Anda di halaman 1dari 4

BANK CENTURY Bank century bermasalah dari mulai awal merger.

Yaitu tepatnya 27 November 2001, pada saat itu rapat dewan Gubernur Bank Indonesia meyetujui prinsip akuisisi Bank Pikko, Bank Danpac, dan Bank CIC. Namun pada saat 5 Juli 2002 saat izin akuisisi dari BI keluar, BI mulai mencium perbuatan melawan hukum. Bank Century mulai melakukan transaksi surat surat berharga ( SBB ) fiktif senilai USD25 juta. Selain itu terdapat pula SBB berisiko tiggi sehingga Century wajib membantuk penyisihan penghapusan aktifa produktif ( PPAP ). Ini berakibat CAR Bank CIC menjadi negatif. Kondisi inilah yang membuat penarikan dana pihak ketiga besar besaran yang mengakibatkan bank mengalami keseratan likuiditas dan telah melanggar kententuan posisi devisa netto ( PDN ). Pada tanggal 13 November 2008 Bank Century mengalami keadaan tidak bias membayar dana permintaan dari nasabah atau umumnya disebut sebagai kalah kliring keadaan ini hingga membuat terjadinya kepanikan atau dalam penarikan dana pada Bank Century. Kemudian pada tanggal 14 November 2008 manajemen Bank century melaporkan ketidakmampuan bank dalam melayani permintaan dana oleh nasabah, serta ikut mengajaukan permohanan untuk mendapatkan fasilitas pendanaan darurat kepada Komite Stabilitas Sektor Keuangan ( KSSK ). Sebagai pemegang mandate UU, pemerintah bermaksud untuk mencegah krisis, tapi disisi lain yang dihadapi adalah bank yang kualitasnya seperti Bank Century. Pada tanggal 20 November 2008 Bank Indonesia melakukan penetapan status Bank Century menjadi bank gagal, mentri keuangan yang di jabat Sri Mulyani selaku ketua Kominite Stabilitas Sektro Keuangan ( KSSK ) mengadakan rapat untuk pembahsan nasip bank century, dalam rapat tersebut, BI diwakili oleh Gubernur BI yang dijabat oleh Boediono menyatakna bahwa rasio kecukupan modal atau capital Adequacy Ratio ( CAR ) Bank Century telah minus hingga 3,52 persen, dalam rapat tersebut akhirnya diputuskan untuk menyerahkan Bank Century kepada lembaga penjamin simpanan ( LPS ) yaitu dengan keputusan bailout terhadap Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun. Badan pemeriksa keuangan ( BPK ) mencurigai adanya dugaan rekayasa untuk penambahan dana. Pihak pusat melaporkan dan analisis transaksi keuangan ( PPATK ) juga dicurigai berusaha untuk mentup nutupi data aliran dana tersebut, akan tetapi kemudian dibantah oleh Yunus Husein, kepala pusat pelaporan dan analisis transaksi keuangan ( PPATK ). Namun menurut saya setuju dengan BPK bahwa penyaluran modal sementara ( PMS ) oleh lembaga penjamin simpanan ( LPS ) kepada Bank Century patut dicurigai, karena saat itu adalah saat saat pemilu 2009, jadi bias saja dana tersebut di kamuflase sedemikian hingga dan akhirnya bisa dijadikan modal untuk pemilu 2009, karena pada saat itu Boediono sedang di calonkan seabagai wapres. Kemudian sebagian besar anggota DPR yang mengusulkan agar dilakukan penggunaan salah satu hak kewenangan konstitusional DPR yakni hak angket DPR dalam menangani kasus century ini. Yang akhirnya ditindak lanjuti dengan diadakannya sidang paripurna pengesahan hak angket bank century pada tanggal 1 Desember 2009 terhadap usulan penggunaan hak angket yang diusulkan oleh 503 anggota DPR tersebut akhirnya dishakan dan disetujui. Penggunaan hak angket utntuk mengungkap skandal Bank Century juga didukung oleh seluruh fraksi yang berbeda di DPR yakni 9 Fraksi. Fokus pelaksanaan hak angket dalam kasus Bank Century antara lain untuk mengetahui sejauh mana pemerintah melaksanakan peraturan perundang undangan sampai akhirnya memutuskan untuk mencairkan dana sebesar Rp 6,7

triliun untuk Bank Century, dan juga mengapa bisa terjadi perubahan peraturan Bank Indonesia secara mendadak, keterlibatan Kabareskim Mabes Polri saat itu, Komjen Suasno Duadji, dalam pencairan dana nasabah Bank Century, dan kemungkinan terjadi konpirasi antara pemegang saham utama Bank Century dan otoritas prbankan dan keuangan pemerintah, menyelidiki mengapa bisa terjadi pembakakan dana talangan menjadi 6,76 triliun bagi Bank Century ? itulah yang harus di selidiki, sementara kita tahu bahwa Bank Century hanyalah sebuah bank swasta kecil yang sejak awal bermasalah, bahkan saat menerima bailout, bank ini dalam status pengawasan khusus lebih jauh lagi, panitia hak angket juga akan mengetahui sebrapa besar kerugian Negara akibat Bank Century. Kebijakan pemerintah menyelamatkan Bank Century dengan sendirinya dapat dijadikan sebagai objek dari hak angket DPR karena berdamapak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara, apalagi kebijakan itu juga berkaitan dengan keuangan negara. Namun, apakah kebijakan itu benar - benar bertentangan dengan UU sebagaimana dugaan DPR, inilah yang harus dibuktikan melalui penggunaan hak angket itu. Dalam proses penyelidikan, panitia hak angket DPR dapat mengumpulkan fakta dan bukti bukan hanya dari kalangan pemrintah, tetapi dari siapa saja yang dianggap perlu, termasuk mereka yang dianggap ahli mengenai masalah yang diselidiki. Mereka wajib memenuhi panggilan panitia angket dan menjawab semua pertanyaan dan memberikan keterangan lengkap, termasuk penyerahan dokumen itu akan bertentangan dengan kepentingan negara. Mereka yagn dipanggil namun tidak datang tanpa alasan yang sah, dapat disandera selama lamanya seratus hari ( pasal 17 ayat 1 UU nomor 6 tahun 1945 ). Pengusulan hak angket Bank Century juga terkait dengan kesalahan struktur berpikir pemerintah. Pemerintah melupakan alamat amanat konstitusi bahwa salah satu tujuan di bentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti termasuk dalam pembukaan UUD 1945 paragraf ke-4, ialah memajukan kesejahteraan umum. Di tengah badai krisisi ekonomi dan rentetan bencana alam ang terjadi di hampir seluruh wilayah RI, pemerintah malah memanjakan Bank Century.Sungguh sangat ironis. Ketika menjelang babak akhir pembahasan kasus bank century di pansus DPR, Presiden SBY membuat pernyataan mengejutkan bahwa sebagai presiaden ia bertanggung jawab atas apa yang telah di putuskan oleh bawahanya ( dalam hal ini Boediono dan Sri Mulyani ). Saya menjadi heran, mengapa tidak dari awal permasalahan saja SBY berkata seperti itu, seandainya saja Presiden SBY membuat pernyataan di awal dari berbagai kejadian ini, maka mungkin keadaan tidak separah ini.Masyarakat pada umumnya merasa abu abu atau tidak yakin apakah presiden mengetahui atau tidak soal bail-out Bank Century mengingat beliau Diam.

Pendapat para ahli Sri Mulyani meminta sejumlah pihak berwenang melakukan investigasi kasus Bank Century agar terungkap dan kisruhnya bisa berakhir. "Silahkan segera dilakukan audittermasuk investigasi supaya tak ada kekisruhan di masyarakat, karena bisa menimbulkanekses tak baik bagi industri perBankan secara keseluruhan," katanya.Ia menyebutkan, jika kekisruhan tidak segera berakhir, maka bukan tidak mungkinupaya penyelamatan atau menghidupkan Bank Century akan sia-sia. "Nanti mau diauditoleh BPK, silahkan diaudit supaya dapat dilihat apakah semuanya sesuai dengan "goodgovernance" atau tata kelola yang baik atau peraturan perundangan atau tidak," katanya.Ia mempersilahkan BPK melakukan audit investigasi jika memang diperlukan untuk mendalami kemungkinan adanya `penyelewengan dana di Bank itu. "Nanti kita tungguhasil audit dari BPK. Ada baiknya dilihat dari semua aspek agar lebih matang," katanya.Menurut dia, pemerintah juga berkeinginan agar semua "clear", "akuntabel", danada kepatuhan terhadap aturan perundangan, dan prosedur yang ada. "Jadi semua dapatdilihat terbuka bahwa suatu penanganan krisis pada satu waktu tertentu dengan penilaiantertentu, informasi tertentu, dapat dilihat apakah ada yang salah dalam pengambilank e p u t u s a n d a n p e l a k s a n a a n , s u p a y a t a k a d a k e k i s r u h a n d i m a s y a r a k a t , " k a t a n y a . I a menyebutkan, pihaknya juga menunggu hasil investigasi dari pihak kepolisian, kejaksaan, p e n g a d i l a n , d a n P PAT K . " P e n g e m b a l i a n a s e t j u g a d i l a k u k a n o l e h P o l r i , K e j a k s a a n , M e n h u k h a m , d a n P PAT K u n t u k m e n e l u s u r i j i k a a d a a s e t y a n g d i b a w a k a b u r k e l u a r negeri," katanya.

Anggota DPR Dradjad Wibowo dalam hubungan ini m e n g a t a k a n , p e r s o a l a n keuangan yang dihadapi Bank Century tidak hanya dipicu krisis tetapi juga ada unsur k e j a h a t a n p e r B a n k a n d i d a l a m n y a . K a r e n a i t u s u a t u k e j a h a t a n p e r B a n k a n t i d a k mengharuskan negara ikut menalangi kerugian yang diderita Bank tersebut, katanya.Untuk itu, menurut Dradjad Wibowo, jika ada Bank nakal (kolaps) karena dikelolas e c a r a s e m b r o n o m a k a l e m b a g a i t u t i d a k p e r l u d i s e l a m a t k a n d e n g a n a l a s a n a p a p u n . Apalagi Bank itu terbukti dimanfaatkan oleh pemegang saham secara tidak wajar dan t e r i n d i k a s i p e n i p u a n . K a r e n a p e n y e l a m a t a n i t u h a n y a a k a n m e l u k a i r a s a k e a d i l a n masyarakat, ujarnya. D r a d j a d Wi b o w o m e n g a t a k a n , k a s u s i n i m e r u p a k a n k e s a l a h a n f a t a l y a n g t e l a h d i l a k u k a n B I d a l a m m e n a n g a n i B a n k C e n t u r y, k a r e n a B I t i d a k t e g a s m e n c a b u t i z i n usahanya sejak beberapa tahun lalu dan diambil langkah penyelamatan saat Bank itukolaps. Kesalahan BI juga bukanlah terletak pada lemahnya pengawasan, tetapi lebih pada tiadanya keberanian untuk menghukum atau mengambil tindakan tegas, ucapnya.

Namun di lain pihak, Deputi Gubernur BI Budi Rochadi membantah t u d i n g a n bahwa BI tidak melakukan pengawasan terhadap kasus Bank Century yang membuatBank itu harus disela matkan pemerintah. "Kami yang melaporkan adanya tindak pidanadi Century kepada polisi pada 25 November 2008," katanya. Laporan itu, menurut dia berisi tindak pidana yang dilakukan tiga pemegang saham Century antara lain RobertTa n t u l a r. P a d a 1 9 M a r e t 2 0 0 9 B I j u g a k e m b a l i m e l a p o r k a n t i n d a k p i d a n a i t u k e p a d a polisi. Ini adalah hasil pengawasan. Inisiatif BI untuk melaporkan ke polisi, tegasnya.Masalah Century itu bermula dari ketidakberesan Bank CIC (bersama Danpac danBank Pikko merger menjadi Bank Century pada 2004) dengan indikasi adanya surat-surat berharga (SSB) valas sekitar Rp2 triliun yang tidak berperingkat berbunga rendah dansulit dijual. SSB valas sebenarnya tidak boleh dibeli Bank, keberadaannya hanya untuk menyelamatkan neraca Bank yang sudah kolaps. Kandidat Doktor Bidang PerBankan, &Dekan Fakultas Hukum USAID, Laksanto Utomo dalam kasus ini mengatakan, faktor utama kasus ini terjadi disebabkan tidak berjalannya standar operasional prosedur (SOP).Semua aktifitas ditahan menunggu klarifikasi pengelolaan Bank dan prosedur, ujarnya

Anda mungkin juga menyukai