, siswa dituntut untuk bersikap aktif, kreatif dan
inovatif dalam menanggapi setiap pelajaran yang diajarkan. Sikap aktif, kreatif dan
inovatif terwujud dengan menempatkan siswa sebagai subyek pendidikan. Peran
guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sumber utama pembelajaran (Sudjana,
dalam Liza, 2010: 2).
Pemahaman siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Salah satu kegiatan pembelajaran yang
menekankan berbagai kegiatan tindakan adalah menggunakan pendekatan tertentu
dalam pembelajaran. Pendekatan dalam pembelajaran pada hakikatnya merupakan
cara yang teratur dan terpikir secara sempurna untuk mencapai tujuan pengajaran.
Dalam kenyataannya prestasi belajar geografi masih rendah, dimana rata-rata
siswa memiliki nilai berkisar antara 55-63 atau nilainya masih di bawah nilai KKM
yakni 75 secara individu dan di bawah 85% ketuntasan belajar secara klasikal. Hal
3
ini diketahui setelah peneliti melakukan observasi pembelajaran di MA Muallimin
NW Pancor yang merupakan lokasi pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL). Permasalahan-permasalahan yang ditemukan antara lain siswa cenderung
kurang aktif dalam pembelajaran geografi khususnya pada pokok bahasan tentang
aspek kependudukan. Akar penyebab permasalahan ini adalah guru yang berperan
sebagai fasilitator, dalam tahap persiapan maupun tahap penyampaian materi ajar
kurang melibatkan siswa untuk berpartisipasi aktif, dan metode atau pembelajaran
yang digunakan oleh guru masih monoton serta kurang sesuai dengan materi. Siswa
kurang aktif bertanya kepada guru tentang materi yang disampaikan.
Mata pelajaran geografi khususnya pada pokok bahasan aspek kependudukan
merupakan materi yang mempunyai perhitungan serta rumus-rumus, sehingga
membutuhkan pemahaman secara bertahap dan berurutan. Hal ini membuat siswa
beranggapan bahwa materi tentang aspek kependudukan merupakan materi ajar yang
sulit untuk dipahami. Dalam pengajaran konsep aspek kependudukan diharapkan
siswa benar-benar aktif sehingga akan berdampak pada pemahaman dan ingatan
siswa tentang apa yang dipelajari akan dapat bertahan lebih lama. Suatu konsep
mudah dipahami dan diingat oleh siswa bila konsep tersebut disajikan melalui
prosedur dan langkah-langkah yang tepat, jelas dan menarik.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu dicarikan formula
pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa pada
materi aspek kependudukan. Para guru terus dituntut untuk berusaha, menyusun dan
menerapkan berbagai model yang bervariasi agar siswa tertarik dan bersemangat
4
dalam belajar aspek kependudukan. Upaya untuk mengatasi kesulitan belajar siswa
pada materi aspek kependudukan dan untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah
di antaranya adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang baru. Salah
satunya dengan menerapkan model pembelajaran Kumon.
Model pembelajaran Kumon menekankan kegiatannya pada kemampuan
masing-masing siswa, sehingga siswa dapat menggali potensi dirinya dan
mengembangkan kemampuannya secara maksimal. Pembelajaran Kumon tidak
hanya mengajarkan cara berhitung tetapi juga dapat meningkatkan pemahaman dan
kemampuan siswa untuk lebih fokus dan percaya diri dalam mengerjakan sesuatu.
Dalam model pembelajaran Kumon siswa dihadapkan pada persoalan dengan
langkah penyelesaian yang sistematis yaitu 1) siswa membaca petunjuk dan contoh
soal pada lembar kerja, 2) siswa berpikir sendiri lalu mengerjakan latihan soal
dengan kemampuannya sendiri, 3) setelah selesai mengerjakan, jawaban diberikan
kepada guru untuk diperiksa dan dinilai, 4) jika jawaban keliru langsung
dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi oleh siswa, dan 5) jika terjadi
kesalahan sebanyak lima kali dalam mengerjakan latihan soal, maka guru akan
melakukan pembimbingan. Dengan demikian persoalan yang dihadapi akan dapat
diatasi. Model pembelajaran Kumon diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
geografi pada pokok bahasan aspek kependudukan pada siswa kelas XI IPS MA
Muallimin NW Pancor.


5
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. rendahnya prestasi belajar geografi siswa pada pokok bahasan aspek
kependudukan, yakni rata-rata siswa memiliki nilai berkisar antara 55-63 atau
nilainya masih di bawah nilai KKM yakni 75 secara individu dan di bawah 85%
ketuntasan belajar secara klasikal,
2. model pembelajaran yang kurang variatif, karena model pembelajaran yang
diterapkan selama ini hanyalah metode ceramah, dan
3. siswa sulit memahami materi, khususnya materi tentang aspek kependudukan
karena siswa beranggapan bahwa materi tentang aspek kependudukan sulit pada
bagian perhitungan serta yang menggunakan rumus sehingga minat belajar siswa
kurang.

1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah atau yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah
usaha peningkatan prestasi belajar geografi siswa pada pokok bahasan aspek
kependudukan dengan penerapan model pembelajaran kumon.

1.4 Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana model pembelajaran
kumon dapat meningkatkan prestasi geografi pokok bahasan aspek kependudukan
pada siswa kelas XI IPS MA Muallimin NW Pancor?
6
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran
kumon dalam meningkatkan prestasi geografi pokok bahasan aspek kependudukan
pada siswa kelas XI IPS MA Muallimin NW Pancor.

1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan. Manfaat
yang diharapkan peneliti berupa manfaat secara teoritis dan praktis.
1.6.1 Manfaat Teoritis
a. Sebagai pengembangan ilmu yang diperoleh peneliti dan sebagai sarana
dalam menuangkan ide secara ilmiah serta memperoleh pengalaman dalam
penelitian.
b. Untuk peningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam pembelajaran
geografi.
1.6.2 Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, dapat meningkatkan pemahaman untuk menyelesaikan soal
tentang aspek kependudukan.
b. Memberikan masukan yang bermanfaat bagi guru tentang model
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik maupun
memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran geografi di kelas.
c. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan
pembelajaran dan peningkatan mutu sekolah khususnya dalam
pembelajaran geografi.
7
d. Bagi peneliti, diharapkan agar memiliki pengetahuan yang luas tentang
model pembelajaran dan memiliki keterampilan untuk menerapkannya,
khususnya dalam pengajaran geografi.

























8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Hal ini karena
melibatkan seluruh mental, seperti ranah kognitif, afektif, dam psikomotorik.
Dari segi guru, proses belajar tersebut dapat diamati secara langsung, artinya
proses belajar yang merupakan proses internal siswa yang dapat diamati dan
dipahami oleh guru. Proses belajar tersebut terlihat banyak melalui perilaku
siswa ketika mempelajari bahan belajar. Perilaku belajar tersebut merupakan
respon siswa terhadap tindak mengajar atau tindak pembelajaran dari guru
(Dimyati dan Mudjiono, dalam Liza, 2010: 7).
Belajar adalah proses perubahan perilaku yang berkaitan dengan
pengalaman dan latihan. Perilaku dikategorikan menjadi tiga domain: (a)
kognitif (kecerdasan berfikir), (b) afektif (sikap, perasaan, emosi) dan
psikomotorik (skill atau keterampilan). Belajar diartikan sebagai suatu proses
yang kompleks yang terjadi pada semua orang yang berlangsung seumur hidup,
sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat (Sadiman, dalam Liza, 2010: 8).
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan
pembelajaran (Hamalik, dalam Liza, 2010: 8).


9
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Keberhasilan dalam belajar tidak hanya ditentukan oleh kemampuan
individu yang bersangkutan, tetapi dalam proses belajar ada beberapa faktor
yang mempengaruhinya. Dimyati dan Mudjiono (dalam Liza, 2010: 11)
menyebutkan faktor yang mempengaruhi belajar siswa meliputi faktor dari
dalam dan dari luar.
a. Faktor dari dalam
Faktor dari dalam adalah faktor yang mempengaruhi belajar berasal
dari diri siswa yang belajar. Faktor dari dalam yang dialami dan dihayati
oleh siswa dan berpengaruh pada belajar siswa meliputi:
1) sikap terhadap belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang
sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian
tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak,
atau mengabaikan. Akibat penerimaan, penolakan atau pengabaian
kesempatan belajar akan berpengaruh pada perkembangan kepribadian.
Oleh karena itu, siswa harus mempertimbangkan akibat sikap tersebut,
2) motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong
terjadinya proses belajar. Apabila motivasi belajar siswa melemah maka
kegiatan belajar siswa juga melemah. Hal ini akan menyebabkan mutu
10
hasil belajar akan melemah. Agar siswa mempunyai motivasi belajar
yang kuat, harus diciptakan suasana belajar yang menggembirakan,
3) konsentrasi belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan
perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi
bahan belajar maupun proses memperolehnya,
4) mengolah bahan belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk
menerima isi dan cara meroleh ajaran sehingga menjadi bermakna bagi
siswa. Kemampuan siswa mengolah bahan makin baik, apabila siswa
berpeluang aktif belajar,
5) menyimpan perolehan hasil belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan siswa
untuk menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan,
6) menggali hasil belajar yang tersimpan
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses
mengaktifkan pesan yang telah diterima. Pengaktifan ini ada
hubungannya dengan baik buruknya penerimaan, pengolahan, dan
penyimpanan pesan,
7) rasa percaya diri
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri
bertindak dan berhasil. Semakin sering berhasil menyelesaikan tugas,
11
semakin memperoleh pengakuan umum sehingga rasa percaya diri
semakin kuat,
8) intelegensi
Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman
kecakapan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan
bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi
aktual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau dalam
kehidupan sehari-hari, dan
9) cita-cita siswa
Cita-cita sebagai motivasi intrinsik perlu ditanamkan. Penanaman
pemilikan dan pencapaian cita-cita sebaiknya berpangkal dari
kemampuan berprestasi, dimulai dari hal yang sederhana ke yang lebih
sulit (Dimyati, dalam Eka, 2011: 15).

b.Faktor dari luar
Faktor dari luar yaitu faktor yang mempengaruhi proses belajar dan
hasil belajar yang berasal dari luar diri anak atau siswa yang belajar. Faktor
ini meliputi peranan guru sebagai pembina kegiatan belajar siswa,
prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial
di sekolah dan kurikulum.


12
1) Peranan guru sebagai pembina kegiatan belajar siswa
Guru adalah pengajar yang mendidik. Sebagai pendidik, guru
memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan
dengan semangat belajar yang merupakan wujud emansipasi siswa.
Sebagai pengajar, guru bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di
sekolah.
2) Prasarana dan sarana pembelajaran
Prasarana pembelajaran meliputi: gedung sekolah, ruang belajar,
ruang ibadah, lapangan olah raga, ruang kesenian, dan peralatan olah
raga. Sarana pembelajaran meliputi: buku pelajaran, buku bacaan,
fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai media pengajaran yang
lain. Kelengkapan prasarana dan sarana pembelajaran merupakan
kondisi pembelajaran yang baik. Kelengkapan prasarana dan sarana
pembelajaran tersebut belum tentu menjamin bahwa proses
pembelajaran telah terselenggara dengan baik. Pengelolaan prasarana
dan sarana pembelajaran yang baiklah yang mendukung proses
pembelajaran berhasil dengan baik.
3) Kebijaksanaan penilaian
Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Hasil belajar dinilai
dengan ukuran-ukuran guru, tingkat sekolah, dan tingkat nasional.
Keputusan hasil belajar merupakan puncak harapan siswa. Oleh karena
13
itu, sekolah dan guru diharapkan berlaku arif dan bijak dalam
menyampaikan keputusan hasil belajar siswa.
4) Lingkungan sosial siswa di sekolah
Siswa-siswa di sekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan
yang dikenal dengan lingkungan sosial siswa. Dalam lingkungan
tersebut, ditemukan adanya kedudukan dan peran sehingga di dalamnya
terjadi pergaulan, seperti hubungan akrab, kerjasama, kompetisi,
konflik dan perkelahian. Suasana lingkungan sosial siswa berpengaruh
pada semangat dan proses belajar siswa.
5) Kurikulum
Kurikulum yang diberlakukan di sekolah adalah kurikulum
nasional yang disahkan oleh pemerintah atau suatu kurikulum yang
disahkan oleh yayasan pendidikan. Adanya perubahan kurikulum
sekolah menimbulkan masalah bagi guru dan siswa. Bagi Guru, perlu
adanya perubahan pembelajaran. Bagi siswa, perlu mempelajari cara-
cara belajar, buku pelajaran, dan sumber belajar yang baru (Dimyati,
dalam Eka 2000: 17).

2.1.3 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan sebuah istilah yang kadang-kadang
mengundang kontroversi, baik di kalangan para ahli maupun di lapangan,
terutama guru-guru di sekolah. Sebagian pendapat mengatakan bahwa istilah
14
pembelajaran hanya berlaku di kalangan pendidikan masyarakat, bukan di
lingkungan sekolah. Di lain pihak, justru istilah tersebut sangat relevan dalam
sistem persekolahan, yakni untuk membelajarkan siswa. Pendapat lain
mengatakan bahwa pembelajaran merupakan padanan dari instruction, yang
artinya lebih luas dari pengajaran. Pembelajaran tidak hanya berlaku dalam
pendidikan melainkan dalam pelatihan atau upaya pembelajaran diri (Saud,
dalam Hernawati, 2010: 8).
Pembelajaran yang merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang
untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Implikasinya
bahwa pembelajaran sebagai suatu proses harus dirancang, dikembangkan, dan
dikelola secara kreatif, dinamis, dengan menerapkan pendekatan multi metode
untuk menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang kondusif bagi siswa.
Pembelajaran sebagai suatu sistem atau proses adalah usaha membelajarkan
siswa yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar
pembelajaran dapat mencapai tujuan pembelajaran secara aktif, efektif, dan
inovatif. Pembelajaran merupakan sesuatu yang kompleks, artinya segala
sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran harus merupakan sesuatu yang
sangat berarti, baik ucapan, pikiran maupun tindakan (Mujiono, dalam Liza,
2010: 20).



15
2.2 Prestasi Belajar
2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu
prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang
berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian prestasi belajar, ada baiknya
pembahasan ini diarahkan pada masing-masing permasalahan terlebih dahulu
untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna kata prestasi dan
belajar. Hal ini juga untuk memudahkan dalam memahami lebih mendalam
tentang pengertian prestasi belajar itu sendiri. Di bawah ini akan
dikemukakan beberapa pengertian prestasi dan belajar menurut para ahli
(Djamarah, dalam Eka, 2011: 23).
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok. Menurut Masud
Hasan Abdul Dahar (dalam Liza, 2010: 21), prestasi adalah apa yang telah
dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang
diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dari pengertian tersebut, jelas terlihat
perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama
yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa
prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,
yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik
secara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.
16
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan
pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam
kenyataan, untuk mendapatkan prestasi perlu berusaha, penuh perjuangan
dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya
dengan keuletan dan optimis dirilah yang dapat membantu untuk
mencapainya. Oleh karena itu pencapaian prestasi harus digapai dengan jalan
keuletan kerja (Djamarah, dalam Eka, 2011: 19).
Menurut Nurkencana (1986: 62), prestasi belajar adalah hasil yang telah
dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan pula
bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan
dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Purwadarminto
(dalam Liza 2010: 34) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang
dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu
terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Dimyati Mahmud (dalam Liza, 2010: 24), faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa mencakup faktor internal dan faktor
eksternal.


17
a. Faktor Intern
1. Jasmani
Prestasi belajar ditentukan oleh adanya struktur tubuh, panca
indra (indra penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran, indra
peraba, dan indra perasa), dan lain sebagainya.
2. Psikologis
Kecerdasan, bakat, minat, kecakapan, sikap, dan motivasi juga
menentukan prestasi belajar.
3. Kematangan Fisik dan Psikis
Hasil belajar dan kemampuan belajar seseorang juga ditentukan
oleh kematangan fisik dan psikis orang tersebut.
b. Faktor Ekstern
1. Lingkungan Keluarga
Prestasi belajar dipengaruhi oleh cara mendidik orang tua di
rumah, latar belakang pendidikan orang tua, tingkat ekonomi
keluarga, dan sebagainya.
2. Lingkungan Sekolah
Di sekolah, prestasi belajar dipengaruhi oleh cara belajar,
metode mengajar yang diterapkan oleh guru, kurikulum yang berlaku,
sikap guru, evaluasi dan penilaian yang diterapkan, administrasi
sekolah, dan lain-lain.

18
3. Lingkungan Masyarakat
Prestasi belajar dipengaruhi oleh adat-istiadat setempat, budaya
yang berlaku, pergaulan dalam masyarakat, ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan sebagainya.

2.3 Model Pembelajaran Kumon
2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu teknik atau bentuk yang dipilih oleh
seorang guru yang digunakan secara intensif dan efektif yang sesuai dengan
kehendak dan harapan siswa dalam proses pembelajaran. Joyce & Weil (dalam
Liza, 2010: 26) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka
konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran.
Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi, model pembelajaran cenderung
preskriptif, yang relatif sulit dibedakan dengan strategi pembelajaran.

2.3.2 Pengertian Model Pembelajaran Kumon
Kumon adalah sistem belajar yang memberikan program belajar secara
perseorangan sesuai dengan kemampuan masing-masing, yang memungkinkan
anak menggali potensi dirinya dan mengembangkan kemampuannya secara
maksimal. Kumon tidak hanya membentuk kemampuan akademik saja, akan
tetapi juga membentuk karakter yang positif dan life-skills (keterampilan
19
hidup) yang akan berguna bagi masa depan anak (Joice & Weil, dalam
Ningsih, 2010: 8). Model pembelajaran Kumon adalah model belajar
perseorangan. Level awal untuk setiap siswa Kumon ditentukan secara
perseorangan. Siswa mulai dari level yang dapat dikerjakannya sendiri dengan
mudah, tanpa kesalahan. Lembar kerjanya telah didesain sedemikian rupa
sehingga siswa dapat memahami sendiri bagaimana menyelesaikan soalnya.
Jika siswa terus belajar dengan kemampuannya sendiri, ia akan mengejar bahan
pelajaran yang setara dengan tingkatan kelasnya dan bahkan maju
melampauinya.
Salah satu jurus yang membuat metode ini efektif adalah metode
belajarnya. Di program Kumon, pembelajarannya disesuaikan dengan
kemampuan masing-masing anak. Karena sesuai dengan potensinya masing-
masing, akan lebih mudah bagi anak mempelajarinya. Program Kumon tidak
hanya mengajarkan cara berhitung tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk lebih fokus dan percaya diri dalam mengerjakan sesuatu.
Kemampuan tersebut akan terlihat dari kemampuan anak dalam menyelesaikan
soal dengan cara mereka sendiri. Peserta program akan diajarkan dasar-dasar
penghitungan untuk bisa menyelesaikan soal yang lebih sulit (Weil, dalam
Ningsih, 2010: 9).
Model pembelajaran Kumon adalah model pembelajaran dengan
mengaitkan antar konsep, keterampilan, kerja individual, dan menjaga suasana
nyaman dan menyenangkan. Bahan pelajarannya dirancang sehingga anak
20
dapat mengerjakan dengan kemampuannya sendiri, bahkan memungkinkan
bagi anak untuk mempelajari bahan pelajaran di atas tingkatan kelasnya di
sekolah. Sistem pembelajaran dengan model Kumon adalah siswa diberi tugas,
setelah selesai tugas tersebut langsung diperiksa dan dinilai. Jika siswa keliru
dalam mengerjakan tugas dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa
kembali. Apabila lima kali sudah salah dalam mengerjakannya maka guru akan
membimbing siswa sampai siswa benar-benar dapat mengerjakan tugas
tersebut dengan benar (Weil, dalam Ningsih, 2010: 9).

2.3.3 Langkah- Langkah Model Pembelajaran Kumon
Langkah-langkah dalam model pembelajaran kumon adalah:
1. guru memberikan sajian konsep materi yang akan dibahas,
2. guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara
individu dan mandiri,
3. setelah selesai mengerjakan soal, jawaban dari tiap siswa diberikan
kepada guru untuk diperiksa dan dinilai,
4. jika jawaban keliru, jawaban langsung dikembalikan untuk diperbaiki
dan diperiksa lagi oleh siswa, dan
5. jika terjadi kesalahan sebanyak lima kali dalam mengerjakan latihan
soal, maka guru akan memberikan bimbingan.


21
2.4 Hakikat Pembelajaran Geografi
Bertahun-tahun manusia telah berusaha untuk mengenali lingkungan di
permukaan bumi. Pengenalan itu diawali dengan mengunjungi tempat-tempat secara
langsung di muka bumi, dan berikutnya menggunakan peralatan dan teknologi yang
makin maju. Sejalan dengan pengenalan itu pemikiran manusia tentang lingkungan
terus berkembang, pengertian geografi juga mengalami perubahan dan
perkembangan. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wawasan yang
berkenaan dengan wilayah-wilayah. Sebagian dari kita sering berpendapat bahwa
geografi merupakan ilmu yang mempelajari nama tempat, negara, ibu kota, sungai,
gunung dan sebagainya.
Pengertian geografi bukan sekedar tulisan tentang bumi, tetapi telah menjadi
ilmu pengetahuan tersendiri di samping bidang ilmu pengetahuan lainnya. Geografi
telah berkembang dari bentuk cerita tentang suatu wilayah dengan penduduknya
menjadi bidang ilmu pengetahuan yan memiliki obyek studi, metode, prinsip, dan
konsep-konsep sendiri sehingga mendapat tempat ditengah-tengah ilmu lainnya.
Berkaitan dengan kemajuan itu, konsep geografi juga mengalami
perkembangan. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan
kehidupannnya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi,
pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita
nikmati. Menurut seminar dan Lokakarya Ikatan Geografi Indonesia (IGI) di
Semarang tahun 1988 (dalam Sugiyanto dan Endarto 2008: 39), pengertian geografi
22
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perbedaan dan persamaan fenomena
geosfer dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan.

2.5 Tinjauan Tentang Pokok Bahasan Aspek Kependudukan
2.5.1 Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran merupakan salah satu unsur kependudukan yang bersifat
menambah jumlah penduduk. Kelahiran atau natalitas adalah kemampuan
seorang perempuan melahirkan yang tercermin dalam jumlah bayi yang
dilahirkan. Kelahiran bayi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lahir hidup
dan lahir mati. Bayi dikatakan lahir hidup (life birth) apabila sewaktu lahir
mempunyai tanda-tanda kehidupan, misalnya bernapas, ada gerak otot, dan
ada denyut jantung. Bayi dikatakan lahir mati (still birth) apabila bayi
sewaktu lahir tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Dasar pengukuran kelahiran, antara lain sebagai berikut.
1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
Angka kelahiran kasar (crude birth Rate) adalah angka yang
menunjukkan jumlah kelahiran tiap 1.000 penduduk per tahun.
Rumus yang digunakan adalah.

CBR =
P
B
x k (Sugiyanto dan Endarto, 2008: 39)


23
Keterangan :
B = Banyaknya anak yang lahir pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = Bilangan konstan (1.000)

2. Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur (Age Specific Birth Rate)
Angka kelahiran menurut kelompok umur (age specific birth
Rate) adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran setiap 1.000
perempuan kelompok umur tertentu per tahun.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

ASBR =
Px
Bx
x 1000
(Sugiyanto dan Endarto, 2008: 39)

Keterangan :
Bx = Jmlah anak yang lahir dari perempuan umur x
Px = Jumlah perempuan pada kelompok umur x
x = Umur perempuan dalam kelompok umur lima tahunan atau
sepuluh tahunan (20-24, 25-29, 30-34, dan seterusnya)
(Sugiyanto dan Endarto, 2008: 38-39)

24
2.5.2 Kematian (Mortalitas)
Tingkat kematian adalah jumlah kematian setiap seribu penduduk tiap
tahun. Dasar pengukuran kematian adalah angka kematian kasar dan angka
kematian menurut umur.
1. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)
Angka kematian kasar (crude death Rate) adalah angka yang
menunjukkan jumlah kematian setiap 1.000 penduduk setiap tahun.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

CDR =
P
D
x k (Sugiyanto dan Endarto, 2008: 40)

Keterangan :
D = Jumlah kematian
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = Bilangan konstan ( 1.000 )

2. Angka Kematian Menurut Kelompok Umur (Age Specific Death Rate)
Angka kematian menurut kelompok umur (age specific deat Rate)
adalah banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu setiap seribu
penduduk dalam kelompok umur yang sama.

25
Rumus angka kematian menurut kelompok umur adalah sebagai
berikut.
ASDR =
Px
Dx
x k (Sugiyanto dan Endarto, 2008: 40)
Keterangan :
Dx = Jumlah kematian dalam kelompok umur x ( 0 14, 15 19 dan
seterusnya.
Px = Jumlah penduduk kelompok umur
k = Bilangan konstan ( 1.000 )

2.5.3 Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan dinamis antara
kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang
mengurangi jumlah penduduk. Ada dua faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk, yaitu faktor alami dan non alami.
1. Faktor alami terdiri atas kelahiran dan kematian. Kelahiran bersifat
menambah jumlah penduduk dan kematian bersifat mengurangi jumlah
penduduk.
2. Faktor non alami berupa migrasi. Migrasi yang bersifat menambah
disebut migrasi masuk (imigrasi), sedangkan migrasi yang bersifat
mengurangi disebut migrasi keluar (emigrasi).
26
Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
pertumbuhan penduduk alami dan pertumbuhan penduduk total.
1. Pertumbuhan Penduduk Alami
Pertumbuhan penduduk alami adalah selisih jumlah kelahiran
dengan jumlah kematian.
Rumus pertumbuhan penduduk alami adalah sebagai berikut.
T = ( L M )
(Sugiyanto dan Endarto, 2008: 37)
Keterangan :
T = Pertumbuhan Penduduk
L = Jumlah Kelahiran
M = Jumlah Kematian

2. Pertumbuhan Penduduk Total
Pertumbuhan penduduk total adalah selisih jumlah kelahiran
dengan jumlah kematian ditambah selisih jumlah imigrasi dengan
jumlah emigrasi.
Rumus pertumbuhan penduduk total adalah sebagai berikut.

T = ( L M ) + ( I E )
(Sugiyanto dan Endarto, 2008: 37)

27
Keterangan :
T = Pertumbuhan Penduduk
L = Jumlah Kelahiran
M = Jumlah Kematian
I = Jumlah Imigrasi
E = Jumlah Emigrasi
(Sugiyanto dan Endarto, 2008: 36-37)


2.6 Penelitian Yang Relevan
Penelitian dari Nety Nur Indah Ningsih (2010) dengan judul penerapan
pembelajaran kooperatif model kumon untuk meningkatkan prestasi siswa pada
pelajaran matematika tahun ajaran 2009 / 2010, menyimpulkan bahwa penggunaan
pendekatan model pembelajaran kumon dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
dengan hasil 85,37% dari besarnya ketuntasan belajar 85 % .







28
Tabel 2.1 Keaslian Penelitian
No Peneliti Judul Jenis
Penelitian
Metode/
Analisis data
Hasil
Ket.
1 Nety Nur
Indah
Ningsih
penerapan pembelajaran
kooperatif model kumon
untuk meningkatkan
prestasi dan keaktifan
siswa pada pelajaran
matematika tahun ajaran
2009 / 2010
PTK
Prestasi belajar
siswa mencapai
ketuntasan
belajar 80% dan
KKM 65,
sedangkan untuk
aktivitas guru
dan siswa
berada pada
kategori aktif
Nilai rata-rata siswa
pada siklus I sebesar
57,78 dan pada siklus
II sebesar 67,23
sedangakan ketuntasan
belajar secara kalasikal
pada siklus I dengan
nilai 43,59% dan pada
siklus II sebesar
85,37%
Untuk aktivitas guru
pada siklus I sebesar
3,62 yang berkategori
cukup aktif dan pada
siklus II sebesar 4,12
yang berkategori sangat
aktitif, sedangkan
aktivitas siswa pada
siklus I sebasar 61,43
yang berkategori cukup
aktif dan pada siklus II
dengan nilai 77,14 yang
berkategori aktif
Berhasil
2 M.
Zamroni
Irwan
Penerapan model
pembelajarn kumon untuk
meningkatkan prestasi
belajar geografi pokok
bahasan aspek
kependudukan pada siswa
kelas XI IPS di MA
Muallimin NW Pancor
PTK
Prestasi belajar
siswa mencapai
ketuntasan
belajar 85% dan
KKM 75,
sedangkan untuk
aktivitas guru
dan siswa
berada pada
kategori aktif
Nilai rata-rata siswa
pada siklus I sebesar
71,82 dan pada siklus
II sebesar 84,03
sedangakan ketuntasan
belajar secara kalasikal
pada siklus I dengan
nilai 72 % dan pada
siklus II sebesar 93 %
Untuk aktivitas guru
pada siklus I sebesar
3,6 yang berkategori
cukup aktif dan pada
siklus II sebesar 4,6
yang berkategori aktif,
sedangkan aktivitas
siswa pada siklus I
sebasar 2,84 yang
berkategori kurang
aktif dan pada siklus II
dengan nilai 3,31 yang
berkategori cukup aktif
Berhasil
Sumber: data primer, 2011


29
2.7 Kerangka Berpikir
Dalam proses pembelajaran, banyak sekali masalah yang dihadapi oleh
seorang guru, di antaranya yaitu kurangnya motivasi siswa untuk belajar, kurang
aktifnya siswa belajar di kelas dan kurangnya minat belajar siswa pada mata
pelajaran. Semua ini dapat menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa. Oleh
karena itu, seorang guru harus aktif dalam menciptakan suasana belajar yang
kondusif, terarah dan nyaman tanpa tekanan agar siswa dapat memfokuskan
perhatiannya secara penuh pada belajar serta dapat lebih mudah memahami
pelajaran. Meningkatnya prestasi belajar siswa tidak terlepas dari penggunaan atau
penerapan metode pembelajaran yang tepat dalam setiap kegiatan belajar
mengajar. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa adalah model pembelajaran kumon karena metode ini
merupakan salah satu strategi atau model pembelajaran dengan siswa diberi tugas,
setelah selesai tugas tersebut langsung diperiksa dan dinilai. Jika siswa keliru
dalam mengerjakan tugas dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa kembali.
Apabila lima kali sudah salah dalam mengerjakannya maka guru akan
membimbing siswa sampai siswa benar-benar dapat mengerjakan tugas tersebut
dengan benar. Dengan langkah-langkah tersebut maka aktivitas guru dan siswa
akan lebih meningkat sehingga prestasi belajar siswa juga meningkat.
Materi aspek kependudukan memiliki karakter dengan kompetensi dasar
yakni materi yang menganalisis tentang aspek-aspek kependudukan seperti
kelahiran, kematian, migrasi dan pertumbuhan penduduk yang mempunyai banyak
30
perhitungan dan rumus-rumus, sehingga siswa beranggapan bahwa materi tentang
aspek kependudukan merupakan materi ajar yang sulit untuk dipahami.
Dalam model pembelajaran Kumon siswa dihadapkan pada persoalan dengan
langkah penyelesaian yang sistematis yaitu 1) siswa membaca petunjuk dan contoh
soal pada lembar kerja, 2) siswa berpikir sendiri lalu mengerjakan latihan soal
dengan kemampuannya sendiri, 3) setelah selesai mengerjakan, jawaban diberikan
kepada guru untuk diperiksa dan dinilai, 4) jika jawaban keliru langsung
dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi oleh siswa, dan 5) jika terjadi
kesalahan sebanyak lima kali dalam mengerjakan latihan soal, maka guru akan
melakukan pembimbingan. Dengan demikian persoalan yang dihadapi akan dapat
diatasi.
Model pembelajaran menekankan kegiatannya pada kemampuan masing-
masing siswa, sehingga siswa dapat menggali potensi dirinya dan mengembangkan
kemampuannya secara maksimal. Pembelajaran Kumon tidak hanya mengajarkan
cara berhitung tetapi juga dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa
untuk lebih fokus dan percaya diri dalam mengerjakan sesuatu.






31


















Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir


2.8 Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran
kumon dapat meningkatkan prestasi belajar geografi pokok bahasan aspek
kependudukan pada siswa kelas XI IPS semester ganjil MA Muallimin NW Pancor.


Proses Belajar Mengajar (PBM) di Kelas
Materi aspek kependudukan memiliki karakteristik banyak perhitungan dan rumus-rumus
- Kurangnya motivasi siswa untuk belajar
- Siswa kurang aktif belajar di kelas
- Kurangnya minat belajar siswa
- Metode mengajar guru masih monoton
Model pembelajaran Kumon
- guru memberikan sajian konsep materi yang akan dibahas,
- guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu dan
mandiri,
- setelah selesai mengerjakan soal, jawaban dari tiap siswa diberikan kepada guru untuk
diperiksa dan dinilai,
- jika jawaban keliru, jawaban langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi
oleh siswa, dan
- jika terjadi kesalahan sebanyak lima kali dalam mengerjakan latihan soal, maka guru
akan memberikan bimbingan.

Prestasi belajar geografi pada pokok bahasan aspek kependudukan meningkat
Perstasi belajar geografi pada pokok bahasan aspek kependudukan masih rendah
32
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK yaitu
Penelitian Tindakan Kelas, karena untuk meningkatkan kemampuan atau kualitas
kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research)
yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.
Arikunto (2002: 58) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) melalui
paparan gabungan definisi dari tiga kata, yaitu Penelitian + Tindakan + Kelas adalah
sebagai berikut.
a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
b. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru.
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart, yang
merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin
33
Perencanaan
SIKLUS I
Obervasi
Perencanaan
Pelaksanaan
SIKLUS II
Observasi
Pelaksanaan
Refleksi
?
Refleksi
sebagaimana yang telah diutarakan sebelumnya. Kurt Lewin menyatakan bahwa
komponen tindakan (acting) dan pengamatan (observing) dijadikan sebagai satu
kesatuan karena implementasi antara keduanya merupakan kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan tersebut harus dilakukan dalam satu
kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan begitu pula observasi juga
harus dilaksanakan, sedangkan desain penelitian model Kemmis dan Mc Teggart
mengemukakan bahwa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu
perangkat yang terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi. Keempat komponen tersebut
dipandang sebagai suatu siklus. Oleh karena itu, siklus diartikan sebagai suatu
putaran kegiatan yang terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi
(Susilo, dalam Eka, 2011: 40)













Gambar 3.1 Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2007: 16)

34
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPS MA Muallimin NW Pancor pada
bulan Oktober sampai bulan Desember 2011.

3.4 Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas kelas XI IPS MA Muallimin
NW Pancor yang berjumlah 29 orang.

3.5 Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kumon untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi aspek kependudukan.

3.6 Rancangan Penelitian
3.6.1 Pembelajaran Siklus Ke I
1. Tahap Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. menetapkan alternatif untuk meningkatkan pemahaman pokok bahasan
aspek kependudukan dengan menerapkan model pembelajaran kumon
pada siswa kelas XI IPS MA Muallimin NW Pancor tahun ajaran
2011/2012,
35
b. menyusun rancangan tindakan yang akan dilaksanakan di kelas melalui
diskusi dengan guru bidang studi. Setelah mengidentifikasi dan
merumuskan permasalahan pembelajaran yang dihadapi, kemudian
memutuskan pola perbaikan yang akan digunakan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dengan rancangan tindakan yang akan
dilaksanakan. Dalam hal ini rancangan tindakan yang akan
dilaksanakan adalah upaya meningkatkan pemahaman pada materi
aspek kependudukan dengan menerapkan model pembelajaran kumon.
Pada tahap ini dilakukan persiapan, penerapan model pembelajaran
yang meliputi:
1) penentuan materi yang akan disampaikan, yaitu tentang aspek
penduduk
2) membuat skenario pembelajaran yang sesuai dengan bahan atau
materi yang tertuang dalam bentuk rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP),
3) menyusun observasi yang kaitannya dengan pemahaman aspek
kependudukan dengan menggunakan model pembelajaran kumon,
dan
4) menyiapkan soal tes evaluasi, kisi-kisi soal dan jawaban.



36
2. Pelaksaan Tindakan (acting)
Pada tahap tindakan dilaksanakan seperti yang telah direncanakan,
yaitu secara sengaja dicoba salah satu alternatif praktik yang dipilih.
Khusus pada penelitian ini menggunakan model pembelajaran kumon,
dimana para siswa dipusatkan pada cara persoalan dengan langkah
penyelesaian yang sistematis yaitu:
a. siswa membaca petunjuk dan contoh soal pada lembar kerja,
b. siswa berpikir sendiri lalu mengerjakan latihan soal dengan
kemampuannya sendiri,
c. setelah selesai mengerjakan, siswa mengumpulkan jawaban kepada
guru untuk diperiksa dan dinilai,
d. jika jawaban keliru guru langsung mengembalikan jawaban untuk
diperbaiki lagi oleh siswa, dan
e. jika terjadi kesalahan sebanyak lima kali dalam mengerjakan latihan
soal, maka guru akan memberikan bimbingan.
3. Tahap Pengamatan (Observing) dan Evaluasi
Kegiatan pengamatan (observing) dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Obyek observasi pada penelitian ini adalah aktivitas
siswa dan guru. Observasi terhadap aktivitas siswa maupun guru dilakukan
dengan mengamati perilaku siswa dan guru pada saat mengerjakan latihan
soal. Semua aktivitas yang nampak dicatat dalam lembar observasi sesuai
dengan deskriptor yang timbul. Pada akhir siklus dilakukan evaluasi hasil
37
belajar untuk mengetahui pemahaman atau penguasaan siswa terhadap
konsep-konsep yang telah dipelajari secara individu.
4. Tahap refleksi
Refleksi diadakan untuk lebih memahami makna proses dan hasil
yang terjadi sebagai akibat tindakan yang dilakukan untuk menarik
kesimpulan yang tepat. Pada tahap ini, data yang diperoleh dari hasil tes
dan observasi dianalisis untuk melihat kelemahan-kelemahan yang terjadi
pada siklus I, kemudian hasil dari refleksi tersebut akan dijadikan acuan
dan pertimbangan untuk perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran pada
siklus II dan penerapannya tersebut dapat diharapkan nantinya mengalami
peningkatan dari sebelumnya.

3.6.2 Pembelajaran Siklus Ke II
Jika refleksi tahap tindakan siklus I menunjukkan hasil yang tidak
optimal maka dilanjutkan dengan siklus II dengan melakukan perbaikan
tindakan yang didasarkan dari hasil refleksi siklus I. Hasil tersebut digunakan
sebagai dasar menyusun perencanaan dan penerapan tindakan pada siklus II,
dan begitu seterusnya. Dengan melakukan pembenahan sampai tercapai hasil
yang optimal dan bila memungkinkan pencapaian diupayakan sampai batas
maksimal yakni saat siswa telah memperoleh nilai minimal 75 secara
individual dan telah mencapai ketuntasan belajar sebesar 85% secara klasikal,
serta untuk aktivitas siswa yang ditandai oleh ketercapaian rata-rata skor
38
aktivitas belajar berkategori cukup aktif dan aktivitas guru yang ditandai oleh
ketercapaian rata-rata skor aktivitas guru dalam proses pembelajaran
berkategori aktif.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi dan testing.
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang
ada dalam objek penelitian. Metode observasi merupakan cara yang paling
efektif dengan melengkapi dengan format atau blangko pengamatan yang
disusun berisi item-item tentang kejadian/tingkah laku yang digambarkan akan
terjadi (Arikunto, 1990: 229). Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti
berdasarkan pengamatan yang berlangsung pada saat proses pembelajaran
dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan guru untuk
memperbaiki kekurangan dalam proses pembelajaran.
2. Tes
Tes yang digunakan untuk memperoeh data mengenai prestasi belajar siswa
selama mengikuti proses dengan memberikan soal objektif yang berupa soal
pilihan ganda dengan jumlah soal 30 butir. Cara pengambilan data prestasi
39
belajar siswa adalah dengan cara memberikan tes kepada siswa di setiap akhir
siklus penelitian.
3.8 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,
2006: 160). Adapun yang menjadi instrumen dalam penelitian ini adalah lembar
obsevasi aktivitas siswa dan guru serta lembar test.
a. Lembar Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian (Margono, dalam Hernawati,
2010: 30). Observasi dilakukan berdasarkan pedoman. Pedoman observasi berisi
daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Lembar observasi
ini menunjukkan tingkat aktivitas proses belajar mengajar dengan menerapkan
model pembelajaran kumon. Jadi, instrumen yang digunakan pada metode
observasi adalah check list yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya.
Dalam hal ini peneliti tinggal memberi tanda atau tally setiap deskriptor dan
indikator yang nampak.
b. Tes Hasil Belajar (Tertulis)
Tes secara umum adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur kemampuan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto,

3.9
2006: 150).
mengetahui pemahaman siswa,
siswa yang instrumennya berupa
berjumlah 30 butir soal.

3.9 Teknik Analisis
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil
mengorganisasikan data ke dalam kategori,
melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
maupun orang lain
Untuk analisa data yang diperoleh dari hasil
sebagai berikut
1. Data Prestasi Belajar Siswa
Untuk dapat mengetahuai prestasi belajar siswa, maka hasil belajar tes
evaluasi belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut.




: 150). Pada penelitian ini
mengetahui pemahaman siswa,
siswa yang instrumennya berupa
berjumlah 30 butir soal.
Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara
mengorganisasikan data ke dalam kategori,
melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
maupun orang lain.
Untuk analisa data yang diperoleh dari hasil
sebagai berikut:
Prestasi Belajar Siswa
Untuk dapat mengetahuai prestasi belajar siswa, maka hasil belajar tes
evaluasi belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
KB = x 100 % (DEPDIKBUD, dalam Eka, 2011:
Keterangan:
KB = ketuntasan belajar
N1 = banyaknya siswa yang mendapat skor
Pada penelitian ini
mengetahui pemahaman siswa,
siswa yang instrumennya berupa
berjumlah 30 butir soal.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori,
melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
Untuk analisa data yang diperoleh dari hasil
Prestasi Belajar Siswa
Untuk dapat mengetahuai prestasi belajar siswa, maka hasil belajar tes
evaluasi belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
x 100 % (DEPDIKBUD, dalam Eka, 2011:
Keterangan:
KB = ketuntasan belajar
N1 = banyaknya siswa yang mendapat skor
40
Pada penelitian ini, test yang digunakan
mengetahui pemahaman siswa, sehingga tes yang diujikan hanya tes pemahaman
siswa yang instrumennya berupa tes objektif dengan
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori,
melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
Untuk analisa data yang diperoleh dari hasil
Untuk dapat mengetahuai prestasi belajar siswa, maka hasil belajar tes
evaluasi belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
x 100 % (DEPDIKBUD, dalam Eka, 2011:
KB = ketuntasan belajar
N1 = banyaknya siswa yang mendapat skor
, test yang digunakan
tes yang diujikan hanya tes pemahaman
tes objektif dengan
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit
melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
Untuk analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian tindak
Untuk dapat mengetahuai prestasi belajar siswa, maka hasil belajar tes
evaluasi belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
x 100 % (DEPDIKBUD, dalam Eka, 2011:
N1 = banyaknya siswa yang mendapat skor 7
, test yang digunakan dikhususkan
tes yang diujikan hanya tes pemahaman
tes objektif dengan soal pilihan ganda y
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara
menjabarkan ke dalam unit
melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
penelitian tindakan kelas adalah
Untuk dapat mengetahuai prestasi belajar siswa, maka hasil belajar tes
evaluasi belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
x 100 % (DEPDIKBUD, dalam Eka, 2011: 54 )
75
dikhususkan untuk
tes yang diujikan hanya tes pemahaman
pilihan ganda yang
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara
menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
an kelas adalah
Untuk dapat mengetahuai prestasi belajar siswa, maka hasil belajar tes
evaluasi belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
54 )
untuk
tes yang diujikan hanya tes pemahaman
ang
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara
unit,
melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
diri sendiri
an kelas adalah
Untuk dapat mengetahuai prestasi belajar siswa, maka hasil belajar tes
41
N = banyak siswa yang diteliti
Ketuntasan belajar akan tercapai jika KB 85 %
Adapun indikator ketuntasan belajar yang ditetapkan adalah siswa sudah
tuntas belajarnya apabila telah memperoleh nilai minimal 75 secara individual
dan telah mencapai ketuntasan belajar sebesar 85% secara klasikal.

2. Data Aktivitas Guru dan Siswa
a. Data aktivitas guru
Data tentang aktivitas guru dianalisis secara kualitatif yaitu data yang
diperoleh dari hasil observasi. Data tentang aktivitas guru dianalisis secara
kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi. Data aktivitas guru
dapat dianaliais dengan cara:
Skor 5 diberikan jika 4 deskriptor nampak
Skor 4 diberikan jika 3 deskriptor nampak
Skor 3 diberikan jika 2 deskriptor nampak
Skor 2 diberikan jika 1 deskriptor nampak
Skor 1 diberikan jika tidak ada deskriptor nampak
Kemudian hasilnya dibandingkan dengan menggunakan konversi
penilaian skor 5 yang dinamis dengan menggunakan rata-rata (mean) ideal
Mi dan di simpangan baku Sdi.
42
Klasifikasi aktivitas guru ditentukan berdasarkan pedoman konversi
pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Pedoman Konversi Penilaian Aktivitas Mengajar Guru
Interval Nilai Kriteria
Mi + 1,5 SDi < A
Mi + 0,5 SDi <A Mi + 1,5 SDi
Mi 1,5 SDi <A Mi + 0,5 SDi
Mi 0,5 SDi <A Mi 1,5 SDi
A Mi 1,5 SDi
4,95 < A
3,65 < A 4,95
1,05 < A 3,65
2,35 < A 1,05
A 1,05
Sangat aktif
Aktif
Cukup aktif
Kurang aktif
Sangat kurang aktif
(Sumber: Nurkencana dalam Liza, 2010: 45)

Perhitungan untuk nilai tabel di atas diperoleh dengan cara sebagai
berikut.
Skor maksimum : 5
Skor minimum : 1

3 , 1
3
4
3
1 5
3
min skor maks Skor
3
2
6
2
1 5
2
min skor maks Skor
= =

=
= =
+
=
+
=
SDi SDi
Mi Mi

Mi + 1,5 SDi < A Mi + 0,5 SDi <A Mi + 1,5 SDi
3 + 1,5 (1,3) < A 3 + 0,5 (1,3) <A 3 + 1,5 (1,3)
3 + 1,95 < A 3 + 0,65 <A 3 + 1,95
4,95 < A 3,65 <A 4,95

Mi 1,5 SDi <A Mi + 0,5 SDi Mi 0,5 SDi <A Mi 1,5 SDi
3 1,5 (1,3) <A 3 + 0,5 (1,3) 3 0,5 (1,3) <A 3 1,5 (1,3)
3 1,95 <A 3 + 0,65 3 0,65 <A 3 1,95
1,05 <A 3,65 2,35 <A 1,05

A Mi 1,5 SDi
A 3 1,5 (1,3)
A 3 1,95
A 1,05

43
Untuk data aktivitas guru dapat dikatakan berhasil apabila rata-rata skor
aktivitas mengajar guru termasuk pada kriteria aktif.
b. Data aktivitas siswa
Untuk mengetahui seluruh data akktivitas siswa, maka data hasil
observasi yang berupa skor perolehan dari deskriptor yang tampak diolah
dengan rumus sebagai berikut:

ni
x
A

= (Arikunto, 2001: 90)
Keterangan :
A : skor rata-rata aktivitas belajar siswa
x : jumlah skor aktivitas belajar seluruh siswa
N : banyak siswa
i : item
Kemudian hasilnya dibandingkan dengan menggunakan konversi
penilaian skor 5 yang dinamis dengan menggunakan rata-rata (mean) ideal
Mi dan disimpangan baku Sdi.
Klasifikasi aktivitas siswa ditentukan berdasarkan pedoman konversi
pada tabel berikut.


44
Tabel 3.2 : Pedoman Konversi Aktivitas Siswa dalam Mengikuti
Pembelajaran
Interval Nilai Kriteria
Mi + 1,5 SDi < A
Mi + 0,5 SDi <A Mi + 1,5 SDi
Mi 1,5 SDi <A Mi + 0,5 SDi
Mi 0,5 SDi <A Mi 1,5 SDi
A Mi 1,5 SDi
4,95 < A
3,65 < A 4,95
1,05 < A 3,65
2,35 < A 1,05
A 1,05
Sangat aktif
Aktif
Cukup aktif
Kurang aktif
Sangat kurang aktif
(sumber: Nurkencana dalam Liza, 2010: 46).

Perhitungan untuk nilai tabel di atas diperoleh dengan cara sebagai
berikut.
Skor maksimum : 5
Skor minimum : 1

3 , 1
3
4
3
1 5
3
min skor maks Skor
3
2
6
2
1 5
2
min skor maks Skor
= =

=
= =
+
=
+
=
SDi SDi
Mi Mi

Mi + 1,5 SDi < A Mi + 0,5 SDi <A Mi + 1,5 SDi
3 + 1,5 (1,3) < A 3 + 0,5 (1,3) <A 3 + 1,5 (1,3)
3 + 1,95 < A 3 + 0,65 <A 3 + 1,95
4,95 < A 3,65 <A 4,95

Mi 1,5 SDi <A Mi + 0,5 SDi Mi 0,5 SDi <A Mi 1,5 SDi
3 1,5 (1,3) <A 3 + 0,5 (1,3) 3 0,5 (1,3) <A 3 1,5 (1,3)
3 1,95 <A 3 + 0,65 3 0,65 <A 3 1,95
1,05 <A 3,65 2,35 <A 1,05

A Mi 1,5 SDi
A 3 1,5 (1,3)
A 3 1,95
A 1,05


Untuk data aktivitas siswa dapat dikatakan berhasil apabila rata-rata skor
siswa untuk setiap aktivitas termasuk pada kriteria cukup aktif.

45
c. Indikator Kerja
Adapun indikator yang ingin dicapai yaitu:
1) meningkatnya nilai Geografi siswa yang ditandai oleh ketercapaian
kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan skor minimal 75 (ketuntasan
individual) dan klasikal 85%, berdasarkan kriteria ketuntasan minimal
yang telah ditetapkan oleh pihak kepala sekolah, guru serta komite
sekolah,
2) meningkatnya aktivitas belajar siswa yang ditandai oleh ketercapaian
rata-rata skor aktivitas belajar berkategori cukup aktif, dan
3) meningkatnya aktivitas guru yang ditandai oleh ketercapaian rata-rata
skor aktivitas guru dalam proses pembelajaran berkategori aktif.











46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Kondisi Lokasi Penelitian
a. Lokasi Sekolah
MA Muallimin NW Pancor adalah salah satu madrasah yang bernaung
di bawah Yayasan Pendidikan Hamzanwadi, yang didirikan pada tahun 1937
dan direnovasi pada tahun 1988 dengan SK Kelembagaan BAN
Sekolah/Madrasah, Tanggal. 9 November. Secara geografis MA Muallimin
NW Pancor berbatasan dengan:
sebelah utara : asrama MAK
sebelah selatan : pemukiman penduduk
sebelah barat : MA Muallimat NW Pancor
sebelah timur : pemukiman dan area perkantoran
b. Kondisi Sekolah
Luas lokasi sekolah yakitu 13.500 m
2
dengan pengunaan atau
pemanfaatan antara lain (ruang kelas, ruang guru, ruang TU, ruang BK, ruang
kepala sekolah, laboratorimum, perpustakaan, koperasi dan musolla) berkaitan
dengan fasilitas ruangan sebagaimana tertera pada Tabel 4.1 berikut.



47
Tabel 4.1 Jenis, Jumlah dan Kondisi Ruang MA Muallimin NW Pancor Tahun
2011
Ruang Jumlah
Kondisi
Rusak berat Rusak Ringan Baik
Kelas 21 - -
R.Lab.Bahasa 1 - -
Perpustakaan 1 - -
R. Kepsek 1 - -
R. Guru. 1 - -
R. TU 1 - -
R.Komputer 1 - -
R.Bendahra 1 - -
Ruang BP/BK 1 - -
Ruang Aula 1 - -
R.Multimedia 1 - -
KM/WC Santri 10 - -
KM/WC Guru/TU 5 - -
( Sumber : Data Arsip MA Muallimin NW Pancor, 2011 )


Data fasilitas ruang pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa ketersediaan
ruang yang ada sudah dapat dikatakan memenuhi standar minimal kebutuhan
ruang sangat bermanfaat dalam mendukung kelancaran kegiatan belajar
mengajar, seperti perpustakaan, laboratorium komputer, laboratorium
multimedia, laboratorium IT dan lain sebagainya.
c. Kondisi Guru
Guru memegang peranan yang penting dalam proses belajar-mengajar
termasuk dalam pemilihan metode, pendidikan guru juga akan turut
mempengaruhi gaya mengajar yang diterapkan dalam meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa. Adapun kondisi guru di MA Muallimin NW Pancor
dapat dilihat dari Tabel 4.2
48
Tabel 4.2 Kondisi Guru MA Muallimin NW Pancor Tahun 2011

Ijazah
Tertinggi

Bidang studi
Jumlah
GTY GTT GN GR.BANTU



S.1
Quran Hadits
Fiqih
Bhs.Arab
SKI
Bhs.Indonesia
Bhs.Inggris
PPKn
Sej.Nasional
Sosiologi
Matematika
Fisika
Kimia
Biologi
Elektro
Ulumul Quran
Georafi
Penjaskes
Ekonomi
Akuntansi
BP/BK
Tek.Informatika
Seni Budaya
1
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-

1
1
1
1
4
4
1
2
1
3
3
2
2
1
1
1
2
2
1
1
2
-

1
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-


D3

Nahwu
Sharef
Taklim
-
-
-
-
1
-
-
-
-
1
-
1

Jumlah


- 3 35 3 2
( Sumber : Data Arsip MA Muallimin NW Pancor, 2011 )




49
d. Keadaan Siswa
Secara keseluruhan jumlah siswa MA Muallimin NW Pancor pada tahun
ajaran 2011/2012 mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII sebanyak 234
orang. Data jumlah persebaran siswa MA Muallimin NW Pancor dapat dilihat
pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Jumlah Persebaran Siswa MA Muallimin NW Pancor
Tahun 2011
Kelas Jumlah



X
1 33


230
2 32
3 33
4 33
5 34
6 32
7 33



XI

IPA 1 32


210
IPA 2 33
IPS 1 34
IPS 2 35
BAHASA 1 25
BAHASA 2 26
BAHASA 3 25



XII
IPA 1 31


207
IPA 2 32
IPS 1 35
IPS 2 34
BAHASA 1 26
BAHASA 2 25
BAHASA 3 24
Jumlah siswa keseluruhan 647
( Sumber : Data Arsip MA Muallimin NW Pancor, 2011 )



50
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Penelitian Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Mengingat penelitian yang dilakukan adalah tindakan untuk
peningkatan prestasi dalam belajar geografi dengan menggunakan metode
kumon ada beberapa perencanaan yang perlu dipersiapkan sebelum
tindakan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Perencanaan dalam
silkus I ini adalah sebagai berikut:
a. menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada pokok
bahasan aspek kependudukan. Perangkat pembelajaran yang dibuat
sebelumya telah didiskusikan terlebih dahulu dengan guru pemegang
mata pelajaran untuk mendapat kecocokan mengingat penelitian
tindakan yang dilakukan adalah kolaborasi agar dalam pelaksanaannya
nanti dapat meminimalisir kekurangan-kekurangan yang terjadi,
b. menyediakan pedoman observasi untuk peserta didik guna mengetahui
seberapa aktif partisipasi aktif peserta didik selama kegiatan
berlangsung serta untuk melihat kondisi belajar mengajar yang terjadi
di kelas,
c. menyiapkan alat-alat evaluasi berupa soal-soal untuk mengetahui
prestasi belajar peserta didik, dan
51
d. menyiapkan buku-buku sumber pembelajaran yang akan mendukung
keberhasilan penerapan metode kumon.
2. Tahap Pelaksanan
Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 20
Oktober 2011. Menurut dari apa yang sudah direncanakan, sebelum
pelaksanaan pembelajaran dimulai, pertemuan awal siklus I dimulai dengan
kegiatan pembelajaran seperti biasa oleh guru bidang studi, sedangkan
peneliti sebagai pengamat. Untuk menarik minat peserta didik, peneliti
mulai menjelaskan metode pembelajaran yang akan diterapkan yaitu
metode kumon.
Setelah itu guru mulai menjelaskan materi aspek kependudukan
mengenai kelahiran (natalitas) dan kematian (mortalitas) kemudian
menjelaskan rumus-rumus yang digunakan untuk mengukur angka
kelahiran dan kematian di suatu wilayah serta memberikan contoh-contoh
soalnya, setelah itu guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu dan mandiri, setelah selesai mengerjakan soal,
siswa mengumpulkan jawaban kepada guru untuk diperiksa dan dinilai,
jika siswa keliru dalam mengerjakan soal maka guru mengembalikan
jawaban untuk diperbaiki lagi oleh siswa. Apabila lima kali sudah salah
dalam mengerjakannya maka guru akan membimbing sampai siswa benar-
benar dapat mengerjakan soal tersebut dengan benar.
52
3. Tahap Observasi
Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran
siklus I, pertemuan pertama diperoleh hasil mengenai aktivitas guru
selama kegiatan belajar mengajar di dalam kelas pada tahap tindakan
ternyata guru bisa menerapkan model pembelajaran kumon ini dengan
baik. Ini terlihat pada tahap pelaksanaan guru telah mengikuti prosedur
atau langkah-langkah model pembelajaran kumon. Aktivitas pada siswa
terlihat 4 orang siswa yang perlu mendapatkan bimbingan khusus karena
lima kali masih salah dalam mengerjakan soal latihan. Model pembelajaran
ini mendapat respon yang baik dari siswa karena terdapat variasi dari
kegiatan belajarnya, sehingga siswa tidak merasa bosan dengan metode
monoton dari gurunya.
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I di
MA Muallimin NW Pancor
Skor rata-rata Kategori

3,6

Cukup Aktif
(Sumber: Hasil pengolahan data primer 2011 )
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat skor rata-rata siklus I sebesar
3,6 yang berada pada kategori cukup aktif, belum mencapai skor rata-rata
aktivitas guru yang diharapkan yang berada pada kategori aktif.

53
Adapun hasil pengamatan terhadap siswa pada pertemuan pertama
siklus I, adalah:
a) siswa kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh gurunya,
sehingga pada saat diberikan latihan soal sebagian siswa masih bingung
dengan soal yang dikerjakan,
b) siswa masih vakum dalam mengikuti pembelajaran karena siswa masih
belum terlalu paham terhadap tata cara belajar kumon.
c) pada pertemuan kedua saat guru memberikan evaluasi yang berbentuk
tes obyektif pilihan ganda, masih banyak siswa yang berkeliaran kesana-
kemari melihat jawaban temannya.
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I di
MA Muallimin NW Pancor
Jumlah
Siswa
Skor rata-rata Kategori
29 2,84 Kurang aktif
(Sumber: Hasil pengolahan data primer 2011 )
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa skor rata-rata aktivitas
belajar siswa pada siklus I sebesar 2,84 berada pada interval kategori
kurang aktif. Jadi aktivitas belajar siswa pada siklus I belum mencapai
kategori yang diharapkan yaitu aktivitas belajar siswa belum mencapai
kategori cukup aktif, sehingga perlu ditingkatkan pada siklus selanjutnya.
Data hasil evaluasi siswa siklus I yang dilakukan pada pertemuan
kedua yang dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober dapat dilihat dalam
tabel berikut ini.
54
Tabel 4.6 Data Hasil Evaluasi Siswa Siklus I di
MA Muallimin NW Pancor
Uraian Hasil analisis
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 53
Nilai rata-rata kelas 71,82
% tuntas 72,4 %
% tidak tuntas 27,6 %
(Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2011)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi yang diperoleh
dari hasil evaluasi siklus I adalah 90 dan nilai terendah adalah 53, serta
nilai rata-rata kelas adalah 71,82 dan Ketuntasan belajar pada siklus I
adalah 72,4 %. Nilai ini masih kurang dari ketuntasan klasikal yang
ditetapkan sebesar 85%. Ketuntasan belajar siswa siklus I belum mencapai
ketuntasan secara klasikal, dengan demikian perlu dilakukan perbaikan
pada sikus II. Hal yang menyebabkan dari 29 siswa hanya 21 siswa yang
tuntas dan 8 siswa yang tidak tuntas ini disebabkan oleh siswa tersebut
belum terlalu sungguh-sungguh untuk mengikuti proses belajar mengajar
dengan model pembelajaran kumon, kurangnya motivasi yang diberikan
oleh guru pada saat proses belajar mengajar dan siswa belum terbiasa
dengan metode ini karena pada dasarnya selama mereka masuk sekolah
MA Muallimin NW Pancor baru pertama kali mereka ini mengadakan
pembelajaran dengan metode baru.
55
4. Refleksi
Dilihat dari hasil belajar yang diperoleh pada siklus I, masih belum
mencapai harapan, maka penelitian ini akan dilanjutkan ke siklus II. Pada
tahap refleksi terhadap tindakan yang telah diberikan pada siklus ke I,
maka dilakukan perbaikan dengan memperbaiki dan menyempurnakan apa
yang kurang dari siklus I untuk mendapatkan peningkatan hasil pada siklus
ke II perbaikan penyempurnaan tersebut antara lain.
Tabel 4.7 Refleksi Kegiatan Siklus I di MA Muallimin NW Pancor
Kekurangan/kendala Rencana tindakan untuk siklus
berikutnya
1. Beberapa siswa masih menyontek
jawaban temannya

2. Sebagian siswa belum memahami
sepenuhnya tentang metode
kumon,
3. Perhatian guru masih terbagi ke
beberapa siswa saja
4. Beberapa siswa masih bingung
dengan materi yang sudah
dijelaskan oleh guru
1. guru lebih tegas terhadap siswa
yang masih mencontek
jawaban temannya
2. guru menjelaskan kembali tata
cara model pembelajaran
kumon
3. guru memberi perhatian ke
semua siswa
4. guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
menanyakan materi yang
belum mereka fahami
(sumber: Hasil pengolahan data primer 2011)

4.2.2 Hasil Penelitian Siklus II
Proses pelaksanan siklus kedua dilakukan sebanyak dua kali yaitu
tanggal 3 November 2011 dengan durasi setiap pertemuan 2 x 45 menit,
sedangkan untuk pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 10 November
56
2011, yang digunakan untuk melakukan evaluasi dengan durasi waktu 2 x 45
menit.
Tahap penelitian yang dilakukan pada siklus II hampir sama dengan
siklus I, baik dari perencanaan, pelaksanaan dan observasi, serta refleksi.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan beberapa Perencanaan dan persiapan yang
dilakukan pada siklus II merupakan hasil perbaikan dari refleksi pada
siklus I.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dimulai pada tanggal 3
November 2011. Pembelajaran diawali dengan salam dan memotivasi
peserta didik dengan memberi penguatan kepada siswa yang berhasil
meperoleh nilai bagus pada pertemuan yang lalu dan mengajak siswa
lainnya untuk berusaha lebih giat lagi agar dapat bisa lebih bagus lagi
sebelumnya.
Selesai memberikan stimulus, guru mata pelajaran mulai membuka
pembelajaran dan kembali menerapkan model pembelajaran Kumon.
Sebelum pemberian tugas, guru terlebih dahulu meminta peserta didik
untuk menanyakan kembali materi yang masih belum dimengerti pada
pertemuan sebelumnya. Guru kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memberikan penjelasan secara garis besarnya terkait
dengan materi yang akan dibahas yaitu pertumbuhan penduduk, sedangkan
57
peneliti bertugas untuk mengamati aktivitas guru dan peserta didik selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II ini, tampak guru telah
berusaha memperbaiki beberapa kekurangan pada pembelajaran siklus
sebelumnya, seperti beberapa siswa yang masih menyontek jawaban
temannya, pada siklus ini guru lebih tegas dengan memberikan hukuman
bagi yang mencontek jawaban temannya, selain itu pada siklus ini guru
juga menjelaskan kembali tata cara model pembelajaran kumon agar
masing-masing siswa memahami spenuhnya tentang metode kumon.
Pertemuan untuk siklus II selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 10
November 2011, yang khusus digunakan untuk melakukan evalusi siswa
secara individu dengan durasi 2 x 45 menit. Di pertemuan kali ini peneliti
tidak hanya mempersiapkan kegiatan pembelajaran, akan tetapi guru juga
mempersiapkan rekognisi (penghargan) siwa yang mendapatkan nilai
terbanyak dalam mengerjakan soal evaluasi, hal ini bertujuan untuk
meningkatkan motivasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
c. Tahap Pengamatan (Observasi) dan Evaluasi
Observer yang dalam hal ini adalah peneliti dengan kontinu
melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Aspek
yang diamati masih sama dengan aspek pengamatan sebelumnya dengan
menggunakan daftar cek list. Dari hasil pengamatan yang dilakukan,
aktivitas guru dan peserta didik mengalami peningkatan dari sebelumnya.
58
Pada siklus II secara keseluruhan aktivitas guru mengalami peningkatan,
karena kekurangan yang terdapat pada siklus I sudah diperbaiki pada siklus
II.
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II di
MA Muallimin NW PAncor
Skor rata-rata Kategori

4,6

Aktif
(Sumber: Hasil pengolahan data primer 2011 )
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat skor rata-rata siklus I sebesar
4,6 yang berada pada kategori aktif, sudah mencapai skor rata-rata
aktivitas guru yang diharapkan yang berada pada kategori aktif. Tidak
hanya aktivitas guru yang meningkat pada siklus ini, aktivitas siswa juga
mengalami peningkatan selama proses belajar mengajar dengan
menerapkan model pembelajaran kumon, aktivitas siswa pada siklus ini
tergolong cukup aktif karena pada siklus ini terdapat peningkatan dan
respon positif dari siswa. Adapun hasil observasi aktivitas siswa dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II di
MA Muallimin NW Pancor
Jumlah
Siswa
Skor rata-rata Kategori
29 3,31 Cukup aktif
(Sumber: Hasil pengolahan data primer 2011)
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa skor rata-rata aktivitas
belajar siswa pada siklus II sebesar 3,31 berada pada interval kategori
59
cukup aktif. Jadi aktivitas belajar siswa pada siklus II sudah mencapai
kategori yang diharapkan yaitu aktivitas belajar siswa belum mencapai
kategori cukup aktif.
Hasil evaluasi siswa pada siklus II ini juga mengalami peningkatan
dari hasil evaluasi belajar siswa dari siklus sebelumnya. Hasil evaluasi
belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.10 Data Hasil Evaluasi Siswa Siklus II di
MA Muallimin NW PAncor
Uraian Hasil analisis
Nilai tertinggi 97
Nilai terendah 63
Nilai rata-rata kelas 84,03
% tuntas 93,1 %
% tidak tuntas 6,9 %
(Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2011)

d. Refleksi
Dari hasil belajar, evaluasi siklus II diperoleh ketuntasan klasikal
sebesar 93,1%, ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar secara kalsikal
telah tercapai dengan demikian pembelajaran untuk siklus II tidak
dilanjutkan pada siklus berikutnya.



60
Tabel 4.11 Hasil Refleksi Siklus II di MA Muallimin NW Pancor
N0 Kendala Pada Siklus
I
Rencana Tindakan Realisasi
( Tindakan dalam Siklus II)
Keterangan


1

Siswa masuk tidak
tepat waktu

-Mengingatkan siswa
agar masuk tepat waktu
-Memberikan sanksi
pada siswa yang
terlambat masuk kelas


Sudah dilakukan, tetapi masih
ada siswa yang terlambat masuk
kelas

1 orang, alasannya pergi ke
toilet

2

Siswa tidak
membawa peralatan
tulis


Mengingatkan siswa
agar membawa
peralatan tulis


Sudah dilakukan, tetapi masih
ada siswa yang tidak membawa
peralatan tulis


3 orang, alasannya karena
lupa
3






Sebagian siswa
belum memahami
sepenuhnya tentang
metode kumon


Menjelaskan kembali
tata cara model
pembelajaran kumon


Sudah dilakukan

-Siswa sudah paham
mengenai mengenai
metode kumon
4
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru

- Mengingatkan siswa
agar memperhatikan
penjelasan guru
-Memberikan sanksi
pada siswa yang tidak
memperhatikan
penjelasan guru


Sudah dilakukan

-Sudah mulai
memperhatikan penjelasan
guru
5
Beberapa siswa
masih mencontek
jawaban temannya

-Mengingatkan siswa
agar tidak mencontek
jawaban temannya
-Memberikan sanksi

Sudah dilakukan, tetapi masih
ada siswa yang mencontek
jawaban temannya



2 orang, karena tidak bisa
mengerjakan soal.


( Sumber: Data Primer, 2011)
Dari Tabel hasil refleksi yang diperoleh pada siklus II berarti guru
dan siswa sudah melakukan perbaikan dan menyempurnakan kekurangan
yang ada pada siklus I sesuai dengan rencana perbaikan beserta solusinya,
meskipun masih ada kekurangan yang ada pada siklus II tetapai hasil
yang diperoleh pada aktivitas siswa dan aktivitas guru sudah berada pada
kategori aktif sehingga penelitian dapat dihentikan.
61
4.3 Pembahasan
Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Penelitian Nilai Siklus I dan Siklus II di MA
Muallimin NW Pancor
Siklus Aktivitas Siswa Aktivitas Guru

Prestasi Belajar
NT NTR NR KK
P1 P2

P1 P2

I
2,84
(KA)



evaluasi

3,6
(CA)


evaluasi

90 53 71,82 72%
II
3,31
(CA)


evaluasi




4,6
(A)

evaluasi


97

63

84,03

93%
Sumber: Data Primer, 2011
Keterangan :
NT : Nilai tertinggi P1 : Pertemuan 1
NTR : Nilai terendah P2 : Pertemuan 2
NR : Nilai rata-rata
KK : Ketuntasan klasikal
KA : Kurang Aktif
CA : Cukup Aktif
A : Aktif

Berdasarkan ringkasan tabel di atas, menunjukkan bahwa hasil dari siklus ke
siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I skor rata-rata aktivitas siswa pada
siklus I sebesar 2,84 tergolong kategori kurang aktif. Hal ini disebabkan karena
siswa masih belum terlalu faham dengan metode kumon, sehingga siswa tidak
sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran, siswa kurang memperhatikan penjelasan
guru. Pada siklus II skor rata-rata aktivitas siswa sebesar 3,31 berada pada kategori
cukup aktif, mengalami peningkatan sebesar 0,47%. Peningkatan ini disebabkan
karena siswa sudah memahami pembelajaran dengan metode kumon, siswa
62
memperhatikan penjelasan guru, dan siswa tidak ragu lagi menanyakan materi yang
belum mereka fahami.
Rata-rata skor aktivitas guru pada siklus I sebesar 3,6 berada pada kategori
cukup aktif, belum mencapai kategori yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena
perhatian guru masih terbagi ke beberapa siswa saja. Pada siklus II skor rata-rata
aktivitas guru meningkat menjadi 4,6 yang berada pada kategori aktif, sudah
mencapai skor rata-rata aktivitas guru yang diharapkan. Dari aktivitas belajar siswa
dan guru pada siklus II sudah mengalami peningkatan yang mengakibatkan nilai
rata-rata kelas dan ketuntasan belajar secara klasikal sudah mencapai target yang
diharapkan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah penerapan
metode kumon dalam pembelajaran geografi pokok bahasan aspek penduduk dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS MA Muallimin NW Pancor.
Upaya peningkatan ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata siswa pada siklus
I sebesar 71,82 dan nilai rata-rata siswa pada siklus II sebesar 84,03 yang berarti
ada peningkatan sebesar 12,21, sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal pada
siklus I sebesar 72 % dan ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus II sebesar
93 % yang menunjukkan adanya peningkatan sebesar 21%.




63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil prestasi siswa dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan
model kumon ini terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran
geografi untuk siswa kelas IX IPS di MA Muallimin NW Pancor tahun
pembelajaran 2011/2012 pada pokok bahasan aspek penduduk. Peningkatan prestasi
belajar siswa tersebut dapat dilihat melalui perbandingan prestasi belajar siswa
antara siklus I dan siklus II yaitu pada siklus I rata-rata kelas 71,34 menjadi 83,8
pada siklus II atau meningkat sebesar 12,46. Ketuntasan belajar dari 72,4% pada
siklus I menjadi 93,1% pada siklus II atau mengalami peningkatan sebesar 20,7%.
Sedangkan skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I diperoleh 2,84 yang berada
pada kategori kurang aktif dan meningkat pada siklus II menjadi 3,31 yang berada
pada kategori cukup aktif. Aktivitas guru pada siklus I memperoleh skor rata-rata
sebesar 3,6 yang berada pada kategori cukup aktif dan meningkat pada siklus II
menjadi 4,6 atau berada pada kategori aktif.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti dari hasil belajar
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. bagi kepala sekolah adalah memberikan motivasi kepada guru untuk mencoba
penerapan model ini sebagai variasi model mengajar
64
2. bagi guru mata pelajaran geografi adalah mencoba untuk
mengimplementasikan model pembelajaran kumon ini pada pokok bahasan lain
maupun pelajaran yang lain karena siswa memberikan respon positif terhadap
model tersebut. Perlu adanya pengelolaan kelas yang lebih baik terutama dalam
mengatasi siswa yang sering membuat ramai dan gaduh, sehingga pelaksanaan
kegiatan pembelajaran kumon dapat berjalan dengan baik.
3. bagi mahasiswa atau pihak-pihak yang ingin meneliti lebih lanjut tentang
pembelajaran kumon untuk meningkatkan prestasi belajar siswa agar
mencobanya pada materi atau mata pelajaran yang lain.
















65
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Edy Purwanto. 2009.Evaluasi Proses dan Hasil dalam Pembelajaran. Malang:
Universitas Negeri Bandung.

Eka Guru Nesama. 2010. Model Pembelajaran. http ://ekagurunesama .blogspot .com
/2010/07/definisi-model-pembelajaran.html. 15 september 2010


Eka Susanti. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe Think,
Pair, Share Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Pedosfer Kelas X-2 MA NW Keruak Tahun Pembelajaran
2010/2011. Skripsi tidak diterbitkan, STKIP HAMZANWADI Selong.

Hernawati.2010. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Biologi Dengan Metode
Quantum kelas VIII MTs NW 2 Rensing tahun ajaran 2010-2011.Skripsi
tidak diterbitkan, STKIP HAMZANWADI Selong.

Hestiyanto, Yusman.2006. Geografi 2 SMA Kelas XI.Jakarta:Yudistira
Liza.2010. Studi Komparasi Hasil Belajar Antara Pendekatan Kontekstual (Contextual
Teaching and Learning) dengan Pendekatan Konvensional dalam
Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas X Semester Genap SMA
Maraqittalimat Wanasaba Kabupaten Lombok Timur Tahun Pelajaran
2010/2011. Skripsi tidak diterbitkan, STKIP HAMZANWADI Selong.

Igak Wardhani.2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Moh. Pabundu Tika.2005.Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi aksara
Moh.Uzer Usman.1995. Menjadi Guru Profesional.Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Nety Nur Indah Ningsih.2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Kumon
Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Pelajaran Matematika.. http :
// Netty Nurblogspot.com /2010/04/03/.kumon.html. 12 Juli 2010

66
Nurkencana, Wayan. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional
Poerwadarminta.1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka


Sugiyanto. Endarto, Danang. 2008. Mengkaji Ilmu Geogrfi 2 Untuk Kels XI SMA dan
MA. Solo. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Sumiati dan Asra.2008. Metode pembelajaran.Bandung : CV Wacana Prima

Wisanggeni.2011. Arti. Pengertian, Definisi belajar dan pembelajaran http ://mahera
.net /2011/01/arti-pengertian-definisi-belajar-pembelajaran/.18 Januari
2011




























67










LAMPIRAN-LAMPIRAN




1



SILABUS

Nama Sekolah : MA MUALLIMIN NW PANCOR
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Jurusan : XI (Sebelas)/IPS
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis fenomena biosfer dan antroposfer

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator
Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian

Alokasi
waktu
(menit)

Sumber/Bahan/Alat
1.4. Menganalisis
aspek
kependudukan
Aspek
kependudukan
1) Natalitas

2) Mortalitas

3) Pertumbuhan
penduduk








Menghitung
tingkat
kelahiran
penduduk
Menghitung
tingkat
kematian
penduduk
Menghitung
pertumbuhan
penduduk suatu
wilayah


- Menerapkan
model
pembelajaran
kumon
- Tanya jawab

Unjuk kerja


Tugas
individu


4 x 45

Sugiyanto. Danang
Endarto.2008.Mengkaji
Ilmu geografi 2 Untuk
Kelas XI SMA dan MA.PT
Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri

LAMPIRAN 01
1
LAMPIRAN 0 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP ) SIKLUS I

Sekolah : MA MUALLIMIN NW PANCOR
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : XI IPS/I (ganjil)
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 x pertemuan)

Standar Kompetensi : 1. Menganalisis fenomena biosfer dan antroposfer
Kompetensi Dasa : 1. 4 Menganalisis aspek kependudukan
Indikator :
- Menghitung tingkat kelahiran penduduk
- Menghitung tingkat kematian penduduk
- Menghitung pertumbuhan penduduk suatu wilayah

I. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
- Menghitung tingkat kelahiran penduduk
- Menghitung tingkat kematian penduduk
- Menghitung pertumbuhan penduduk suatu wilayah

II. Materi Pembelajaran
Aspek Kependudukan
- Kelahiran (Natalitas)
- Kematian (Mortalitas)
- Pertumbuhan Penduduk
2
III. Metode Pembelajaran
- Ceramah
- Tanya jawab
- Pembelajaran model kumon
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
a. Pendahuluan
Apersepsi: memberikan stimulus pada siswa untuk berfikir tentang materi yang
akan diajarkan
Motivasi: menjelaskan manfaat mempelajari materi pada pertemuan ini dalam
kehidupan sekitar
b. Kegiatan inti
Guru menerangkan materi aspek-aspek kependudukan, yakni natalitas dan
mortalitas
Guru menjelaskan rumus-rumus yang digunakan untuk mengukur angka natalitas
dan mortalitas penduduk di suatu wilayah
Guru memberikan contoh-contoh soal dari materi-materi yang sudah dijelaskan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang apa yang
belum dimengerti
Guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu dan
mandiri,
Siswa berpikir sendiri lalu mengerjakan latihan soal dengan kemampuannya
sendiri
3
Setelah selesai mengerjakan, siswa mengumpulkan jawaban kepada guru untuk
diperiksa dan dinilai,
Jika jawaban keliru guru langsung mengembalikan jawaban untuk diperbaiki lagi
oleh siswa
Jika terjadi kesalahan sebanyak lima kali dalam mengerjakan latihan soal, maka
guru akan memberikan bimbingan.
c. Penutup
Membuat kesimpulan hasil dari proses belajar mengajar
Memberikan tes evaluasi guru senantiasa memberikan apersepsi kepada seluruh
siswa agar termotivasi
Pertemuan 2
a. Pendahuluan
Apersepsi: mengingatkan kembali materi pertemuan minggu lalu
Motivasi: menjelaskan manfaat mempelajari materi pada pertemuan ini
dalam kehidupan skitar
b. Kegiatan inti
Guru membagikan soal evaluasi lembar jawaban kepada siswa
Siswa mengerjakan soal evaluasi secara mandiri
Guru mengawasi siswa dalam mengerjakan soal evaluasi
Guru menyuruh siswa mengumpulkan lembar jawaban bagi yang sudah jadi
c. Penutup
Guru mengimformasikan materi pertemuan selanjutnya
4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP ) SIKLUS II

Sekolah : MA MUALLIMIN NW PANCOR
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : XI IPS/I (ganjil)
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 x pertemuan)

Standar Kompetensi : 1. Menganalisis fenomena biosfer dan antroposfer
Kompetensi Dasa : 1. 4 Menganalisis aspek kependudukan
Indikator :
- Menghitung tingkat kelahiran penduduk
- Menghitung tingkat kematian penduduk
- Menghitung pertumbuhan penduduk suatu wilayah

I. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
- Menghitung tingkat kelahiran penduduk
- Menghitung tingkat kematian penduduk
- Menghitung pertumbuhan penduduk suatu wilayah

IV. Materi Pembelajaran
Aspek Kependudukan
- Pertumbuhan Penduduk
V. Metode Pembelajaran
- Ceramah
- Tanya jawab
5
- Pembelajaran model kumon
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan I
d. Pendahuluan
Apersepsi: memberikan stimulus pada siswa untuk berfikir tentang materi yang
akan diajarkan
Motivasi: menjelaskan manfaat mempelajari materi pada pertemuan ini dalam
kehidupan sekitar

e. Kegiatan inti
Guru menerangkan materi aspek-aspek kependudukan, yakni pertumbuhan
penduduk
Guru menjelaskan rumus-rumus yang digunakan untuk mengukur angka
pertumbuhan penduduk di suatu wilayah
Guru memberikan contoh-contoh soal dari materi-materi yang sudah dijelaskan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang apa yang
belum dimengerti
Guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu dan
mandiri,
Siswa berpikir sendiri lalu mengerjakan latihan soal dengan kemampuannya
sendiri
Setelah selesai mengerjakan, siswa mengumpulkan jawaban kepada guru untuk
diperiksa dan dinilai,
6
Jika jawaban keliru guru langsung mengembalikan jawaban untuk diperbaiki lagi
oleh siswa
Jika terjadi kesalahan sebanyak lima kali dalam mengerjakan latihan soal, maka
guru akan memberikan bimbingan.
f. Penutup
Membuat kesimpulan hasil dari proses belajar mengajar
Memberikan tes evaluasi guru senantiasa memberikan apersepsi kepada seluruh
siswa agar termotivasi
Pertemuan 2
a. Pendahuluan
Apersepsi: mengingatkan kembali materi pertemuan minggu lalu
Motivasi: menjelaskan manfaat mempelajari materi pada pertemuan ini
dalam kehidupan skitar
b. Kegiatan inti
Guru membagikan soal evaluasi lembar jawaban kepada siswa
Siswa mengerjakan soal evaluasi secara mandiri
Guru mengawasi siswa dalam mengerjakan soal evaluasi
Guru menyuruh siswa mengumpulkan lembar jawaban bagi yang sudah jadi

c. Penutup
Guru memberikan kesempatan untuk menanyakan soal yang belum difahami

7
V. Sumber Pembelajaran
- Buku Sugiyanto, Danang Endarto dan buku geografi yang relevan lainya.
VI. Penilaian
Siswa diberikan soal berbentuk objektif untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
tentang materi yang sudah diajarkan.






8
LAMPIRAN 03
TABEL PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
No Aspek Yang Diamati
Penilaian
Skor Deskriptor
Ya Tidak
A Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran

Masuk tepat waktu


Menenangkan diri dalam kelas

Menyiapkan perlengkapan

Siswa selalu hadir dalam kelas

B Antusias siswa dalam mengikuti KBM

Siswa memperhatikan pembelajaran dengan seksama


Siswa tidak mengerjakan pekerjaan lain

Siswa tidak ragu dalam merespon

Siswa tidak terpengaruh dengan situasi kelas selama
pembelajaran

C Aktivitas siswa dalam pembelajaran

Siswa mengerjakan tugas diberikan secara mandiri


Siswa memperbaiki tugasnya yang keliru atau salah

Siswa tidak ragu-ragu mengumpulkan tugasnya yang sudah
jadi untuk diperiksa oleh guru

Siswa berusaha mengerjakan tugas sampai tuntas

D Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil belajar

Siswa mencoba menyimpulkan hasil belajar
Siswa mencoba memperbaiki kesimpulan yang salah
sebelumnya
Siswa berusaha memperbaiki atau menambah kesimpulan
dari temannya
Siswa mencatat kesimpulan

E Evaluasi
Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh-sungguh
siswa menanyakan soal yang kurang jelas
Siswa tidak berbicara saat mengerjakan soal
Siswa tidak menyontek atau melihat jawaban temannya


Keterangan:
Skor 5 diberikan jika semua deskriptor nampak
Skor 4 diberikan jika 3 deskriptor nampak
Skor 3 diberikan jika 2 deskriptor nampak
Skor 2 diberikan jika 1 deskriptor nampak
Skor 1 diberikan jika tidak ada deskriptor nampak
LAMPIRAN 04
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I
no Nama
rllaku ?ang ulamaLl
1oLal Skor A 8 C u L
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
ABDUL QUDDUS SUSSALAM v 13 18
ABDULLAH 8 13
ABDURRAHMAN 8 11
AHMAD FADLI 10 13
AHMAD YANI IHSAN 10 16
AHYAR ROSIDI 9 13
ALBARIANTO 4
AMINULLAH 13 20
FAHRURROZI 9 13
10 HAENUL HALI HAMIMI 9 14
11 HAMZANWADI 10 16
12 HIFZAN ROHADI 7 13
13 ILHAM ROMDANI 10 16
14 ISMAYADI 9 12
13 L. KUSUMARDANI 13 18
16 M. FAJRI 9 13
17 M. IMADUL HASANI 9 14
18 M. SAIDAL BADRI 10 11
19 M. SUBHAN 9 14
20 MOH. ABDURROSYID 9 14
21 MOH. AFRIADI ZARWAN 11 14
22 MOH. SYAFI'I 13 16
23 MUHAMMAD HARDI EFENDI 9 18
24 MUHAMMAD MUHIDIN 13 17
23 MUHAMMAD NASIB AROBI 11 13
26
MUHAMMAD ZAINUL
MUHLIS 12 16
27 SATRIA WIJAYA 13 20
28 TAUFIK RAHMAN 7
29 ZULKARNAEN 12 17
Jumlah 293 413
Rata-Rata Nilai 2,84






LAMPIRAN 05
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II
no Nama
rllaku ?ang ulamaLl
1oLal A 8 C u L
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 ABDUL QUDDUS SUSSALAM v v 13
2 ABDULLAH v v v 11
3 ABDURRAHMAN v v v v v v v 13
4 AHMAD FADLI 10
3 AHMAD YANI IHSAN 13
6 AHYAR ROSIDI v v v v 13
7 ALBARIANTO 9
8 AMINULLAH 10
9 FAHRURROZI 7
10 HAENUL HALI HAMIMI 10
11 HAMZANWADI v v v v 13
12 HIFZAN ROHADI 13
13 ILHAM ROMDANI v v v v v v v 16
14 ISMAYADI 9
13 L. KUSUMARDANI 10
16 M. FAJRI 9
17 M. IMADUL HASANI v v v v 13
18 M. SAIDAL BADRI 11
19 M. SUBHAN 13
20 MOH. ABDURROSYID 14
21 MOH. AFRIADI ZARWAN 13
22 MOH. SYAFI'I 11
23 MUHAMMAD HARDI EFENDI 12
24 MUHAMMAD MUHIDIN 13
23 MUHAMMAD NASIB AROBI v v v v 7
26
MUHAMMAD ZAINUL
MUHLIS 12
27 SATRIA WIJAYA 13
28 TAUFIK RAHMAN v v v 10
29 ZULKARNAEN v v 14
Jumlah 343
Rata-Rata Nilai



39
LAMPIRAN 06


ANALISA DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I


Banyak siswa : 29
Jumlah item : 5
Skor maksimu m : 5
Skor minimum : 1
3 , 1
3
4
3
1 5
3
min skor maks Skor
3
2
6
2
1 5
2
min skor maks Skor
= =

=
= =
+
=
+
=
SDi SDi
Mi Mi

Siklus I
Siswa : 29
Rata-rata skor aktivitas belajar siswa

84 , 2
145
413
5 . 29
413
.
= = = =

i n
x
A

Kategori : kurang aktif karena berada pada interval
SDi 0,5 - Mi A < SDi 0,5 - Mi


ANALISA DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II


Banyak siswa : 29
Jumlah item : 5
Skor maksimu m : 5
Skor minimum : 1
3 , 1
3
4
3
1 5
3
min skor maks Skor
3
2
6
2
1 5
2
min skor maks Skor
= =

=
= =
+
=
+
=
SDi SDi
Mi Mi

Rata-rata skor aktivitas belajar siswa
31 , 3
145
480
5 . 29
480
.
= = = =

i n
x
A
Kategori : cukup aktif karena berada pada
SDi Mi A SDi Mi 5 . 0 5 . 1 + < +







TABEL PEDOMAN OBSERVASI KEGIATAN GURU SIKLUS I
LAMPIRAN 07

40
Petunjuk :
- Berikan tanda ( ) pada setiap deskriptor yang tampak
No Aspek Yang Diamati
Penilaian Skor
Deskriptor

Ya Tidak
1 Indikator :

Membangkitkan minat siswa dalam
pembelajaran


Menyampaikan tujuan pembelajaran

Memberikan apersepsi kepada siswa

Memberikan motivasi pada siswa

2 Indikator :
Guru menerangkan materi aspek
kependudukan tentang pertumbuhan
penduduk


Guru menjelaskan rumus-rumus yang
digunakan untuk mengukur
pertumbuhan penduduk di suatu
wilayah

Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang apa yang
belum dimengerti


Guru memberikan latihan soal kepada
siswa untuk dikerjakan secara
individu dan mandiri

3 Indikator :

Guru bersama siswa membuat
kesimpulan


Guru bersama siswa melakukan refkeksi
terhadap pembelajaran yang telah
berlangsung

Menginformasikan materi berikutnya

Pemberian penghargaan kepada siswa
yang bertanya.

39

HASIL OBSERVASI KEGIATAN GURU SIKLUS I
Petunjuk :
- Berikan tanda ( ) pada setiap deskriptor yang tampak
No Aspek Yang Diamati
Penilaian Skor
Deskriptor

Ya Tidak
1 Indikator :
Membangkitkan minat siswa dalam
pembelajaran

4
Menyampaikan tujuan pembelajaran

Memberikan apersepsi kepada siswa

Memberikan motivasi pada siswa

2 Indikator :
Guru menerangkan materi aspek
kependudukan tentang pertumbuhan
penduduk

5
Guru menjelaskan rumus-rumus yang
digunakan untuk mengukur
pertumbuhan penduduk di suatu
wilayah

Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang apa yang
belum dimengerti


Guru memberikan latihan soal kepada
siswa untuk dikerjakan secara
individu dan mandiri

3 Indikator :

Guru bersama siswa membuat
kesimpulan

2
Guru bersama siswa melakukan refkeksi
terhadap pembelajaran yang telah
berlangsung

Menginformasikan materi berikutnya

Pemberian penghargaan kepada siswa
yang bertanya.

LAMPIRAN 08

39
HASIL OBSERVASI KEGIATAN GURU SIKLUS II
Petunjuk :
- Berikan tanda ( ) pada setiap deskriptor yang tampak
No Aspek Yang Diamati
Penilaian Skor
Deskriptor

Ya Tidak
1 Indikator :

Membangkitkan minat siswa dalam
pembelajaran

5
Menyampaikan tujuan pembelajaran

Memberikan apersepsi kepada siswa

Memberikan motivasi pada siswa

2 Indikator :
Guru menerangkan materi aspek
kependudukan tentang pertumbuhan
penduduk

5
Guru menjelaskan rumus-rumus yang
digunakan untuk mengukur
pertumbuhan penduduk di suatu
wilayah

Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang apa yang
belum dimengerti


Guru memberikan latihan soal kepada
siswa untuk dikerjakan secara
individu dan mandiri

3 Indikator :

Guru bersama siswa membuat
kesimpulan

4
Guru bersama siswa melakukan refkeksi
terhadap pembelajaran yang telah
berlangsung

Menginformasikan materi berikutnya

Pemberian penghargaan kepada siswa
yang bertanya.

LAMPIRAN 09

1
LAMPIRAN 10


ANALISA DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR GURU SIKLUS I


Jumlah item : 3
Skor maksimu : 5
Skor minimum : 1
3 , 1
3
4
3
1 5

3
min skor maks Skor
3
2
6
2
1 5
2
min skor maks Skor
= =

=
= =
+
=
+
=
SDi
Mi Mi

Pertemuan 1
Rata-rata skor aktivitas mengajar guru
6 , 3
3
11
3 1
11
.
= = = =

x i n
x
A
Kategori : cukup aktif karena berada pada interval
SDi Mi A SDi Mi 5 . 1 5 . 0 + < +




ANALISA DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR GURU SIKLUS II


Jumlah item : 3
Skor maksimu : 5
Skor minimum : 1
3 , 1
3
4
3
1 5

3
min skor maks Skor
3
2
6
2
1 5
2
min skor maks Skor
= =

=
= =
+
=
+
=
SDi SDi
Mi Mi

Pertemuan 1
Rata-rata skor aktivitas mengajar guru
6 , 4
3
14
3 1
14
.
= = = =

x i n
x
A
Kategori : aktif karena berada pada interval SDi Mi A SDi Mi 5 . 1 5 . 0 + <



1
LAMPIRAN 11
KISI-KISI PENULISAN SOAL
Sekolah : MA Muallimin NW Pancor
Bidang Studi : Geografi
Kelas/Semester : XI IPS/I (ganjil)
Jumlah Soal : 30 soal
Bentuk Soal : objektif
No Kompetensi Dasar Materi Indikator No Soal Keterangan
1.4. Menganalisis aspek
kependudukan
Aspek kependudukan
4) Natalitas
5) Mortalitas
6) Pertumbuhan
penduduk










- Menghitung tingkat kelahiran
penduduk

- Menghitung tingkat kematian
penduduk


- Menghitung pertumbuhan penduduk
suatu wilayah

1, 2, 3, 4, 5, 6,
7


8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19,
20



21, 22, 23, 24,
25, 26, 27

Soal untuk siklus I
dan II

1
LAMPIRAN 12

SOAL EVALUASI SIKLUS I DAN SIKLUS II

Silanglah (x) a, b, c, d, dan e pada jawaban yang benar !

1. Pada pertengahan tahun 2000, jumlah penduduk wanita yang berumur antara 15- 44 tahun di
negara X sebanyak 5.000.000 orang. Jumlah kelahiran selama tahun 2000 sebanyak 725.000
orang bayi, maka angka kelahiran umum di negara X adalah ...
a. 6,89
b. 14,5
c. 145
d. 689
e. 1.450

2. Jumlah kelahiran di Bandung pada tahun 2000 sebanyak 198.425 bayi, sedangkan jumlah
penduduk pada pertengahan tahun 2000 sebanyak 9.742.000. angka kelahiran kasar penduduk
Jakarta adalah
a. 20,36
b. 20,50
c. 30,36
d. 40,05
e. 50,45

3. Jumlah kelahiran di Jakarta pada tahun 1990 sebanyak 198.425 jiwa, sedangkan banyaknya
penduduk wanita yang berumur 15-49 tahun pada pertengahan tahun 1990 adalah 3.112.700
jiwa, maka angka kelahiran umumnya adalah.
a. 53,74
b. 63,74
c. 73,74
d. 80,75
e. 83,75

2
4. Apabila diketahui banyak wanitanya wanita usia 25-29 tahun adalah 200.880 jiwa dan
banyaknya kelahiran pada usia tersebut adalah 50.400 jiwa, maka angka kelahiran menurut
kelompok umurnya adalah.
a. 251
b. 252
c. 253
d. 254
e. 255

5. Angka kelahiran kasar di Negara berkembang dikatakan tinggi apabila..
a. CBR < 30 per 1.000 Penduduk
b. CBR 30-40 per 1.000 penduduk
c. CBR 20-30 per 1.000 penduduk
d. CBR > 40 per 1.000 penduduk
e. CBR < 40 per 1.000 penduduk

6. Angka kelahiran kasar di Negara maju dikatakan sedang apabila
a. CBR < 20 per 1.000 penduduk
b. CBR < 20 per 1.000 penduduk
c. CBR 20-30 per 1.000 penduduk
d. CBR = 20 per 1.000 penduduk
e. CBR > 30 per 1.000 penduduk


7. Rumus untuk mengetahui kelahiran khusus dari kelompok penduduk umur tertentu
adalah
a. CDR =
P
D
x k d. IMR =
Px
Bx
x 100
b. ASBR =
Px
Bx
x 1000 e. CBR =
P
B
x k
c. ASDR =
Px
Dx
x k

8. Angka CDR biasanya diperhitungkan dalam kurun waktu.
b. 1 tahun
c. 2 tahun
d. 3 tahun
3
e. 10 tahun
f. 0,5 tahun

9. Indikator yang digunakan untuk menghitung angka kematian kasar ada beberapa hal. Salah
satu indikator yang digunakan untuk menghitung angka kematian kasar adalah.
a. Jumlah penduduk akhir tahun
b. Jumlah kematian bayi
c. Jumlah kematian selama setahun
d. Jumlah kelahiran dikurangi jumlah kematian
e. Jumlah kelahiran bayi hidup

10. Jumlah penduduk Indonesia pada pertengahan tahun 1990 adalah 147,5 juta jiwa . jumlah
kematian selama setahun 1.800.000 jiwa maka CDR-nya adalah..
a. 10
b. 11
c. 12
d. 13
e. 14

11. Dalam ilmu kependudukan, yang dimaksud dengan kematian bayi adalah bayi yang..
a. Mati dalam kandungan
b. Mati dibawah umur satu tahun
c. Mati dibawah umur satu bulan
d. Mati segera setelah lahir
e. Mati dibawah umur lima tahun

12. Jumlah kelahiran hidup di kecamatan selong pada tahu 2000 sebanyak 2.100 jiwa sedangkan
jumlah bayi yang meninggal sebanyak 120 jiwa , maka angka kematian bayinya adalah..
a. 55
b. 56
c. 57
d. 58
e. 59

13. Apabila diketahui jumlah penduduk kelompok umur 20-24 tahun banyaknya 8.808 jiwa dan
jumlah kematian banyaknya 80 orang, maka angka kematian kelompok umurnya adalah ..
a. 9,0
b. 9,1
4
c. 9,2
d. 9,3
e. 9,4

14. Angka kematian bayi di suatu wilayah dikatakan tinggi apabila
a. IMR < 35 jiwa per 1.000 kelahiran
b. IMR >35 jiwa per 1.000 kelahiran
c. IMR 35-37 jiwa per 1.000 kelahiran
d. IMR 75-125 jiwa per 1.000 kelahiran
e. IMR > 125 jiwa per 1.000 kelahiran

15. Angka kematian kasar di suatu Negara berkembang dikatakan tinggi apabila..
a. CDR > 20 jiwa per 1.000 penduduk
b. CDR < 20 jiwa per 1.000 penduduk
c. CDR 10- 20 jiwa per 1.000 penduduk
d. CDR < 10 jiwa per 1.000 penduduk
e. CDR 20-30 jiwa per 1.000 penduduk

16. Angka kematian kasar di suatu Negara maju dikatakan sedang apabila
a. CDR > 18 jiwa per 1.000 penduduk
b. CDR > 19 jiwa per 1.000 penduduk
c. CDR > 20 jiwa per 1.000 penduduk
d. CDR > 21 jiwa per 1.000 penduduk
e. CDR > 22 jiwa per 1.000 penduduk

17. Bayi dikatakan mati prematur apabila bayi tersebut..
a. Mati pada usia 25-usia lahir
b. Mati pada usia 20-25 minggu didalam kandungan
c. Mati pada usia 16 minggu didalam kandungan
d. Mati pada saat usianya kurang dari 1 bulan setelah lahir
e. Mati pada saat usianya kurang dari 1minggu setelah lahir

18. Pada pertengahan tahun 2000, jumlah penduduk di negara X sebanyak 20 juta jiwa. Jumlah
kematian selama tahun 2000 = 360.000 jiwa. Maka angka kematian pada tahun 2000 untuk
negara X adalah ....
a. 16
b. 17
5
c. 18
d. 19
e. 20

19. Indikator yang digunakan untuk menghitng angka kematian kasar ada beberapa hal. Salah
satu indikator yang digunakan untuk menghitung angka kematian kasar adalah
a. Jumlah penduduk akhir tahun
b. Jumlah kematian bayi
c. Jumlah kematian selama setahun
d. Jumlah kelahiran dikurangi jumlah kematian
e. Jumlah kelahiran bayi hidup


20. Apabila diketahui jumlah penduduk kelompok umur 20-24 tahun banyaknya 8.808 jiwa dan
jumlah kematian banyaknya 80 orang, maka angka kematian kelompok umurnya adalah ..
a. 9,0
b. 9,1
c. 9,2
d. 9,3
e. 9,4

21. Tingkat pertumbuhan suatu daerah dapat dilihat dari
a. CBR, ASFR, CDR, dan Migrasi neto
b. CBR, CDR, dan migrasi neto
c. CBR, ASFR, ASBR, dan migrasi
d. CDR dan CBR
e. CDR, CBR, dan migrasi




22. Pertumbuhan penduduk suatu negara tidak dipengaruhi oleh jumlah..
a. Emigrasi
b. Imigrasi
c. Kelahiran hidup
d. Kematian
e. Transmigrasi

23. Pertumbuhan penduduk alami dihitung dengan cara.
a. Angka kematian dikurangi angka transimigrasi
6
b. Angka kelahiran ditambah angka emigrasi
c. Angka kelahiran dikurangi angka imigrasi
d. Angka kelahiran dikurangi angka kematian
e. Angka kematian ditambah angka kelahiran


24. Dibawah ini merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk total suatu
wilayah , kecuali
a. Kelahiran
b. Kematian
c. Migrasi
d. Urbanisasi
e. Imigrasi dan emigrasi

25. Untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk Indonesia mencanangkan program KB.
Artinya Indonesia menganut paham
a. Pro natalitas
b. Pro migrasi
c. Anti natalitas
d. Anti mortalitas
e. Anti migrasi

26. Rumus yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan penduduk alami adalah
a. T = (L M) + (I E)
b. T = (L M)
c. T = (L + M) - (I + E)
d. T = (M + L)
e. T = (M x L)


27. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah..
a. Faktor alami dan non alami
b. Faktor intern dan ekstern
c. Faktor ekonomi dan sosial
d. Faktor kualitas penduduk
e. Faktor ekonomi

7
28. Pertumbuhan penduduk dikatakan tinggi jika T lebih dari.
a. 2%
b. 3%
c. 4%
d. 5%
e. 6%


29. Penduduk Daerah Itimewa Yogyakarta tahun 2000 berjumlah 28 juta jiwa. Tingkat kelahiran
1,5% dan tingkat kematian 1%. Pertumbuhan penduduk alaminya adalah.
a. 2.800
b. 14.000
c. 28.000
d. 42.000
e. 58.000

30. Dibawah ini merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk total suatu
wilayah , kecuali
a. Kelahiran
b. Kematian
c. Migrasi
d. Urbanisasi
e. Imigrasi dan emigrasi















8
LAMPIRAN 13

HASIL EVALUASI BELAJAR SISWA SIKLUS I
NO NAMA SISWA JENIS KELAMIN KKM NILAI KETUNTASAN
1 ABDUL QUDDUS SUSALAM L 75 63 TIDAK TUNTAS
2 ABDULLAH L 75 60 TIDAK TUNTAS
3 ABDURRAHMAN L 75 60 TIDAK TUNTAS
4 AHMAD FADLI L 75 75 TUNTAS
5 AHMAD YANI IHSAN L 75 77 TUNTAS
6 AHYAR ROSIDI L 75 75 TUNTAS
7 ALBARIANTO L 75 80 TUNTAS
8 AMINULLAH L 75 75 TUNTAS
9 FAHRURROZI L 75 75 TUNTAS
10 HAENUL HALI HAMIMI L 75 80 TUNTAS
11 HAMZANWADI L 75 90 TUNTAS
12 HIPZAN ROHADI L 75 63 TIDAK TUNTAS
13 ILHAM ROMDANI L 75 75 TUNTAS
14 ISMAYADI L 75 63 TIDAK TUNTAS
15 L. KUSUMARDANI L 75 80 TUNTAS
16 M. FAJRI L 75 57 TIDAK TUNTAS
17 M. IMADUL HASANI L 75 53 TIDAK TUNTAS
18 M. SAIDAL BADRI L 75 80 TUNTAS
19 M. SUBHAN L 75 75 TUNTAS
20 MOH. ABDUROSYID L 75 76 TUNTAS
21 MOH. AFRIADI ZARWAN L 75 75 TUNTAS
22 MOH. SYAFII L 75 77 TUNTAS
23 MUHAMMAD HARDI EFENDI L 75 75 TUNTAS
24 MUHAMMAD MUHIDIN L 75 83 TUNTAS
25 MUHAMMAD NASIB AROBI L 75 60 TIDAK TUNTAS
26 MUHAMMAD ZAINUL MUHLIS L 75 77 TUNTAS
27 SATRIA WIJAYA L 75 73 TUNTAS
28 TAUFIK RAHMAN L 75 70 TUNTAS
29 ZULKARNAEN L 75 90 TUNTAS
TOTAL 2112
RATA-RATA 71,82
TUNTAS 21
TUDAK TUNTAS 8
% KETUNTASAN 72,4%








9
LAMPIRAN 14

HASIL EVALUASI BELAJAR SISWA SIKLUS II
NO NAMA SISWA JENIS KELAMIN KKM NILAI KETUNTASAN
1 ABDUL QUDDUS SUSALAM L 75 75 TUNTAS
2 ABDULLAH L 75 75 TUNTAS
3 ABDURRAHMAN L 75 77 TUNTAS
4 AHMAD FADLI L 75 80 TUNTAS
5 AHMAD YANI IHSAN L 75 80 TUNTAS
6 AHYAR ROSIDI L 75 77 TUNTAS
7 ALBARIANTO L 75 90 TUNTAS
8 AMINULLAH L 75 83 TUNTAS
9 FAHRURROZI L 75 87 TUNTAS
10 HAENUL HALI HAMIMI L 75 93 TUNTAS
11 HAMZANWADI L 75 97 TUNTAS
12 HIPZAN ROHADI L 75 83 TUNTAS
13 ILHAM ROMDANI L 75 77 TUNTAS
14 ISMAYADI L 75 80 TUNTAS
15 L. KUSUMARDANI L 75 90 TUNTAS
16 M. FAJRI L 75 70 TIDAK TUNTAS
17 M. IMADUL HASANI L 75 63 TIDAK TUNTAS
18 M. SAIDAL BADRI L 75 93 TUNTAS
19 M. SUBHAN L 75 90 TUNTAS
20 MOH. ABDUROSYID L 75 90 TUNTAS
21 MOH. AFRIADI ZARWAN L 75 93 TUNTAS
22 MOH. SYAFII L 75 93 TUNTAS
23 MUHAMMAD HARDI EFENDI L 75 90 TUNTAS
24 MUHAMMAD MUHIDIN L 75 87 TUNTAS
25 MUHAMMAD NASIB AROBI L 75 77 TUNTAS
26 MUHAMMAD ZAINUL MUHLIS L 75 87 TUNTAS
27 SATRIA WIJAYA L 75 83 TUNTAS
28 TAUFIK RAHMAN L 75 97 TUNTAS
29 ZULKARNAEN L 75 97 TUNTAS
TOTAL 2437
RATA-RATA 84,03
TUNTAS 27
TUDAK TUNTAS 2
% KETUNTASAN 93,1








10
LAMPIRAN 15
ANALISIS KETUNTASAN BELAJAR SISWA SIKLUS I

Peserta : 29
Tuntas : 21
85% karena Tuntas, Tidak : Kategori
% 4 , 72
% 100
29
21

% 100
1

=
=
=
x
x
N
N
KB





ANALISIS KETUNTASAN BELAJAR SISWA SIKLUS II

Peserta : 29
Tuntas : 27
% 1 , 93
% 100
29
27

% 100
1

=
=
=
x
x
N
N
KB

Kategori : Tuntas, karena 85%


LAMPIRAN 16




























LAMPIRAN 16



J
l
n
.

T
G
K
H
.

Z
a
i
n
u
d
i
n

A
b
d
u
l

M
a
j
i
d



JEDING
R.KLS
X
5
R.KLS
X
4

R.KLS
X
3

R.KLS
X
2

R.KLS
X
1

Parkir
DENAH
R.KLS
X
6
U
RUANG
MULTIME
DIA

DENAH LOKASI MA MUALLIMIN NW PANCOR
TAHUN PELAJARAN 20
R.KLS
X
7

R.KLS
XIIPS


RUANG
LAB.IT

B
T
1

MA MUALLIMIN NW PANCOR
TAHUN PELAJARAN 2010







R.KLS
XIIPS
1


R.KLS
XIIPS

R.
BENDAH
ARA

B

S
Gg. NWDI II
MA MUALLIMIN NW PANCOR
10/2011


R.KLS
XIIPS
2
R
PERPUS
R
KU
R
LAB.BHS

Gg. NWDI II
R
GURU



MA MUALLIMIN NW PANCOR

R
LAB.BHS
R
KOMP
XI BHS

XI BHS

RUANG

RUANG
KAMAD

XI IPA.

XI IPA

XII BHS




PONDOK
USTADZ
Koperasi
Ar-Rahman
R.KLS
XI BHS
1
R.KLS
XII BHS
R.KLS
XI BHS
2
R.KLS
XII BHS

RUANG
TU

R.KLS
XII IPA

RUANG
KAMAD
RUANG
BP/BK
R.KLS
XI IPA.
1
R.KLS
XII IPA

R.KLS
XI IPA
2
.

R.KLS
XII IPS

R.KLS
XII BHS
1
R.KLS
XII IPS


R.KLS
XII BHS
2
R.KLS
XII BHS
3
R.KLS
XII IPA
1
RUANG
BP/BK
R.KLS
XII IPA
2
R.KLS
XII IPS
1
R.KLS
XII IPS
2
1

1

2

Anda mungkin juga menyukai