PENDAHULUAN
mengalami perkembangan yang pesat baik oleh Bank Umum maupun Bank
dengan tingkat kesehatan bank yang baik, karena akan menentukan kinerja
bank tersebut.
Produktif dan manajemen. Dari kelima faktor tersebut dapat diukur seberapa
pengendalian dari alat likuid yang mudah ditunaikan guna memenuhi semua
khususnya untuk :
1
2. Membayar chek, giro berbunga, tabungan dan deposito berjangka milik
bukti bahwa mereka tidak menyimpang dari kegiatan utama bank yaitu
pemberian kredit;
ketiga yang terdapat di bank tersebut pada waktu tertentu. Dalam hal ini,
dari laporan keuangannya, yang terdiri dari neraca, laporan rugi-laba serta
posisi likuiditas masih berfluktuasi. Ini dapat dilihat pada Quick Ratio
(40,06%) pada tahun 2003 dinyatakan dalam kondisi rendah karena kurang
dari 50% dari Asset yang dimiliki tidak sebanding dengan Deposit yang
2
sedang karena asset yang dimiliki tidak sebanding dengan Deposit yang
harus dibayarkan yaitu kurang 100%, (53,40%) pada tahun 2005 juga dalam
kondisi sedang, (56,01%) pada tahun 2006 juga dalam kondisi tinggi, dan
sebagai berikut :
3
Diharapkan Penelitian ini dapat memberikan manfaat :
a. Bagi Penulis
b. Pihak Perusahaan
c. Umum
1.4 Hipotesis
4
Penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu mencari tingkat likuiditas
Keuangan.
1.5.2.1 Populasi
1.5.2.2 Sampel
penitip.
5
Kerangka analisa data yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi
Cash Asset
1. Quick Ratio = x100%
Total Deposit
6
Short Term = Giro + kewajiban segera yang harus
Borrowing dibayar dalam rupiah + kewajiban segera
yang harus dibayar dalam Valuta Asing
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Likuiditas
sebagai berikut :
Dengan kata lain, menurut definisi ini, suatu bank dikatakan likuid
4
Jumingran, Analisis Laporan Keuangan, 2006 : 123
5
Digitized by USU digital library, 2002 : 1
8
“Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi
2. Bank tersebut memiliki cash assets yang lebih kecil dari yang
khususnya untuk :
9
4. Menutup berbagai macam kewajiban segera lainnya;
jangka pendeknya.
jumlah dana pihak ketiga yang terdapat di bank tersebut pada waktu
terhadap pihak ketiga. Dalam hal ini, kewajiban kepada pihak ketiga.
1. Kas atau uang tunai (kertas dan logam) yang tersimpan dalam
2. Saldo dana milik bank tersebut yang terdapat pada Bank Sentral
10
Dalam dunia perbankan, keempat jenis alat/ harta likuid tersebut sering
saat tertentu.
alat likuid yang diperlukan tersebut diatas dari berbagai sumber, yaitu :
deposito pada Bank lain yang akan segera jatuh tempo, dapat pula
2. Pasar Uang
pasar uang. Hal ini sangat dipengaruhi oleh besarnya suatu bank
11
3. Sindikasi kredit
4. Cadangan lukuiditas
diperbolehkan.
Salah satu sumber likuiditas yang sifatnya last resort, yang umum
12
likuiditas apabila sumber-sumber likuiditas lainnya tidak cukup
pos tertentu ini adalah saldo masing-masing jenis alat likuid pada
Dalam hal ini, jenis alat likuid dimasukkan pada pos-pos aktiva,
I. Aktiva
1. Kas, yang dimasukkan kedalam pos ini adalah uang kartal yang
13
3. Surat-surat berharga dan tagihan lainnya. Yang termasuk
II. Pasiva
14
dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya
15
kepada metode manajemen dana yang diterapkan dan garis kebijakan
pengelolaan likuiditas.
1. Bank harus memiliki sumber dana inti (core source of fund) yang
uang dan sumber dana yang ada dimasyarakat, serta yang cocok
sebagainya.
16
atau dengan kata lain, tingkat suku bunga atas penempatan dana
kapan akan jatuh waktu, jangan sampai terjadi maturity gap dengan
yaitu :
dibidang :
a. Product Quality;
b. Product Placement;
c. Promotion;
d. Product Pricing;
e. Power;
17
f. Public Relation.
yang ada saat ini, ekspansi aktiva suatu bank akan dibatasi oleh
faktor-faktor:
Lending Limit.
20%.
atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya
6
Kasmir, 2007. Analisis Laporan Keuangan, : 132
18
dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal
membayar utang.
kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
19
Secara umum, metode yang digunakan oleh management
pendapatan optimal.
surat-surat berharga.
7
Digitized by USU digital library, 2002 : 5
20
4. Borrowers Earning Flow, yaitu meningkatkan likuiditas melalui
terakhir.
posisi ini akan dicapai apa yang disebut balance liquidity position,
21
Secara akuntansi keuangan atau perbankan, perhitungan atau
1.
Ratios. Dalam persamaan di atas, Cash asset terdiri dari Kas, Giro
Total Loans
2. Banking Ratio = x100%
Total Deposit
3.
8
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, 2007 : 221
22
2.2 Bank
Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang,
dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah
keuangan.
9
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam, 2007 : 23
23
adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari
masyarakat luas.
bentuk simpanan.
bentuk kredit,
24
dalam penciptaan uang dan mekanisme sistem pembayaran
dari sisi mikro maupun makro. Dari sisi mikro, bank dibutuhkan
25
penciptaan uang dan sistem pembayaran, serta dalam mendorong
Perkreditan Rakyat.12
1. Bank Umum
Sifat jasa yang diberikan adalah umum. Bank Umum sering juga
antara lain:
b. Memberikan kredit;
d. Memindahkan uang;
26
f. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga;
berharga.
Danamon.
Bank umum ada yang disebut Bank Devisa dan Bank Non Devisa:
pembayaran.
diantaranya:
27
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
b. Memberi kredit;
Bank Indonesia;
1. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran;
dilakukan BPR
WNI;
28
4. Dua pihak atau lebih sebagaimana yang dimaksud dalam angka
1,2 dan 3
Karawang.
baik berupa uang kartal maupun uang giral. Bank yang termasuk
29
a. Bank Sentral adalah bank yang mempunyai hak oktroi untuk
berlaku. Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI)
berdasarkan UU No. 13 tahun 1968 yang kemudian ditegaskan
lagi dengan UndangUndang Nomor 23 tahun 1999.14
Perkreditan Rakyat.
BAB III
Pariaman
14
Kasmir, SE.MM, Bank dan Lembaga keuangan lainnya edisi keenam, penerbit PT. Raja
Grafindo persada, Jakarta, 2002
30
PT. BPR-LPN Koto Dalam ini berasal dari Lumbung Pitih Nagari
(LPN) yang berdiri sejak tahun 1976 oleh Pemerintah Daerah Tingkat I
Pada tanggal 17 Juni 1976, LPN Koto Dalam menerima kucuran dana
bertahap dan pada saat itu pulalah resminya berdiri Lumbung Pitih Nagari
melayani masyarakat.
Selama lebih kurang 3 tahun LPN Koto Dalam beroperasi, kucuran dana
31
Peningkatan usaha oleh anggota membutuhkan peningkatan modal serta
Sumatera Barat. Dana ini hasil kerja sama dengan UNICEF. Melalui Bank
Pembangunan Daerah tersebut dapat pinjaman dana sebesar 5 Juta dan pada
pinjaman itu dapat dikembalikan oleh Lumbung Pitih Nagari (LPN) Koto
Dalam. 16
1990. Dengan ini setiap tahun buku maka PT. BPR-LPN Koto Dalam
3.2 Letak dan Kedudukan PT. BPR-LPN Koto Dalam Kabupaten Padang
Pariaman
16
N. Yudiarsa, The Microfinance Diamond, Media BPR edisi Oktober-November, PT. Murtila
Promosindo, Jakarta, 2006
32
Keputusan untuk menempatkan Bank pada suatu tempat tertentu
kelangsungan usaha dimasa yang akan datang. Oleh karena itu masalah lokasi
ini harus didasarkan atas pertimbangan yang teliti terhadap semua faktor yang
pimpinan bank itu terlebih dahulu harus memilih letak dan kedudukan Bank
yang tepat dari segi perhitungan ekonomis. Hal ini penting sekali artinya bagi
Ketidak cermatan dalam hal memilih lokasi bank dapat berakibat fatal
bagi kelangsungan hidup bank. Kemungkinan yang bisa terjadi adalah terlalu
Oleh karena itu pemilihan letak suatu bank harus dilakukan dengan
pertimbangan yang bijaksana dan tidak dengan coba-coba baik ditinjau dari
33
Alasan utama Bank dekat pasar agar supaya dapat melayani nasabah
berguna untuk kegiatan lapangan dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam
memakan waktu dan biaya yang cukup besar. Tingginya biaya yang
yang pada akhirnya akan menyebabkan tingginya harga jual dari produk
biaya operasional.
Dalam memilih lokasi bank yang perlu juga kita perhatikan adalah
tenaga kerja adalah merupakan salah satu faktor penentu dan sekaligus
Koto Dalam diperlukan tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan dan juga
efisien. Jika kita lihat PT. BPR-LPN Koto Dalam berdiri di tempat yang
cukup baik karena dekat dengan pasar, sebab tenaga kerja juga cukup
34
tersedia di lingkungan sekitar Bank tersebut. Bank yang berdiri di suatu
dan juga sebagai penerangan bank secara keseluruhan bagi PT. BPR-LPN
Koto Dalam tenaga listrik cukup memadai selain tenaga listrik yang
Pariaman
perusahaan, karena dengan struktur organisasi akan dapat diketahui siapa saja
yang melaksanakan tugas dan kepada siapa dia bertanggung jawab. Struktur
35
penerapan hubungan antara unsur-unsur organisasi sehingga memungkinkan
orang dapat bekerja sama seefektif mungkin untuk mencapai suatu tujuan. 17
1. Organisasi Lini
diberikan seorang atasan saja dan tanggung jawab hanya kepada atasan
yang bersangkutan.
2. Organisasi Fungsional
36
Pucuk pimpinan tetap sepenuhnya yang berhak untuk menetapkan
Dalam Kabupaten Padang Pariaman dikelola dan dipimpin oleh direksi yang
terdiri atas seorang direktur utama dan direktur. Direksi bertanggung jawab
yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, masing-masing kepala bagian
Koto Dalam yang berbentuk organisasi lini dan staf, karena organisasi pada
PT. BPR-LPN Koto Dalam dalam menjalankan tugas antara atasan dan staf,
Komisaris
serta staf sesama staf mereka saling melakukan koordinasi dalam menjalankan
Kencak Rizal
tugas dan fungsinya.
37
Kasir Kolektor Account Officer Adm. Kredit
Armidi
Weni Izriana Joni Syafialdi, A.Md Januar Silvia Helmawati
Sumber : PT. PBR-LPN Koto Dalam Kabupaten Padang Pariaman
1. Komisaris
direksi.
b. Dalam hal seluruh direksi tidak ada untuk sementara waktu maka
38
e. Mengawasi pelaksanaan pemberian kredit.
ditetapkan.
2. Direktur Utama
seseorang atau lebih anggota direksi atau atas permintaan tertulis dari
komisaris.
rencana.
3. Direktur
39
b. Mengontrol pembukuan Bank dan bukti-bukti setiap transaksi.
40
b. Melayani Nasabah dan memberi penjelasan sebaik-baiknya kepada
tahun-tahun berikutnya.
h. Mencatat nomor dan nama nasabah baru pada buku induk tabungan
dan deposito.
41
n. Menggali sumber-sumber dana lainnya, untuk dapat dijadikan suatu
produk BPR.
buku kas.
f. Menyimpan dan mengamankan buku besar dan neraca dan bukti serta
arsipnya.
Saham (RUPS).
42
k. Membantu pembuatan program kerja tahunan Bank.
dan lainnya.
diperlukan.
b. Melayani calon nasabah dan yang telah jadi nasabah secara baik dan
sopan.
Kredit.
i. Mencatat serta menjaga brog atau jaminan debitur secara baik dan rapi.
43
j. Mengunjungi langsung nasabah yang menunggak minimal satu kali
dalam satu bulan serta membuat perjanjian bagi yang tidak membayar
lunas tunggakannya.
7. Kasir
44
k. Menyerahkan uang tunai pada waktu penarikan.
8. Kolektor
kerja.
45
10. Administrasi Kredit (Adm. Kredit)
3.4 Misi dan Ruang Lingkup Usaha PT. BPR-LPN Koto Dalam Kabupaten
Padang Pariaman
Misi PT. BPR-LPN Koto Dalam pada dasarnya adalah membantu atau
pembangunan pedesaan.
a. Pertanian
b. Warung
c. Industri pedesaan
d. Warung pedesaan
Jika ada semacam lembaga industri di pedesaan itu, PT. BPR-LPN Koto
Dalam tentu sangat hati-hati dan secara jelas dapat menjamin pemgembalian
46
pengembangan zona ekonomi pedesaan. Jadi bila kredit bersifat konsumtif,
PT. BPR-LPN Koto Dalam tidak akan melayaninya. PT. BPR-LPN Koto
membiasakan diri meminjam uang kepada PT. BPR-LPN Koto Dalam untuk
keperluan konsumtif. Hal ini sesuai dengan dengan misi yang diemban Bank
18
Perkreditan Rakyat :
dan tabungan.
a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran.
18
Lembaga Gebu Minang, Misi dan Strategi Gebu Minang Padang, 2000
19
Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 tentang perbankan
47
c. Memberikan kredit atau pinjaman tanpa jaminan atau agunan
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Laboran Keuangan PT. BPR Koto Dalam untuk Neraca Tahun 2003 s/d
2007.
Tabel 4.1
PT. BPR-LPN KOTO DALAM
Neraca Periode 31 Desember 2003 s/d 2007
(Rp.000)
NO POS-POS 2003 2004 2005 2006 2007
I AKTIVA
1. Kas 101.308 54.767 123.162 98.664 198.115
2. Bank Indonesia - - - - -
3. Antar Bank Aktiva 312.130 855.952 930.760 1.441.396 1.994.724
4. Kredit Yang Diberikan 1.007.886 1.253.827 1.541.147 1.771.541 3.941.490.
5. Peny.akt Produktif -/- (62.844) (77.152) (50.894) (22.127) (53.177)
6. Aktiva Tetap/Inventaris 159.653 172.513 193.288 210.996 270.310
7. Akun Penyusutan -/- (52.295) (71.182) (72.814 (76.111) (111.619
8. Antar Kantor aktiva - - - - -
9. Rupa-Rupa Aktiva 58.186 54.380 67.472 324.901 337.896
JUMLAH AKTIVA 1.524.024 2.243.105 2.732.121 3.749.260 6.577.739
II PASIVA
1. Kewajiban sgr dpt dibyr 22.279 25.502 26.060 21.418 33.408
2. Tabungan
a. Tampan Langsung 419.359 498.175 527.391 691.592 796.951
b. Tampan Bajapuik 115.127 202.731 336.916 542.895 928.931
c. Tabungan Qurban 125.465 171.512 196.634 331.638 458.897
d. Tabungan Taifi 95.827 207.968 231.015 315.060 442.879
e. Tabungan Khusus 95.424 112.774 115.927 126.200 177.984
3. Deposito Berjangka 180.750 484.700 565.700 742.050 1.696.900
4. Pinjaman Diterima 81.266 58.766 - - 950.000
5. Antar Bank Pasiva - - 247.256 358.716 352.967
6. Antar Kantor Pasiva - - - - -
7. Rupa-Rupa Pasiva 10.574 104.190 66.330 81.738 69.065
8. Modal
a. Modal Disetor 162.330 211.140 211.140 290.000 384.000
b. Modal Sumbangan 2.905 4.270 5.830 - -
c. Modal Pinjaman - - - - -
9. Cadangan
a. Cadangan Umum 41.128 51.124 71.857 88.761 118.235
b. Cadangan Tujuan 94.182 - 395 1.795 2.242
c. Laba Ditahan 1.305 1.409 2.253 2.669 3.397
10. Laba Tahun Berjln (stlh pjk) 76.103 108.844 127.417 154.728 161.883
JUMLAH PASIVA 1.524.024 2.243.105 2.732.121 3.749.260 6.577.739
49
4.2 Analisis Data
Analisis data yang akan dilakukan pada penelitian ini berupa analisis :
Diketahui :
= Rp. 413.438.000
= Rp. 1.031.952.000
413.438.000
Quick Ratio2003 = x100% = 40,06%
1.031.952.000
dengan analisis bahwa 1 deposit dijamin oleh 0,40 Cash Asset yang
50
2. Tahun 2004
Diketahui :
= Rp. 910.719.000
= Rp. 1.677.860.000
910.719.000
Quick Ratio2004 = x100% = 54,28%
1.677.860.000
dengan analisis bahwa 1 deposit dijamin oleh 0,54 Cash Asset yang
3. Tahun 2005
Diketahui :
= Rp. 1.053.922.000
= Rp. 1.973.583.000
1.053.922.000
Quick Ratio2005 = x100% = 53,40%
1.973.583.000
51
Artinya kemampuan PT. BPR-LPN Koto Dalam dalam
dengan analisis bahwa 1 deposit dijamin oleh 0,53 Cash Asset yang
4. Tahun 2006
Diketahui :
= Rp. 1.540.060.000
= Rp. 2.749.435.000
1.540.060.000
Quick Ratio2006 = x100% = 56,01%
2.749.435.000
paling likuid sedang ini dapat dilihat dari hasil QR 56,01% dengan
5. Tahun 2007
Diketahui :
52
Cash Asset2007 = 198.115.000 + 1.994.724.000
= Rp. 2.192.839.000
+ 442.879.000 + 177.984.000) +
1.696.900.000
= Rp. 4.502.542.000
2.192.839.000
Quick Ratio2007 = x100% = 48,70%
4.502.542.000
dengan analisis bahwa 1 deposit dijamin oleh 0,48 Cash Asset yang
Dari analisis yang dapat dilakukan atas data yang diperoleh dari
Quick Ratio dari tahun 2003 – 2007, bahwa kemampuan PT. BPR-
kurangnya 100%.
53
Total Loans
Dengan rumus : Banking Ratio = x100%
Total Deposit
Diketahui :
= Rp. 1.031.952.000
1.007.886
Banking Ratio 2003 = x100% = 97,67%
1.031.952
dimiliki oleh bank, ini dapat dilihat dari hasil BR 97,67% dengan
oleh bank. Makin tinggi rasio ini, tingkat likuiditas bank makin
2. Tahun 2004
54
Diketahui :
+ 207.968.000 + 112.774.000 ) +
484.700.000
= Rp. 1.677.860.000
1.253.827.000
Banking Ratio 2004 = x100% = 74,73%
1.677.860.000
bank.
3. Tahun 2005
Diketahui :
+ 231.015.000 + 115.927.000) +
565.700.000
= Rp. 1.973.583.000
1.541.147.000
Banking Ratio2005 = x100% = 78,09%
1.973.583.000
55
bank, ini dapat dilihat dari hasil BR 78,09% dengan analisis
bahwa 1 kreditur dijamin oleh 0,78 deposit yang yang dimiliki oleh
bank.
4. Tahun 2006
Diketahui :
+ 315.060.000 + 126.200.000) +
742.050.000
= Rp. 2.749.435.000
1.771.541.000
Banking Ratio2006 = x100% = 64,43%
2.749.435.000
oleh bank, ini dapat dilihat dari hasil BR 64,43% dengan analisis
bahwa 1 kreditur dijamin oleh 0,64 deposit yang yang dimiliki oleh
bank.
5. Tahun 2007
Diketahui :
+ 442.879.000 + 177.984.000) +
1.696.900.000
= Rp. 4.502.542.000
56
3.941.490.000
Banking Ratio2007 = x100% = 87,54%
4.502.542.000
bahwa 1 kreditur dijamin oleh 0,87 deposit yang yang dimiliki oleh
bank.
Dari hasil analisis yang dilakukan atas data yang diperoleh dari
Banking Ratio dari tahun 2003 – 2007, bahwa kemampuan PT. BPR-
diminta oleh nasabah bank. Karena makin rendah rasio ini, tingkat
likuiditas bank makin tinggi karena jumlah dana yang digunakan untuk
57
Diketahui :
= Rp. 413.438.000
413.438.000
Cash Ratio 2003 = x100% = 1.855,73%
22.279.000
likuid yang dimiliki oleh bank, ini dapat dilihat dari hasil CR
dibayar dijamin oleh 18,56 harta liquid yang dimiliki oleh bank.
2. Tahun 2004
Diketahui :
= Rp. 910.719.000
910.719.000
Cash Ratio 2004 = x100% = 3.571,17%
25.502.000
likuid yang dimiliki oleh bank, ini dapat dilihat dari hasil CR
dibayar dijamin oleh 35,71 harta liquid yang dimiliki oleh bank.
3. Tahun 2005
58
Diketahui :
= Rp. 1.053.922.000
1.053.922.000
Cash Ratio 2005 = x100% = 4.044,21%
26.060.000
likuid yang dimiliki oleh bank, ini dapat dilihat dari hasil CR
dibayar dijamin oleh 40,44 harta liquid yang dimiliki oleh bank.
4. Tahun 2006
Diketahui :
= Rp. 1.540.060.000
1.540.060.000
Cash Ratio 2006 = x100% = 7.190,49%
21.418.000
likuid yang dimiliki oleh bank, ini dapat dilihat dari hasil CR
dibayar dijamin oleh 71,90 harta liquid yang dimiliki oleh bank.
5. Tahun 2007
59
Diketahui :
= Rp. 2.192.839.000
2.192.839.000
Cash Ratio 2007 = x100% = 6.563,81%
33.408.000
likuid yang dimiliki oleh bank, ini dapat dilihat dari hasil CR
dibayar dijamin oleh 65,63 harta liquid yang dimiliki oleh bank.
Dari hasil analisis yang dilakukan atas data yang diperoleh dari
Cash Ratio dari tahun 2003 – 2007, bahwa kemampuan PT. BPR-LPN
segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank. Berarti bank
60
BAB V
5.1 Kesimpulan
terhadap PT. BPR-LPN Koto Dalam, maka secara garis besar penulis dapat
Quick Ratio masih sedang karena hasil dari rasio kurang dari 100%, ini
Keuangan yaitu Neraca PT. BPR-LPN Koto Dalam untuk periode 2003-
2007.
2. Dan jika dilihat dari rasio Banking Ratio tinggi, ini dapat dilihat dari hasil
disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki oleh PT. BPR-LPN Koto
Dalam. Makin besar rasio ini, tingkat likuiditas bank makin rendah karena
jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit makin kecil dan
3. Dari analisis yang dilakukan dengan Cash Ratio tingkat likuiditas sangat
tinggi, ini dapat dilihat dari hasil analisis yang telah dilakukan , rasio lebih
dari 1000%, hal ini dikarenakan kewajiban segera dapat dibayar sangat
61
4. Jika dilihat dari hasil analisis yang telah dilakukan maka PT. BPR-LPN
Koto Dalam masih digolongkan dalam kategori bank yang kurang sehat,
karena tingkat likuditasnya masih kurang dari 100%, hal ini karena bank
5.2 Saran
Bertolak dari hasil analisis dan pembahasan terdahulu, maka saran yang
1. Bagi Perusahaan
a. PT. BPR-LPN Koto Dalam sebagai salah salah satu lembaga keuangan
b. Quick Ratio sedang yaitu kurang dari 100%, hal ini tentu disebabkan
permintaan kredit yang diajukan oleh para nasabah, hal ini harus bisa
62
d. Cash Ratio sangat tinggi yaitu lebih dari 1000%, hal sangat luar biasa
segera dapat dibayar dan memiliki harta likuid yang sangat besar untuk
dipertahankan lagi.
b. Untuk melakukan penelitian pada faktor lain yang belum diteliti pada
penelitian ini.
63
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia, 2002. Studi Ekonomi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia, Jakarta
Bank Indonesia, 1999. Informasi dan Profile BPR Milik Pemda Seluruh
Indonesia, Jakarta
Lembaga Gebu Minang, 2000. Misi dan Strategi Gebu Minang Padang
64