Pembangunan Aceh - Tantangan Dan Harapan
Pembangunan Aceh - Tantangan Dan Harapan
Latar Belakang
Peperangan selama lebih dari 125 tahun terhadap Kolonial Belanda pada awal tahun 1870-an hingga periode awal abad ke-20. Konflik yang terjadi di Aceh selama 30 Tahun yang dimulai dari perlawanan Tengku Muhammad Daud Beureueh dengan Pemerintahan Pusat di bawah Kepresidenan Soekarno, hingga proklamasi Gerakan Aceh Merdeka oleh Hasan Tiro pada tanggal 4 Desember 1976, sekaligus menandai klimaks kekecewaan atas Pemerintah Pusat di bawah Kepresidenan Soeharto. Kronologis Konflik di Aceh sebagai berikut:
..lanjutan
23 Januari 1951, Perdana Menteri M Natsir membacakan surat peleburan Provinsi Aceh ke Provinsi Sumatera Utara di RRI Banda Aceh. 21 September 1953, Daud Bereueh memproklamirkan Darul Islam setelah kongres ulama di Titeue Pidie. 26 Februari dan Maret 1954, Prajurit dari Batalyon 142 dari Sumatera Barat menembak paling kurang 99 warga sipil di Kampung Pulot dan Cot Jeumpa Aceh Besar. 23 September 1955, Daud Beureuh diangkat sebagai Kepala Negara dan Wali Negara Aceh dalam Kongres Rakyat Aceh atau Kongres Batee Krueng.
..lanjutan
27 September 1955, Indonesia mengirimkan pasukan dengan sandi Operasi 19 Agustus ke Aceh. 27 Januari 1957, Menteri Dalam Negeri Sunaryo melantik Ali Hasjmy sebagai gubernur Aceh dan Letnan Kolonel Sjamaun Gaharu sebagai Panglima Komando Daerah Militer Aceh. 8 April 1957, Perjanjian Ikrar Lamteh sebagai bentuk gencatan antara Darul Islam dengan Indonesia. Isi Ikrar Lamteh : Kami putera-putera Aceh, di pihak mana pun berada akan berjuang sungguh-sungguh untuk menjunjung tinggi kehormatan Islam, menjunjung tinggi kehormatan dan kepentingan rakjat Aceh.
..lanjutan
15 Februari 1958, Daud Beureueh bergabung dengan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Permesta serta memutus hubungan dengan Kartosoewirjo. PRRI, Permesta dan DI/TII di Aceh mengadakan operasi bersama menumpas orang Soekarno dengan sandi Operasi Sabang-Merauke. 16 Mei 1959, Provinsi Daerah Istimewa Aceh berdiri, Wakil Perdana Menteri RI Mr. Hardi mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 1/Missi/1959, isinya memberikan otonomi bidang pendidikan, agama dan adat istiadat.
..lanjutan
15 Desember 1961, Daud Beureueh memproklamirkan Republik Islam Aceh di Aceh Utara. 9 Mei 1962, Daud Beureueh beserta pasukan setia yang dipimpin oleh Teungku Ilyas Leube turun dari gunung di Langkahan Aceh Timur dan menghentikan perang. 22 Desember 1962, Rekonsiliasi dalam Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh (MKRA) yang melahirkan Ikrar Blang Padang. Setelah masa pemerintahan Soekarno-Hatta berakhir, dan rezim Orde Baru berkuasa persoalan Aceh masih terus membayangi pemerintahan Soeharto ini.
..lanjutan
Konflik selanjutnya 1972 Daud Beureueh mengumpulkan kekuatan DI/TII untuk menggalang perlawanan kepada pemerintah pusat Sabtu pagi tanggal 4 Desember 1976, Hasan Tiro mendeklarasikan Aceh Merdeka (AM) di Gunung Tjokkan. Sejak saat itu, beberapa operasi militer di gelar di Aceh. Puncaknya pada Bulan Mei1989 Aceh ditetapkan sebagai Daerah Operasi Militer (DOM)
..lanjutan
14 Oktober 1996, Rektor Unsyiah Dayan Dawood mengusulkan agar predikat daerah rawan Aceh dicabut karena merugikan secara ekonomi 29 Desember 1996, Kepala Kepolisian Daerah Aceh Kolonel Suwahyu menilai Aceh sudah cukup aman dan operasi militer sebaiknya diganti dengan operasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Dengan demikian Aceh terlibat dalam konflik sejak tahun 1976 hingga ditandatanganinya MoU Damai antara Pemerintah RI dan GAM 15 Agustus 2005 di Helsinki.
DASAR HUKUM
1. MoU Helsinki :
Ditandatangani pada 15 Agustus 2005 di Helsinki Butir 3.2. MoU : Reintegrasi ke dalam masyarakat
Prinsip-prinsip dasar tersebut harus diimplementasikan oleh Pemerintah RI, termasuk Pemda Aceh, dan GAM.
Minimal ada 19 butir kewajiban RI dalam MoU yang harus segera ditindaklanjuti, meliputi : aspek politik, hukum, HAM, keamanan, sosial, dan aspek ekonomi. Pemda NAD membentuk Badan Reintegrasi-Damai Aceh :
Kpts Gubernur No. 330/032/2006, tanggal 11 Feb 2006. Kpts Gubernur No. 330/106/2006, tanggal 02 Mei 2006. Kpts Gubernur No. 330/213/2006, tanggal 19 Juni 2006. Kpts Gubernur No. 330/145/2007 tanggal 23 April 2007. Kpts gubernur no.330/438/2008 tanggal 28 Agustus 2008
11
..lanjutan
UU No. 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh PP No. 20 Tahun 2007 Tentang Partai Politik Lokal
12
STRUKTUR MoU
1. Penyelenggaraan Pemerintahan di Aceh 1.1. UUPA 1.2. Partisipasi Politik 1.3. Ekonomi 1.4. Peraturan Perundang-undangan 2. Hak Asasi Manusia 3. Amnesti dan Reintegrasi ke Dalam Masyarakat 3.1. Amnesti 3.2. Reintegrasi ke dalam Masyarakat
4. Pengaturan Keamanan
5. Pembentukan AMM 6. Penyelesaian Perselisihan
13
1.Memberi kemudahan ekonomi (proses) 2.Memberi kesempatan kerja (proses) 3.Alokasi lahan pertanian (proses) 4.Pendampingan (proses)
1. Melanjutkan sosialisasi MoU (Proses) 2. Mendorong penyusunan RUU PA (Proses) 3. Mendorong Pilkada 2006 tepat waktu (Selesai) 4. Mendorong pendirian partai lokal (Selesai) 5. Mendorong pembentukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) (proses) 6. Mendorong Pembentukan Komisi Bersama Penyelesaian Klaim (KBPK) (proses) 7. Memberi dukungan kepada AMM -> FKK 8. Mendorong rehabilitasi PNS yg terlibat GAM (150 org) 9. Mendorong mantan GAM menjadi TNI/POLRI 10.Mendorong pemulihan kewarganegaraan (selesai) 11.Mendorong pembentukan Pengadilan HAM di NAD
14
BIDANG
POLHUKAM & HAM
Bersambung .........
Lanjutan .................
BIDANG
SOSIAL & KESRA
15
TARGET GROUP 1. MANTAN PASUKAN GAM 2. TAPOL YANG DAPAT AMNESTI 3. MASYARAKAT KORBAN KONFLIK :
Melalui
KEMUDAHAN EKONOMI
Mendukung
DANA REINTEGRASI
APBN, APBA, DONOR, BANK
REALISASI 2005 200 M 0 2006 600 M 0 2007 250 M 0 2008 450 M 235 M
TOTAL
200 M
600 M
250 M 685 M
450 M
2.185 M
850 M
18
NO
1
KENDALA
Belum adanya kepastian dana yang tersedia bagi kelanjutan program Reintegrasi Aceh
Penyaluran dana APBN tidak bersamaan, perlakuan terhadap date line sama dengan APBN lainnya, sehingga waktu pelaksanaan relatif singkat, (Realisasi dana Rp. 40.549 jt/20%) Belum adanya suatu ketetapan atau aturan terhadap besarnya bantuan (kompensasi diyat) Sebagian besar penerima bantuan rumah di pedalaman sehingga dana yang tersedia tidak kurang memadai
UPAYA
- Telah diajukan ke Bappenas untuk Anggaran 2010 Tgl. 26 mei 2009 - Proses Pengajuan ke Presiden R.I Anggaran 2010
Pencairan dilakukan pertahap. Diharapkan adanya perlakuan khusus/ perpanjangan waktu sampai dengan Maret 2010. Telah disepakati pembayaran untuk penerima bantuan Kompensasi Diyat sebesar Rp. 15 juta/orang (dengan cicilan pertahun Rp. 3 juta dan Rp. 6 jt/ tahun ) Pemerintah Provinsi telah melakukan sosialisasi bagi Kab/kota agar dapat melakukan sharing budget terhadap penerima rumah yang letaknya jauh dipedalaman
Pelaksanaan kegiatan-kegiatan silaturahmi dalam rangka islah, seperti Peusijuk (tepung tawar)
Draft untuk pembentukan komisi Klaim sedang dalam proses yang difasilitasi oleh Forum Komunikasi dan Koordinasi (FKK)
MENCERMATI REALITAS KONFLIK YANG DIALAMI RAKYAT ACEH YANG LAMA, PEMERINTAH ACEH DAN SEMUA PIHAK BERUSAHA MENJAGA DAN MENGAMANKAN BUTIR-BUTIR PERDAMAIAN YANG TERTUANG DALAM MOU HELSINKI.
20
PENYELESAIAN KONFLIK ACEH DITEMPATKAN DALAM KERANGKA AGAMA DAN ADAT POLA PENYELESAIAN KONFLIK DALAM BINGKAI AGAMA DAN ADAT MENEMPATKAN ULAMA SEBAGAI TOKOH SENTRAL SEBAGAI NEGOSIATOR, MEDIATOR DAN ARBITRATOR PENGEMBALIAN HARKAT DAN MARTABAT MASYARAKAT ACEH SEBAGAI ORANG YANG MENGAMALKAN SYARIAT PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA BAGI SELURUH LAPISAN MASYARAKAT ACEH TERUTAMA BAGI KORBAN KONFLIK KESEMPATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN PERLAKUAN YANG ADIL KEPADA MANTAN GAM, SEHINGGA TIDAK ADA LAGI PERBEDAAN/DISKRIMINASI DALAM MEMPEROLEH KESEMPATAN DAN AKSES DALAM BIDANG EKONOMI, PENDIDIKAN, KESEHATAN, KESEMPATAN KERJA, PERLINDUNGAN HUKUM, SOSIAL DAN KEHIDUPAN KEAGAMAAN DAN LAIN-LAIN.
21
BAPPEDA ACEH
Terwujudnya perubahan yang fundamental dalam segala sektor kehidupan masyarakat dan pemerintahan, sehingga Aceh akan tumbuh menjadi negeri makmur yang berkeadilan dan adil dalam kemakmuran pada tahun 2012
VISI
2. Aparatur pemerintah yang berkomitmen tinggi; 3. Penegakan Hukum; 4. Pengembangan Sumberdaya Manusia; 5. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; 6. Kestabilan dan keterbukaan Politik; 7. Adat istiadat, kebudayaan dan agama;
2007 Non-Migas
7,46%
2012 Migas
0,5 % - 1 %
Non-Migas
6-7%
17,33 Jt
12,27 Jt
20,0 Jt
16,0 Jt
3. Penduduk Miskin
26,65 %
16,0 %
4. Pengangguran
10,96 %
8,0 %
6. IPM
69,60
75,00
24
PDRB
Kontribusi sektor pertanian terus meningkat dan menjadi kontributor terbesar, sedangkan sektor migas semakin menurun. Aceh menuju ekonomi pertanian
40.00% 35.00% 30.00%
Manufacturing Industry
Percentage
25.00% 20.00%
Electricity, Gas and Water Supply Construction Trade, Hotel and Restaurant Transport & Communication
15.00%
10.00% 5.00% 0.00% 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
KEMISKINAN
BAPPEDA ACEH
32.6 28.4
32.6 28.7
17.6
19.0
19.0 17.8
18.7 16.6
15.0
10.0
16.7
16.0
2004 Aceh
Sumber : BPS Aceh
2005
2006
2008
2009
Aceh Urban
Indonesia
26
BAPPEDA ACEH
28.7
28.3
15.4
16.6 15.4
15.0
10.0
16.0
14.2 10.3
9.7
9.3
Aceh Urban
Aceh Rural
Indonesia
27
PENGANGGURAN
BAPPEDA ACEH
13
12
12
11
10,43 9,86
10,26
PERSENTASE
10
10,45 9,75
9,84 9,56
9,35 9
2003
2004
2005
2006
Aceh
2007
Nasional
2008
2009
2010
28
INFLASI
BAPPEDA ACEH
Secara umum tingkat inflasi di Aceh lebih tinggi daripada rata-rata nasional. Program pengendalian inflasi perlu dilakukan untuk memelihara daya beli masyarakat dan menurunkan jumlah penduduk miskin.
IPM
BAPPEDA ACEH
Indeks Pembangunan Manusia di Aceh masih belum merata, kawasan perdesaan mempunyai IPM lebih rendah
BAPPEDA ACEH
70.0 68.0
67.7
70.35
70.76
65.3
66.0
65.8 64.3
1999
2002
2004
2005 Aceh
2006
2007
2008
Indonesia
31
Perdagangan Aceh didominasi oleh impor barang yang berasal dari luar daerah ( Buy globally, sales locally)
Ribu Kg
3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 2006 2007 2008 2nd Sem 2009 Bongkar Muat
Ribu Ton
200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 2005 2006 2007 2008 Muat Bongkar
32
Kredit meningkat tetapi kredit konsumsi masih lebih besar daripada modal kerja dan investasi
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 R p T rillio n
55 57 59 63 22 15 64 12 24 12 29 12 31 35 10
2004
2005
2006 Investasi
2007
2008
Modal K erja
K onsumsi
33
Kredit sektor pertanian masih sangat kecil ( 2 persen dari keseluruhan kredit)
Pertanian 2% Industri 6% Konstruksi 6%
Perdagangan 26%
34
BAPPEDA ACEH
LANDASAN HUKUM
BAPPEDA ACEH
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Kewenangan serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Provinsi; Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang; Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar; Peraturan Presiden Nomor 11 tahun 2010 tentang Kerjasama Pemerintah Aceh dengan Lembaga atau Badan di Luar Negeri; Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014; Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010; Peraturan Gubernur Nomor 21 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 2007-2012.
36
FRAMEWORK
BAPPEDA ACEH
2005 2009
2010 2015
Rehabilitasi dan Rekonstruksi 1. MDGs (Millennium Development Goals) 2. Agronomics (Added Value Supply Chain Improvement) Manufacturing Focus
Service based Economy
37
IV
Program tidak prioritas tidak ada dalam RPJMA, namun dilaksanakan
II
III
Program prioritas tidak ada dalam RPJMA dan dilaksanakan
38
RTRWP
Perkembangan permasalahan nasional & hasil pengkajian implikasi penataan ruang provinsi Upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi provinsi Keselarasan & daya tampung lingkungan hidup RPJPD RTRWP yang berbatasan RTR Kawasan Strategis Provinsi RTRWK Psl 22 ayat (2)
Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah provinsi Rencana struktur ruang wilayah provinsi yang meliputi sistem perkotaan dalam wilayahnya yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya & sistem jaringan prasarana wilayah provinsi Rencana pola ruang wilayah provinsi yang meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis provinsi Penetapan kawasan strategis provinsi Arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi program utama jangka menengah lima tahunan Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi arahan peraturan zonasi sistem provinsi, arahan perizinan, arahan insentif dan disentif
Psl 22 ayat (2)
Jangka waktu
20 tahun
Psl. 23 ayat (3)
Di tinjau kembali lebih dari 1 kali dalam 5 tahun, dalam hal Perubahan kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar, dan/atau Perubahan batas teritorial negara dan/atau provinsi
Psl. 23 ayat (5)
Penyusunan RPJPD Penyusunan RPJMD Pemanfaatan ruang & pengendalian pemanfaatan ruang dalam wilayah provinsi Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan & keseimbangan perkembangan antar wilayah kabupaten/kota, serta keserasian antar sektor Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi Penataan ruang kawasan strategis provinsi Penataan ruang wilayah kabupaten/kota
Psl 23 ayat (2)
39
Struktur Tata Ruang yang diharapkan Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Aceh
Struktur Tata Ruang menurut Perda No. 9/1995 tentang RTRWP DI Aceh dan PP 24/1992 tentang RTRWN
Sabang (PKSN & PKW)
LSW
Arahan Struktur Tata Ruang menurut PP 26/2008 tentang RTRWN yg harus diacu ke dlm RTRWA
40
BAPPEDA ACEH
BAPPEDA ACEH
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kebijakan Strategis
1. Revitalisasi pertanian dan perikanan dengan pengembangan komoditi unggulan dan peningkatan nilai tambah. 2. Penciptaan kesempatan kerja. 3. Percepatan pengurangan angka kemiskinan. 4. Menciptakan iklim investasi yang kondusif. 5. Mendorong peningkatan eksport.
43
NO
PROGRAM/KEGIATAN
1 2 BIDANG PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN 1 Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan dan Holtikultura - Jagung - Padi - Kedele - Kacang Tanah - Rambutan - Kentang - Jeruk Keprok 2 Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian 3 Pengembangan Kelapa Sawit Rakyat 4 Pengembangan Kebun Kakao Rakyat 5 Pengembangan Kebun Karet Rakyat BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 1 Bantuan Keuangan Pemakmoe Gampong (BKPG)
5.000 Ha 1 Paket
44
BAPPEDA ACEH
1 2 BIDANG PETERNAKAN 1 Pengembangan Kawasan Peternakan Terpadu Pengembangan Kawasan Agribisnis Ternak Unggas Petelur 3 Pembangunan Puskeswan 4 Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN 1 Pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) - PPS Lampulo - PPP Idi - PPI Lanjutan 2 1 2 3 Pengadaan Boat 30 GT dan Alat Tangkap Purse Seine Pembangunan BLK Penataan Tempat Berusaha bagi Pedagang Kaki Lima dan Asongan Fasilitasi Pembinaan Usaha Kecil dan Menengah BIDANG TENAGA KERJA DAN UKM 2
1 Paket
45
BAPPEDA ACEH
PRIORITAS 2. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR DAN SUMBERDAYA ENERGI PENDUKUNG INVESTASI
Kebijakan Strategis
1. Pembangunan infrastruktur kawasan produksi dan pasar. dasar strategis yang menghubungkan 2. Pengembangan pusat-pusat kegiatan ekonomi sesuai RTRW Nasional dan RTRW Aceh.
3. Penyediaan energi listrik yang ramah lingkungan (PLTA). 4. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan pendukung pusatpusat kegiatan ekonomi.
5. Pemenuhan kebutuhan dasar dan peningkatan kualitas kesehatan (sanitasi) masyarakat perkotaan dan pedesaan. 6. Pendayagunaan dan konservasi sumber daya air guna mendukung peningkatan produktifitas pertanian dalam arti luas. 7. Pengendalian daya rusak air untuk melindungi pemukiman dan sumbersumber kegiatan ekonomi masyarakat. 8. Peningkatan peran swasta dan menciptakan lingkungan investasi yang kondusif. 9. Penyelesaian Rekonstruksi Aceh.
NO 1 1 2
PROGRAM/KEGIATAN 2 Pembangunan Jalan - Lintas Timur, Tengah dan Barat Kegiatan yang Commited (Multiyears Contract) + Eskalasi - Lintas Barat - Lintas Tengah - Non Lintas
Survey, Pemetaan, Master Plan, Studi Kelayakan dan Penatagunaan Tanah - Survey BMS Lintas Timur - Survey Data IRMS Lintas Timur, Tengah dan Barat 16.000 M 1.803,35 Km 151,75 Km 50,15 Km 10 Km 34,60 M 124,60 M 125,10 M
47
Penyusunan Detail Desain - Jalan Lintas Tengah - Jalan Lintas Timur - Jalan Lintas Strategis - Jembatan Lintas Strategis - Jembatan Lintas Barat - Jembatan Lintas Timur
BAPPEDA ACEH
Duplikasi Jembatan - Lintas Timur - Lintas Tengah - Lintas Barat - Lintas Strategis 25 M 59,20 M 156 M 445 M 5 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Unit 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1000 Unit 2 Paket
6 7
Pembangunan Prasarana Perhubungan Laut - Pembangunan Pelabuhan Pembangunan Prasarana Perhubungan Udara - Pembangunan Gedung VIP Bandara SIM - Pembangunan Bandara
8 9 10 11 12
Pengelolaan Kapal Perintis dan Bus Air - Pengadaan Kapal Penyeberangan 750 GT ( Labuhan Haji) Pembangunan Jalan Kereta Api Pembangunan Stasiun KA dan Gudang Penyusunan AMDAL, Penyelesaian DED dan Sertifikasi Pembangunan DAM Jambo Aye Pengadaan dan Pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
48
Bireuen
Lhokseumawe
k.Simpang
BELAWAN
Sinabang
Singkil
P. Banyak 49
Sabang
Lamteng
PETA PROYEKSI ALIRAN KOMODITI SETELAH PEMBANGUNAN AHP EC DAN PENGEMBANGAN OUTLET PELABUHAN
k.Simpang
Subulussalam
Sinabang
Singkil
P. Banyak 50
Pel. Malahayati Banda Aceh Sigli Pel.. Glee Gluengku Pel. Lhokseumawe Lhokseumawe Bandara Malikulsaleh Sp.Tiga Rodelong Calang Pel. Idi
Bireuen
Jantho
Takengon
Langsa
Keterangan : = Jalan Nasional & Jalan Provinsi = Highway = Jalan Rel = Lintas Penyeberangan = Ibukota Provinsi = Ibukota Kabupaten = Daerah Terpencil = Pelabuhan Laut = Bandar Udara Sinabang Tapak Tuan
Kutacane
Subulussalam
Singkil
P. Banyak 51
S IG L IK M .1 1 2 B IR E U E NK M .2 1 8 L H O K S E U M A W E K M .2 7 4
C A LA N G K M .1 5 5 T A K E N G O NK M3 1 9
L A N G S A K M .4 4 0 K A R A N G B A R U
M E U LA B O HK M .2 4 7 B L A N G K E J E R E NK M .4 7 5
B LA N G P ID IEK M .3 7 6
K U T A C A N E K M .5 7 9
T A P A K T U A NK M .4 4 5
SINABANG
P E TA JA R IN G A N JA L A N
S ING KIL
P R O G R A M
J IC A
52
53
BAPPEDA ACEH
Kebijakan Strategis
1. Pemerataaan akses. dan perluasan relevansi
54
NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
PROGRAM/KEGIATAN 2 Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pembinaan Pendidikan yang Berwawasan Keunggulan Pemberian Dana BOS Penyediaan Beasiswa bagi Siswa Miskin Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) SMK Pembinaan Pendidikan Kursus dan Kelembagaan Pengembangan Pendidikan Keaksaraan Pengembangan Kapasitas Pemahaman Alqur'an bagi Guru dan Kelapa Sekolah (Fahmul Qur'an) Subsidi Tunjangan Khusus Bagi Guru di Daerah Terpencil (Wajar 9 Tahun)
TARGET (VOLUME) APBA 3 200 Lembaga 80 Guru/Kepala Sekolah 735.000 Orang 30.000 Orang 33.000 Orang 430 Peserta 200 Kelompok 2.000 Orang 1.200 Orang 10 Kegiatan 15.000 Orang APBN 4 10 Kegiatan dan 10.000 Anak
55
BAPPEDA ACEH
Kebijakan Strategis
1. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan melalui penyedian peralatan dan peningkatan sumber daya manusia yang memadai. 2. Penerapan quality assurance seperti Malcolm Baldrigde Performance Criteria dalam pelayanan kesehatan. 3. Peningkatan kesadaran masyarakat Aceh akan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui kegiatan promosi kesehatan dan kesehatan lingkungan.
56
NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
PROGRAM/KEGIATAN 2 Peningkatan Kesehatan Masyarakat Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat Penyemprotan/Fogging Sarang Nyamuk Pelayanan dan Pencegahan Penyakit Menular Penyuluhan Bagi Ibu Hamil dari Keluarga Kurang Mampu Kemitraan Asuransi Kesehatan Masyarakat Penanggulangan Masalah Gizi Kurang dan Gizi Buruk Pada Ibu Hamil dan Menyusui, Bayi dan Anak Balita Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar Masyarakat Miskin Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Flu Burung/ Penyakit Lainnya (Program P2P)
TARGET (VOLUME) APBA 3 500 Orang 80 Kali 80.000 Rumah 300 Orang 600 Orang 1.040.275 Orang 23 Kab/kota 23 Kab/kota 23 Kab/kota 23 Kab/kota APBN 4
57
BAPPEDA ACEH
Kebijakan Strategis
1. Internalisasi kehidupan islami melalui pendidikan formal/non formal dan norma sosial kemasyarakatan. 2. Revitalisasi institusi sosial budaya Aceh yang pro-pembangunan.
BAPPEDA ACEH
Kebijakan Strategis
1. Implementasi tata kelola pemerintah yang baik (Good Governance) melalui reformasi birokrasi. 2. Memelihara perdamaian sebagai prasyarat pembangunan. 3. Mendorong penegakan dan kepastian hukum. 4. Mendorong implementasi UU No. 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh untuk percepatan pembangunan Aceh.
BAPPEDA ACEH
Kebijakan Strategis
1. Peningkatan ketahanan (resilience) masyarakat akan bencana melalui pendidikan , tata ruang, sosial ekonomi, dll. 2. Penguatan mitigasi bencana melalui sistem deteksi dini bencana alam, mekanisme koordinasi dan komunikasi dalam penanggulangan bencana dan penanganan pasca bencana. 3. Internalisasi conflict sensitive approach dalam proses pembangunan.
3. Pelayanan kesehatan bagi pengungsi korban bencana. 4. Sosialisasi RAD Penanggulangan Bencana (2010-2013).
60