Share
Tradisi membedong bayi yang baru lahir, belakangan mulai banyak ditinggalkan. Membedong bayi dianggap bisa mengganggu saraf motorik bayi karena si mungil jadi tidak bebas bergerak. Masih perlukah bayi dibedong? Tradisi membedong bayi lebih banyak ditemui di masyarakat Asia. Kebanyakan masyarakat percaya bahwa dengan membedong bayi akan membuat kakinya menjadi lurus. Namun dengan pesatnya informasi, para ibu muda mulai membandingkan perlakuan bayi di negara-negara maju yang tanpa dibedong justru membuat bayinya lebih lincah dan kaki si bayi pun tetap lurus-lurus saja. "Secara normal bayi yang baru lahir kakinya memang bengkok itu karena selama dikandungan posisinya selalu meringkuk,tapi nantinya kaki bayi akan lurus dengan sendirinya," ujar Dr Dewi K Utama, SpA seperti dikutip Tips Kesehatan dari detikHealth, Senin (25/1/2010). Dr Dewi menuturkan, manfaat bayi dibedong sebenarnya agar bayi menjadi lebih kalem dan nyaman. Karena beberapa bayi terkadang membutuhkan waktu transisi atau adaptasi antara keadaannya di dalam rahim dengan lingkungan. Saat di dalam rahim ibunya bayi tidak leluasa bergerak, sedangkan saat sudah lahir bayi menjadi kaget karena bisa bergerak lebih leluasa. Reaksi kaget ini disebut dengan refleks morro. "Jika bayi dibedong saat masih dalam masa neonatal atau hingga usia 40 hari, maka bayi akan merasa seperti saat terpeluk di dalam rahim ibunya dimana bayi merasa aman dan nyaman," ujar Dr Dewi. Tapi dia mengingatkan sebaiknya orangtua tidak asal membedong bayinya, karena jika bedongannya terlalu kuat atau tebal bisa berbahaya bagi bayi itu sendiri.
Jika udara disekitar panas dan orangtua membedong bayi secara ketat akan membuat bayi menjadi kepanasan (overheat). Hal ini bisa mempengaruhi sistem saluran pernapasan dari bayi tersebut. Membedong juga tidak perlu keseluruhan tubuh bayi. Bedonglah bayi mulai dari bahu bayi hingga kakinya, dan juga bedongan bayi sebaiknya agak sedikit longgar agar bayi masih bisa sedikit bergerak. "Sebaiknya setiap 2 jam orangtua mengecek kondisi bayinya dan jangan membedong bayi terlalu lama. Kalau bayi terlihat berkeringat maka ini menjadi tanda bahwa bayi merasa kepanasan, karenanya lebih baik melepas terlebih dahulu bedongannya," ujar dokter yang berpraktik di RS Bunda Menteng, Jakarta. Jika setelah mandi bayi diberikan pakaian dari bahan katun dan dibedong dengan kain yang tidak panas, maka ini bisa membuat bayi merasa nyaman sehingga bayi akan tidur dengan lebih nyenyak dan tenang. Kalau bayi memang senang dibedong, maka tak ada salahnya untuk selalu membedong bayi. Tapi sebaiknya jika bayi sudah mulai aktif bergerak orangtua tak perlu membedong seluruh tubuhnya biarkan tangan bayi keluar agar bisa bergerak-gerak. Namun jika bayi tidak merasa nyaman untuk membedong, orangtua jangan memaksanya. "Perlu atau tidaknya bayi dibedong, tergantung dari karateristik si bayi. Jika bayi merasa lebih nyaman dan senang dengan dibedong, ya tidak apa-apa diteruskan. Tapi kalau bayi tidak merasa nyaman, orangtua tidak perlu memaksa," tambahnya. Membedong boleh-boleh saja semasa transisi bayi agar dia tetap merasa nyaman seperti dikandungan. Bayi yang dibedong juga memudahkan ibu untuk menyusui. Tapi membedong bukanlah untuk meluruskan kaki bayi. Jika bayi tidak kaget-kaget lagi ketika tidur itu tanda si bayi sudah mulai beradaptasi dan penggunaan bedong sebaiknya jangan terlalu sering agar otot motoriknya bisa bergerak maksimal.
http://mypotik.blogspot.com/2010/01/apakah-bayi-masih-perlu-di-bedong.html
http://idy-arief.com/pengalaman-dengan-si-kembar-pt1/
Bunda pernah mendengar bahwa sebenarnya membungkus (bedong) bayi membahayakan dirinya? Pernyataan ini tidak salah tapi juga tidak sepenuhnya benar. Pembedongan juga menguntungkan bila dilakukan dengan tepat. Salah satunya membuat badan bayi hangat sehingga tidurnya lebih berkualitas. Selain itu tubuh bayi yang dibedong saat menyusui memudahkan Bunda karena tangannya tidak bergerak-gerak. Namun, masih banyak Bunda yang belum mengerti bagaimana cara membendong bayi yang tepat. Berikut langkah-langkahnya : 1. rentangkan selimut bedong membentuk segitiga 2. letakkan kepala bayi tepat di tengah lipatan 3. ambil sisi kiri kain, angkat lengan kanan bayi dan selipkan ujung kain di tubuh kanannya 4. lipat bagian bawah kain untuk membungkus kakinya 5. tarik perlahan sisi lainnya, bungkus tubuhnya dan selipkan ujung kain di balik punggung kiri Selain cara membendong, Bunda harus menangkap respon bayi. Apakah ia suka dibedong atau tidak. Mudah saja untuk mendeteksinya. Setelah dibedong lihat, apakah bayi terlihat nyaman atau malah sebaliknya menjadi rewel. Bila ia rewel cek kembali apa yang membuat ia rewel. Bisa jadi karena : a. bahan selimut pilihlah yang berbahan katun dari serat alami sehingga memungkinkan udara masuk dan kulitnya tidak teriritasi b. terlalu ketat bisa jadi Bunda membedongnya terlalu ketat. Membedong yang rapi bukan berarti harus membungkusnya erat-erat. Hal ini bisa membuatnya merasa terpenjara. Perlu diingat pembedongan yang benar ialah tidak mengganggu napas dan geraknya c. cuaca panas jangan memaksa membedong bayi pada saat cuaca panas. Bayi layaknya orang dewasa yang tidak menyukai memakai pakaian tertutup pada saat cuaca panas. Lupakan membedongnya
bila cuaca tidak memungkinkan Nah, jika semua sudah dilakukan dengan baik dan ternyata si kecil masih terlihat rewel, itu artinya ia benar-benar tidak suka dibedong. Jangan dipaksa, kalau ia tidak suka Bunda tak perlu membedongnya. Tak perlu kuatir dengan bentuk kaki yang katanya tidak lurus bila tidak dibedong. Ini sama sekali tidak ada hubungannya. Tips : Bila ia tidur dalam bedongan rajin-rajinlah untuk mengecek apakah si kecil pipis sehingga tidak menimbulkan iritasi
http://www.infobunda.com/pages/articles/artikelshow.php?id=241&catid=11
Bedong bayi merupakan hal yang tak asing lagi bagi kita, meskipun pada kenyataannya kita tak tahu apa kegunaan dari membedong bayi dan apa bahayanya jika tidak dipakaikan dengan hati-hati. Melalui artikel ini Kafebalita mencoba membahasnya untuk anda.
Manfaat Bedong Bayi Membedong bayi bukan hanya bermanfaat untuk menghangatkan bayi namun juga mengurangi resiko terjadinya SIDS atau kematian mendadak pada bayi saat tidur. Dengan membedongnya, bayi akan berada pada posisi terlentang saat tidur. Bedong bayi dapat dilakukan dari semenjak anak lahir hingga mereka bisa menggulingkan badannya. Yang harus anda perhatikan tidak semua bayi merasa nyaman dibedong. Jika bayi anda terus berontak saat dibedong, pilihlah alternatif lain dengan memakaikan sleeping bag bayi, yang mempunyai fungsi yang sama dengan bedong. Sebaiknya anda tidak membedong bayi anda jika anda dan bayi masih sharing tempat tidur. Membedongnya justru akan membuatnya merasa kepanasan (yang diketahui bisa menyebabkan SIDS). Bagaiman Cara Membedong bayi Ada banyak cara untuk membedong bayi, namun 6 langkah dibawah ini adalah yang paling populer (lihat gambar):
Pakaian yang harus dipakai saat bayi dibedong Pakaikan bayi anda busana sesuai dengan musim dan iklim disekitarnya, dan jangan biarkan kain bedong menutupi mulut atau kepalanya. Saat cuaca sedang panas, pakaikan bayi anda hanya selimut dan popok agar mereka tidak merasa kepanasan, sebaliknya jika cuaca dingin, pakaikan mereka jumpsuit ringan. Hindari memakaikan baju yang berbahan tebal atau selimut. Pastikan bedongan anda tidak menutupi kepala, telinga, dan dagu, karena akan menghalangi pernapasan mereka dan meyebabkan kepanasan. (Source:http://raisingchildren.net.au)
http://www.kafebalita.com/content/articles/read/2008/08/manfaat-dan-bahaya-bedong-bayi/435
Mitos Bayi Di Bedong Ada banyak mitos tentang perawatan bayi yang berkembang dan terus dipertahankan di masyarakat. Sebagian salah, tetapi ada pula yang secara ilmiah benar. Mana yang Anda ikuti? Berikut beberapa di antaranya. Mitos: Pakai gurita agar tidak kembung.
Fakta: Salah. Pasalnya, organ dalam tubuh malah akan kekurangan ruangan. Dinding perut bayi masih lemah, volume organ-organ tubuhnya pun tak sesuai dengan rongga dada dan rongga perut yang ada karena sampai 5 bulan dalam kandungan organ-organ ini terus tumbuh sementara tempatnya sangat terbatas. Jika bayi menggunakan gurita, ruangan untuk pertumbuhan organ-organ ini akan terhambat. Boleh memakai gurita asal ikatan bagian atas dilonggarkan sehingga jantung dan paru-paru bisa berkembang. Mitos: Kuku tak boleh dipotong sebelum 40 hari. Fakta: Salah. Jika tidak dipotong, kuku yang panjang itu bisa melukai wajah bayi, bahkan melukai kornea mata. Kalau sampai kena kornea, tak bisa disembuhkan lagi. Mitos ini mungkin lebih disebabkan kekhawatiran akan melukai kulit jari tangan atau kaki si bayi saat ibu menggunting kukukukunya. Sebaiknya gunting dengan gunting kuku khusus untuk bayi. Mitos: Kaki dibedong agar tidak pengkor. Fakta: Salah. Bedong bisa membuat peredaran darah bayi terganggu karena kerja jantung memompa darah menjadi sangat berat. Akibatnya, bayi sering sakit di sekitar paru-paru atau jalan napas. Selain itu, bedong juga bisa menghambat perkembangan motorik si bayi karena tangan dan kakinya tak mendapatkan banyak kesempatan untuk bergerak. Sebaiknya bedong dilakukan hanya setelah bayi dimandikan atau kala cuaca dingin, untuk menjaganya dari udara dingin. Dipakainya pun longgar. Yang jelas, pemakaian bedong sama sekali tak ada kaitannya dengan pembentukan kaki. Semua kaki bayi yang baru lahir memang bengkok. Pasalnya, di dalam perut tak ada ruangan cukup bagi bayi untuk meluruskan kaki sehingga waktu lahir kakinya pun masih bengkok. Mitos: Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari. Fakta: Salah. Yang tepat adalah tidak pergi ke tempat yang penuh orang (crowded). Banyak orang berarti banyak kuman penyakit. Misalnya ke mal atau perhelatan. Ingat, kekebalan bayi masih sangat rentan saat usianya di bawah 40 hari. Jadi, di bawah setahun, sebaiknya jangan membawa bayi ke mal, kecuali memang sangat penting dan hanya sebentar.
Read more: http://bambang-gene.blogspot.com/2010/08/manfaat-kaki-bayi-dibedong.html#ixzz1S3is08eh http://bambang-gene.blogspot.com/2010/08/manfaat-kaki-bayi-di-bedong.html Kaki Bayi Perlu Dibedong Agar Tidak Pengkor? Sriwijaya Post - Jumat, 28 Mei 2010 11:23 WIB Share |
Bedong boleh dipakai setelah bayi dimandikan, dan sebaiknya longgar saja.
KOMPAS/SHINE http://palembang.tribunnews.com/28/05/2010/kaki-bayi-perlu-dibedong-agar-tidak-pengkor
Foto: Corbis
BIAR kaki tak bengkok. Itulah kira-kira tujuannya mengapa bayi yang baru lahir harus dibedong. Cara perawatan turun-temurun masih juga dilakukan hingga saat ini, dan menjadi semacam mitos. Sebenarnya bayi dibedong dan kaki bengkok tak ada kaitannya. Itu hanyalah mitos belaka. Yang benar adalah sejak dalam kandungan, bayi tidak punya cukup ruangan untuk meluruskan kakinya. hasilnya, saat bayi lahir kakinya masih bengkok. Tetapi jangan cemas, setelah kelahirannya, kaki bayi akan lurus dengan sendirinya dan kembali normal. Jadi, tidak ada kaitannya antara pemakaian bedong dengan pembentukan kaki bayi. Pada masa lampau, kain bedong (berbentuk persegi empat terbuat dari flanel) adalah perlengkapan wajib yang musti dipunyai ibu yang baru bersalin. Maklum saja, waktu itu
banyak bayi yang lahir di rumah. Tentu saja, tidak ada peralatan yang bisa menghangatkan tubuh bayi seperti yang tersedia di rumah sakit. Sebut saja Radiant Warmer (sejenis penghangat saat bayi lahir), kuvis (tempat tidur bayi yang dilengkapi penghangat), atau inkubator (boks penghangat bagi bayi prematur). Padahal, bayi yang baru lahir membutuhkan kehangatan sedikitnya beberapa jam selepas dari rahim ibunya. Dan, satu-satunya cara menghangatkan tubuh bayi (selain dipeluk sang ibu tentunya) adalah memakai bedong. Hingga kini pun, bedong masih banyak digunakan untuk memberi kehangatan pada bayi. Biasanya, bayi baru lahir sering bergerak seperti orang terkejut. Ini akibat refleks kejut yang kerap terjadi pada bayi baru lahir. Tak heran, bila sedikit-sedikit bayi terbangun karena terganggu tidurnya. Ada bayi yang setelah terbangun menjadi sulit tidur kembali dan menjadi rewel. Nah, bedong bisa membantu bayi mengatasi refleks kejutnya dan membuat bayi tidur kembali.
(Koran SI/Koran SI/nsa)
Sent from Indosat BlackBerry powered by
http://lifestyle.okezone.com/read/2009/09/04/27/254428/benarkah-bedong-meluruskan-kaki-bayi