Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penyakit malaria disebabkan oleh parasit malaria (yaitu suatu protozoa darah yang termasuk genus plasmodium) yang dibawa oleh nyamuk Anopheles. Ada empat spesies plasmodium penyebab malaria pada manusia, yaitu : Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, dan Plasmodium ovale. (Arlan, 2004) Keempat spesies Plasmodium menyebabkan tingkat parasitemia yang berbeda, sedangkan gambaran klinisnya terutama dipengaruhi oleh spesiesnya, jumlah sporozoit yang masuk ke peredaran melalui gigitan nyamuk, dan status imunitas penderita. Parasitemia yang meningkat cepat mencapai jumlah yang sangat banyak bisa mengancam jiwa penderita. (Sutisna, 2004) Di Indonesia, malaria dapat berjangkit di daerah dengan ketinggian sampai 1.800 m di atas permukaan laut. Dengan melihat keadaan dan letak geografis yang bisa menunjang penyakit malaria ini, Provinsi Papua merupakan salah satu daerah endemis malaria. Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan di Provinsi Papua. (Wita, 1991)
Pada tahun 1992, sebuah perusahaan pertambangan dengan nama PT Freeport Indonesia (PTFI) meluncurkan Kesehatan Masyarakat dan Pengendalian Malaria yaitu Public Health and Malaria Control (PHMC). Program pengendalian malaria menargetkan beberapa lingkungan di Mimika, yang merupakan rumah bagi karyawan PTFI dan daerah di sekitar lingkungan perusahaan. Program ini juga melayani masyarakat

yang dipindahkan oleh PTFI selama tahap konstruksi tambang lokal. Sebagai akibatnya

dalam tahun 1999 terjadi lonjakan penduduk sekitar 1800 migran menyebar. Kelompok manusia yang berpindah dalam jumlah banyak inilah yang menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatnya malaria di daerah tersebut. Dalam penelitian ini, Wilayah kerja PTFI yang dimaksud adalah meliputi kota Kuala Kencana dan Tembagapura yang merupakan Kecamatan Mimika Baru. Sedangkan di luar wilayah kerja PTFI meliputi Desa Utikini Baru/SP 12, SP 9, dan Puskesmas Timika. Satuan Pemukiman (SP) merupakan lokasi permukiman transmigrasi. Menurut Peraturan Pemerintah no. 2 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi, setiap satuan permukiman mempunyai daya tampung 300 sampai dengan 500 kepala keluarga. Menurut data dari Puskesmas Timika, pada Januari 2011 sampai dengan Desember 2011, dari 29.258 total pemeriksaan terdapat 8.181 kasus malaria. Jumlah kasus tertinggi disebabkan oleh P. falciparum sebanyak 3.459 kasus. Tentunya malaria tetap di antara penyakit pembunuh utama di Kabupaten Mimika, khususnya di daerah dataran rendah. Kematian pada anak jarang terjadi, tetapi dapat terjadi bila disertai berbagai penyakit lain yang berat, gizi buruk, dan anemia berat. Anemia merupakan akibat penting malaria tropika pada anak. Anemia cenderung menjadi lebih berat pada penderita anak. Pada infeksi akut, beratnya anemia berhubungan langsung dengan derajat parasitemia.

Berdasarkan latar belakang di atas dan semakin bertambahnya penderita malaria pada anak-anak yang menyebar di Kabupaten Mimika, maka penulis tertarik untuk mengetahui tingkat parasitemia malaria pada anak-anak di dalam dan di luar wilayah kerja PT Freeport Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah 1. Berapakah rata-rata kepadatan parasit malaria pada anak-anak di wilayah kerja PT Freeport Indonesia ? 2. Berapakah rata-rata kepadatan parasit malaria pada anak-anak di luar wilayah kerja PT Freeport Indonesia ? 3. Adakah perbedaan rata-rata kepadatan parasit malaria pada anak-anak di dalam dan di luar wilayah kerja PT Freeport Indonesia ?

1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui rata-rata kepadatan parasit malaria pada anakanak di wilayah kerja PT Freeport Indonesia. 2. Untuk mengetahui rata-rata kepadatan parasit malaria pada anakanak di luar wilayah kerja PT Freeport Indonesia. 3. Untuk mengetahui perbedaan antara rata-rata kepadatan parasit malaria pada anak-anak di dalam dan di luar wilayah kerja PT Freeport Indonesia.

1.4 Manfaat Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan dan

mengembangkan sarana prasarana dalam program pelayanan kesehatan sehingga memberikan informasi kepada instansi, para peneliti ilmiah selanjutnya maupun tenaga medis untuk melakukan tindak lebih lanjut, sehingga membantu mengurangi Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus malaria di Indonesia bagian timur yang merupakan daerah endemik malaria. Serta mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian malaria di Provinsi Papua Barat, khususnya Kabupaten Mimika.

Anda mungkin juga menyukai