Anda di halaman 1dari 8

6.5 RESEPTOR VISUAL A. Tujuan : Menentukan jarak bintik buta dari mata.

B. Landasan Teori : Mata, organ yang mengandung reseptor penglihatan, menyediakan visi, dengan bantuan dari organ aksesori. Organ aksesori ini mengandung kelopak mata dan apparus lakrimal, yang mana melindungi mata dan seperangkat otot ekstrinsik yang Lapangan penglihatan, ketika kedua mata menatap sebuah objek, gambar difokuskan bersersesuaian dengan bagian tiap retina. Lapangan kiri penglihatan , di sini adalah biru, difokuskan pada sebelah kanan tiap retina; tetapi pesan yang berupa gambar difokuskan pada bagian yang berbeda dari tiap retina relatif ke hidung. Lapangan penglihatan sebelah kiri difokuskan pada retina kiri pada sisi yang paling dekat dengan hidung bagian nasal, tetapi difokuskan pada retina kanan pada sisi terjauh dari hidung bagian temporal. Mengagabungkan lapangan penglihatan kedalam penuh dengan arti yang melibatkan proses pindah silang pada optik chiasma.. serabut optik dari bagian nasal dari pindah silang tiap retina dan mengikuti serabut dari bagian tiap retina pada sisi berlawanan. Gabungan serabut dari bidang optik. Begitu bidang optik kiri mengandung impuls gambar dari lapangan penglihatan kanan dan bidang optik kanan mengandung ini dari lapangan penglihatan. Sinaps pada kiri/kanan thalamus, serabut dilanjutkan sebagai radiasi optik ke akhir dari korteks kanan dan kiri lobus occipitalis. Lokasi luka pada bagian penglihatan menentukan hasil cacat penglihatan. Sebagai contoh, destruksi saraf penglihatan menghasilkan kebutaan pada kedua mata. Kehilangan seluruh radiasi optik kanan, contohnya bisa terjadi pada stroke, penglihatan terhalang dari lapangan penglihatan kiri dan vice versa.

Pergerakan mata, enam otot berdempet ke sklera mengendalikan pergerakan mata dalam orbit. Enam otot ini diatur oleh saraf kranial III (okulomotor), IV (trochlear) dan VI (abducens). Otot 1. Rektus superior 2. Rektus inferior 3. Rektus medialis 4. Rektus lateralis 5. Oblique superior 6. Oblique inferior Menghasilkan gerakan Ke atas Ke bawah Ke dalam arah hidung Jauh dari hidung Ke bawah dan masuk Ke atas dan keluar Saraf kranial Okulomotor (III) Okulomotor (III) Okulomotor (III) Abducens (VI) Trochlear (IV) Okulomotor (III)

Gangguan pergerakan mata dapat mnyebabkan gambar gagal difokuskan pada bagian bersesuaian dari retina, ini menghasilkan penglihatan ganda (diplopia). Atau sama dalam kasus paralysis satu mata tidak dapat menetapkan semua objek, dihasilkan dalam monocular, dari pada binocular, penglihatan. Ketika cahaya bersinar pada satu mata, kedua pupil berkontriksi , konstriksi ini adalah refleks cahaya pupil. optik atau saraf kranial II terdiri dari 80% visual dan serabut pupil afferent. Cahaya impuls ke dalam mata menyebabkan retina menyebarkan impuls ke saraf optik, bidang optik, otak tengah, dan korteks visual dari lobus occipitalis. Ini adalah otot afferent dari refleks cahaya. Di otak tengah, serabut pupil menyebarkan dan disebarkan dengan serabut silang ke depan nucleus Edinger whestpaldari okulomotor, atau saraf kranial III. Beberapa serabut tinggal pada sisi yang sama. Saraf kranial ketiga adalah otot efferent, yang mana berangkat melalui badan ciliary ke otot sphincts dari iris yang menyebabkannya berkontraksi. Efek langsungnya adalah konstriksi dari pupil mata bagian atas yang mana cahaya bersinar. Refleks dekat terjadi ketika pelaku melihat jarak dekat. Ada tiga bagian dari refleks dekat yakni

akomodasi, menyebarkan, dan konstriksi pupil. akomodasi didefenisikan sebagai fokus dekat dari mata yang mana diakibatkan oleh peningkatan kekuatan lensa oleh kontraksi dari otot ciliary, di inerfasi oleh saraf kranial III. Reseptor, setiap sel batang dan kerucut dibagi menjadi segmen luar, segmen dalam yang mengandung inti-inti reseptor dan daerah sinaps. Segmen luar adalah modifikasi silia dan merupakan tumpukan teratur sakulus atau lempeng dari membrane. Sakulus dan membrane ini mengandung senyawa-senyawa peka cahaya yang bereaksi terhadap cahaya dan mampu membangkitkan potensial aksi di jaras penglihatan . segmen luar sel batang selalu diperbaharui oleh pembentukan lempeng-lempeng baru ditepbagian dalam segmen dsan proses fagositosis lempeng tua serta dari ujung luar oleh sel-sel eptel berpigmen. Fotoreseptor terdiri atas dua jenis sel, yaitu koni (kerucut) dan basillli (batang). Sel basilli yang lebih banyak, berfungsi untuk melihat dalam cahaya remang-remang, tidak untuk melihat warna. Koni berfungsi untuk melihat cahaya terang dan warna. Lateral terhadap bintik buta terdapat daerah lonjong disebut macula lutea, demgam cekungan kecil dipusatnya yang disebut fovea sentralis. Fovea sentralis hanya mengandung koni; macula mengandung kebanyakan koni, yang makin berkurang kea rah perifer. Retina perifer hanya mengandung basilli. Agar melihat jelas, berkas cahaya harus jatuh tepat pada fovea sentralis, yang besarnya hanya seujubg jarum pentul. Semua bangunan transparan yang harus dilalui berkas cahaya untuk mencapai retina disebut media refraksi, yaitu kornea, lensa dan korpus vitreous. Mata normal akan membiaskan cahaya yang memasuki mata sedemikian rupa sehingga bayangannya tepat jatuh tepat di retina, di fovea sentralis. Mekanisme pembentukan bayangan. Mata mengubah energi dalam spekturm yang dapat dilihat menjadi potensial aksi di nervus optikus. Panjang gelombang cahaya yang dapat dilihat berkisar dari 397 nm sampai 723 nm. Bayangan benda di sekitar difokuskan di retina. Berkas cahaya yang mencapai

retina akan mencetuskan potensial didalam sel kerucut dan batang. Impuls yang timbul di retina dihantarkan ke korteks serebrum, untuk dapat menimbulkan kesan penglihatan. Daya akomodasi dalam keadaan istirahat, berkas sinar paralel yang jatuh dimata yang optiknya normal (emetropia) akan difokuskan ke retina. Selama relaksasi ini dipertahankan, maka berkas sinar dari benda yang kurang dari 6 m akan difokuskan di belakang retina dan akibatnya benda tersebut akan nampak kabur. proses meningkatnya kelengkungan lensa disebut akomodasi. Pada keadaan istirahat, ketegangan lensa dipertahankan oleh tarikan ligamentum lensa. Karena bahan lensa mudah dibentuk dan kelenturan kapsul lensa cukup tinggi, lensa dapat ditarik menjadi gepeng. Bila pandangan diarahkan ke benda yang dekat, otot siliaris akan berkontraksi. Hal ini mengurangi jarak antara tepi-tepi korpus siliaris dan melemaskan ligamentum lensa, sehingga lensa membentuk mengerut membentuk benda yang lebih cembung. Pada orang berusia muda bentuk ini dapat meningkatkan daya bias mata hingga 12 dioptri. Selain akomodasi, terjadi konvergensi sumbu penglihatan dan konstriksi pupil bila seseorang melihat benda yang dekat. Respon 3 bagian ini : akomodasi, konvergensi, sumbu penglihatan, dan kontriksi pupil disebut respon melihat dekat.

C. Alat dan Bahan Alat: 1) Penggaris panjang 2) Alat tulis Alat: Kertas gambar

D. Prosedur Kerja C.1. Bintik Buta 1) Pegang penentu bintik buta (titik hitam sebelah kanan tanda (+)) pada jarak 50 cm di depan wajah sejajar dengan mata kanan, 2) Tutup mata kiri, 3) Fokuskan mata pada tanda positif, dengan perlahan gerakan penentu bintik buta mendekati wajah, 4) Pada jarak tertentu bintik mata akan menghilang dari pandangan. Tepat pada saat hilangnya titik hitam dari pandangan ukur jarak antara alat penentu bintik buta tersebut dengan mata (dalam cm) 5) Bandingkan dengan jarak yang diperoleh oleh praktikum lainnya dalam satu kelompok.

E. Hasil Pengamatan Tabel 1. Perbandingan bintik buta dengan jarak 50 cm di depan mata Tester Rahmi A. Putri Ariska M. F. Pembahasan Setiap benda yang terkena cahaya akan membiaskan cahaya tersebut melalui kornea. Hasil cahaya yang terbias tersebut masuk ke dalam mata melalui pupil lalu masuk ke dalam lensa mata, pada lensa mata difokuskan dan jatuh pada bintik kuning. Pada bintik kuning terdapat sel batang dan sel kerucut. Sel kerucut peka terhadap cahaya dan berfungsi sebagai fotoreseptor. Rangsang yang diterima sel kerucut berupa cahaya akan diubah menjadi impuls untuk kemudian di kirim Bintik Buta (cm) Mata Kanan 28 27 Mata Kiri 30 29,5

ke saraf optik di otak besar bagian belakang (Lobus oksipitalis). Kemudian impuls yang diterima diinterpretasikan menjadi kesan melihat. Dalam percobaan ini data tester dengan jarak bintik buta tidak jauh berbeda, antara mata kanan dan mata kiri. Pada mata selain terdapat bintik kuning juga terdapat bintik buta. Bintik buta tidak peka terhadap cahaya karena tidak memiliki sel batang dan sel kerucut. Apabila bayangan benda jatuh pada bintik kuning, benda akan terlihat, karena pada bintik kuning terdapat sel batang dan sel kerucut yang akan meneruskan rangsangan yang diterima ke saraf optik yang selanjutnya di kirim ke otak untuk diproses dan terjadilah kesan melihat. Sedangkan bila bayangan jatuh pada bintik buta, tidak akan terjadi kesan melihat karena tidak ada sel batang dan sel kerucut yang akan meneruskan rangsangan cahaya tersebut ke saraf optik. Panjangnya medan titik buta dapat diketahui dengan menghitung panjang jarak objek hilang dari penglihatan dan jarak objek muncul kembali dalam penglihatan dengan menggunakan rumus berikut. Jarak medan noda buta = jarak objek hilang jarak objek muncul. Pada umumnya jarak bintik buta mata kanan dan mata kiri hampir sama untuk kebanyakan orang. Jarak hilangnya tanda pada waktu pengamatan secara keseluruhan terjadi perbedaan. Namun, perbedaannya tidak terlalu signifikan, hanya sedikit saja perbedaannya. Bayangan suatu benda tidak nampak pada jarak tertentu, karena pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina. Bayangan akan nampak jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina. Kejelasan mata dalam melihat benda antara orang yang satu dengan yang lain pasti berbeda. Apabila rata-rata frekuensi kecil maka kejelasan mata dalam melihat benda masih baik dan apabila rata-rata frekuensi besar maka kejelasan mata dalam melihat benda kurang baik. G. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah kelompok kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

Jarak bintik buta pada mata kanan dan kiri manusia rata-rata adalah sama. Bayangan benda tidak terlihat pada jarak tertentu, karena pembiasan cahaya dari benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina karena cahaya yang jatuh pada bagian ini tidak mengenai sel-sel batang dan kerucut sehingga tidak ada impuls yang diteruskan ke saraf optik yang akhirnya menyebabkan tidak terjadinya kesan melihat. Sebaliknya, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, maka bayangan benda akan terlihat.

H. Daftar Pustaka Firmansyah. 2010. Indera Khusus. http://mcfirmansyah.blogspot.com/2010/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html. Diakses tanggal 23 April 2013. I. Pertanyaan dan Diskusi 1. Apakah yang dimaksud dengan bintik buta dan bintik kuning? Jawab: Bintik Buta adalah Bintik mata yang tidak peka terhadap cahaya karena tidak memiliki sel batang dan sel kerucut. Bintik kuning adalah bintik mata yang peka terhadap cahaya karena memiliki sel batang dan sel kerucut 2. Syaraf apa saja yang berhubungan dengan mekansme penglihatan? Jelaskan! Jawab : Saraf sensoris, yang berasal dari saraf nasosiliar yang mengandung serabut sensoris untuk komea, iris, dan badan siliar.

Saraf simpatis yang membuat pupil berdilatasi, yang berasal dari saraf simpatis yang melingkari arteri karotis; mempersarafi pembuluh darah uvea dan untuk dilatasi pupil.

Saraf okulomotor, bekerja untuk menggerakkan mata keatas, abduksi dan eksiklotorsi

Anda mungkin juga menyukai