Anda di halaman 1dari 17

PROSES SELF ORGANIZING SERTA HUBUNGANNYA DENGAN KONSEP TERMODINAMIKA

KELAS TERMODINAMIKA KELOMPOK 5 Muhammad Amir Zain Muhamamd Nuruddianto Iqri'ah Kalim Titi Panilia 1106011695 1106012571 1106011934 1106010673

Makalah Kelompok ini Sebagai Tugas Sebelum Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Termodinamika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK, 2013
i

ABSTRAK

Suatu proses dimana atom, molekul yang dapat menyusun dirinya sendiri tanpa campur tangan manusia disebut dengan self organizing. Self organizing sendiri telah terjadi di alam tanpa kesadaran kita, satu diantara contohnya adalah tetesan air hujan pada daun. Proses self organizing sendiri sangat berkaitan dengan termodinamika, karena pada self organizing akan terjadi suatu keadaan seimbangan yang menyesuaikan dirinya sendiri. Di abad ke-21, para ilmuwan memperkenalkan strategi fabrikasi berbasis mesin dan material yang dapat membuat dirinya sendiri. Beberapa ulasan berikut akan memberikan gambaran tentang self organizing sebagai model teknologi dimasa depan dan contoh self organizing yang terjadi di alam. Kata Kunci: alam; seimbang; self -organizing; susun; termodinamika.

ii

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Proses Self Organizing di Alam dan Hubungannya Dengan Konsep Termodinamika. Makalah ini ditujukan sebagai tugas menjelang ujian tengah semester mata kuliah termodinamika. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada Efta Yudiarsah Ph.D. selaku dosen mata kuliah termodinamika yang telah memberikan banyak bimbingan dan arahan kepada kami dalam penyusunan makalah ini. Tidak lupa tim penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan pada kami. Makalah kelompok ini disusun agar pembaca dapat menambah pengetahuan mengenai self organizing di alam dan kaitannya dengan hukum termodinamika. Kami menyadari terdapat banyak kekurangan baik dari segi materi, ilustrasi, contoh, dan sistematika penulisan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Besar harapan kami makalah ini dapat diapresiasi sehingga dapat bermanfaat baik bagi kami sebagai tim penulis serta pada umumnya bagi para pembaca. Depok, 4 April 2013

Tim Penulis

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................Error! Bookmark not defined. ABSTRAK.......................................................................................ii KATA PENGANTAR ........................................... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar belakang ....................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup ................................................. 2 C. Tujuan .................................................................................................... 2 D. Metode Analisis .................................................................................... 3 E. Sistematika Penulisan ........................................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5 A. Pengertian Self Organizing ................................................................... 5 B. Konsep Termodinamika dalam Self Organizing ................................... 5 C. Self Organizing di Alam ........................................................................ 8 D. Self Organizing Dalam Teknologi ........................................................ 9 BAB III PENUTUP .............................................................................................. 11 A. Kesimpulan ......................................................................................... 11 B. Saran .................................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

iv

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Aneka teknologi pada abad 21 kian berkembang dengan tujuan mengefektifkan dan mengefisienkan kinerja manusia dalam aktivitas harianya. Manusia sendiri dalam aktivitasnya tidak pernah lepas dari penggunaan

teknologi baik teknologi sederhana seperti lampu hingga teknologi canggih misalnya dalam bidang kedokteran, bidang komunikasi ataupun dalam bidang transportasi. Pemikiran manusia yang terus berkembang berdampak terhadap perkembangan teknologi yang semakin inovatif. Penelitian demi penelitian yang dilakukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan melahirkan teknologi-teknologi mutakhir yang diharapkan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Teknologi-teknologi tersebut dibangun dengan campur tangan manusia. Namun dimasa mendatang, berbekal pada pengetahuan akan peristiwa alam yang mampu mengatur dirinya sendiri, manusia akan mengaplikasikan model tersebut ke dalam pengembangan teknologi. Model perakitan diri sendiri ini disebut dengan Self Organizing. Self Organizing merupakan kondisi dimana suatu sistem yang tidak stabil akan begerak menuju keadaan terorganisasi dan memiliki entropi yang lebih rendah. Tanpa kita sadari, proses self organizing telah terjadi di alam, misalnya tetesan air hujan pada sehelai daun. Pada tetesan air hujan terjadi bentuk yang

dapat memaksimalkan kestabilan energi dan meminimalisir permukaan yang tidak stabil dengan menggunakan konsep termodinamika. Di dalam dunia teknologi, self organizing sudah mulai dikembangkan, hal ini terlihat dengan adanya self Organizing yang diproduksi dalam bentuk tabung grafit (merupakan kabel elektrik terkecil yang pernah dibuat). Tabung ini disebut dengan Buckytubes.

B. RUMUSAN MASALAH DAN RUANG LINGKUP Agar penulisan makalah ini lebih fokus pada temanya, maka tim penulis merumuskan masalahnya dengan: 1. Apa yang dimaksud dengan self organizing? 2. Bagaimana konsep termodinamika dalam self organizing? 3. Bagaimana proses self organizing di alam? 4. Bagaimana self organizing yang diterapkan dalam teknologi? Ruang lingkup dari makalah ini adalah mahasiswa, masyarakat umum, dan kelompok yang ada pada orang tersebut.

C. TUJUAN Dalam penulisan makalah ini, tim penulis mempunyai beberapa tujuan, antara lain: 1. Mengetahui pengertian dari self organizing. 2. Mempelajari konsep termodinamika yang terjadi pada self organizing.

3. Mempelajari proses self organizing yang terjadi di alam. 4. Mempelajari proses self organizing dalam teknologi.

D. METODE PENGUMPULAN DATA Makalah ini dibuat berdasarkan teori yang ada pada literatur yang dapat diyakini kebenarannya. Metode yang dilakukan adalah dengan memeriksa kebenaran yang ada dan menyimpulkan berdasarkan sumber-sumber yang telah diketahui. Pada pembuatan makalah ini akan ditemukan pengertian dari self organizing itu sendiri, bagaimana proses self organizing yang terjadi di alam dan konsep termodinamika yang terjadi pada self orgazining serta pengembangannya di dunia teknologi.

E. SISTEMATIKA PENULISAN Agar pembaca dengan mudah mengetahui dan memahami isi dari makalah ini, tim penulis menyusun sistematikanya sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup C. Tujuan D. Metode Pengumpulan Data E. Sistematika Penulisan

BAB II.

PEMBAHASAN A. Pengertian Self Organizing B. Konsep Termodinamika Dalam Self Organizing C. Self Organizing di Alam D. Self Organizing dalam Teknologi

BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SELF ORGANIZING Proses Self Organizing adalah atom, molekul atau penggumpalan molekul dan komponen yang dapat menyusun diri mereka sendiri pada orde atau fungsi tertentu tanpa adanya campur tangan manusia. Self Organizing menghilangkan campur tangan manusia dalam pembangunannya. Secara lebih gamblang, manusia dapat membuat suatu teknologi dan meluncurkannya namun ada suatu saat dimana proses dalam teknologi tersebut akan tergantung pada kondisi internal dari teknologi tersebut lebih lanjutnya proses tersebut dapat mengacu terhadap bentuk yang energinya stabil ataupun suatu sistem dengan fungsi tertentu.

B. KONSEP TERMODINAMIKA DALAM SELF ORGANIZING Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa self organizing adalah suatu proses atom, molekul atau penggumpalan molekul dan komponen yang dapat menyusun dirinya sendiri pada suatu orde atau fungsi tertentu tanpa adanya campur tangan manusia. Di dalam proses self organizing ini akan terjadi suatu keadaan seimbang yang berkaitan dengan termodinamika. Misalnya, suatu sistem diberikan gangguan misalnya dengan dipanaskan sehingga temperatur berubah, atau dengan mengubah tekanan. Kedua

gangguan ini membuat sistem menjadi tidak seimbang. Untuk sistem dalam keadaan tidak seimbang diperlukan variabel tambahan untuk spesifikasi sistem, seperti laju aliran konveksi atau laju metabolisme. Sistem dikatakan berada dalam kesetimbangan termal apabila mempunyai temperatur yang uniform di semua bagian sistem. Dua sistem disebut dalam keseimbangan termodinamika, jika kedua sistem tersebut berada dalam : 1. Keseimbangan termal (mempunyai temperature yang uniform di semua bagian sistem). 2. Keseimbangan mengimbangi). 3. Keseimbangan kimia (tidak terjadi reaksi kimia.) Selain berada pada tiga keseimbangan yang disebutkan diatas, suatu sistem dikatakan berada dalam keseimbangan termodinamika apabila memenuhi aturan tidak terjadi pertukaran materi antar sistem. Sejak ditemukan hukum termodinamika, hukum ini telah menjadi satu diantara hukum terpenting dalam lingkup ilmu fisika. Sehingga hukum ini sering dikaitkan dengan konsep konsep yang bersifat universal. Hal ini dikarenakan hukum termodinamika memiliki kebenaran yang bersifat umum tidak dibatasi dengan adanya rincian dari konsep atau sistem yang mengacu pada penggunaan hukum termodinamika. Sistem termodinamika mekanik (pasangan gaya dalam sistem saling

diklasifikasikan menjadi 3 jenis sistem berdasarkan pertukaran yang terjadi antara sistem dan lingkungannya, 3 jenis sistem tersebut ialah : 1. Sistem terbuka

Ada pertukaran partikel dan energi. 2. Sistem tertutup Tidak ada pertukaran partikel, tetapi ada pertukaran energi. 3. Sistem terisolasi Tidak ada pertukaran partikel dan pertukaran energy. Walaupun pada kenyataannya sebuah sistem tidak mungkin terisolasi sepenuhnya dari pertukaran energi, bahkan dalam wadah terisolasi seperti tabung gas. Karena pada dasarnya tetap ada gaya gravitasi bumi dalam wadah tersebut. Untuk memahami sistem terisolasi ini mangacu pada energi yang masuk sama dengan energi yang keluar. Sehingga energi yang tersisa dalam sistem ini adalah nol, atau bisa dikatakan seperti tidak ada pertukaran partikel dan energi dengan ligkungan Sistem Terbuka dalam termodinamika dirasakan lebih menarik karena adanya self organizing spontan yang terjadi dalam sistem ini. Pada sistem terbuka, suatu materi mempunyai kemampuan mengorganisir sendiri menuju keseimbangan. Self organizing sponstan yang terjadi pada pasir ketika pasir dituangkan sedikit demi sedikit ke atas lantai, pasir akan membentuk suatu bukit pasir kecil. Jika pasir terus dituangkan, bukit pasir ini makin lama makin besar dan makin tinggi. Ketika bukit pasir mencapai suatu ketinggian tertentu yang disebut ketinggian kritis terjadilah suatu keanehan, yaitu diketinggian kritis ini butir-butir pasir yang dijatuhkan akan mengatur dirinya dengan mempertahankan agar kemiringan bukit pasir tidak berubah. Memang bukit semakin besar tetapi, kemiringannya tetap sama. Peristiwaperistiwa pengaturan diri terjadi ketika suatu sistem berada pada kondisi

kritis, kemudian terjadilah interaksi berupa adanya pertukaran partikel dan energi lalu terciptalah suatu keadaan yang baru, yang berbeda dari biasanya.

C. SELF ORGANIZING DI ALAM Konsep Self Organizing mengambil inspirasi dari alam contoh paling mudahnya adalah tetesan air hujan pada sehelai daun. Air hujan yang memposisikan bentuk melengkung dan halus secara spontan karena molekul pada permukaan di antara cairan dan udara kurang stabil dibandingkan dengan bagian dalam dari molekul tersebut. Ketika tetesan air hujan pada sehelai daun mengambil bentuk yang dapat memaksimalkan kestabilan energinya dan meminimalisir permukaan yang tidak stabil dengan bentuk melengkung yang halus, konsep termodinamika memainkan perannya dalam hal ini. Hal lain yang dapat dikaji dari Self Organizing ini adalah sebagian besar kaca jendela satu diantara contohnya float glass dibuat dengan made by floating molten glass on a pool of molten metal. Logam akan meminimalisir area permukaanya dengan bentuk yang halus dan rata. Kemudian kristal dari lelehan silikon adalah hasil dari prinsip termodinamika, bukan merupakan praduga manusia. Beberapa contoh mengilustrasikan potensi dari Self Organizing. Beberapa material adalah hasil dari ketidaksengajaan/kebetulan, namun pada beberapa tahun mendatang, ilmuwan dalam bidang material akan dengan sengaja mendesain mesin dan sistem manufaktur secara yang secara eksplisit menggunakan prinsip Self Organizing. Pencapaian hal ini akan

memiliki banyak keuntungan seperti menghasilkan material dengan sifat yang baru, mengeliminasi kesalahan yang dilakukan oelh manusia dan dimasa mendatang nanoteknologi akan dibangun dengan menggunakan prinsip perakitan diri.

D. SELF ORGANIZING DALAM TEKNOLOGI Self Organizing juga diproduksi dalam bentuk tabung grafit yang merupakan kabel elektrik terkecil yang pernah dibuat. Tabung ini disebut dengan Buckytubes

karena strukturnya mirip dengan kubah geodesik dari Buckminter Fuller. Buckytubes akan

mengambil bentuk yang


Gambar 1. Buckytubes.

memungkinkan dapat bergerak

karbon menuju

kesetimbangan termodinamika.

Proses pembentukan buckytubes diawali

dengan tetesan dari logam bertemperatur tinggi pada sewadah karbon, misalnya benzene. Karbon kemudian akan melarutkan tetesan metal dan mengalami presipitasi. Presipitasi menyebabkan pembentukan tabung grafit dengan diameter yang ditentukan oleh ukuran tetesan logam. Semakin banyak tetesan maka akan semakin banyak tabung grafit yang terbentuk. Tabung dengan ukuran nanometer ini merupakan konduktor yang baik dan dapat

10

digunakan sebagai dopants yang meningkatkan konduktivitas pada polimer dan meningkatkan performa baterai. Suatu saat buckytubes mungkin menjadi pendekatan terhadap material yang disebut oleh peneliti material sebagai crystal memori yaitu perakitan diri dalam versi 3 dimensi dari planar memories yang digunakan sebagai perangkat mikroelektronik saat ini. Memori kristal sampai saat ini masih berupa konsep artinya, belum ada komponen yang dapat di demonstrasikan di laboratori, namun kristal memori dapat dibayangkan. Unit terkecil dari kristal memori adalah silicon chip ataupun material semikonduktor yang dapat menjalankan operasi

mikroelektronik dan dapat diaktifkan oleh sinyal dari chip sejenis. Walaupun beberapa perangkat seakan-akan tidak mungkin dapat merakit dirinya sendiri mengacu pada proses yang dijabarkan hanya berdasarkan pada alam, faktanya semua bentuk dari kehidupan dapat berkomunikasi antar diri mereka masing-masing. Suatu hari nanti perangkat memori mikroelektronik akan dapat merakit dirinya sendiri melalui proses kristalisasi dari komponen yang lebih kecil dan mengantarkan era baru dalam industri manufaktur.

11

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian di atas, maka tim penulis dapat menyimpulkan bahwa. 1. Self organizing adalah suatu proses atom, molekul atau penggumpalan molekul dan komponen yang dapat menyusun dirinya sendiri pada suatu orde atau fungsi tertentu tanpa adanya campur tangan manusia. 2. Banyak proses self organizing yang terjadi di alam tanpa kita sadari, misalnya saja tetesan air hujan di daun, pembuatan kaca jendela (contohnya, float glass dibuat dengan made by floating molten glass on a pool of molten metal), dan sebagainya. 3. Self Organizing dalam teknologi satu diantaranya adalah Buckytubes yang didesain untuk kabel elektrik dibentuk dari presipitasi karbon akibat tetesan logam pada temperatur tinggi sehingga karbon akan bergerak menuju keseimbangan termodinamika. 4. Dalam proses self organizing terjadi suatu keadaan seimbang yang berkaitan dengan termodinamika dimana dalam termodinamika dikenal tiga macam keseimbangan yaitu, keseimbangan termal, mekanik, dan kimia.

12

B. SARAN Dari pembahasan yang telah tim penulis buat dalam makalah ini, tim penulis berharap para pembaca akan lebih mengerti lagi tentang apa itu self organizing, bagaimana prosesnya, adakah kejadian di alam mengenai self organizing, dan apa kaitannya dengan termodinamika serta bagaimana pengembangannya di dunia teknologi. Tim penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu tim penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, terima kasih.

13

DAFTAR PUSTAKA

Admin.2002. Buckytubes-History and Development. http://www.azom.com/article.aspx?ArticleID=1290. [Diakses tanggal 31 Maret 2013]. Kondepudi, Dilip. 2008. Introduction to Modern Thermodynamics.London: Great Britain by TJ International Ltd. Padstow, Cornwall. Whitesides, George M. 1995. Self-Assembling Materials. Scientific America, p. 146-149. Zemansky, Mark W; Dittman, Richard H. 1986. Kalor dan Termodinamika (Edisi 6, Terjemahan). Bandung: Penerbit ITB.

Anda mungkin juga menyukai