Anda di halaman 1dari 12

Deskripsi pekerjaan/Job Descriptions Sebuah deskripsi pekerjaan adalah daftar bahwa seseorang bisa digunakan untuk tugas-tugas umum,

atau fungsi, dan tanggung jawab dari posisi. Ini mungkin sering termasuk kepada siapa posisi laporan, spesifikasi seperti kualifikasi atau keterampilan yang dibutuhkan oleh orang dalam pekerjaan, atau gaji jangkauan. Deskripsi pekerjaan biasanya narasi, [ 1 ] tetapi beberapa mungkin bukan terdiri dari daftar sederhana kompetensi, misalnya, perencanaan strategis sumber daya manusia metodologi dapat digunakan untuk mengembangkan arsitektur kompetensi untuk sebuah organisasi, yang uraian tugas dibangun sebagai shortlist kompetensi. Membuat deskripsi pekerjaan Sebuah deskripsi pekerjaan biasanya dikembangkan dengan melakukan analisis pekerjaan, yang meliputi pemeriksaan tugas dan urutan tugas yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Analisis menganggap bidang pengetahuan dan keterampilan yangdibutuhkan untuk pekerjaan itu. Pekerjaan biasanya mencakup beberapa peran. Deskripsi pekerjaan juga akan diperluas untuk membentuk spesifikasi seseorang atau mungkin dikenal sebagai Terms Of Reference. Peran dan tanggung jawab Sebuah deskripsi pekerjaan dapat mencakup hubungan dengan orang lain dalam organisasi: tingkat Pengawas, persyaratan manajerial, dan hubungan dengan rekanrekan lainnya. Tujuan Sebuah deskripsi pekerjaan tidak perlu dibatasi untuk menjelaskan situasi saat ini, atau pekerjaan yang saat ini diharapkan, tetapi juga dapat menetapkan tujuan untuk apa yang mungkin dicapai di masa depan. Keterbatasan
Deskripsi pekerjaan preskriptif dapat dilihat sebagai hambatan dalam keadaan tertentu:
[2]

Deskripsi pekerjaan mungkin tidak cocok untuk beberapa manajer senior karena mereka harus memiliki kebebasan untuk mengambil inisiatif dan mencari arah baru berbuah; Deskripsi pekerjaan mungkin terlalu kaku dalam sebuah organisasi cepat berubah, misalnya dalam suatu area subyek perubahan teknologi yang cepat; Perubahan lain dalam isi pekerjaan dapat menyebabkan job description yang keluar dari tanggal; Proses yang dipakai oleh organisasi untuk membuat deskripsi pekerjaan mungkin tidak optimal.

Good Governance Arti singkat Good governance Ada dua arti Good Governance , adalah: 1. Suatu konsepsi tentang peneyelenggaraan yang bersih, demokratis, dan efektif sesuai dengan cita-cita terbentuknya masyarakat madani 2. Merupakan suatu gagasan dan nilai untuk mengatur pola hubungan antara pemerintah, dunia usaha swasta dan masyarakat Konsep dasar good governance Governance atau tata kelola yang baik secara luas dimaknai sebagai pelaksanaan kekuasaan atau wewenang: di bidang politik, ekonomi, administrasi dan lain-lain, untuk mengelola sumberdaya milik negara dan berbagai permasalahannya. Hal ini mencakup mekanisme-mekanisme, proses-proses dan kelembagaan-kelembagaan yang dengan mana warga negara dan kelompok-kelompok mengartikulasikan kepentingannya, mendapatkan hak-haknya yang dijamin Undang-Undang, melaksanakan kewajibannya dan mempertemukan perbedaan-perbedaan diantara mereka. Dari pengertian di atas maka Good Governance secara luas dimaknai sebagai adanya kecakapan yang diperlukan dalam sebuah negara untuk mengelola sumbersumberdayanya dan permsalahan-permasalahannya secara terbuka, transparan, bertangungjawab, kesetaraan perlakuan dan tanggap kepada kebutuhan rakyatnya. MANFAAT GOOD GOVERNANCE 1. Berkurangnya secara nyata praktik KKN di birokrasi yang antara lain ditujukan halhal berikut ini :

Tidak adanya manipulasi pajak Tidak adanya pungutan liar Tidak adanya manipulasi tanah Tidak adanya manipulasi kredit Tidak adanya penggelapan uang negara Tidak adanya pemalsuan dokumen

Tidak adanaya pembayaran fiktif Proses pelanggan atau ( tender ) berjalan secara fair Tidak adanya pengelembungan nilai kontrak ( mark-up ) Tidak adanya uang komisi Tidak adanya penundaan pembayran kepada rekanan Tidak adanya kelebihan pembayaran Tidak adanya ketekoran biaya

2. Terciptanya system kelembagaan dan ketelaksanaan pemerintah yang bersih dan efektif, efsien, transparan, propesional, dan akuntabel.

Sistem kelembagaan lebih efektif, ramping, fleksibel Kualitas tatalaksana dan hubungan kerja anatar lembaga dipusat dan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten /kota lebih baik Sistem administrasi pendukung dan kearsipan lebih efektif dan efsien Dokumen/arsip negara dapat diselamatkan, dilestarikan dan dipelihara

3. Terhapusnya perundang-undangan dan tindakan yang bersifat dikriminatif terhadap warga Negara, kelompok, atau golongan masyarakat.

Kualitas pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha swasta meningkat SDM, prasarana dan fasilitas pelayanan menjadi lebih baik Berkurangnya hambatan terhadap penyelenggaraan pelayanan publik Prosedur dan mekanisme serta biaya yang diperlukan dalam pelayanan publik lebih baku dan jelas Penerapan sistem menit dalam pelayanan Pemanfaatan sistem teknologi informasi dan komonikasi dalam pelayanan public Penganan pengaduan masyarakat lebih intensif

4. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik

Berjalannya mekanisme dialog dan musyawarah terbuka dengan masyarakat dalam perumusan program dan kebijakan layanan public ( seperti forum konsultasi publik. )

5. Terjadinya konsistensi dan kepastian hukum seluruh peraturan perundangundangan, baik ditingkat pusat maupun daerah

Hukum menjadi landasan bertindak bagi aparatur pemerintahan dan mastarakat untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik Kalangan dunia usaha swasta akan merasa lebih aman dan terjamin ketika menanamkan modal dan menjalankan usahanya karena ada aturan main ( rule of the game ) yang tegas, jelas dan mudah dipahami masyarakat Tidak akan ada kebingungan di kalangan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugasnya serta berkurangnya konflik antar pemerintah daerah serta antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah

PRINSIP PRINSIP TATA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK 1. Wawasan ke Depan ( Visionary ) 2. Keterbukaan dan Transparansi ( Openness and Tranparency ) 3. Partisipasi Masyarakat ( Participation ) 4. Tanggung Gugat ( Accountability ) 5. Supremasi Hukum ( Rule Of Law ) 6. Demokrasi ( Democracy ) 7. Profesionalisme dan Kompetisi ( Propesionalism and Competency ) 8. Daya Tanggap ( Responsiveness ) 9. Keefsienan dan Keefektifan ( Effeciency and Effectiveness ) 10. Desentralisasi ( Decentralization ) 11. Kemitraan dengan dunia usaha swasta dan masyarakat ( Private sector and Civil Society Partnership ) 12. Komitmen pada Pengurangan Kesenjangan ( Commitment to Reduce Inequality )

13. Komitmen pada Linkungan Hidup (Commitment Environment Protection ) 14. Komitmen pada Pasar yang fair ( Commitment to fair Market ) Berikut Paparannya : 1. Wawasan ke Depan ( Visionary ) Indikator Minimal:

Adanya visi dan strategi yang jelas dan mapan dengan menjaga kepastian hukum Adanya kejelasan setiap tujuan kebijakan dan program Adanya dukungan dari pelaku untuk mewujudkan visi

Perangakat Pendukung Indikator :


Peraturan/kebijakan yang memberikan kekuatan hukum pada visi dan strategi Proses penentuan visi dan strategi secara partisipatif

2. Keterbukaan dan Transparansi ( Openness and Tranparency ) Indikator Minimal:

Tersedianya informasi yang memadai pada setiap proses penyusunan dan implementasi kebijakan publik Adanya akses pada informasi yang siap, mudah dijangkau, bebas diperoleh dan tepat waktu

Perangakat Pendukung Indikator :


Peraturan yang menjamin hak untuk mendapatkan informasi Pusat/balai informasi Website ( e-government, e-procurement ) klan Layanan Masyarakat Media Cetak Papan Pengumuman

3. Partisipasi Masyarakat ( Participation ) Indikator Minimal:


Adanya pemahaman penyelengara Negara tentang proses/ metode partisipaif Adanya pengembalian keputusan yang didasarkan konsesus bersama

Perangakat Pendukung Indikator :


Pedoman pelaksanaan partisipaif Forum konsultasi dan temu public, termasuk forum stakeholders Media masa nasional maupun media lokal sebai sarana penyaluran aspirasi masyarakat Mekanisme/peraturan untuk mengakomodasi kepentingan yang beragam

4. Tanggung Gugat ( Accountability ) Indikator Minimal:


Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur pelaksanaan Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan atau kelalaian dalam pelaksanaan kegiatan

Perangakat Pendukung Indikator :


Mekanisme pertanggungjawaban Laporan tahunan Laporan pertanggungjawaban Sistem pemantauan kinerja penyelenggaraan Negara Sistem Pengawasan Mekanisme reward and punishment 5. Supremasi Hukum ( Rule Of Law ) Indikator Minimal: Adanya kepastian dan penegakan hukum

Adanaya penindakan ter hadap setiap pelanggar hukum Adanya pemahaman mengenai pentingnya kepatuhan ter hadap hokum dan peraturan

Perangakat Pendukung Indikator :


Peraturan perundang-undangan Sistem yuridis yang terpadu/terintegritas ( Kepolisian, kejaksaan, pengadilan ) Reward and punishment yang jelas bagi aparat penegak hokum ( kepolisian, kehakiman, kejaksaan ) Sistem pemantauan lembaga peradilan yang objektif, indenpenden, dan mudah diakses publik ( ombudsman ) Sosialisai mengenai kesadaran hukum

6. Demokrasi ( Democracy ) Indikator Minimal:


Adanya kebebasan dalam menyampaikan aspirasi dan berorganisasi Adanya kesempatan yang sama bagi anggota masyarakat untuk memilih dan membangun konsesus dalam pengembilan keputusan kebijakan publik

Perangakat Pendukung Indikator :

Peraturan yang menjamin adanya hak dan kewajiban yang sama bagi anggota masyarakat untuk turut serta dalam pengambilan kebijakan public

7. Profesionalisme dan Kompetisi ( Propesionalism and Competency ) Indikator Minimal:


Berkinerja tinggi Taat asas Kraetif dan inovatif Memiliki kualifikasi dibidangnya

Perangakat Pendukung Indikator :

Standar kompetensi yang sesuai dengan fungsinya Kode etik profesi Sistem reward and punishment yang jelas Sistem pengembangan sumber daya manusia ( SDM ) Standard an indikator kerja

8. Daya Tanggap ( Responsiveness ) Indikator Minimal:

Tersedianya layanan pengaduan dengan prosedur yang mudah dipahami oleh masyarakat Adanya tindak lanjut yang cepat dari laporan dan pengaduan

Perangakat Pendukung Indikator :


Standar pelayanan publik Prosedur dan pelayanan pengaduan, hotline; Fasilitas komonikasi

9. Keefsienan dan Keefektifan ( Effeciency and Effectiveness ) Indikator Minimal:

Terlaksananya administrasi peneyelenggaraan Negara yang berkualitas dan tepat sasaran dengan penggunaan sumberdaya yang optimal Adanya perbaikan berkelanjutan Berkurangnya tumpang tindih penyelenggaraan fungsi organisasi/unit kerja

Perangakat Pendukung Indikator :


Standard an indikator kinerja untuk menilai efesiensi dan efektifitas pelayanan Survei-survei kepuasan stakeholders

10. Desentralisasi ( Decentralization ) Indikator Minimal:

Adanya kejelasan pembagian tugas dan wewenang dalam berbagai tingkatan jabatan

Perangakat Pendukung Indikator : Peraturan perundangan mengenai : Struktur organisasi yang tepat dan jelas Job description ( uraian tugas ) yang jelas

11. Kemitraan dengan dunia usaha swasta dan masyarakat ( Private sector and Civil Society Partnership ) Indikator Minimal:

Adanya pemahaman aparat pemerintah tentang pola-pola kemitraan Adanya lingkungan yang kondusif bagi masyarakat kurang mampu ( powerless ) untuk berkarya Terbukanya kesempatan bagi masyarakat / dunia usaha swasta untuk turut berperan dalam penyediaan pelayanan umum Adanya pemberdayaan institusi ekonomi local/usaha mikro, kecil, menengah

Perangakat Pendukung Indikator :

Peraturan-peraturan dan pedoman yang mendorong kemitraan pemerintah dunia usaha swasta masyarakat. Peraturan-peraturan yang berpihak pada masyarakat kurang mampu Program-program pemberdayaan

12. Komitmen pada Pengurangan Kesenjangan ( Commitment to Reduce Inequality ) Indikator Minimal:

Adanya langkah-langkah atau kebijakan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat yang kurang mampu ( subsidi silang, affirmative action, dsb ) Tersedianya layanan-layanan/fasilitas-fasilitas khusus bagi masyarakat tidak mampu Adanya kesetaraan dan keadilan gender Adanya pemberdayaan kawasan tertinggal

Perangakat Pendukung Indikator :

Peraturan-peraturan yang berpihak pada pemberdayaan gender, masyarakat kurang mampu, dan kawasan tertinggal; Program-program pemberdayaan gender, masyarakat kurang mampu, dan kawasan tertinggal

13. Komitmen pada Lingkungan Hidup (Commitment Environment Protection ) Indikator Minimal:

Adanya keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan perlindungan / konservasinya Penegakan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan Rendahnya tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan Rendahnya tingkat pelanggaran perusakan lingkungan

Perangakat Pendukung Indikator :

Peraturan dan kebijakan yang menjamin perlindungan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup Forum kegiatan lingkungn hidup Reward and punishment dalam pemanfaatan sumber daya alam dan perlindungan lingkungn hidup

14. Komitmen pada Pasar yang fair ( Commitment to fair Market )

Indikator Minimal: Tidak ada monopoli Berkembangnya ekonomi masyarakat Terjaminya ekonomi yang sehat

Perangakat Pendukung Indikator :

Peraturan-peraturan mengenai persaingan usaha yang menjamin iklim kompetisi yang sehat

CARA MEWUJUDKAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK 1. Membutuhkan komitmen yang kuat , daya tahan dan waktu yang tidak singkat, diperlukan pembelajaran, pemahaman, serta implementasi nilai-nilai kepemerintahan yang baik pada seluruh stakeholders 2. Perlu adanya kesepakatana bersama serta rasa optimistic yang tinggi dari seluruh komponen bangsa bahwa kepemerintahan yang baik dapat diwujudkan demi mencapai masa depan bangsa dan negara yang lebih baik
http://ekonomi-online.blogspot.com/2010/07/apa-itu-good-governance.html

Anda mungkin juga menyukai