Anda di halaman 1dari 21

PENGERTIAN IDEOLOGI Istilah ideologi berasal dari kata Idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita

dan logos yang berarti ilmu, kata idea berasal dari kata bashasa Yunani eidos yang berarti bentuk, maka secara harfiah ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ideide atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dengan demikian ideologi mencakup pengertian tentang ide-ide, pengertian-pengartian, dasar, gagasan-gagasan dan cita-cita.1

1.Sila Ketuhanan yang Maha Esa

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh karenanya manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab Sila kemanusiaan yang adil dan beradab manusia diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, yang sama derajatnya, yang sama haknya dan kewajiban-kewajiban azasinya, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, dan keparcayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Karena itu dikembangkanlah sikap saling ,mencintai sesama manusia, sikap tenggang rasa serta sikap tidak terhadap orang lain. Kemanusiaan yang adil dan beradab berarti menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, melakukan kegiatankegiatan kemanusiaan dan berani membela kebenaran dan keadilan. Manusia adalah sederajat, maka bangsa Indonesia merasakan dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain. 3. Sila Persatuan Indonesia Sila Persatuan Indonesia, menempatkan manusia Indonesia pada persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan Bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Menempatkan kepentingan negara dan bangsa di atas kepentingan pribadi, berarti manusia Indonesia sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan Bangsa, bila diperlukan. Sikap rela berkorban untuk kepentingan negara dan Bangsa, maka dikembangkanlah rasa kebangsaan dan bertanah air Indonesia, dalam rangka memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Persatuan dikembangkan tas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia. 4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyarawaratan/ Perwakilan, manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Dalam menggunakan hak-haknya ia menyadari perlunya selalu memperhatikan dan mengutamakan kepentingan negara dan kepentingan masyarakat. Karena mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama, maka pada dasarnya tidak boleh ada suatu kehendak yang dipaksakan kepada pihak lain. Sebalum diambil keputusan yang menyangkut kepentingan bersama terlebih dahulu diadakan musyawarah. Keputusan iusakan secara mufakat. Musyarwarah untuk mencapai mufakat ini, diliputi oleh semangat kekluargaan, yang merupakan ciri khas Bangsa Indonesia. Manusia Indonesia menghormati dan menjunjung tinggi setiap hasil keputusan musywarah, karena semua pihak yang bersangkutan harus menerimanya dan melaksankannya dengan baik dan tanggung jawab. Disini kepentingan bersamalah yang diutamakan di atas kepentingan pribadi dan golongan. Pembinaan dalam musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. Keputusan-keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan, demi kepentingan bersama. 5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan soial dalam kehidupoan masyarakat Indonesia. Dalam rangka ini dikembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta menghormati hak-hak orang lain. PENGERTIAN SUMBER HUKUM

Sumber hukum adalah segala sesuatu yang berupa tulisan, dokumen, naskah, dsb yangdipergunakan oleh suatu bangsa sebagai pedoman hidupnya pada masa tertentu yangmenimbulkan aturan atruran dan mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa yaitu apabiladilanggar akan mengakibatkan timbulnya sanksi yang tegas.Menurut Zevenbergen, sumber hukum adalah sumber terjadinya hukum; atau sumberyang menimbulkan hukum.C.S.T. Kansil menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan sumber hukum ialah, segalaapa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa,yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Yangdimaksudkan dengan segala apa saja, adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadaptimbulnya hukum. Sedang faktor-faktor yang merupakan sumber kekuatan berlakunya hukumsecara formal artinya ialah, dari mana hukum itu dapat ditemukan, dari mana asal mulanyahukum, di mana hukum dapat dicari atau di mana hakim dapat menemukan hukum sebagaidasar dari putusannya.Menurut Achmad Ali sumber hukum adalah tempat di mana kita dapat menemukanhukum. Namun perlu diketahui pula bahwa adakalanya sumber hukum juga sekaligusmerupakan hukum, contohnya putusan hakim. SUMBER HUKUM MATERIIL & SUMBER HUKUM FORMAL Pada umumnya para pakar membedakan sumber hukum ke dalam kriteria :a. Sumber hukum materiil; danb. Sumber hukum formal. A. Sumber Materiil Sumber Hukum Materiil, ialah tempat dimana hukum itu diambil. Sumber hukummateriil ini merupakan factor yang membantu pembentukan hukum, misalnyahubungan social politik, situasi social ekonomi, pandangan keagamaan dan kesusilaan,hasil penelitian ilmiah, perkembangan internasional, keadaan geografis. Contoh:Seorang ahli ekonomi akan mengatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan ekonomi dalammasyarakat itulah yang menyebabkan timbulna hukum. Sedangkan bagi seorang ahlikemasyarakatan (sosiolog) akan mengatakan bahwa yang menjadi sumber hukum ialahperistiwaperistiwa yang terjadi di dalam masyarakat. Sumber hukum menurut para ahli : Menurut ahli sejarah Yang menjadi sumber hukum adalah undang - undang dan sistem -sistemhukum yang tertulis dari suatu masa termasuk dokumen dokumen, surat

PELANGGARAN DAN SANKSI 1. Pemakai perpustakaan atau anggota perpustakaan yang melakukan pelanggaran dapat dikenakai teguran maupun sanksi. 2. Dua macam sanksi yang dapat dikenakan adalah oleh perpustakaan adalah sanksi denda dan sanksi administrasi. 3. Sanksi dapat dikenakan kepada pemakai perpustakaan dan / atau peminjam bahan pustaka dalam hal berikut ini:
o

Keterlambatan pengembalian koleksi bahan pustaka. Dalam hal ini dikenakan denda sebesar Rp 15.000,- (lima belas ribu rupiah) per hari keterlambatan dengan masa libur dihitung. Kerusakan bahan pustaka. Atas kerusakan pada bahan pustaka akan dikenakan denda setara dengan kerusakan yang terjadi. Peminjam menghilangkan bahan pustaka. Dalam hal ini peminjam akan dikenai sanksi berupa penggantian bahan koleksi yang hilang dengan bahan koleksi yang sama atau dengan salinannya yang dijilid dengan kualitas baik sebanyak 2 (dua) eksemplar. Pencurian bahan pustka. Dalam hal ini pelaku pencurian akan dikenai sanksi administrasi dan tindakan lain yang diputuskan oleh Kepala Perpustakaan dan / atau manajemen Universitas. Peminjam merusak dan / atau merobek bahan pustaka. Dalam hal ini peminjam dikenai sanksi berupa penggantian bahan pustaka yang dirusak dan / atau dirobek dengan bahan pustaka yang sama serta tidak diijinkan meminjam bahan pustaka selama 6 (enam) bulan. Sanksi diberikan oleh Kepala Perpustakaan. Tunggakan denda. Anggota yang masih mempunyai tunggakan denda, tidak diijinkan meminjam bahan pustaka.

o o

TAFAKKUR Keutamaan Tafakkur (memikirkan dan merenungkan dengan sungguh-sungguh akan kebesaran Allah Swt.) Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahuwajhah. berkata: Tiada ibadah yang nilainya sebanding dengan tafakkur Sebagian Ahli Marifat berkata: Tafakkur itu merupakan pelita hati. Ketika tafakkur hilang, maka tidak ada pelita lagi bagi hati. Khalil ar-Rasyidi berkata: Tafakkur tidak akan bisa terwujud tanpa adanya lisan yang terbiasa berdzikir kepada Allah yang disertai dengan kekhusyuan hati, sehingga memungkinkan adanya dzikir di dalam hati. Dan terwujudnya dzikir yang demikian ini sangat bergantung pada faktor marifah, sebab orang yang tidak memiliki marifah tentu tidak akan bisa merasakan dzikir dalam lisannya yang disertai dengan kekhusyuan hati.

pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Pancasila Fadhil Hashim,S,H,.M.Si Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Pancasila, serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah Pancasila atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini. Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Pancasila yang ditinjau dari aspek filsafat atau falsafah, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Palembang,

Januari 2012

Penulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai dasar negara, Pancasila kembali diuji ketahanannya dalam era reformasi sekarang. Merekahnya matahari bulan Juni 1945, 63 tahun yang lalu disambut dengan lahirnya sebuah konsepsi kenengaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu lahirnya Pancasila. Sebagai dasar negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan light-star bagi segenap bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari, dan yang jelas tadi telah diungkapkan sebagai dasar serta falsafah negara Republik Indonesia. Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia, terkecuali bagi mereka yang tidak Pancasilais. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dan kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu ialah, Mr Mohammad Yamin, Prof Mr Soepomo, dan Ir Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan kisruh politik di negara ini, yaitu pertama ialah karena secara intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang Pancasila berarti dia menentang toleransi.

PANCASILA SEBAGAI PEDOMAN HIDUP BANGSA INDONESIA

Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang sejak zaman kerajaan Kutai,Sriwijaya,Majapahit sampai datangnya bangsa lain yang menjajah serta memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat hidup bangsa.Setelah melalui suatu proses yang cukup panjang dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia menemukan jati dirinya,yang didalamnya tersimpul ciri khas,sifat,dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain,yang oleh para pendiri Negara kita dirumuskan dalam suatu rumusan yang sederhana namun mendalam,yang meliputi lima prinsip (lima sila) yang kemudian dibri nama pancasila. Dalam hidup berbangsa dan bernegara dewasa ini terutama dalam masa reformasi,bangsa Indonesia sebagai bangsa harus memiliki visi serta pandangan hidup yang kuat agar tidak terombang ambing di tengah-tengah masyarakat internasional.Dengan lain perkataan bangsa Indonesia harus memiliki nasionalisme serta rasa kebangsaan yang kuat.Hal ini dapat terlaksana bukan melalui suatu kekuasaan atau hegemoni ideology melainkan suatu kesadaran berbangsa dan bernegara yang berakar pada sejarah bangsa

NILAI-NILAI LUHUR PANCASILA

Di era reformasi, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila mulai terkikis. Akibatnya, konflik terjadi di mana-mana, korupsi merajalela, dan keadilan tercabik-cabik. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua MPR RI Lukman Hakim Saifuddin, Kamis (27/9) malam. Lukman bersama sejumlah jajaran anggota MPR RI hadir di Palu dalam rangka pelatihan pelatih sosialisasi empat pilar negara di lingkungan organisasi keagamaan Provinsi Sulawesi Tengah. Menurutnya, Pancasila diakui oleh dunia sebagai perekat bangsa yang terdiri dari banyak pulau dan suku bangsa ini. Namun, Pancasila di era Orde Baru masih ditafsirkan sepihak oleh penguasa sehingga dulu Pancasila identik dengan penguasa. Padahal, Pancasila mestinya terbuka untuk ditafsirkan oleh semua kalangan. (Tapi ternyata) Di era reformasi, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila mulai terkikis. Kekayaan kita hanya dinikmati oleh segelintir orang. Inilah yang mau diperbaiki, kata Lukman. Pelatihan tersebut diikuti 100 peserta terdiri dari guru-guru agama, dosen, pendidik pondok pesantren dan perwakilan organisasi keagamaan. Kegiatan berlangsung lima hari dan dibuka oleh Lukman Hakim.

KONSEP DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA


1. Pengertian Dasar Negara Dasar Negara adalah fandemen yang kokoh dan kuat serta bersumbar dari pandangan hidup atau falsafah(cerminan dari peradaban, kebudayaan, keluhuran budi dan kepribadian yang tumbuh dalam sejarah perkembangan Indonesia) yang diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. 2. Proses Penyusunan dan Penetapan dasar Negara a. Tahap Pembentukan BPUPKI BPUPKI dibentuk pada tanggal 29 April 1945 dan dilantik tanggal 28 Mei 1945.Pembentukan BPUPKI memberi kesempatan secara legal kepada Indonesia untuk mempersiapkan kemerdekaan dan merancang UUD yang berisi dasar negara. b. Tahap Penyusunan Konsep Rancangan Dasar Negara dan UUD Sidang Pertama BPUPKI(29 Mei s/d 1 Juni 1945) Pada sidang ini K.R.T Radjiman Widyodiningrat(ketua BPUPKI), menyampaikan tentang dasar falsafah yang akan dibentuk bagi bangsa Indonesia.Usulan-usulan dasar Negara RI yang muncul pada sidang ini, antara lain: o Mr. Moh. Yamin Secara lisan; 1) Peri Kebangsaan 2) Peri Kemanusiaan 3) Peri Ketuhanan 4) Peri Kerakyatan 5) Kesejahteraan Rakyat Secara tertulis; 1) Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Kebangsaan Persatuan Indonesia 3) Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. 5) Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia o Prof. Dr. R. Soepomo 1) Paham negara persatuan 2) Hubungan negara dan agama 3) Sistem badan permusyawaratan

4) Sosialisme negara 5) Hubungan antar bangsa o Ir. Soekarno Pancasila; 1) Kebangsaan Indonesia 2) Internasionalisme atau perikemanusiaan 3) Mufakat atau demokrasi ekonomi negara bersifat kekeluargaan 4) Kesejahteraan sosial 5) Ketuhanan yang berkebudayaan Dapat diperas menjadi Trisila; 1) Sosionalisme 2) Sosiodemokratis 3) Ketuhanan Dapat diperas lagi menjadi Ekasila; 1) Gotong royong Pada sidang pertama BPUPKI belum tercapai kesepakatan tentang dasar Negara.Kemudian dibentuk panitia Sembilan. Panitia Sembilan Anggota Panitia Sembilan adalah: Ir. Soekarno Abikusno Tjokrosoejoso Drs. Moh. Hatta H. Agus Salim Mr. A.A. Maramis Mr. Ahmad Soebarjo K.H. Wahid Hasyim Mr. Moh. Yamin Abd. Kahar Muzakir Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan berhasil merumuskan dasar Negara Indonesia yang dikenal dengan Jakarta Charter(Piagam Jakarta). Rumusan Dasar Negara Menurut Jakarta Charter 1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. 2. Kemanusian yang adil dan beradab. 3. Persatuan Indonesia. 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. 5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. c. Sidang BPUPKI Kedua(10 s/d 16 Juli 1945) Pada sidang kedua ini membicarakan tentang rancangan UUD Negara Indonesia dengan membentuk panitia kecil, yaitu; Panitia Kecil yang dipimpin oleh Ir. Soekarno o Bertugas merumuskan rancangan Pembukaan UUD yang berisi tujuan dan asas Negara Indonesia.

Panitia Kecil yang dipimpin oleh Prof. Dr. Mr. R. Soepomo


o

Bertugas merumusakan rancangan batang tubuh UUD dan naskah proklamasi.

Pada tanggal 14 Juli 1945 telah diterima rancangan dasar Negara sebagaimana tersebut dalam Piagam Jakarta yang dicantumkan dalam Pembukaan dari rencana UUD yang sedang disiapkan. d. Penetapan UUD 1945 Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI menetapkan: 1. Mengesahkan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945. 2. Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden RI dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden RI yang pertama. 3. Untuk sementara waktu, pekerjaan presiden sehari-hari dibantu oleh BP-KNIP. Rumusan dasar Negara yang disahkan dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut; a. Ketuhanan Yang Maha Esa b. Kemanusuaan yang adil dan beradab c. Persatuan Indonesia d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan e. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia 3. Pancasila Ditinjau dari Tekstualnya Ditunaju dari tekstual, bahwa Pancasia sebagai dasar Negara Republik Indonesia tercantum dalam konstitusi Negara,yakni pada Pembukaan UUD 1945 alinea 4 (merupakan landasan konstitusional dan ideology Negara).

GAGASAN DAN PIKIRAN BANGSA INDONESIA

Perjalanan perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu dilalui bukan tanpa halangan. Banyak pelajaran dari berbagai isu ekonomi dari masa lalu yang dinilai masih relevan untuk menjadi pembelajaran bagi para pelaku ekonomi di Indonesia saat ini. Pengalaman ini diharapkan dapat memberikan bangsa Indonesia kedewasaan untuk melangkah dan mewujudkan perekonomian Indonesia yang lebih baik. Sebagai salah satu putra terbaik bangsa, J. Panglaykim merupakan sosok yang tidak bisa dilepaskan dari perjalanan perekonomian Indonesia. Melalui kontribusi dan pemikiran- pemikirannya dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, J. Panglaykim dinilai mampu dan akan selalu menjadi contoh dan panutan bagi generasi saat ini. Pengalaman di berbagai bidang, intelektualitas yang tinggi serta rasa nasionalisme yang besar membuat J. Panglaykim patut disejajarkan dengan tokoh-tokoh besar Indonesia lainnya yang akan selalu dikenang melalui pemikiran- pemikirannya yang kritis dan lugas. Buku ini memberikan pemaparan yang utuh mengenai pemikiran seorang J. Panglaykim dari berbagai perspektif, mulai dari konsep dasar pemikiran ekonomi, kebijakan publik dan birokrasi, hingga sektor korporasi dan bisnis pada masanya. Melalui buku ini, diharapkan pemikiran J. Panglaykim dapat tetap dikenang dan berguna bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan perekonomian di masa depan.

Nilai - Nilai Pancasila Sebagai Ideologi Negara dan Dasar Negara


1. Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan keadilan. Ini merupakan nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan. Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai kerokhanian yang di dalamnya terkandung nilai-nilai lainnya secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, vital, kebenaran (kenyataan), estetis, estis maupun religius. Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif dan subjektif, artinya hakikat nilai-nilai Pancasila bersifat universal (berlaku di manapun), sehingga dapat diterapkan di negara lain. Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif, maksudnya: 1) Rumusan dari Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam, menunjukan adanya sifat umum Universal dan abstrak. 2) Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia 3) Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Sedangkan nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif, bahwa keberadaan nilai-nilai Pancasila itu terlekat pada bangsa Indonesia sendiri, karena: 1) Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia 2) Niali-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia 3) Nilai-nilai Pancasila terkandung nilai kerokhanian yang sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber nilai bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, maksudnya sumber acuan dalam bertingkah laku dan bertindak dalam menentukan dan menyusun tata aturan hidup berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali, tumbuh dan berkembang dari budaya bangsa Indonesia, sehingga menjadi ideologi yang tidak diciptakan oleh bangsa lain. Menjadikan Pancasila sebagai ideology juga merupakan sumber nilai, sehingga Pancasila merupakan asas kerokhanian bagi tertib hokum Indonesia, dan meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari UUD 1945 serta mewujudkan cita-cita hokum bagi hokum dasar negara.

Pancasila mengharuskan UUD mengandung isi yanag mewajibkan pemerintah untuk memelihara serta menjaga budi pekerti kemanusiaan dan cita-cita moral rakyat yang luhur. 2. Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Negara Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara menjadikan setiap tingkah laku para penyelenggara negara dan pelaksana pemerintahan harus selalu berpedoman pada Pancasila. Pancasila sebagai sumber nilai menunjukkan identitas bangsa Indonesia yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, hal ini menandakan bahwa dengan Pancasilamenolak segala penindasan dan penjajahan. Pancasila juga sebagai paradigm bangunan, artinya sebagai kerangka pikir, sumber nilai, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan perubahan serta proses dalam suatu bidang tertentu. Pancasila mengarahkan pembangunan agar selalu dilaksanakan demi kesejahteraan umat manusia dengan rasa nasionalisme, kebesaran bangsa dan keluhuran bangsa. Pembangunan di segala bidang selalu mendasar pada nilai-nilai Pancasila. Di bidang politik misalnya, Pancasila menjadi landasan bagi pembangunan politik, dan dalam prakteknya menghindarkan sikap tak bermoral dan tak bermartabat. Di bidang Hukum demikian halnya. Pancasila sebagai paradigm pembangunan hukum ditunjukkan dalam setiap perumusan peraturan perundang-undangan nasional yang harus selalu memperhatikan dan menampung aspirasi rakyat. Nilai-nilai Pancasila menjadi landasan dalam pembentukan hukum yang aspiratif. Dalam pembaharuan hukum, Pancasila sebagai cita-cita hukum yang berkedudukan sebagai peraturan yang paling mendasar (staatsfundamentalnorm) di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila sebagai acuan dalam etika penegakan hukum yang berkeadilan yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa tertib sosial, ketenangan dan keteraturan hidup bersama hanya dapat diwujudkan dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang berpihak kepada keadilan. Di bidang Sosial Budaya, Pancasila merupakan sumber normative dalam pengembangan aspek sosial budaya yang mendasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan, ketuhanan, dan keberadaban.

PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN BANGSA Di Era globalisasi yang sedang terjadi seperti sekarang ini , cenderung melebur semua identitas menjadi satu, yaitu tatanan dunia baru. Masyarakat Indonesia ditantang untuk makin memperkokoh jatidirinya. Bangsa Indonesia pun dihadapkan pada problem krisis identitas . faktanya sering kita jumpai masyarakat Indonesia yang dari segi perilaku sama sekali tidak menampakkan identitas mereka sebagai masyarakat Indonesia. Padahal bangsa ini mempunyai identitas yang jelas, yang berbeda dengan kapitalis dan komunis, yaitu PANCASILA. Maka, seharusnya seluruh perilaku, sikap, dan kepribadian adalah berlandaskan kepada nilai-nilai Pancasila. Dengan begitu kita bias menjadi bangsa yang besar tetapi masyarakat Indonesia tidak menampilkan identitas ini sesungguhnya berarti Pancasila tidak dilaksanakan dalam berkehidupan di masyarakat, seolah tidak adanya apresiasi yang dilandaskan jiwa nasionalisme oleh bangsa ini, sungguh ironis. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan sikap mental. Sikap mental dan tingkah laku mempunyai cirri khas artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain. Ciri khas ini lah yang dimaksud dengan KEPRIBADIAN. Bangsa indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-bangsa lain. Apabila kita memperhatikan tiap sila dari pancasila, maka akan tampak dengan jelas bahwa tiap sila pancasila itu adalah p e n c e r m i n a n d a r i b a n g s a k i t a . t e r d a p a t k e m u n g k i n a n b a h w a t i a p t i a p s i l a b e r s i f a t U N I V E R S A L yang juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan tetapi kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Oleh karena itu yang terpenting adalah bagaimana kita memahami, menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan. Tanpa ini maka pancasila hanyalah sekedar rangkaian kata kata yang tercantum dalam UUD 1945 yang merupakan perumusan yang beku dan mati serta tidak memiliki arti penting dalam kehidupan bangsa Indonesia.

PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA Apa arti pandangan hidup suatu bangsa?. Pertanyaan ini sukar untuk dijawab tanpa mengetahui bahwa bangsa itu mengenal berbagai kelompok masyarakat manusia yang membentuk bangsa. Karena satu kesatuan dari berbagai ragam latar belakang agama dan keturunan yang bertekad untuk membangun satu tatanan hidup berbangsa dan bernegara, Cita-cita kita sebagai bangsa Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yakni mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur materil dan spirituan berdasarkan Pancasila. Seperti halnya keluarga, sutau bangsa yang bertekad mencapai cita-cita bersama memerlukan suatu pandangan hidup. Tanpa memiliki pandangan hidup maka suatu bangsa akan merasa terombangambing dalam menghadapi persoalan-persoalan besar yang pasti akan timbul, baik persoalan-persoalan di dalam masyarakatnya sendiri, maupun persoalan-persoalan besar umat manusia dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia ini. Jika pandangan hidup yang jelas sesuatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-masalah polotik, ekonomi, sosial dan budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju. Dengan berpedoman pada pandangan hidup itu pula suatu bangsa akan membangun dirinya. Manusia yang diciptakan oleh Tuhan yang Maha Kuasa, dikodratkan hidup secara berkelompok. Jika pancasila dipahami dengan benar maka pedoman pada pandangan hidupkan baik. Jika keyakina kepada Tuhan yang Maha kuasa dan kuatnya tradisi sebagai norma dan nilai kehidupan dalam masyarakat.

MACAM-MACAM HAM

Menurut tingakat kemajuan kebudayaannya, meliputi bidang berikut : a. Hak asasi pribadi (personal right), adalah hak untuk bebas menentukan, mengatur, dan memilih urusan-urusan yang sifatnya pribadi. Hak asasi pribadi meliputi : 1) Hak kemerdekaan memeluk agama, 2) Hak beribadah menurut agama masing-masing, 3) Hak mengemukakan pendapat, 4) Hak kebebasan berorganisasi atau berpatisipasi. b. Hak asasi politik (political right), adalah hak untuk diakui dalam kedudukannya sebagai warga negara untuk mendapatkan kesempatan berpartisipasi dalam pemerintahan dan lembaga perwakilan. Hak asasi politik meliputi : 1) hak untuk diakui sebagai warga negara yang sederajat. 2) hak untuk memajukan negara. 3) hak untuk turut serta dalam kegiatan pemerintahan. c.Hak asasi ekonomi atau milik (property right), adalah hak dan kebebasan ntuk melakukan kegiatan ekonomi dan memiliki harta benda. Hak asasi ekonomi meliputi: 1) Hak memiliki sesuatu. 2) Hak membeli atau menjual sesuatu. 3) Hak mengadakan suatu perjanjian/ kontrak. 4) Hak memilih pekerjaan. d.Hak asasi sosial dan budaya (social and culture right), adalah hak yang berkaitan dengan hubungan kemasyarakatan dan budaya meliputi: 1) Hak mendapatkan pelayanan kesehatan, 2) Hak kebebasan mendapatkan pengajaran dan hak pendidikan, 3) Hak mengembangkan kebudayaan e.Hak asasi mendapatkan pengayoman dan perlakuan dalam keadilan hukum dan pemerintahan atau hak persamaan hukum (procedural right), adalah hak yang berkaitan dengan kesamaan dan keadilan dalam prosedur hukum. Contohnya adalah hak untuk mendapatkan perlakuan sopan dalam penggeledahan dan hak untuk mendapatkan pembelaan hukum (pengacara) saat tersangkut kasus hukum.

PROSES PEMBENTUKAN UNDANG UNDANG

Berdasarkan UU No. 10 Tahun 2004 proses pembentukan UndangUndang dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: a. Persiapan Pembentukan Undang-Undang Dalam pembentukan UU, Rancangan Undang-Undang (RUU) dapat berasal dari Presiden, DPR, maupun DPD (Dewan Perwakilan Daerah). Namun, untuk RUU yang diajukan oleh DPD hanya diperkenankan RUU berkaitan dengan: otonomi daerah; hubungan pusat dengan daerah; pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya; perimbangan keuangan pusat dan daerah. 1) Persiapan Rancangan Undang-Undang yang diajukan oleh Pemerintah a) Rancangan Undang-Undang yang diajukan oleh presiden disiapkan oleh menteri atau pimpinan lembaga pemerintah non departemen, sesuai dengan lingkup tugasnya masing-masing. b) Konsepsi RUU tersebut dikoordinasikan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang peraturan perundangundangan. c) RUU yang sudah disiapkan oleh Presiden diajukan dengan surat Presiden kepada Pimpinan DPR. d) Dalam surat Presiden tersebut disebutkan menteri yang akan ditugasi mewakili Presiden dalam melakukan pembahasan RUU di DPR. e) DPR mulai membahas RUU tersebut dalam jangka waktu paling lambat 60 hari sejak surat Presiden diterima. f) Penyebarluasan RUU dilaksanakan oleh instansi pemrakarsa. 2) Persiapan Rancangan Undang-Undang yang diajukan oleh DPR (hak inisiatif) dan DPD a) Rancangan Undang-Undang yang berasal dari DPR diusulkan oleh DPR (RUU tersebut dapat juga dari DPD yang diajukan kepada DPR). b) RUU yang telah disiapkan oleh DPR disampaikan dengan surat pimpinan DPR kepada Presiden. c) Presiden menugasi menteri yang mewakili untuk membahas RUU bersama DPR dalam jangka waktu 60 hari sejak surat pimpinan DPR diterima. d) Menteri yang ditugasi oleh Presiden dalam pembahasan di DPR

mengkoordinasikan persiapan pembahasan dengan menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang peraturan perundangundangan. e) Penyebarluasan RUU dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal DPR.

PENGESAHAN UUD DAN PENGANGKATAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN a) Mengesahkan UUD UUD yang disahkan merupakan hasil siding BPUPKI tanggal 10 16 Juli 1945, yang masih berupa rencana UUD. Rencana UUD tersebut dibahas dalam siding PPKI tanggal 18 Agustus 1945. dalam pembahasan diadakan beberapa perubahan atas usul Bung Hatta, yaitu mengenai sila pertama Pancasila dan Bab III Pasal 6. Sila pertama pancasila menyatakan bahwa berdasarkan kepada Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diubah menjadi Presiden ialah orang Indonesia asli. b) Memilih Presiden dan Wakil Presiden Sewaktu sidang PPKI membahas rencana UUD Bab III Otto Iskandarnita mengusulkan agar siding pemilihan Presiden dan wakil Presiden dilakukan secara aklamasi. Ia mengajukan calon Ir. Soekarno menjadi presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden. Semua anggota menerima secara aklamasi, sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya.

SISTEMATIKA UUD 1945

Sebelum dilakukan Perubahan, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh (16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan), serta Penjelasan. Setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 20 bab, 37 pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan.

Anda mungkin juga menyukai