Anda di halaman 1dari 5

KHOTBAH HARI RAYA IDUL ADHA

Hadirin jamaah idul adha yang berbahagia


Terlebih dahulu,saya berwasiat kepada diri saya dan kepada segenap
hadirin, marilah kita terus berusaha untuk meningkatkan kembali ketakwaan kita
kepada Allah SWT dengan cara meningkatkan kembali usaha kita dalam
melaksanakan segala perintahNya dalam menjauhi semua laranganNya. Muda-
mudahan kita termasuk dalam golongan hamba yang mendapat ridhaNya dan
senantiasa dalam lindunganNya Aminnn

Hadirin jamaahidil adha yang terhormat
Pada hari ini kita memperingati sebuah peristiwa besar, yakni peristiwa
yang dialami oleh Nabi Ismail aa. Di mana Nabi Ibrahim as diperintah oleh Allah
SWT untuk menyembelih putra yang dicintainya. Sebagaimana dikisahkan dalam
Alquran:

4~4 O)E+) RUg--O _O) O).4O
gg4OEc ^__ p4O UE- Oj =}g`
4-)UO- ^ +O4^OO=4:
U7) 1)UEO ^ * EuU4
+OE4` =/uROO- 4~ O/E_+:4C
EO)E+) O4O O) g4LE^-
EO)E+ El+4^O OO^ -O4`
O4O> _ 4~ ge4^4C E^- 4`
NO4`u> W EO)+4Ec p) 47.E-
+.- =}g` 4)OO- ^g
Artinya:
Dan Ibrahim berkata, sesungguhnya aku pergi menghadap
kepadaTuhanku, dan dia akan member petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku,
anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh ,
maka kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka
tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata, Hai anaku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu? Ia menjawab, hai Bapaku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.
Dari pengertian firman Allah SWT di atas, kita menangkap beberapa hal
yang mesti kita teladani. Pertama, keberadaan Nabi Ibrahim yang senantiasa
menyandarkan segala sesuatu kepada Allah-lah yang akan memberikan petunjuk
kepada kebenaran. Apapun yang beliau alami dikembalikan kepada Allah taala
sampai pada saat beliau menerima ujian, yakni diperintah oleh Allah agar
menyembelih putera tercinta, sebagai suatu yang bagi kita mungkin merupakan
sesuatu yang di luar nalar. Kedua, sosok Nabi Ibrahim yang dengan kesadaran
dan kesabaran, secara mutlak menerima perintah tersebut.

Dua hal penting diatas, agaknya pada saat ini harus kita cerminkan pada
diri kita, minimal pada hari ini. Artinya, sanpai dimanakah kita telah mendekatkan
diri dan menyerahkan jiwa raga kepada Allah yang berkaitan dengan perintah dan
larangan-Nya. Adakah dalam hidup kita, sudah tercermin dalam jiwa sebagaimana
yang ditunjukan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail as atau sebaliknya. Kita justru
lebih banyak melakukan hal-hal yang menjauhkan diri kita sendiri dalam hubungan
kita dengan Sang Pencipta.

Nabi Ibrahim dan Ismail as dengan segenap jiwa dan raga telah berserah
diri kepada Allah SWT betapapun perintah penyembelihan itu sangat
bertentangan dengan batinnya sebagai manusia. Maka Allah taala adalah Dzat
yang maha bijaksana, Dia tidak mungkin membuat celaka atas hamba-Nya yang
dikasihi-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam alquran:
.OU EUc N-->4
-)lEUg ^@ +OE4uCE4^4 p
O1g-4O)^4C ^j ;~ =e^~O=
.4C7OO- _ ^^) ElgEOE
O@O^_ 4-gLO^- ^) ])
-EOE- 4O+O W-^U4l^-
-)l^- ^g +OE4uCE4
>EO) 1g4N ^_ E4^4O>4
gO^OU4N O) 4@O=E- ^g vUEc
-O>4N =1g-4O) ^_ ElgEOE
O@O^_ 4-gLO^- ^
Artinya: Tatkala keduanya Telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan
anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Dan kami panggillah
dia: "Hai Ibrahim, Sesungguhnya kamu Telah membenarkan mimpi itu
Sesungguhnya Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik. Sesungguhnya Ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami
tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk
Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang Kemudian,
(yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". Demikianlah kami memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Perjalanan hidup yang dialami oleh Nabi Ibrahim as tentu cukup menjadi
pelajaran bagi kita sebagai umat Islam, bahwa sikap yang seharusnya dimiliki
oleh pribadi muslim adalah senantiasa mengingat dan kembali kepada Allah SWT
dalam setiap hal. Apalagi ketika kita dihadapkan pada persoalan-persoalan rumit
sebab dengan sikap demikianlah sebagai seorang muslim akan selalu berada pada
kebenaran, diberi petunjuk Allah.

Nabi Ibrahim as yang selalu berserah diri kepada Allah, pada akhirnya
mendapat keistimewaan sebagai Khalilillah, sebagai kekasih Allah. Betapa
tingginya derajat beliau di sisin Allah taala, kecuali itu, dari garis keturunan
beliau lahir sebagai generasi yang saleh, yang diangkat sebagai Rosulullah. Dan
dari keturunan beliau pula lahir dua generasi umat manusia yang mulia, yakni
bangsa Arab dan Israil.

Hadirin jamaah idul adha yang berbahagia
Hari ini, kita menapak tilas peristiwa besar yang terjadi pada Nabi
Ibrahim dan Nabi Ismail itu, marilah kita jadikan peristiwa tersebut sebagai
pelajaran dan pendorong semangat untuk senantiasa berusaha kembali dan lebih
mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Mudah-mudahan kita menjadi umat manusia yang selalu mengingat Tuhan
dimanapun kita berada, dan senantiasa tergugah serta melaksanakan segala
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Anda mungkin juga menyukai