KATA PENGANTAR
Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya untuk kedua orang tuaku, saudara, teman, biskuit, lagu di hape, dan teh herbal neraka yang menemaniku sepanjang malam. Setelah menunda tiga minggu, dan akhirnya ngos-ngosan sebelum deadline pengumpulan, akhirnya buku ini terbentuk dengan cukup sempurna. (Sempurna? Eh -) Terima kasih untuk Bu. Siti Mahmudah yang dengan lapang hatinya menerima karya kliping pertamaku di SMP 1 Lumajang ini .
mohon dimaafkan jika klipingnya kurang benar, ya
Mohon maaf karena banyak sekali kekurangan di kliping ini. Terutama, jarang gambarnya, temanya yang mungkin keluar jalur, dan cara penyampaian yang membosankan (._.) *Ba Dum Tsss! Well, selama kalian membaca kliping ini, tidak ada candaan seperti ini lagi, jadi, saya sempetin bercanda disini saja, hehehe Selamat membaca kliping saya, guys!
\(^__^ )/ ~Vya
5. Provinsi Riau
Riau berada di garda terdepan dalam menjaga tradisi dan kebudayaan Melayu di Indonesia. Bahasa pengantar di provinsi ini umumnya Melayu. Adat istiadat yang berkembang dan hidup di provinsi ini adalah adat istiadat Melayu, yang mengatur segala kegiatan dan tingkah laku warga masyarakatnya bersendikan Syariah Islam. Penduduknya pun terdiri dari Suku Melayu Riau dan berbagai suku lainnya, mulai dari Bugis, Banjar, Mandahiling, Batak, Jawa, Minangkabau, dan China. Uniknya, di provinsi ini masih terdapat kelompok masyarakat yang di kenal dengan masyarakat terasing, antara lain: Suku Sakai: kelompok etnis yang berdiam di beberapa kabupaten antara lain Kampar, Bengkalis, Dumai. Suku Talang Mamak: berdiam di daerah Kabupaten Indragiri Hulu dengan daerah persebaran meliputi tiga kecamatan: Pasir Penyu, Siberida, dan Rengat. Suku Akit: kelompok sosial yang berdiam di daerah Hutan Panjang Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis. Suku Hutan: suku asli yang mendiami daerah Selat Baru dan Jangkang di Bengkalis, dan juga membuat desa Sokap di Pulau Rangsang Kecamatan Tebing Tinggi serta mendiami Merbau, sungai Apit dan Kuala Kampar.
Provinsi Riau sangat kaya dengan kerajinan daerah. Hanya saja hingga kini potensi kini potensi ekonomi rakyat ini masih kurang perhatian. Salah satu bentuk kerajinan daerah Riau adalah anyaman yang erat hubungannya dengan kebutuhan hidup manusia. Kerajinan ini dikembangkan dalam bentuknya yang aneka ragam, dibuat dari daun pandan, daun rasau, rumput laut, batang rumput resam, rotan, daun kelapa, daun nipah, dan daun rumbia. Hasil anyaman ini bermacam-macam pula, mulai dari bakul, sumpit, ambung, katang-katang, tikar, kajang, atap, ketupat, tudung saji, tudung kepala dan alat penangkap ikan yang disebut sempirai, pangilo, lukah dan sebagainya. Kerajinan lain yang juga populer adalah Tenunan Siak. Tenunan ini mempunyai motif yang khas, sehingga nilai jualnya juga cukup tinggi. Tenunan ini biasanya dikerjakan dengan peralatan tradisional. Bahasa: bahasa Melayu, bahasa Indonesia, bahasa Hokkien, bahasa Minang Suku-suku: Suku Sakai, Suku Talang, Suku Akit, Suku Hutan
7. Provinsi Jambi
Hanya ada satu bahasa daerah di Provinsi Jambi, yaitu Bahasa Melayu, dengan beberapa dialek lokal seperti dialek Kerinci, Bungo/Tebo, Sarolangun, Bangko, Melayu Timur (Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur), Batanghari, Jambi Seberang, Anak Dalam dan Campuran. Khusus untuk masyarakat Kerinci, mereka mempunyai aksara tersendiri yang dikenal dengan Aksara Encong yang dapat ditemui dan digunakan oleh sekelompok masyarakat di sana. Provinsi ini dapat dikatakan multietnis. Sebagian besar adalah Melayu Jambi dan selebihnya adalah berbagai suku dan etnis dari seluruh Indonesia. Etnis dominan adalah Minang, Bugis, Jawa, Sunda, Batak, Cina, Arab, dan India. Untuk memperkuat dan memelihara adat istiadat tersebut, berbagai kegiatan kesenian dan sosial budaya kerap di lakukan, antara lain : Tari Asik, dilakukan oleh sekelompok orang untuk mengusir bala penyakit; Tradisi Berdah, dilaksanakan saat terjadi bencana dengan tujuan menolak bencana; Kenduri Seko, bertujuan untuk membersihkan pusaka dalam bentuk keris, tombak, Al Kitab dalam bentuk Ranjiranji Kuno; Mandi Safar, dilaksanakan pada hari Rabu di akhir bulan Safar bertujuan untuk menolak bala; Mandi Belimau Gedang, dilaksanakan menjelang Ramadhan dengan tujuan menyucikan dan mengharumkan diri; dan Ziarah Kubur, dilaksanakan menjelang Ramadhan dengan tujuan mendoakan arwah leluhur. Bahasa: Bahasa Melayu Suku-Suku: Suku Kubu, Suku Melayu, Suku Kerinci
Meski banyak suku yang menetap di Kepulauan Bangka Belitung. Melayu, Bugis, Jawa, Batak, Buton, Sunda, Madura, Flores, Bali, dan Keturunan Tionghoa (Cina) bahasa paling dominan yang mereka gunakan adalah Melayu yang juga merupakan bahasa daerah setempat, Bahasa Mandarin dan Bahasa Jawa menempati urutan berikutnya. Di bidang kebudayaan, adat istiadat masyarakat setempat tentu saja menjadi dominan diselenggarakan, bahkan untuk ukuran tertentu bisa di eksploitasi menjadi daya tarik pariwisata tersendiri. Beberapa adat istiadat yang kerap dilakukan masyarakat misalnya: Sepintu Sedulang; Ritual yang lebih dikenal dengan sebutan Nganggung, di mana masyarakat dulang berisi makanan untuk dimakan siapa saja yang hadir di masjid; Rebo Kasan; Upacara yang dilaksanakan sebagai rasa syukur kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, agar mereka terhindar dari bencana sebelum ke laut mencari ikan; Buang Joang; Upacara tolak bala untuk keamanan desa, mirip upacara Rebo Kesan; Ceriak Nerang; Upacara yang dilakukan setelah panen padi sebagai puji syukur pada Allah, Tuhan Yang Maha Esa; Perang Ketupat; Upacara yang diadakan setiap bulan Syaban menyambut Ramadhan; Mandi Belimau; Dilaksanakan seminggu sebelum awal Ramadhan di pinggir Sungai Limbung; Lesong Panjang; Upacara yang dilaksanakan sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil panen; Adat Sijuk; Upacara khusus pada hari besar agama; Tari Sambut; Tarian khas di Bangka Belitung, dilakukan saat masyarakat menyambut tamu-tamu istimewa. Nirak Nanggok; Upacara adat untuk menunjukan rasa syukur atas kebaikan, dilakukan di Desa Membalong, Belitung.
Bahasa: Bahasa Melayu, Bahasa Mandarin, Bahasa Jawa Suku-suku: Suku Melayu, Suku Bugis, Suku Jawa, Suku Batak, Suku Buton, Suku Sunda, Suku Madura, Suku Flores, Suku Bali, Suku Tionghoa (Cina).
9. Provinsi Bengkulu
Terdapat empat bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Bengkulu, yakni : Bahasa Melayu, Bahasa Rejang, Bahasa Pekal, Bahasa Lembak. Penduduk Provinsi Bengkulu berasal dari tiga rumpun suku besar terdiri dari Suku Rejang, Suku Serawai, Suku Melayu. Sedangkan lagu daerah yaitu Lalan Balek. Di bidang kehidupan beragama, kesadaran melaksanakan ritual keagamaan mayoritas penduduk yang beragama Islam secara kuantitatif cukup baik. Kesadaran dikalangan pemuka agama untuk membangun harmoni sosial dan hubungan intern dan antar umat beragama yang aman, damai dan saling menghargai cukup baik. Disamping itu, terdapat adat dan istiadat yang cukup akrab dengan masyarakat Bengkulu, diantaranya: Kain Bersurek, merupakan kain bertuliskan huruf Arab gundul. Kepercayaan masyarakat di Provinsi Bengkulu umumnya atau sebesar 95% lebih menganut agama Islam. Upacara adat juga banyak dilakukan masyarakat di Provinsi Bengkulu seperti, sunatan rasul, upacara adat perkawinan, upacara mencukur rambut anak yang baru lahir. Salah satu upacara tradisional adalah upacara "TABOT" yaitu suatu perayaan tradisional yang dilaksanakan dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 10 Muharram setiap tahunnya, untuk memperingati gugurnya Hasan dan Husen cucu Nabi Muhammad SAW oleh keluarga Yalid dari kaum Syiah, dalam peperangan di Karbala pada tahun 61 Hijriah. Pada perayaan TABOT tersebut dilaksanakan berbagai pameran serta lomba ikan-ikan, telong-telong, serta kesenian lainnya yang diikuti oleh kelompok-kelompok kesenian yang ada di Provinsi Bengkulu, sehingga menjadikan ajang hiburan rakyat dan menjadi salah satu kalender wisatawan tahunan. Bahasa: Bahasa Melayu, Bahasa Rejang, Bahasa Pekal, Bahasa Lembak Suku-Suku: Suku Rejang, Suku Serawai, Suku Melayu
Provinsi Lampung dikenal juga dengan julukan "Sang Bumi Ruwa Jurai" yang berarti satu bumi yang didiami oleh dua macam masyarakat (suku/etnis), yaitu masyarakat Pepadun dan Saibatin. Masyarakat pertama mendiami daratan dan pedalaman Lampung, seperti daerah Tulang Bawang, Abung, Sungkai, Way Kanan, dan Pubian, sedangkan masyarakat kedua mendiami daerah pesisir pantai, seperti Labuhan Maringgai, Pesisir Krui, Pesisir Semangka (Wonosobo dan Kota Agung), Balalau, dan Pesisir Rajabasa. Di samping penduduk asli Suku Lampung, Suku Banten, Suku Bugis, Jawa, dan Bali juga menetap di provinsi itu. Suku-suku ini masuk secara massif ke sana sejak Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1905 memindahkan orang-orang dari Jawa dan ditempatkan di hampir semua daerah di Lampung. Kebijakan ini terus berlanjut hingga 1979, batas akhir Lampung secara resmi dinyatakan tidak lagi menjadi daerah tujuan transmigrasi. Namun, mengingat posisi Lampung yang strategis sebagai pintu gerbang pulau Sumatera dan dekat dengan Ibu Kota Negara, pertumbuhan penduduk yang berasal dari pendatang pun tetap saja tak bisa di bendung setiap tahunnya. Bahasa: Bahasa Indonesia Suku-Suku: Suku Lampung, Suku Banten, Suku Bugis, Suku Jawa, dan Suku Bali
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah ibu kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia/Batauia, atau J accatra (1619-1942), dan Djakarta (1942-1972). Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km (lautan: 6.977,5 km), dengan penduduk berjumlah 9.607.787 jiwa (2010).Wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam dunia.
Jawa Tengah sebagai provinsi dibentuk sejak zaman Hindia Belanda. Hingga tahun 1905, Jawa Tengah terdiri atas 5 wilayah (gewesten) yakni Semarang, Rembang, Kedu, Banyumas, dan Pekalongan. Surakarta masih merupakan daerah swapraja kerajaan (vorstenland) yang berdiri sendiri dan terdiri dari dua wilayah, Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran, sebagaimana Yogyakarta. Masing-masing gewest terdiri atas kabupaten-kabupaten. Waktu itu Rembang Gewest juga meliputi Regentschap Tuban dan Bojonegoro. Setelah diberlakukannya Decentralisatie Besluit tahun 1905, gewesten diberi otonomi dan dibentuk Dewan Daerah. Selain itu juga dibentuk gemeente (kotapraja) yang otonom, yaitu Pekalongan, Tegal, Semarang, Salatiga, dan Magelang. Sejak tahun 1930, provinsi ditetapkan sebagai daerah otonom yang juga memiliki Dewan Provinsi (Provinciale Raad). Provinsi terdiri atas beberapa karesidenan (residentie), yang meliputi beberapa kabupaten (regentschap), dan dibagi lagi dalam beberapa kawedanan (district). Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 5 karesidenan, yaitu: Pekalongan, Jepara-Rembang, Semarang, Banyumas, dan Kedu. Menyusul kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1946 Pemerintah mem bentuk daerah swapraja Kasunanan dan Mangkunegaran; dan dijadikan karesidenan. Pada tahun 1950 melalui Undang-undang ditetapkan pembentukan kabupaten dan kotamadya di Jawa Tengah yang meliputi 29 kabupaten dan 6 kotamadya. Penetapan Undang-undang tersebut hingga kini diperingati sebagai Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah, yakni tanggal 15 Agustus 1950.
kota besar di Pulau Jawa yang merupakan ibukota dan pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sekaligus tempat kedudukan bagi Sultan Yogyakarta dan Adipati Pakualam. Salah satu kecamatan di Yogyakarta, yaitu Kotagede pernah menjadi pusat Kesultanan Mataram antara 1575-1640. Keraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang sesungguhnya adalah Karaton Ngayogyakarta dan Puro Pakualaman, yang merupakan pecahan dari Mataram.
Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia. Ibukota terletak di Surabaya. Luas wilayahnya 47.922 km, dan jumlah penduduknya 37.476.757 jiwa (2010). Jawa Timur memiliki wilayah terluas di antara 6 provinsi di Pulau Jawa, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Wilayah Jawa Timur juga meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean serta sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa dan Samudera Hindia(Pulau Sempu dan Nusa Barung). Jawa Timur dikenal sebagai pusat Kawasan Timur Indonesia, dan memiliki signifikansi perekonomian yang cukup tinggi, yakni berkontribusi 14,85% terhadap Produk Domestik Bruto nasional.
Banten adalah sebuah provinsi di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya berada di Kota Serang. Wilayah Banten terletak di antara 57'50"-71'11" Lintang Selatan dan 1051'11"1067'12" Bujur Timur, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2000 luas wilayah Banten adalah 9.160,70 km. Provinsi Banten terdiri dari 4 kota, 4 kabupaten, 154 kecamatan, 262 kelurahan, dan 1.273 desa. Wilayah laut Banten merupakan salah satu jalur laut potensial, Selat Sunda merupakan salah satu jalur lalu lintas laut yang strategis karena dapat dilalui kapal besar yang menghubungkan Australia dan Selandia Baru dengan kawasan Asia Tenggara misalnya Thailand, Malaysia, dan Singapura. Di samping itu Banten merupakan jalur penghubung antara Jawa dan Sumatera. Bila dikaitkan posisi geografis dan pemerintahan maka wilayah Banten terutama daerah Tangerang raya (Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan) merupakan wilayah peny angga bagi Jakarta. Secara ekonomi wilayah Banten memiliki banyak industri. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura
Nusa Tenggara Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia. Sesuai dengan namanya, provinsi ini meliputi bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara. Dua pulau terbesar di provinsi ini adalah Lombok yang terletak di barat dan Sumbawa yang terletak di timur. Ibu kota provinsi ini adalah Kota Mataram yang berada di Pulau Lombok. Sebagian besar dari penduduk Lombok berasal dari suku Sasak, sementara suku Bima dan Sumbawa merupakan kelompok etnis terbesar di Pulau Sumbawa. Mayoritas penduduk Nusa Tenggara Barat beragama Islam (96%).
Nusa Tenggara Timur adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di tenggara Indonesia. Provinsi ini terdiri dari beberapa pulau, antara lain Flores, Sumba, Timor, Alor, Lembata, Rote, Sabu, Adonara, Solor, Komodo dan Palue. Ibukotanya terletak di Kupang, Timor Barat. Provinsi ini terdiri dari kurang lebih 550 pulau, tiga pulau utama di Nusa Tenggara Timur adalah Flores, Sumba dan Timor Barat. Provinsi ini menempati bagian barat pulau Timor. Sementara bagian timur pulau tersebut adalah bekas provinsi Indonesia yang ke-27, yaitu Timor Timur yang merdeka menjadi negara Timor Leste pada tahun 2002.
Penduduk asli Kalimantan Timur terdiri atas tiga suku besar: Dayak, Kutai, dan Banjar. Perkembangan dan kemajuan pembangunan serta berdirinya industri-industri raksasa seperti LNG Badak, PT Pupuk Kaltim Bontang, PT KEM, PT KPC dan berbagai pertambangan batu bara serta perusahaan perkayuan dan lain-lainnya memperluas lapangan usaha dan kesempatan kerja. Akibatnya masyrakat lebih beraneka ragam baik etnis maupun budaya. Kondisi demikian juga potensi untuk mengembangkan keanekaragaman budaya asli antara lain suku Bilungan, Tidung, Berusu, Abai, Kayan, Dayak, dan suku pendatang. Dalam kehidupan beragama relatif cukup baik bahkan kondisi toleransi antar umat beragama di tindaklanjuti dengan pembentukan Forum Komunikasi Umat Beragama di tingkat Provinsi dan smbilan Kabupaten serta empat kota.
Kalimantan Utara adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian utara Pulau Kalimantan. Provinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur. Saat ini, Kalimantan Utara merupakan provinsi termuda Indonesia, resmi disahkan menjadi provinsi dalam rapat paripurna DPR pada tanggal 25 Oktober 2012 berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2012.[1] Infrastruktur pemerintahan Kalimantan Utara masih dalam proses persiapan yang direncanakan akan berlangsung paling lama dalam 1 tahun.
Selain mempunyai adat dan budaya yang merupakan ciri khas daerah, di Sulawesi Tengah juga memiliki kerajinan-kerajinan yang unik juga yaitu: 1. 2. 3. 4. Kerajinan kayu hitam (ebony) Kerajinan anyaman Kerajinan kain tenun Donggala dan Kerajinan pakaian dari kulit ivo.
8. Dialek Batuatas 9. Dialek Wali (di Pulau Binongko) Kelompok Bahasa Suai terdiri dari : 1. Dialek Wanci 2. Dialek Kaledupa 3. Dialek Tomia 4. Dialek Binongko Untuk mengatur hubungan kehidupan antara masyarakat, telah berlaku hukum adat yang senantiasa dipatuhi oleh warga masyarakat. Jenis hukum adat tersebut antara lain adalah Hukum Tanah, Hukum Pergaulan Masyarakat, Hukum Perkawinan dan Hukum Waris. Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki berbagai jenis kesenian yang potensial sehingga memperkaya khasanah kebudayaan Indonesia. Jenis-jenis kesenian tersebut adalah seni tari, seni ukir dan seni lukis serta seni suara dan seni bunyi. Seni tari, merupakan tarian masyarakat yang dipersembahkan pada setiap upacara tradisional maupun menjemput tamutamu agung yang diiringi oleh alat musik tradisional antara lain gong, kecapi dan alat tiupan suling bambu selain alat musik modern, jenis-jenis seni tari di Sulawesi Tengah adalah : 1. Tari Umoara 2. Tari Mowindahako 3. Tari Molulo 4. Tari Ore-ore 5. Tari Linda 6. Tari Dimba-dimba 7. Tari Moide-moide 8. Tari Honari Selain itu di Sulawesi Tenggara terkenal juga dengan seni ukirnya yaitu ukiran perak. Sedangkan seni ukuran lainnya adalah anyaman rotan dan meja gempol dari kayu.
Sekak Rambang, Lembak, Kubu, Ogan, Penesek Gumay, Panukal, Bilida, Musi, Rejang, dan
Jawa Tengah Jawa, Karimun, dan Samin D.I. Yogyakarta Jawa Timur Bali Sumba Nusa Tenggara Timur Sabu, Sumba, Rote, Kedang, Helong, Dawan, Tatum, Melus, Bima, Alor, Lie, Kemak, Lamaholot, Sikka, Manggarai, Krowe, Ende, Bajawa, Nage, Riung, dan Flores Kalimantan Barat Ngaju, dan Mbaluh Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Banjar, dan Dayak Kalimantan Timur dan Bugis Sulawesi Selatan Mandar, Bugis, Toraja, Sadan, Bugis, dan Makassar Ngaju, Otdanum, Apokayan,Punan, Murut, Dayak, Kutai, Kayan, Punan, Kapuas, Ot Danum, Ngaju, Lawangan, Dusun, Maanyan, dan Katingan Ngaju, Laut, Maamyan, Bukit, Dusun, Deyah, Balangan, Aba, Melayu, Kayau, Ulu Aer, Mbaluh, Manyuke, Skadau, Melayu-Pontianak, Punau, Jawa, Madura, Tengger, dan Osing
Nusa Tenggara Barat Bali, Sasak, Samawa, Mata, Dongo, Kore, Mbojo, Dompu, Tarlawi, dan
Sulawesi Tenggara
Bungku, Buton, Muna, Wolio, dan Bugis Sulawesi Barat Mandar, Mamuju, Bugis, dan Mamasa Sulawesi Tengah Gorontalo Buol, Toli-toli, Tomini, Dompelas, Kaili, Kulawi, Lore, Pamona, Suluan, Mori, Bungku, Balantak, Banggai, dan Balatar Gorontalo Minahasa, Bolaang Mangondow, Sangiher Talaud, Gorontalo, Sangir, Sulawesi Utara
Ternate, Togite, Morotai, Loda, Halmahera, Tidore, dan Obi Maluku Buru, Banda, Seram, Kei, dan Ambon Maluku Utara Halmahera, Obi, Morotai, Ternate, dan Bacan Papua Barat Mey Brat, Arfak, Asmat, Dani, dan Sentani Papua Sentani, Dani, Amungme, Nimboran, Jagai, Asmat, dan Tobati
Suku Gayo
Suku Dayak
Suku Aceh
Suku Papua
Suku Batak
~Terima Kasih~