Anda di halaman 1dari 2

Manajemen konflik

Dalam organisasi, konflik sebenarnya merupakan hal alamiah. Konflik dianggap sebagai gejala atau fenomena yang tidak wajar dan berakibat negatif, tetapi sekarang konflik dianggap sebagai gejala yang wajar yang dapat berakibat negatif maupun positif tergantung bagaimana cara mengelolanya. Adapun faktor penyebab terjadinya konflik : 1. 2. 3. Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya. Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku. Perbedaan sifat dan sikat pada setiap orang.

Dampak negatif dari konflik dalam manajemen 1. 2. 3. 4. Menghambat komunikasi. Merusak suatu hubungan rekan. Merusak kerjasama tim atau kelompok. Merusak sistem pekerjaan pegawai.

Dampak positif dari konflik dalam manajemen 1. 2. Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu bekerja. hasil kerja meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya.

Strategi Mengatasi Konflik Menurut Stevenin (2000, pp.134-135), terdapat lima langkah meraih kedamaian dalam konflik. Apa pun sumber masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam mengatasi kesulitan: 1. Pengenalan

Kesenjangan antara keadaan yang ada diidentifikasi dan bagaimana keadaan yang seharusnya. Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak mempedulikan masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada). 2. Diagnosis

Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji mengenai siapa, apa, mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkan perhatian pada masalah utama dan bukan pada hal-hal sepele. 3. Menyepakati suatu solusi

Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak praktis. Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang tidak terlalu baik. Carilah yang terbaik. 4. Pelaksanaan

Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Hati-hati, jangan biarkan pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah kelompok. 5. Evaluasi

Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru. Jika penyelesaiannya tampak tidak berhasil, kembalilah ke langkah-langkah sebelumnya dan cobalah lagi.
Terapi suportif berusaha untuk memperkuat Ego. Premis mereka adalah bahwa Ego yang kuat dapat mengatasi lebih baik (dan di kemudian hari, sendirian) dengan eksternal (situasional) atau internal (naluri, drive) tekanan. Mendukung terapi berusaha untuk meningkatkan kemampuan pasien untuk menekan konflik (bukan membawa mereka ke permukaan kesadaran). Sebagai konflik yang menyakitkan ditekan - begitu pula segala macam dysphorias dan gejala. Ini agak mengingatkan behaviorisme (tujuan utama adalah untuk mengubah perilaku dan untuk menghilangkan gejala). Biasanya membuat tidak menggunakan pemahaman atau penafsiran (walaupun ada pengecualian).

Terapi suportif atau pendukung adalah pengobatan yang diarahkan untuk menjaga integritas fisiologis atau fungsional pasien sampai pengobatan yang lebih definitif dapat dilaksanakan, atau sampai daya penyembuhan pasien berfungsi untuk meniadakan kebutuhan perawatan lebih lanjut. Obat penenang, diuretik, antihipertensi, dll adalah jenis obat yang memberikan terapi suportif.

Anda mungkin juga menyukai