Anda di halaman 1dari 103

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia kita mengenal adanya bangunan komersial sebagai sarana untuk melakukan berbagai kegiatan. Gedung sebagai salah satu bangunan komersial berfungsi sebagai tempat bekerja dan tempat hunian. Di dalam bangunan gedung kita dapat melakukan berbagai kegiatan seperti kegiatan usaha, kegiatan sosial dan budaya, keagamaan, jasa kesehatan atau kegiatan khusus lainnya. Ciri utama bangunan komersial biasanya mempunyai gaya arsitektur modern dan berada dalam kota serta mempunyai lokasi yang strategis. Sebagai tolok ukur dalam menampilkan percepatan pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang harus dapat menyediakan berbagai fasilitas pendukung utilitas kota seperti bangunan komersial rumah sakit yang dapat memaksimalkan fungsi pelayanan kesehatan, pendidikan, bisnis, pariwisata, dan sektor ekonomi lainnya. Sejalan dengan trend dan tuntutan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, pembangunan Rumah Sakit Siloam dilaksanakan dengan memperhatikan aspek lingkungan secara menyeluruh yang didahului dengan pengkajian lingkungan yang dilaksanakan lewat penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).

1.2 Dasar Hukum Peraturan perundang-undangan yang menjadi rujukan dan dasar hukum dalam penyusunan dokumen UKL dan UPL ini, adalah : 1. Undang-undang Nomor 05 Tahun Agraria. 2. Undang-undang Nomor 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. 3. Undang-undang Nomor 03 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. 5. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 6. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 7. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. 8. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 9. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 10. Keputusan Presiden RI Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan. 11. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 2002 tentang Baku Tingkat Kebisingan. 12. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 50 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebauan. 13. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang Ketentuan pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Gedung. 14. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Gedung dan Lingkungan. 15. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. 16. Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 02 Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi. 17. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 147/MENKES/PER/I/2010 tentang Perijinan Rumah Sakit. 18. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. 19. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit. 21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. 22. Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 61 Tahun 2002 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Rumah Sakit di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2003. 23. Keputusan Bapedal Nomor 03 tahun 1995 tentang kualitas incinerator dan emisi yang dikeluarkannya. 24. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan. 25. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. 26. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 27. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air. 28. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengolahan Bahan Limbah Berbahaya dan Beracun. 29. Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran di Kota Kupang. 30. Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kupang tahun 2011 2030. 31. Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Kupang Tahun 2011 2030.

1.3 Tujuan dan Kegunaan 1.3.1 Tujuan Tujuan dari penyusunan dokumen UKL-UPL rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan Rumah Sakit Siloam di Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota Kupang, adalah :

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

1) Menyajikan informasi lingkungan sebelum adanya kegiatan rumah sakit. 2) Menguraikan kegiatan yang akan dilakukan rumah sakit. 3) Menguraikan komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan menimbulkan dampak terhadap lingkugan hidup akibat pembangunan dan pengoperasian rumah sakit. 4) Menguraikan tindakan pihak rumah sakit dalam program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

1.3.2 Kegunaan Kegunaan dari dokumen UKL-UPL rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan Rumah Sakit Siloam di Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota Kupang, adalah : 1) Bagi Pemerintah a) Sebagai bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengembangan, pengawasan dan pengendalian pembangunan. b) Sebagai pedoman bagi Pemerintah Kota Kupang dan instansi terkait dalam melakukan pengawasan dan pemantauan lingkungan hidup. 2) Bagi Pemrakarsa a) Membantu pemrakarsa dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan perencanaan dan pengelolaan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan Rumah Sakit Siloam. b) Sebagai bahan acuan dalam upaya pemberdayaan masyarakat sebagai akibat dari kegiatan pengoperasian rumah sakit dan fasilitas penunjangnya. c) Sebagai instrument pengikat dan acuan bagi pemrakarsa dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. d) Sebagai bahan pertimbangan dalam permohonan rekomendasi kelayakan

lingkungan hidup terhadap pembangunan dan pengoperasian rumah sakit. 3) Bagi Masyarakat. a) Kemudahan memperoleh fasilitas pengobatan yang memadai, yang setara dengan rumah sakit di luar negeri seperti di Singapura serta fasilitas Dokter Ahli yang

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

memadai baik dalam jumlah maupun kualitas pelayanan bagi pasien rawat inap, rawat jalan maupun pelayanan lainnya dengan harga yang bersaing dan terjangkau oleh masyarakat. b) Terbukanya kesempatan kerja seperti penyediaan bahan pangan dan sayuran serta buah-buahan dari warga sekitar rumah sakit serta penyediaan berbagai jasa

pendukung aktivitas lainnya oleh warga di sekitar rumah sakit. c) Terjalin pola kemitraan dengan usaha lain. d) Saling kontrol dari masyarakat terhadap kegiatan rumah sakit yang bersifat negatif.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

BAB II IDENTITAS PEMRAKARSA DAN DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN

2.1 Identitas Pemrakarsa 1 2 Nama Badan Usaha Nama Penanggungjawab Rencana Usaha dan atau Kegiatan Alamat Kantor : PT. NUSA BAHANA NIAGA : Ir. Dominikus Go

: Jl. Veteran RT: 017 RW: 005, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang. Telp : -

2.2 Rencana Usaha dan/atau Kegiatan 1. Nama Rencana Usaha dan/atau : Pembangunan Kegiatan Kupang. Rumah Sakit Siloam Kota

Rencana 2. Lokasi dan/atau Kegiatan 3. Informasi Kegiatan

Usaha : Jl. Veteran RT: 017 RW: 005, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang. : Rencana kegiatan terletak pada kawasan dengan peruntukan sesuai penataan ruang adalah kawasan jasa dan perdagangan.

4. Skala Usaha dan/atau Kegiatan : Rumah Sakit tipe A. 2.2.1 Kegiatan Konstruksi Kegiatan pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang secara garis besar dikelompokan menjadi 7 (tujuh) jenis kegiatan utama : 1. Pekerjaan Persiapan 2. Pekerjaan Tanah 3. Pekerjaan Struktur

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

4. Pekerjaan Arsitektural 5. Pekerjaan Pelengkap 6. Pekerjaan Mekanical dan Electrical 7. Pekerjaan Landscape

Secara jelas deskripsi kegiatan pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang nantinya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Data Teknis Kegiatan Fisik Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
No A 1 2 3 4 5 6 7 B 1 2 3 4 C C.1 1 2 3 4 C.2 1 2 3 4 5 6 Uraian Rencana Kegiatan Pekerjaan Persiapan Mobilisasi de Mobilisasi Pembersihan Lapangan Uitzet & Bouwplank Pagar Pengaman Keliling Direksi keet Air & Listrik Kerja Papan nama Proyek (120 x240) cm Pekerjaan Tanah Galian pematangan lahan Galian tanah pondasi struktur Urugan dan pemadatan tanah peninggian elevasi gedung Urugan pasir Pekerjaan Struktur Pekerjaan Beton Sub Struktur Lantai kerja Pondasi Pondasi Footplat Pondasi bored pile Pile cup Pekerjaan Beton Upper struktur Beton Bertulang Ground Floor Beton Bertulang 2nd Floor Beton Bertulang 3rd Floor Beton Bertulang Roof Floor Beton Bertulang Tangga Beton Bertulang Tangga Darurat 239,20 422,76 273,00 256,77 420,42 883,88 874,11 839,59 1,00 2,00 m m m m m m m m
3 3 3 3

Volume

Satuan Kegiatan Unit m m m


2 2

1,00 9.750,00 540,00 300,00 60,00 1,00 1,00 37,25 1.502,79 18.372,53 609,29

m
2

Unit Unit m m m m
3 3 3 3

3 3 3 3

Unit Unit

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

D D.1. 1 D.2. 1 2 D.3. 1 2 3 4 5 6 7 8 D.4. 1 2 3 4 5 E 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 F F.1. 1 2 3

Pekerjaan Arsitektural Pekerjaan Pasangan dan Plesteran Plesteran dan Acian Pekerjaan Pintu dan jendela dan Partisi Pekerjaan Pintu dan Jendela Pekerjaan Partisi Pekerjaan Finishing Lantai dan Dinding Pekerjaan lantai Marmer Pekerjaan lantai dan dinding Keramik Pekerjaan Dinding lapis Granit Pekerjaan Dinding ACP Pekerjaan dinding Lapis Timbel (Luar dalam) Pengecatan dinding Interior dinding Pekerjaan dinding Cat epoxy Pekerjaan Waterproffing Atap Pekerjaan Plafond/Celling Plafond Akustik t = 15 mm + Rangka Menti Crossti Plafon Fin ACP + Rangka Galvalum Lis gipsum arsitektural Pengecatan interior plafond Pekerjaan Plafond Cat epoxy Pekerjaan Pelengkap Railing Tangga Penyekat Urinoir Canopy Teras IGD Canopy Teras Samping Pedestrian Ramp IGD Tangga Samping Ramp loading, unloading Pekerjaan Gedung Mortuary Pekerjaan Rumah Genset dan pompa Pekerjaan Instalasi Power Suply 1500 KVA Logo Dan Plank Nama Pekerjaan Mecanical dan Electrical Pekerjaan Mecanical dan Electrical Gedung Pekerjaan Instalasi Listrik dan penerangan Pekerjaan Instalasi Lift Pekerjaan Instalasi AC dan Exhaust fan

12.014,59 19.370,93 411,00 350,00 9.417,60 6.339,00 510,93 1.688,00 720,00 4.520,46 888,00 1 8.006,25 462,75 2.625,00 11.187,00 560,00 1,00 42,00 56,98 200,00 323,31 32,75 14,42 12,57 1,00 1,00 1,00 1,00

m m

2 2

Bh m m m m m m m m
2

3 2 2 2 2 2 2

Unit m m m m m
2 2 2 2 2

Unit Unit m m m m m m
2 2 2 2 2 2

Unit Unit Unit Unit

1,00 8,00 1,00

Unit Unit Unit

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

4 5 6 7 8 9 F.2. 1 2 3 4 5 6 7 G 1 2 3

Pekerjaan Instalasi Fire alarm Pekerjaan Instalasi Tata Suara Pekerjaan Instalasi Telepon dan outlet data System Pekerjaan Instalasi penangkal Petir Pekerjan Instalasi air Limbah Pekerjaan Instalasi air Bersih Pekerjaan Mecanical dan Electrical Landscape Pekerjaan Instalasi Listrik dan penerangan Kompleks Pekerjan Instalasi air Limbah kawasan Pekerjaan Instalasi air Bersih taman Pekerjaan Ground reservoar air bersih Pekerjaan Tandon Air Pekerjaan Instalasi Pengolahan Limbah Cair (IPAL) Pekerjaan Instalasi pengolahan limbah padat (Incenerator) Pekerjaan Landscape Pekerjaan Jalan masuk dan area parkir Pekerjaan Tata Taman Pekerjaan Saluran drainase permukaan

1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit

1,00 1,00 1,00

Unit Unit Unit

2.2.2 Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang direncanakan dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti: 1. Fasilitas Pokok, terdiri dari : a. Instalasi Rawat Darurat b. Instalasi Rawat Jalan c. Instalasi Rawat Inap d. Instalasi Bersalin e. Instalasi Radiologi f. Instalasi Laboratorium g. Instalasi Intensif Care Unit h. Instalasi Bedah Sentral i. Instalasi Pemulasaran Jenasah j. Instalasi Rehab Medic

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

2. Fasilitas Pendukung, terdiri dari : a. Instalasi Farmasi b. Instalasi Gizi c. Instalasi Sterilisasi d. Instalasi Hemodialisis

3. Fasilitas Penunjang, terdiri dari : a. Instalasi Pemeliharaan Sarana (mesin-mesin, peralatan, dan lain-lain) b. Instalasi Pengolahan Limbah dan Pemusnahan Sampah c. Instalasi Air Bersih dan Air Limbah d. Instalasi Listrik, Telepon / Fax, AC, Internet, dan lain-lain. e. Instalasi Pemadam Kebakaran f. Security Service g. Lift service h. Tangga Darurat i. Ramp Pasien

4. Fasilitas Umum, terdiri dari : a. Sarana Perparkiran b. Cafetaria c. Pelayanan ATM d. Taman

Selain itu rumah sakit ini dilengkapi dengan layanan umum, antara lain layanan Mobil Ambulance, layanan Medical Chek Up, layanan Visum and Repertum, layanan KB Rumah Sakit dan layanan MOW (Medical Operatif Wanita). Dalam usaha mendukung kegiatan utama, yaitu pelayanan jasa kesehatan dan penyediaan jasa yang berhubungan dengan kesehatan pasien, maka Rumah Sakit

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

10

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Siloam Kota Kupang memiliki kapasitas 233 tempat tidur serta berbagai fasilitas pendukung seperti terlihat pada tabel 2.
Tabel 2. Sarana dan Prasarana Pendukung Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
No. 1 Fasilitas Rumah Sakit Siloam IGD, Ruang Bersalin, Ruang Operasi, Ruang Sterilisasi, Hemodialisis, Klinik Rawat Jalan, Medical Record, ICU, Rehab Medic, Laboratorium, Farmasi / Apotek, Ruang Dokter, Pusat ATM, Gudang, Dapur Umum, Ruang Pemulasaran Jenasah, IPAL, Incenerator, Rumah Pompa, Rumah Genset, Pos Satpam, Parkiran Kendaraan. Kantor, Cafetaria, Klinik, Ruang Sterilisasi, ICU, Radiologi, Ruang Dokter, Ruang Perawat, Ruang Rawat Inap, Ruang Cuci dan strika. Gudang, Pantry, Ruang Perawat, Ruang Dokter, Ruang Isolasi, Ruang Rawat Inap. Ruang Mesin Lift, Ruang ME, Ruang Kompresor AC, Ruang Tandon Air. Keterangan

Lantai Satu

Lantai Dua Lantai Tiga Atap

3 4

Tabel 3. Deskripsi layanan dan kapasitas fasilitas utama


Jenis Pelayanan Instalasi Rawat Darurat Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap (jumlah tempat tidur) Instalasi Bersalin Instalasi Radiologi (USG, MRI, Rontgen, Foto, CT Scan) Instalasi Laboratorium Instalasi Intensif Care Unit Instalasi Bedah Sentral Instalasi Pemulasaran Jenasah Instalasi Rehab Medic Jumlah Ruang 1 15 233 1 1 1 1 1 1 1 Kapasitas (orang) 20 30 233 15 10 10 12 1 5 20

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

11

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Tabel 4. Deskripsi layanan dan kapasitas fasilitas pendukung


Jenis Pelayanan Instalasi Farmasi Instalasi Gizi Instalasi Sterilisasi Instalasi Hemodialisis Aula kecil/Meeting Room Restaurant/Cafeteria Jumlah Ruang 1 1 1 1 1 1 Kapasitas (orang) 5 10 10 5 30 50

Tabel 5. Deskripsi layanan dan kapasitas fasilitas penunjang


Jenis Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana : a. Genset b. Pompa Air c. Bak Penampung Air Bersih d. Tandon Air Instalasi Pengolahan Limbah dan Pemusnahan Sampah : a. IPAL b. Incenerator Instalasi Listrik, Telepon / Fax, AC, Internet, dll : a. Listrik b. Telepon / Fax c. AC d. Internet Instalasi Pemadam Kebakaran Security Service Lift service : a. Lift Pasien b. Lift Umum c. Lift Barang Tangga Darurat Ramp Pasien Jumlah Ruang / Unit 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 4 3 1 2 1 Kapasitas 1400 KVA 1 liter / detik 125 m3 46 m3 100 m3 / hari 80 kg / jam 1500 KVA 5 line 2.152.000 BTU /Jam wifi 532 sprinkle Hydrant umum 20 orang 1 bed 10 person 400 kg -

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

12

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

2.3 Garis Besar Usaha yang Menimbulkan Dampak Secara garis besar komponen pembangunan rumah sakit siloam yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan dapat dibagi menjadi 4 (empat) tahapan kegiatan, yaitu : tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi dan tahap pasca operasi. a. Tahap Pra Konstruksi Pada tahap pra konstruksi kegiatan yang dilakukan yaitu survey, pengukuran lokasi, sosialisasi kepada masyarakat Kota Kupang khususnya masyarakat di Kelurahan Fatululi. Kegiatan ini diperkirakan akan menimbulkan dampak berupa keresahan pada masyarakat. b. Tahap Konstruksi 1) Perekrutan tenaga kerja Kebutuhan tenaga kerja menurut jenis dan posisi untuk proyek ini disajikan pada tabel 6. Tabel 6. Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Posisi Manajer proyek Site Manajer Keuangan Tenaga Administrasi logistik Sopir Pelaksana Mandor Kepala Tukang Tukang Tenaga Buruh Security Jumlah Total Jumlah (Orang) 1 1 2 2 10 5 20 5 10 30 100 10 196 Spesifikasi S-1 S-1 S-1 D-3 SMA/STM SMA/STM SMA/STM SMA/STM SMA/STM SMA/STM SD, SMP, STM SMA orang

Kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk konstruksi berpotensi menimbulkan dampak negatif berupa keresahan masyarakat, jika perekrutan tenaga kerja tidak memprioritaskan tenaga kerja lokal.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

13

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

2) Base camp Pembagunan base camp berfungsi sebagai kantor pelaksana, P3K, penginapan pekerja, bengkel perawatan dan perbaikan alat berat serta gudang penyimpanan material, disamping itu dilengkapi dengan sarana MCK. Kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak adalah penumpukan material konstruksi, kebisingan, lalu lintas pengangkutan material dan aktivitas para pekerja yang bisa menimbulkan konflik dengan masyarakat setempat. Selain itu kegiatan ini juga memberikan dampak positif berupa kesempatan usaha. 3) Penyiapan Lahan Kegiatan penyiapan lahan meliputi kegiatan pembersihan dan pengupasan lahan, pagar keliling lokasi pembangunan. Kegiatan ini dapat menimbulkan dampak berupa debu, kebisingan, hilangnya sejumlah vegetasi dan fauna lokal, dan gangguan terhadap lalu lintas. 4) Pekerjaan Konstruksi Uraian pekerjaan konstruksi disajikan secara lengkap dalam tabel 7. Tabel 7. Uraian pekerjaan konstruksi
No A 1 2 3 4 5 6 7 B 1 2 3 4 Uraian Rencana Kegiatan Pekerjaan Persiapan Mobilisasi de Mobilisasi Pembersihan Lapangan Uitzet & Bouwplank Pagar Pengaman Keliling Direksi keet Air & Listrik Kerja Papan nama Proyek (120 x240) cm Pekerjaan Tanah Galian pematangan lahan Galian tanah pondasi struktur Urugan dan pemadatan tanah peninggian elevasi gedung Urugan pasir 37,25 1.502,79 18.372,53 609,29 m m m m
3 3 3 3

Volume

Satuan Kegiatan

1,00 9.750,00 540,00 300,00 60,00 1,00 1,00

Unit m m m
2 2

m
2

Unit Unit

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

14

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

C C.1 1 2 3 4 C.2 1 2 3 4 5 6 D D.1 1 D.2 1 2 D.3. 1 2 3 4 5 6 7 8 D.4. 1 2 3 4 5 E 1 2 3

Pekerjaan Struktur Pekerjaan Beton Sub Struktur Lantai kerja Pondasi Pondasi Footplat Pondasi bored pile Pile cup Pekerjaan Beton Upper struktur Beton Bertulang Ground Floor Beton Bertulang 2nd Floor Beton Bertulang 3rd Floor Beton Bertulang Roof Floor Beton Bertulang Tangga Beton Bertulang Tangga Darurat Pekerjaan Arsitektural Pekerjaan Pasangan dan Plesteran Plesteran dan Acian Pekerjaan Pintu dan jendela dan Partisi Pekerjaan Pintu dan jendela Pekerjaan Partisi Pekerjaan Finishing Lantai Dan Dinding Pekerjaan lantai Marmer Pekerjaan lantai dan dinding Keramik Pekerjaan Dinding lapis Granit Pekerjaan Dinding ACP Pekerjaan dinding Lapis Timbel (Luar dalam) Pengecatan dinding Interior dinding Pekerjaan dinding Cat epoxy Pekerjaan Waterproffing Atap Pekerjaan Plafond/Celling Plafond Akustik t = 15 mm + Rangka Menti Crossti Plafon Fin ACP + Rangka Galvalum Lis gipsum arsitektural Pengecatan interior plafond Pekerjaan Plafond Cat epoxy Pekerjaan Pelengkap Railing Tangga Penyekat Urinoir Canopy Teras IGD 1,00 42,00 56,98 Unit Unit m
2

239,20 422,76 273,00 256,77 420,42 883,88 874,11 839,59 1,00 2,00 12.014,59 19.370,93 411,00 350,00 9.417,60 6.339,00 510,93 1.688,00 720,00 4.520,46 888,00 1

m m m m m m m m

3 3 3 3

3 3 3 3

Unit Unit m m
2 2

Bh m m m m m m m m
2

3 2 2 2 2 2 2

Unit
2 2 2 2 2

8.006,25 462,75 2.625,00 11.187,00 560,00

m m m m m

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

15

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

4 5 6 7 8 9 10 11 12 F F.1. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F.2. 1 2 3 4 5 6 7 G 1 2 3

Canopy Teras Samping Pedestrian Ramp IGD Tangga Samping Ramp loading, unloading Pekerjaan Gedung Mortuary Pekerjaan Rumah Genset dan pompa Pekerjaan Instalasi Power Suply 1500 KVA Logo Dan Plank Nama Pekerjaan Mecanical dan Electrical Pekerjaan Mecanical dan Electrical Gedung Pekerjaan Instalasi Listrik dan penerangan Pekerjaan Instalasi Lift Pekerjaan Instalasi AC dan Exhaust fan Pekerjaan Instalasi Fire alarm Pekerjaan Instalasi Tata Suara Pekerjaan Instalasi Telepon dan outlet data System Pekerjaan Instalasi penangkal Petir Pekerjan Instalasi air Limbah Pekerjaan Instalasi air Bersih Pekerjaan Mekanikal dan Electrical Landscape Pekerjaan Instalasi Listrik dan penerangan Kompleks Pekerjan Instalasi air Limbah kawasan Pekerjaan Instalasi air Bersih taman Pekerjaan Ground reservoar air bersih Pekerjaan Tandon Air Pekerjaan instalasi pengolahan limbah cair (IPAL) Pekerjaan Instalasi pengolahan limbah padat (Incenerator) Pekerjaan Landscape Pekerjaan Jalan masuk dan area parkir Pekerjaan Tata Taman Pekerjaan Saluran drainase permukaan

200,00 323,31 32,75 14,42 12,57 1,00 1,00 1,00 1,00

m m m m m

2 2 2 2 2

Unit Unit Unit Unit

1,00 8,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit

1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit

1,00 1,00 1,00

Unit Unit Unit

Kegiatan tersebut di atas akan menimbulkan dampak berupa kebisingan, debu, peningkatan emisi gas buangan, sedimentasi, peningkatan aliran permukaan.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

16

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak adalah penumpukan material konstruksi, kebisingan, lalu lintas pengangkutan material dan aktivitas para pekerja yang bisa menimbulkan konflik sosial dengan masyarakat setempat. Selain itu kegiatan ini juga memberikan dampak positif berupa lapangan kerja dan kesempatan berusaha. 5) Tahap Operasi Rumah Sakit a. Perekrutan tenaga kerja operasi Tenaga kerja yang mendukung kegiatan operasional rumah sakit diperkirakan 200 karyawan baik medis maupun non medis, dengan rincian sebagai berikut : 1) Direktur Utama 2) Wakil Direktur Bidang Keuangan dan Administrasi 3) Wakil Direktur Bidang Pelayanan Kesehatan 4) Wakil Direktur Bidang Rawat Inap 5) Dokter Ahli/Spesialis 6) Dokter Umum 7) Front Office 8) Perawat 9) Bidan 10) Tenaga Adminitrasi Rumah Sakit 11) Pantry dan Restaurant 12) Laundry + Engineering 13) Satpam : 1 orang : 1 orang : 1 orang : 1 orang : 9 orang : 11 orang : 20 orang : 46 orang : 15 orang : 50 orang : 10 orang : 15 orang : 20 orang

Kegiatan perekrutan ini dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif terhadap masyarakat lokal. Dampak positif berupa terbukanya

kesempatan kerja baru. Dampak negatif yang mungkin terjadi bahwa kesempatan kerja yang ditawarkan dengan spesifikasi tertentu beresiko

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

17

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

terhadap tenaga kerja lokal yang tidak tersedia sesuai kebutuhan berupa keresahan, kecemburuan dan bisa menimbulkan konflik sosial. b. Pengoperasian rumah sakit, meliputi : 1) Instalasi Rawat Jalan Fasilitas yang digunakan sebagai tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masingmasing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan perawatan. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis. 2) Instalasi Gawat Darurat. Fasilitas yang melayani pasien yang berada dalam keadaan gawat dan terancam nyawanya yang membutuhkan pertolongan secepatnya. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis, juga peningkatan kebisingan. 3) Instalasi Rawat Inap. Fasilitas yang digunakan merawat pasien yang harus di rawat lebih dari 24 jam (pasien menginap di rumah sakit). Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis. 4) Instalasi Perawatan Intensif (Intensive Care Unit = ICU). Fasilitas untuk merawat pasien yang dalam keadaan sakit berat sesudah operasi berat atau bukan karena operasi berat yang memerlukan pemantauan secara intensif dan tindakan segera. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis. 5) Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Fasilitas menyelenggarakan kegiatan persalinan, perinatal, nifas dan gangguan kesehatan reproduksi. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis. 6) Instalasi Bedah.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

18

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan/operasi secara elektif maupun akurat, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis. 7) Instalasi Farmasi. Fasilitas untuk penyediaan dan membuat obat racikan, penyediaan obat paten serta memberikan informasi dan konsultasi perihal obat. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis. 8) Instalasi Radiodiagnostik dan Radioterapi. Fasilitas untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien dengan

menggunakan energi radioaktif seperti sinar gamma, berkas elektron, foton, proton dan neutron dalam proses diagnosis dan pengobatan penyakit. Kegiatan ini menimbulkan dampak berupa peningkatan sampah medis, non medis dan limbah radioaktif. Karena alasan adanya radiasi bahan radioaktif, maka desain ruangan untuk instalasi tersebut dirancang secara khusus sesuai dengan standar yang berlaku sebagaimana yang ada dalam gambar rencana. 9) Unit Hemodialisa Fasilitas ini digunakan sebagai tempat pasien melakukan cuci darah. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis. 10) Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD/ Central Supply Sterilization

Departement) Instalasi Sterilisasi Pusat (Central Sterile Supply Department = CSSD). Fasilitas untuk mensterilkan instrumen, linen, bahan perbekalan. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

19

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

11) Instalasi Laboratorium. Fasilitas kerja khususnya untuk melakukan pemeriksaan dan penyelidikan ilmiah (misalnya fisika, kimia, higiene, dan sebagainya). Kegiatan ini berdampak pada peningkatan sampah medis maupun non medis, gas buangan dan kebauan. 12) Instalasi Rehabilitasi Medik. Fasilitas pelayanan untuk memberikan tingkat pengembalian fungsi tubuh dan mental pasien setinggi mungkin sesudah kehilangan / berkurangnya fungsi tersebut. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis. 13) Bagian Administrasi dan Manajemen Suatu unit dalam rumah sakit yang merupakan tempat melaksanakan kegiatan administrasi pengelolaan/manajemen rumah sakit serta tempat melaksanakan kegiatan merekam dan menyimpan berkas-berkas jati diri, riwayat penyakit, hasil pemeriksaan dan pengobatan pasien yang diterapkan secara terpusat/sentral. Kegiatan ini berdampak pada

peningkatan sampah non medis. 14) Instalasi Pemulasaran Jenazah dan Forensik. Fasilitas untuk meletakkan/menyimpan sementara jenazah sebelum diambil oleh keluarganya, memandikan jenazah, pemulasaraan dan pelayanan forensik. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis. 15) Instalasi Gizi/Dapur. Fasilitas melakukan proses penanganan makanan dan minuman meliputi kegiatan pengadaan bahan mentah, penyimpanan, pengolahan, dan penyajian makanan-minuman. Kegiatan ini berdampak pada peningkatan

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

20

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

sampah medis maupun non medis, gas buangan dan kebauan, limbah padat dan cair.

16) Instalasi Cuci (Laundry). Fasilitas untuk melakukan pencucian linen rumah sakit. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis. 17) Bengkel Mekanikal dan Elektrikal (Workshop) Fasilitas untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan ringan terhadap komponen-komponen sarana, prasarana dan peralatan medik. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah non medis padat dan cair serta kebisingan. 18) Instalasi Air Bersih Angka kebutuhan air bersih Rumah Sakit Siloam diprediksi berdasarkan standar kebutuhan air bersih masyarakat perkotaan sesuai ketentuan DirJen Cipta Karya (200 ltr/org/hr untuk pasien rumah sakit), karyawan dan pengunjung 30 ltr/org/hr, dan rata-rata tingkat hunian rumah sakit dalam wilayah Kota Kupang tahun 2012. Perhitungan kebutuhan air bersih untuk Rumah Sakit Siloam dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih untuk Rumah Sakit
No. 1. 2. 3. 4. Jenis Layanan Pasien Rawat Inap Tenaga Kerja Rumah Sakit Non Rawat Inap (lain-lain) Pengunjung (Non Pasien) Orang 233 200 90 466 Fasilitas / Peralatan Pemakaian Air (ltr/hr) Jumlah Kebubutuhan Air (ltr/hr) 46.600,00 6.000,00 2.700,00 13.980,00 68.680,00 13.736,00 3.434,00 6.868,00 92.718,00

200 30 30 30 Jumlah Kebutuhan air untuk perawatan gedung = 20% Cadangan air untuk pemadam kebakaran = 5% Cadangan Persediaan Air Bersih = 10% Total Kebutuhan Air Bersih

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

21

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Dari tabel diatas diperoleh total kebutuhan air bersih untuk aktivitas harian Rumah Sakit Siloam sebesar 92.718,00 liter/hari atau 92,72 m3/hari atau 3, 863 m3/jam. Sesuai dengan kebutuhan akan air bersih di atas, akan dibangun reservoar bawah yang mampu menampung air sebesar 125 m3 dan reservoar atas dengan daya tampung sebesar 20 m3. Dampak yang mungkin ditimbulkan dari pemanfaatan air bersih berupa limbah cair. 19) Instalasi Pengelolaan Air Limbah Dari jumlah pemanfaatan air bersih di atas diperkirakan 80% dari 92.72 m3/hr, maka akan terbuang sebagai air limbah, sehingga debit (Q) air limbah atau limbah cair yang dihasilkan dalam satu hari = 74,176,00 m3/hr atau 74,2 m3/hr atau 3,1 m3/jam. Untuk mengelola air limbah cair tersebut diperlukan unit pengelolaan limbah cair dengan kapasitas sebesar 100 m3/hr, dengan teknologi sistem biofilter aerob dan anaerob, seperti dalam gambar rencana. Kegiatan ini menimbulkan dampak negatif berupa limbah padat. Sedangkan limbah cair yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan penyiraman taman dan kolam, juga dapat dipakai sebagai cadangan untuk pemadam kebakaran. 20) Instalasi Pengelolaan Limbah Padat Menurut SNI 3242 tahun 2008 tentang limbah padat/sampah untuk

pemukiman kota menunjukan bahwa rata-rata limbah padat per hari sebesar 5 ltr/org/hr atau sebesar 2,5 kg /hari. Berdasarkan standar tersebut, untuk limbah padat rumah sakit diperkirakan 3 ltr/org/hr untuk sampah medis dan 2,5 ltr/org/hr untuk limbah non medis. Dengan demikian jumlah sampah medis yang dihasilkan sebesar =356 x 3 ltr/org/hr = 1.095 ltr/hr atau = 1,095 m3/hr (dihasilkan oleh fasilitas pelayanan medis). Sedangkan untuk sampah non medis sebesar 343 x 2,5 ltr/org/hr = 857,5 ltr/hr atau = 0,8575 m3/hr (dihasilkan oleh fasilitas pelayanan non medis).

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

22

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Untuk mengelola limbah padat medis tersebut di atas telah disiapkan 1 unit incenerator medis tipe Maxpell dengan kapasitas 80 kg sampah / jam. Sedangkan limbah padat non medis pengelolaannya bekerja sama dengan Dinas Kebersihan Kota Kupang. Dampak dari kegiatan pengelolaan limbah padat medis maupun non medis berupa kebauan, polusi udara, gas buangan dari hasil pembakaran. 21) Tahap Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperpanjang usia layanan, meliputi pemeliharaan unit medis, non medis, sanitasi dan fasilitas penunjang. Kegiatan ini menimbulkan dampak polusi udara, kebisingan, kebauan, limbah cair dan limbah padat. 22) Power Suply Agar dapat beroperasi secara maksimal, Rumah Sakit Siloam

membutuhkan suplay arus listrik dari PT PLN sebesar 1400 KVA. Untuk menjaga kesinambungan operasi rumah sakit saat terjadi pemadaman bergilir yang dilakukan PT PLN Persero Cabang Kupang maka disediakan 1 unit Genset Silent Type (sound proof) dengan daya terpasang 1400 KVA. Dampak yang timbul dari instalasi dan operasinya berupa kebisingan, polusi, ceceran oli, dan lain-lain. 23) Pemadam Kebakaran Untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran, maka disediakan sarana pemadam kebakaran berupa tabung gas untuk ruangan, 2 (dua) unit hydrant di luar ruangan serta dilengkapi dengan sistem deteksi kebakaran dalam gedung. Dampak yang timbul dari kegiatan ini adanya kebutuhan tambahan tenaga kerja dengan keahlian khusus dan terhindar bahaya kebakaran pada gedung rumah sakit. 6) Tahap Pasca Operasi Potensi dampak lingkungan terkait pengalihan fungsi lahan dan pemutusan hubungan kerja.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

23

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

BAB III KONDISI UMUM RONA LINGKUNGAN AWAL

3.1 Aspek Fisik 3.1.1 Letak, Luas dan Batas Wilayah Lokasi Usaha

Rumah Sakit Siloam berlokasi di Kelurahan Fatululi RT: 17 RW: 05 Kecamatan Oebobo Kota Kupang dengan batas-batas lokasi usaha dengan koordinat sebagai berikut : Tabel 9. Batas-Batas Lokasi Usaha Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Titik I II III IV Koordinat ( 0 ) X 100 09 36,94 S 100 09 36,16 S 100 09 32,32 S 100 09 33,21 S Y 1230 36 40,98 E 1230 36 42,83 E 1230 36 41,05 E 1230 36 39,27 E Keterangan Selatan Lokasi Selatan Lokasi Utara Lokasi Utara Lokasi

Secara geografis Kota Kupang memiliki luas wilayah sebesar 180,27 Km2 atau 18.027 Ha. Batas wilayah Kota Kupang diapit oleh wilayah Kabupaten Kupang dan Laut Teluk Kupang yaitu pada Sebelah Utara, berbatasan dengan teluk Kupang, Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Sebelah Timur, berbatasan dengan kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Sebelah Barat, berbatasan dengan Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Batas wilayah administrasi Kota Kupang dapat dilihat pada gambar 1.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

24

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

25

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Kota Kupang

3.1.2 Topografi Kondisi Kota Kupang secara geografis dapat dijelaskan, terletak pada dataran pantai pulau Timor dengan topografi bergelombang dari arah timur ke barat dengan memiliki kemiringan 10 % dan memiliki ketinggian tertinggi berkisar antara 150-300 m dan daerah terendah berkisar antara 0-50 m dari permukaan laut.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

26

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Gambar 2. Peta Topografi Lokasi Rencana Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang 3.1.3 Struktur Geologi Kota Kupang

Hampir seluruh Kota Kupang berada di atas bentang alam kars yang berpuncak hampir datar, punggungan batu gamping mirip morfologi plato, yang memanjang dengan arah utara-selatan. Di antara punggungan tersebut dibatasi oleh lembah sungai yang landai-agak terjal. Di sebelah barat Kota Kupang, seperti daerah antara Tenau dan Bolok, punggungan tersebut mempunyai perbedaan ketinggian (elevasi) yang cukup besar dengan dataran pantai di sebelah utaranya, dan di samping itu dibatasi oleh tebing yang agak terjal hingga terjal. Sementara itu Praptisih (1996), mengemukakan bahwa batu gamping terumbu koral di daerah Kota Kupang membentuk morfologi perbukitan memanjang (hampir utara-selatan), seperti di daerah Tenau mempunyai ketinggian wilayah kira-kira 75 m dpl. Pada bagian lereng dan lembah punggungan batu gamping di daerah ManulaiBatuplat dan Kolhua, terdapat singkapan napal dan batu lempung (batuan yang berumur lebih tua), diperkirakan karena daerah tersebut dilalui oleh sesar mendatar berarah utaraselatan. Perbukitan di dekat pelabuhan Tenau, morfologinya merupakan satu seri teras yang terdiri dari tujuh teras dan satu teras modern yang mempunyai umur Plistosen Akhir (Praptisih, 1996). Teras-teras tersebut lebarnya antara 30-100 m dengan tinggi teras antara 2,8 - 72,5 m. Proses pembentukan teras adalah indikasi dari pengangkatan maupun pengaruh sesar (baratlaut-tenggara) yang ada di daerah Tenau yang erat kaitannya dengan dinamika tektonik.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

27

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Pedataran aluvium (pantai dan sungai), dari sebelah utara Kota Kupang meluas ke arah timur hingga aliran sungai Matahitu dan Tilong, diperkirakan merupakan daerah depresi akibat dari pengaruh sesar mendatar (dextral), yang arahnya hampir barat-timur. Berdasarkan pengamatan terhadap sebaran jalur sesar, berturut-turut dari barat ke timur, arahnya timurlaut-baratdaya, baratlaut- tenggara, hampir utara-selatan, dan di bagian timur terdapat sesar yang arahnya baratlaut-tenggara. Jalur-jalur sesar tersebut hampir melingkar dan menggambarkan bentuk konsentrik, yang mengindikasi suatu bentuk cekungan, mencakup daerah Bakunase, Naikolan dan Sikumana (Kecamatan Oebobo dan Maulafa). Di daerah tersebut dijumpai endapan lempung hitam, ciri khas endapan danau, sehingga merupakan cekungan dari dolina/kompleks dolina atau telaga. Di bagian barat daerah cekungan, dari Kota Kupang ke arah selatan melalui Manulai, terdapat jalur sesar mendatar (sinistral) yang berarah hampir utara-selatan. Jalur sesar tersebut membentuk pematang bukit dan diperkirakan merupakan batas dari cekungan tersebut menyebabkan tersingkapnya napal dan batu lempung ke permukaan. Akibatnya lebuh jauh adalah daerah tersebut mudah terjadi erosi dan gerakan tanah yang intensif. Dari kenampakan di lapangan, semakin ke arah timur, wilayah Kecamatan Kelapa Lima, batu gamping telah mengalami pelapukan cukup lanjut, sehingga tertutup oleh tanah pelapukan (terarosa) yang tebal, dan di banyak tempat pada lembah terdapat bahan rombakan maupun sisa erosi. 3.1.4 Kondisi Geoteknik Lokasi Rencana Pembangunan Penyebaran batuan di daerah telitian (coverage area rencana Rumah Sakit Siloam) merupakan endapan batuan sediment berapa berupa batu gamping dengan sisipan napal, breksi dan lanau, tufa yang berselingan dengan batugamping pasiran. Tufa berselingan dengan batu gamping berwarna putih , berbutir halus, keras, menyudut sampai menyudut tanggungm serta Napal berwarna kecoklatan, berbutir halus, padat. 3.1.5. Kondisi Geoteknik dan Mekanika Tanah.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

28

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Untuk mengetahui kondisi geoteknik lapisan tanah (sub soil) di lokasi rencana dilakukan dengan pengeboran inti (core drill), pengujian penetrasistatis pada beberapa titik di lokasi rencana. Disamping itu dilakukan juga pengambilan beberapa contoh tanah untuk diuji di laboratorium Tanah Politeknik Undana Kupang. Berdasarkan hasil penyelidikan tanah, diketahui lapisan tanah di lokasi rencana Pembangunan Rumah Sakit Siloam dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian lapisan yang secara fisik nampak adanya perbedaan. Lapisan pertama terdiri dari top soil, dengan campuran lanau kelempungan abuabu pekat mengandung fargmengamping coral, serta bahan sisa pelapukan tumbuhtumbuhan (organic soft soil). Konsistensi dari adanya unsur organic soft soil, dan sejumlah mineral lempung dalam tanah permukaan di lokasi tidak akan berpengaruh terhadap karakteristik teknis tanah terhadap perubahan cuaca, ketebalan lapisan ini bervariasi antara 0.0 m sampai 0,80 m. Lapisan kedua terdiri dari batu gamping berwarna putih kompak dengan ketebalan bervariasi antara 10.00 20.00 m. Pada umumnya lapisan ini terbentuk pada jaman plitosenakhir sehingga terkonsolidasi sangat baik. 3.1.6. Hasil Penyelidikan Tanah a. Bor Log. Penampang stratigrafi hasil penyelidikan tanah dengan menggunakan core drill di sejumlah titik dalam kawasan rencana diketahui relativ seragam sampai pada kedalaman 10.00 m, dengan nilai N-SPT berkisar antara 50 58. lampiran hasil Soil investigation Report. b. Hasil Penyelidikan Laboratorium Dari hasil penyelidikan laboratorium terhadap sejumlah sampel yang di ambil dari lokasi rencana diketahui secara teknis kondisi tanah/batuan di lokasi rencana sangat kompak dan mampu mendukung mendukung beban konstruksi multi storeys, hal ini terlihat dari nilai daya dukung tanah yang di peroleh, yakni berkisar antara 17.00 seperti pada

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

29

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

kg/cm2 sampai 25.00 kg/cm2. Report.

seperti pada lampiran hasil Soil investigation

3.1.7. Kegempaan di Kota Kupang Keberadaan struktur geologi Kota Kupang tidak dapat dipisahkan dengan proses tektonik yang sedang berlangsung. Indikasinya adalah batuan yang terlipat, sesar mendatar, sesar normal, dan sesar naik, (Rosidi, dan Tjokrosapoetro, 1979). Diduga keberadaan punggungan yang berpuncak hampir datar tersebut merupakan sumbu lipatan maupun jalur sesar. Jalur sesar tersebut memanjang dari wilayah sebelah timur (di luar Kota Kupang) hingga Tanjung Oesapa dan daerah pantai Kota Kupang. Wilayah ini akan semakin tidak stabil, terlebih lagi apabila sesar mendatar (dextral) tersebut merupakan sesar aktif yang memungkinkan terakumulasinya pusat gempa. Seperti halnya kejadian gempa bumi tahun 1976 dan 1978, teridentifikasi adanya retakan di permukaan akibat dari pengangkatan dan penurunan tegak di wilayah tersebut (Rosidi, dan Tjokrosapoetro, 1979). Maka pertimbangan konstruksi tahan gempa untuk pekerjaan ini sangat berkaitan dengan aktivitas gempa bumi yang harus dipertimbangkan secara serius.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

30

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Gambar 3. Posisi titik-titik penyelidikan tanah di lokasi Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

31

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Gambar 4. Grafik Stratigrafi hasil Core drill (deep boring) Geoteknik di Lokasi Rumah Sakit Siloam

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

32

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Tabel 10. Summary test result soil properties Tanah dari lokasi Rumah Sakit Siloam Kota Kupang (Lab Politeknik Undana, 2012)

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

33

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

34

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Gambar 5. Struktur Geologi Lingkungan Kota Kupang dalam satuan batuan 3.1.8. Sistem Keamanan Kebakaran Pada Gedung Rumah Sakit Siloam Kupang. Sistem keamanan kebakaran pada gedung adalah suatu cara yang digunakan untuk dapat mencegah dan menanggulangi masalah kritis bila terjadi kebakaran pada gedung Rumah Sakit Siloam Kota Kupang. Jenis-Jenis sistem keamanan gedung yang digunakan untuk menanggulangi terjadinya kebakaran pada bangunan gedung Rumah Sakit Siloam sebagai berikut : 1. Unit Tabung Pemadam Kebakaran Unit tabung pemadam kebakaran adalah unit pemadam kebakaran yang terbuat dari tabung kecil yang terisi dengan gas dan digunakan untuk kebakarankebakaran kecil yang dibuat dari bahan-bahan kimia. Tabung pemadam kebakaran di letakkan pada tempat yang mudah terlihat dan mudah dicapai. 2. Fire Hydrant (hidran pemadam kebakaran) Fire hydrant adalah alat pemadam kebakaran, dimana pada hydrant terdapat selang hydrant yang panjangnya 30 meter dengan tekanan air sejauh 5 meter. Hydrant dikategorikan dalam 3 (tiga) jenis, yaitu hydrant gedung, hydrant halaman dan hydrant kota. Berdasarkan nama hydrant, maka hydrant gedung adalah hydrant yang perletakannya di dalam gedung. Hydrant halaman adalah hydrant yang perletakannya di halaman suatu lokasi gedung. Dan hydrant perkotaan adalah hydrant yang hampir sama dengan hydrant halaman namun hydrant kota memiliki dua sampai tiga selang kebakaran. Dan juga perletakannya berada di titik-titik tertentu perkotaan yang memungkinkan unit pemadam kebakaran suatu kota mengambil cadangan air. Komponen hydrant kebakaran terdiri dari sumber air, pompa-pompa kebakaran, selang kebakaran, penyambung dan perlengkapan lainnya.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

35

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Untuk perhitungan jumlah dan kebutuhan air pada hydrant dapat pula dinyatakan dengan rumus : a. Jumlah hydrant Hydrant bangunan : 1 unit / 800 m2 Dimana : L bangunan = Luas bangunan dalam satuan m2. b. Kebutuhan air pada sebuah hydrant bangunan gedung 1 unit hydrant : 400 liter/menit Kebutuhan air = hydrant x 400 liter/menit

Untuk hydrant kebakaran, diperlukan persyaratan teknis sesuai ketentuan sebagai berikut : 1. Sumber persediaan air untuk hydrant harus di perhitungkan untuk pemakaian selama 30 menit. 2. Pompa kebakaran dan peralatan listrik lainnya harus mempunyai aliran listrik tersendiri dan memiliki sumber daya listrik darurat. 3. Selang kebakaran dengan diameter minimum 1,5 inci (3,8 cm) harus terbuat dari bahan yang tahan panas, dengan panjang maksimum 30 meter. 4. Harus di sediakan kopling penyambung yang sama dengan kopling dari Barisan/Unit pemadam kebakaran. 5. Semua peralatan hydrant harus dicat dengan warna merah.

Adapun pemasangan hydrant kebakaran juga memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Pipa pemancar sudah harus terpasang pada selang kebakaran 2. Hydrant bangunan yang menggunakan pipa tegak (riser) ukuran 6 inci (15 cm) harus dilengkapi dengan kopling outlet dengan diameter 2,5 inci yang bentuk dan ukurnnya sama dengan kopling dari barisan/unit pemadam

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

36

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

kebakaran dan ditempatkan pada tempat yang mudah dicapai oleh petugas pemadam kebakaran. 3. Hydrant halaman harus di sambungkan dengan pipa induk dengan ukuran diameter minimum 6 inci (15 cm) dan mampu mengalirkan air 1000 liter/menit. Maksimal jarak antara hydrant adalah 200 meter dan penempatan hydrant harus mudah dicapai oleh mobil pemadam kebakaran.

3. Sprinkler Spinkler adalah suatu alat semacam nozzle (penyemprot) yang dapat memancarkan air secara pengabutan (Fog) dan bekerja secara otomatis. Sprinkler juga merupakan sistem keamanan kebakaran yang digunakan di gedung untuk memberikan peringatan dini pada penghuni atau pengujung gedung tersebut saat terjadi kebakaran, meskipun tidak digunakan terus menerus namun alat ini berfungsi sebagai pemberi tanda agar agar barisan pemadam kebakaran dapat segerah menanggulangi kebakaran yang terjadi. Ada beberapa jenis sprinkler, diantaranya yang sering digunakan adalah sprinkler tabung dan sprinkler segel. Perletakan sprinkler biasanya di pasang pada plafon ruangan, di pasang juga pada ruangan-ruangan yang isinya mahal, sprinkler juga bekerja jika ruangan mencapai suhu panas tertentu, dengan thermostat sprinkler akan membuka dan menyemprotkan air. Untuk perhitungan jumlah dan kebutuhan air pada sprinkler dapat dinyatakan dengan rumus : a. Jumlah sprinkler Area 1 head : 25 m2 1 zone : 16 unit b. Kebutuhan air 1 zone : 80 liter Kebutuhan air = sprinkler x 80 liter.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

37

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Pada saat sprinkler bekerja maka, tekanan air dalam pipa akan menurun dan sensor otomatis akan memberikan tanda bahaya (alarm) dan lokasi yang terbakar akan terlihat pada panel pengembalian kebakaran. Meskipun sistem sprinkler tidak perna aktif dalam jangka waktu yang cukup panjang, namun sistem tersebut harus ada dalam keadan siap sehingga bila sewaktu-waktu terjadi kebakaran tidak mengalami permasalahan. c. Susunan pipa cabang sprinkler 1) Susunan cabang tunggal dengan kepala sprinkler dan pemasokan air di tengah. 2) Susunan cabang tunggal dengan tiga kepala sprinkler dan pemasokan air di ujung. 3) Susunan cabang ganda dengan tiga kepala sprinkler dan pemasokan air di tengah. 4) Susunan cabang ganda dengan tiga kepala sprinkler dan pemasokan air di ujung.

4. Sistem Deteksi dan Tanda Bahaya Kebakaran Berdasarkan SNI 03-1736-2000 bangunan ini dilengkapi dengan sistem tanda bahaya jika terjadi kebakaran yang panel induknya berada dalam ruang pengendali kebakaran, sedangkan sub panelnya dipasang di setiap lantai berdekatan dengan kotak hidran (lihat skema instalasi kebakaran). Pengoperasian tanda bahayanya dapat dilakukan secara manual dengan cara memecahkan kaca tombol saklar tanda kebakaran atau bekerja secara otomatis, dimana tanda bahaya kebakaran dihubungkan dengan sistem detektor (detektor asap atau panas) atau sistem Sprinkler. 5. Tangga Darurat Pada bangunan ini dilengkapi dengan 2 (dua) tangga darurat di sisi kiri-kanan gedung, yang berfungsi untuk mengevakuasi seluruh orang dalam gedung dengan cepat pada saat terjadi kebakaran. Tangga kebakaran ini langsung berhubungan

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

38

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

dengan udara luar baik dari lantai dasar sampai atap gedung. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 6. Skema sistem Hydrant Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

3.2 Iklim dan Cuaca

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

39

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Karakteristik iklim pada wilayah Kota Kupang, yaitu iklim kering yang dipengaruhi oleh angin Monsoon dengan hujan pendek (rata-rata 3 bulan per tahun) sekitar bulan November sampai Maret, dengan memiliki suhu udara berkisar antara 20,10C sampai dengan 310C. Sedangkan bulan April sampai dengan awal Bulan November sebagai musim kering dengan suhu udara relatif panas berkisar antara 29,10C sampai dengan 340C. Dan suhu udara rata-rata kota kupang sekitar 26,980C. Gambaran pola iklim dan curah hujan pada wilayah Kota Kupang seperti terlihat pada table 11.

Tabel 11. Rata-Rata curah hujan kota Kupang menurut bulan dari tahun 2008 - 2011
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 2008 564 1167 230 109 0 0 0 0 0 50 589 1112 2009 554 454 105 3 40 0 2 0 0 0 205 556 Curah Hujan (mm) 2010 598,3 208,3 132,7 179 124 10 2 34,1 27,6 109,4 33,1 262,2 2011 509,2 316,5 380,4 236,6 50,1 0 7,5 0 0 21,4 104,5 299,4

Sumber, Kota Kupang Dalam Angka Tahun 2011

Tabel 12. Rata-rata Temperatur Udara Kota Kupang menurut bulan, dari tahun 2008 - 2011
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September 2008 27,4 26,9 26,7 27,2 27,4 26,2 25,3 25,7 26,7 Temperatur Udara (oC) 2009 2010 27,4 26,9 26,3 27,9 26,4 27,5 26,9 27,6 27,0 27,6 25,3 26,7 24,3 26,6 25,3 26,6 26,7 28,2 2011 26,5 26,7 26,3 26,3 26,1 24,2 25,5 25,6 26,9

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

40

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

10 11 12

October Nopember Desember

28,5 28,9 28,0

29,6 29,2 26,9

28,5 29,0 27,3

29,4 28,7 27,3

Sumber, Kota Kupang Dalam Angka Tahun 2011

Tabel 13. Persentase Penyinaran Matahari Kota Kupang menurut Bulan, Tahun 2008 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 2008 47 24 42 69 78 73 78 78 77 74 60 36 Persentase Penyinaran Matahari 2009 2010 51 54 35 73 73 79 95 78 85 71 95 89 92 85 91 92 98 82 98 78 81 86 70 44 2011 29 57 52 53 89 97 89 98 99 90 89 60

Sumber, Kota Kupang Dalam Angka Tahun 2011

Tabel 14. Rata-rata Kecepatan dan Arah Angin Kota Kupang Tahun 2008 - 2011
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September October Nopember Desember 4 6 6 4 8 6 10 10 8 8 6 7 2008 Nw Nw Nw E Se Se Se Se Se E Nw Nw Arah dan Kecepatan Angin (knots) 2009 2010 6 Nw 4 Nw 6 Nw 3 Nw 4 Nw 2 Nw 6 Nw 3 Nw 8 Se 5 Se/e 8 Se 8 Se/e 10 Se 9 Se/e 11 Se 8 Se/e 9 Se 7 Se/e 10 Nw 6 Nw 7 Nw 3 Nw 8 Nw 3 Nw 2011 4 4 2 4 3 6 8 6 6 9 5 8 Nw Nw Nw Se Se Se Se Se Se Se Nw Nw

Sumber, Kota Kupang Dalam Angka Tahun 2011

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

41

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

42

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

3.3 Rencana Struktur Kota Kupang Berdasarkan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tahun 2003-2013, Kota Kupang dibagi menjadi 7 (tujuh) Bagian Wilayah Kota (BWK) sebagai berikut: 1 BWK I : Kawasan Kota Lama, Pusat BWK ini berada di Kelurahan Oebobo pada persimpangan jalan Herewila dengan jalan Soeprapto. 2 BWK II: Kawasan Pemerintahan, Pusat BWK ini berada dalam kawasan Kelurahan Oebufu yang didominasi oleh kegiatan pemerintahan dan direncanakan sebagai Lokasi Pusat Kota yang baru, 3 BWK III: Kawasan Perdagangan, BWK ini terletak di kawasan Timur Kota Kupang dan merupakan pintu gerbang Kota Kupang. Pusat BWK terletak di Kelurahan Liliba. 4 BWK IV: Kawasan Pengembangan Industri dan Pelabuhan, Wilayah ini pusatnya berada di kawasan Kelurahan Alak dan merupakan kawasan paling Barat Kota Kupang. Dominasi kegiatan adalah industri (berat), Pelabuhan dan pergudangan. 5 BWK V: Kawasan Pengembangan Permukiman, Pusat BWK ini terletak di kawasan Kelurahan Maulafa dan berfungsi sebagai kawasan pengembangan permukiman. 6 BWK VI: Kawasan Pengembangan Kota Baru, BWK ini terletak di kawasan Kelurahan Manulai dan Kelurahan Naioni dan merupakan BWK yang terletak di bagian Selatan Kota Kupang. 7 BWK VII: Kawasan Pengembangan Kota Baru, BWK ini terletak berdampingan dengan BWK VI dan terletak di Kelurahan Belo dan Kelurahan Fatukoa. (Sumber Review RT RW Kota Kupang, 2005). Bagian wilayah Kota Kupang.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

43

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Gambar 7. Peta peruntukan penggunaan lahan Kota Kupang

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

44

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

3.4 Sumber Air Bersih Pada saat ini sumber daya air yang umum dimanfaatkan untuk kebutuhan pelayanan air bersih bagi kebutuhan Kota Kupang diambil dari sumber mata air yang keluar pada beberapa wilayah, dialirkan dan ditampung pada reservoir dengan ketinggian tertentu lalu didistribusikan secara gravitasi. Namun kenyataannya akhirakhir ini sumber-sumber air yang biasa dipakai untuk melayani penduduk Kota

Kupang mengalami penurunan debit yang besar antara 60% - 70% seperti mata air baumata dari 75 ltr/dtk turun menjadi 18 20 ltr/dtk.
Tabel 15. Potensi Debit Air Permukaan Tersedia Untuk Kebutuhan Air Bersih Kota Kupang
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Sumber Air Mata Air M.a Oeba M.a Dendeng Kali Dendeng M.a Oepura M.a Kolhua Kali Kolhua M.a Haukoto M.a Amnesi M.a Air Sagu II M.a Oefeu Kali Sembunyi M.a Oetona M.a kali sembunyi Kali Fatukoa M.Air labat M.a Kali Fatukoa M.a Air Lobang Air Sagu (PDAM) Air Nona Total Debit Debit Musim Hujan 261 20,3 890 118 35,5 50 17,8 120,5 174,8 0 317 4,22 1,2 760 323 12,02 26,8 150 110 3.355,01 Debit Musim Kemarau 40 10 50 25 15 7 1 20 35 0 15 4 0 60 20 1 15 30 10 235.00

Sumber: Laporan Masterplan air bersih Kota Kupang tahun 2006

Dengan menipisnya potensi sumber air yang ada, maka saat ini 90 % kebutuhan air bersih Kota Kupang memanfaatkan potensi air tanah (Dinas Pertambangan dan Energi Kota Kupang 2007) mengunakan sumur bor yang tersebar di beberapa cekungan air tanah. Cekungan air tanah di Kota Kupang dan sekitarnya menurut Laporan Akhir Penelitian Potensi Pengembangan Pengelolan dan Zonasi Air tanah di Kota Kupang

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

45

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

(2007) dapat dibedakan menjadi 6 (enam) kelompok, yaitu Cekungan Air Tanah Bolok Alak Tenau - Namosain, Cekungan Air Tanah Tabun - Sikumana - Bello, Cekungan Air Tanah Oebufu -nOebobo, Cekungan Air Tanah Pasir Panjang Liliba Oesapa Tarus, Cekungan Air Tanah Penfui dan Cekungan Air Tanah Baumata. Pada Cekungan Air Tanah Bolok Alak - Tenau - Namosain, potensi air tanah yang dapat diambil dari daerah cekungan ini adalah 2,9 x 106 m3/tahun. Cekungan air tanah ini dapat dibedakan lagi menjadi sub cekungan Namosain dengan potensi air tanah yang dapat diambil adalah 19 ltr/dtk dengan pemompaan selama 24 jam non stop selama setahun, sub cekungan Tenau Alak dengan potensi air tanah yang dapat diambil pada sub cekungan Alak - Tenau adalah 107.66 ltr/dtk dengan pemompaan selama 24 jam non stop selama setahun, dan sub cekungan Bolok yang berada dalam wilayah Kabupaten Kupang. Berdasarkan data dari hasil penelitian potensi air tanah di Kota kupang tahun 2007, terdapat sebanyak 3100 sumur gali, dan 74 sumur bor tersebar di sekitar Kota Kupang. Beberapa data potensi air tanah yang ada di kota kupang yang dikelolah oleh PDAM Kab Kupang dan UPTD Kota Kupang, seperti tabel dibawah ini.

Tabel 16. Data potensi air tanah tersedia di kota kupang yang di kelola oleh PDAM Kabupaten dan UPTD Kota Kupang. No. Pemilik/ Debit maks Debit pakai Elevasi (m) Sumur Pengelolah (ltr/dtk) (ltr/dtk)
12 3 11 34 4 29 63 33 9 19 24 41 42 44 45 160 PDAM Kab PDAM Kab PDAM Kab PDAM Kab UPTD Kota UPTD Kota UPTD Kota UPTD Kota UPTD Kota UPTD Kota PDAM UPTD Kota PDAM PDAM UPTD Kota PDAM 67 171 76 76 171 27 188 72 61 46 29 26 60 47 40 60 31 30 30 20 30 30 26 25 16 15 15 15 15 15 15 15 15 10 15 15 10 6 7 7,5 6 5 2,5 6 10 10 5 10

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

46

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

1 46 46 48 49 136 41 66

PDAM Rujab Walikota UPTD Kota UPTD Kota PDAM UPTD Kota Bundaran PU Belo

261 37 32 60 113 67 67 311

12 10 10 10 10 5 2,5 27

10 2,5 7,5 6 6 2,5 0 7

Sedangkan sumur bor lainnya merupakan milik perorangan maupun instansi yang dimanfaatkan untuk kebutuhan sendiri.

3.4.1 Kondisi awal Air Air bersih untuk kebutuhan Rumah Sakit Siloam direncanakan disuplai dari Air Bor Oesapa dan Air Bor Oebobo. Adapun alasan dan perkiraan akan kebutuhan air dari kedua sumber air di atas, jika Rumah Sakit Siloam beroperasi maksimal adalah sebagai berikut : a. Pemenuhan kebutuhan air bersih untuk beberapa Hotel di Kota Kupang selama ini, yakni Hotel Kristal, Hotel The Santosa, Restoran Nelayan dan Rumah Sakit Mamami adalah bersumber dari Air Bor Oesapa, sedangkan Air Bor Oebobo dipilih sebagai sumber air untuk Rumah Sakit Siloam hanya karena letaknya dekat. Karena itu, identifikasi kondisi awal kualitas air, terutama kualitas air bersih yang direncakan untuk mensuplai kebutuhan Rumah Sakit, yakni Air Bor Oesapa dan Air Bor Oebobo. b. Karena letak Rumah Sakit Siloam yang akan dibangun, yakni di lokasi Pameran Fatululi (Kota Kupang) yang secara topografis berada di ketinggian, sehingga pilihan sumur pantau untuk memantau kegiatan Rumah sakit, yakni sumur yang berada pada titik yang lebih rendah (dengan asumsi di titik tersebut sebagai limpasan air bawah tanah), yakni pada sumur bor sebelah barat Inaboi. Meskipun demikian, pemantauan terhadap kualitas air limbah Rumah sakit, secara periodik akan dipantau pada Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL). Untuk kebutuhan konstruksi dan operasi rumah sakit, pihak pemrakarasa memanfaatkan air tangki yang diambil dari sumur bor dalam wilayah kota Kupang. Sedangkan sumur pantau adalah sumur bor Inaboi yang letaknya di

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

47

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

sebelah barat Hotel Inaboi Kupang. Adapun kondisi awal kualitas air seperti yang tercantum di bawah ini : Pemeriksaan Fisik Air : a. Suhu air Data pengukuran suhu air dari ketiga sampel air dapat dilihat pada tabel 17.
Tabel 17. Hasil Pemeriksaan Suhu Air
No 1 Jenis Pemeriksaan Suhu air Nama Sampel Air Sumur Bor Oesapa Hasil Pemeriksaan ( OC ) 30,4 Standar ( OC ) 27

Suhu air

Air Sumur Bor Oebobo

30,7

27

Suhu Air

Air Sumur Bor (Inaboi)

31,6

27

Sumber : Hasil analisis Lab Lingkungan BLHD Provinsi NTT , Tahun 2012.

Suhu air yang semakin tinggi menyebabkan sedikit oksigen yang terlarut di dalamnya.

b. Tingkat keasaman /basa (pH)


Tabel 18. Hasil Pemeriksaan tingkat keasaman (pH) Air
No Jenis Pemeriksaan Nama Sampel Hasil Pemeriksaan pH 7,0 Baku Mutu pH Air. 69 69

Tingkat Keasaman

Air Bor Oesapa

Tingkat Keasaman

Air Bor Oebobo

7,6

6-9 3 Tingkat Keasaman Air Bor Inaboi 7,2


Sumber : Data hasil analisis Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012

Nilai pH air sebagai sampel sebesar 7 dan 7,1 masih dalam ambang batas baku mutu yang dipersyaratkan yaitu 6 9 sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. Air dengan pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam dan sebaliknya bila lebih tinggi akan bersifat basa.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

48

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

c. Bau dan rasa air Analisis dengan pendekatan sensorik terhadap bau dan rasa air menunjukkan bahwa air tidak berbau, dan berasa tawar atau normal. d. Total Suspended Solids (TSS) dan Kekeruhan. Padatan tersuspensi total (Total Suspended Solids atau TSS) adalah bahanbahan yang tersuspensi (diameter > 1 m) yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 m. TSS terdiri dari lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, terutama yang disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air. Nilai TSS air dapat dilihat pada tabel 19.

Tabel 19. Hasil Pemeriksaan TSS air.


No Jenis Pemeriksaan TSS TSS TSS Hasil Nama Sampel Pemeriksaan (mg/liter) Air Bor Oesapa Air Bor Oebobo Air Bor Inaboi 1 1 1 Standar (mg/liter) Max. 50 Max. 50 Max. 50

1 2 3

Sumber : Data hasil analisa Lab Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012.

Tingkat kekeruhan air yang terukur dapat dibaca pada tabel di tabel 20. Tabel 20. Analisa Tingkat Kekeruhan Air
No 1 2 3 Jenis Pemeriksaan Tkt kekeruhan Tingkat kekeruhan Tingkat kekeruhan Nama Sampel Air Bor Oesapa Air Bor Oebobo Air Bor Inaboi Hasil Pemeriksaan (NTU) 4 6 4 Standar (NTU) Max. 25 Max. 25 Max. 25

Sumber : Hasil Analisis Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012.

e. Kesadahan Total Kesadahan merupakan jumlah ion Ca dan Mg yang bersenyawa dengan karbonat yang terdapat di perairan. Kesadahan terbagi atas 2, yaitu kesadahan sementara dan kesadahan tetap. Kesadahan sementara dapat dihilangkan

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

49

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

dengan jalan pendidihan sedangkan kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan dengan cara pedidihan. Karena lokasi kegiatan berdiri di atas tanah yang terbentuk dari batuan khas yang kaya akan mineral seperti Ca dan Mg maka variabel ini ditambahkan sebagai data pendukung yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pemanfaatan air baku air minum yang bersumber dari air sumur bor yang tersedia. Air baku air minum adalah air yang dapat diolah menjadi air yang layak sebagai air minum dengan pengolahan secara tradisional melalui cara filtrasi, disenfikasi dan dididihkan.

Tabel 21. Hasil pemeriksaan kesadahan total air


No 1 2 3. Jenis Pemeriksaan Kesadahan total Kesadahan total Kesadahan Total. Nama Sampel Air Bor Oesapa Air Bor Oebobo Air Bor Inaboi Hasil Pemeriksaan (mg/l) 219 268 234 Standar (mg/l) Max. 500 Max. 500 Max. 500

Sumber : Data hasil analisis Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012

f. Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) Dari hasil analisa air sebagai data awal, BOD dan COD air masih dalam ambang batas seperti terbaca pada tabel, artinya tingkatan pencemaran oleh bahan organik dalam air masih dalam ambang kemampuan mikroorganisme untuk mengurai.

Tabel 22. Hasil Pemeriksaan kadar BOD dan COD air. No 1 2 3 4


Jenis Pemeriksaan Nama Sampel Hasil Pemeriksaan (mg/l) Standar (mg/l)

BOD BOD BOD COD

Air Bor Oesapa Air Bor Oebobo Air Bor Inaboi Air Bor Inaboi

0,8 0,8 1,61


5,166

Max 2 Max 2 Max 2 Max 10

Sumber : Data hasil analisa Lab Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

50

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

g. Komponen Bakteriologi (E. Coli dan Total Coliform) Pengamatan coli fecal dan total coliform dilakukan terhadap sampel air baku yang diambil pada titik yang ditetapkan untuk pengamatan kualitas air awal. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907.Menkes/SK/VII/2002 serta PP No. 82 Tahun 2001.

Tabel 23. Hasil Pemeriksaan E. Coli dan total Coliform air.


No 1 2 3 4 5 6 Jenis Pemeriksaan E. Coli E. Coli E. coli Coliform Coliform Coliform Nama Sampel Air Bor Oesapa Air Boir Oebobo Air Bor Inaboi Air Bor Oesapa Air Bor Oebobo Air Bor Inaboi Hasil Pemeriksaan (MPN/100 ml) 0 0 0 0 1200 0 1000 Standar (MPN/100 ml) 100

Sumber : Data hasil analisa Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012

Dari data hasil analisis mikrobiologi di atas, merekomendasikan bahwa air bor Oebobo belum layak untuk digunakan sebagi sumber air bagi pemenuhan kebutuhan air di Rumah Sakit Siloam, karena jumlah coliform total-nya lebih besar dari baku mutu air yakni 1200 MPN dalam 100 mL air. (Baku Standard PP 82 Tahun 2001, 1000 MPN/100 mL air ). h. Pemeriksaan logam berat Hasil pengukuran logam berat dalam ketiga sampel air (Air Bor Oesapa, Air Bor Oebobo dan Air Bor Inaboi) dapat dibaca pada tabel di bawah ini : Kadar logam Cd, Pb dan Fe pada masing-masing sample air masih memenuhi Baku Mutu menurut PP Nomor : 82 Tahun 2001. Tabel 24. Hasil Pemeriksaan logam berat.
Jenis logam berat Cd Pb Fe Konsentasi (mg/L) Air Bor Air Bor Air Bor Oesapa Oebobo Inaboi 0,0141 0,0018 0,0123 0,2478 -0,0413 0,2891 -0,1746 -0,1116 0,0970 Baku Mutu menurut PP 82 Tahun 2001 (mg/L) 0,01 0,03 0,3

Sumber : Data hasil analisis Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

51

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

i. Pemeriksaan Ion Nitrat, Nitrit dan Amoniak Hasil pemeriksaan Ion Nitrat, Nitrit dan Amoniak dapat dilihat pada tabel 25. Tabel 25. Hasil Pemeriksaan Ion Nitrat, Nitrit dan Amoniak
Konsentasi (mg/L) Jenis ion Nitrat ( NO3-) Nitrit ( NO2- ) Amoniak (NH3) Air Bor Oesapa 0,030 0,057 0,140 Air Bor Oebobo 0,030 0,007 0,05 Air Bor Inaboi 0,030 0,017 0,04 Baku Mutu menurut PP 82 Tahun 2001 (mg/L) 10 0,06 0,5

Sumber : Hasil analisis Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012.

Kadar Ion Nitrat ( NO3-), Nitrit (NO2- ) dan Amoniak, pada ketiga sumber air tersebut di atas menggambarkan kualitas air masih normal artinya masih dibawah baku mutu.

3.4.2 Drainase Permukaan Kawasan Dengan adanya rencana pembanguan Rumah sakit serta jangka panjang adalah pembanguna Kupang use-mixed development di Fatululi (ex. Lokasi Pameran), menimbulkan perubahan besarnya jumlah air yang melimpas akibat hujan yang turun pada daerah tersebut. Dengan tertutupnya lahan maka limpasan permukaan akan bertambah, dan jika tidak diantisipasikan terjadi

banjir/genangan baik dalam kawasan maupun diluar kawasan terbangun. Dari hasil identifikasi kondisi eksisting, tidak adanya saluran drainase yang tersedia di lokasi, Dari hasil pantauan lokasi rencana merupakan area resapan aair permukaan yang berasal dari jalan Frans Seda serta limpasan dari jalan Bajawa dan sekitarnya.

3.5 Kondisi Kebisingan Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

52

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Tingkat kebisingan yang terukur pada 4 (empat) titik pengamatan yaitu di sekitar wilayah kelurahan Fatululi, dimana direncanakan akan dibangun Rumah Sakit Siloam Kota Kupang dapat dilihat pada tabel 26.

Tabel 26. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan di Empat Titik Pengamatan


Titik Pengukuran Titik 1. Perumahan Dosen Undana (Koordinat : 100 0928,9 S; 12303646,0 E Titik 2. Ruang terbuka Hijau Jln Frans Seda (koordinat : 100 0931,6 S; 1230 36 42,9 E Titik 3. Rumah Sakit, koordinat : 100 09 31,6 S; 1230 36 42,6 E Titik 4. Permukiman Warga, koordinat : 100 09 25,2 S; 1230 36 35,1 E Tingkat Kebisingan Terukur dB(A) Baku Tingkat Kebisingan dB(A) Perumahan dan Pemukiman (55 dB(A). Keterangan Memenuhi baku mutu toleransi + 3dB(A)

58

Ruang terbuka Hijau (50 dBA) 57

Melampaui Baku Mutu

51

Rumah Sakit atau sejenisnya (55 dBA) Perumahan dan Pemukiman (55 dBA)

Memenuhi Baku Mutu

61

Melampaui Baku Mutu

Sumber : Hasil pengukuran dan analisis Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012

3.6 Kualitas Udara Ambien Kondisi lingkungan udara di Kelurahan Fatululi, berdasarkan hasil analisis konsentrasi gas SOx, NOx dan NH3 pada 4 (empat) titik, yakni di Jl. Veteran pertigaan Kampung Alor (titik I/St.1), di titik tengah lokasi Rumah Sakit (titik 2/St.2), di depan Toko Keagungan (titik 3/St.3) dan di Jln. Bajawa (titik 4/St.4). Adapun hasil pengujian kualitas udara dapat dilihat pada tabel 27.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

53

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Tabel 27. Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien di Lokasi Fatululi, Kota Kupang.
Konsentrasi (g/Nm3) / Koordinat Sampling Parameter
Stasiun 1
10o 09 31,44 S; 1230 36 28,44 E

Stasiun 2
100 09 32,22 S; 1230 36 41,04 E

Stasiun 3
100 09 34,08 S; 1230 36 50,16 E

Stasiun 4
100 09 45,06 S; 1230 36 41,94 E

Baku Mutu

Metode

SOx

710,20

433,81

409,78

452,79

900 g/Nm3

Pararosanilin

NOx

397,42

175,09

343,69

353,88

400 g/Nm3

Saltzman

NH3

0,3172

0,1926

0,4984

0,3965

2 g/liter

Nessller

Sumber : Hasil Sampling dan analisis Lab. Kimia, Fakultas Sains dan Teknik UNDANA Tahun 2012.

Keterangan : St : Stasiun

Konsentasi gas di stasiun 1 (disamping siang hari sebelum hujan pada tanggal, 13 Nov. 2012), menunjukkan kadar SOx relatif tinggi, sedangkan di stasiun lain rendah, tetapi masih memenuhi baku mutu udara ambien sesuai Kepmen LH Nomor : Kep45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara Tanggal 13 Oktober 1997) artinya tingkat kualitas udara tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif (karena pH air hujan menjadi kurang dari 7 atau agak asam), dan nilai estetika.

3.7 Getaran Untuk menjamin kelestarian lingkungan hidup agar dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan makluk hidup lainnya, maka setiap usaha atau kegiatan perlu melakukan pengendalian akibat getaran yang dihasilkan. Karena itu, Kementerian Lingkungan Hidup menetapkan Baku Tingkat Getaran dalam Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor : 49/MENLH/11/1996. Adapun baku tingkat getaran mekanik berdasarkan Jenis Bangunan adalah sebagai berikut:

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

54

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Tabel 28. Baku Tingkat Getaran dalam Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor : 49/MENLH/11/1996.
Kec. Getaran (mm/det.) Pada Fondasi (Frekuensi (Hz) 10 Hz Bangunan untuk keperluan niaga, bangunan industri dan bangunan sejenis. Perumahan dan bangunan dengan rancangan dan kegunaan sejenis Bangunan yang dilestarikan 10-50 Hz 50-100 Hz Pada bidang datar di lantai paling atas. Camp. frekuensi

Kelas

Tipe Bangunan

10

20 - 40

40 - 50

40

5 - 15

15 - 20

15

3-8

8 - 10

8,5

Sumber : Kep. MENLH Nomor : 49/MENLH/11/1996

Selain itu, baku tingkat getaran mekanik berdasarkan dampak kerusakan dapat dilihat pada tabel 29.

Tabel 29. Baku Tingkat Getaran Berdasarkan Dampak Kerusakan.


Frekuensi (Hz) (Sumber getar) 4 5 6,3 8 10 12.5 16 20 25 31,5 40 50 Kecepatan Getaran ( mm/detik) Kategori A <2 < 7,5 <7 <6 < 5,2 < 4,8 <4 < 3,8 < 3,2 <3 <2 <1 Kategori B 2 27 7,5 25 7 21 6 19 5,2 16 4,8 15 4 14 3,8 12 3,2 10 39 28 1 7 Kategori C >27 140 >25 130 >21 110 >19 100 >16 90 >15 80 >14 70 >12 67 >10 60 >9 53 >8 50 >7 42 Kategori D 140 130 110 100 90 80 70 67 60 53 50 42

Sumber : Kep-MENLH Nomor : 49/MENLH/11/1996

Keterangan : Kategori A : Tidak menimbulkan kerusakan

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

55

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Kategori B : Kemungkinan keretakan plesteran. Kategori C : Kemungkinan kerusakan komponen struktur dinding Kategori D : Rusak dinding pemikul beban. Sesuai hasil desain dan gambar gambar perencanaan dapat disimpulkan bahwa proses pembangunan Rumah Sakit Internasional Siloam ini pada tahap konstruksi tidak mempergunakan peralatan, seperti pengunaan alat pancang yang menimbulkan getaran diatas baku mutu yang dipersyaratkan oleh Kep-MENLH Nomor : 49/MENLH/11/1996.

3.8

Komponen Flora - Fauna Pengamatan flora dan fauna pada lokasi Rumah Sakit Internasional Siloam dengan mengidentifikasi vegetasi tanaman dan hewan yang ada dilokasi dan sekitarnya di kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 30.

Tabel 30. Hasil pengamatan Flora di lokasi dan pemukiman sekitarnya


No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Nama indonesia Mangga Kedondong Gamal Kelapa Euphorbia Bunga Kamboja Lamtaro Kabesak hitam Kapok Mahoni Pisang Jati Alfukat Jambu biji Bunga keladi Bunga asoka Cermelek Sukun Nangka Siri Nama latin Mangivera Indica Spondias dulcis Gliricidia Macaluta Cocos nucivera Euphorbia milii Plumeria acuminata Leocaena Leococephala Acasia Catechu Ceiba Petandra Gaernt Theobroma Cacao Musa Paradisiaca Tectona Grandis Persea americana mill Psidium Guajava Caladium bicolor Saraca indica Arthocarpus communis Arthocarpus Integra Piper betle Jumlah 23 6 36 15 110 48 22 1 6 3 47 9 2 3 28 1 5 9 24 6 Keterangan

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

56

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

21. Kesambi 22. Pepaya 23. Bunga kaktus 24. Angsana

Scleichera oleosa Carica Papaya Opuntia sp Pterocarpus indicus willd

4 60 30 12

25. Pinang Areca catechu 7 Sumber : Hasil Pengamatan Flora di Lokasi Rumah Sakit Siloam dan sekitarnya, Tahun 2012

Tabel 31. Hasil Pengamatan Fauna di Lokasi dan Sekitarnya.


Nama Nama Nama Latin Jumlah Keterangan Lokal Indonesia 1 Fafi Babi Cavia porcellus 18 2 Asu Anjing Canis lupus familiaris 10 3 Manu Ayam Gallus sp 58 4 Rade Bebek Cairina moschata 12 5 Mbibi Kambing Capra aegagrus hircus 4 6 Busang Kucing Felis catus 3 7 Iang Ikan Latimeria 5 Sumber : Data Pengamatan Fauna di Lokasi Rumah Sakit Siloam dan sekitarnya, Tahun 2012 No.

Dari data diatas tidak ditemukan fauna yang dilindungi di lokasi Rumah Sakit Siloam Kota Kupang dan sekitarnya. 3.9 Gambaran Umum Sosekbudkesmas 3.9.1 Kependudukan Pelaksanaan suatu proyek pembangunan secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh secara linier dengan penduduk/masyarakat dan atau komunitas yang bermukim di sekitar wilayah perencanaan tersebut. Berpengaruh secara linier yang dimaksudkan bahwa terdapat pengaruh timbal balik antara obyek perencanaan/proyek terhadap berbagai varians dalam komunitas/masyarakat yang bersangkutan. Demikian pula sebaliknya, kondisi eksisting berbagai varians dalam komunitas/masyarakat yang bersangkutan dapat mempengaruhi perencanaan/ proyek. Pengaruh langsung yang dimaksudkan adalah keseluruhan resiko dan atau dampak yang langsung bersinggungan dengan pola-pola kehidupan komunitas; persepsi dan perspektif; sistem interaksi sosial sampai dengan struktur mata pencaharian penduduk. Pengaruh tidak langsung, lasimnya terdeskripsi abstrak dan dalam periode

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

57

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

yang lebih lama dan merupakan konsekuensi-konsekuensi ikutan dari yang disebutkan dengan pengaruh langsung. a. Jumlah Penduduk Penduduk Kota Kupang, secara makro merupakan komunitas dari berbagai suku, ras, agama, yang bukan saja berasal dari pulau-pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Akan tetapi, juga mencakup berbagai komunitas di Indonesia. Bahkan termasuk komunitas dari Republik Demokrat Timor Leste, yang sebelumnya dikenal sebagai Timor Timur. Sebagai Ibu Kota Provinsi NTT, Kota Kupang merupakan kota dengan pertumbuhan penduduk paling tinggi, dibandingkan dengan ibukota kabupaten lainnya. Jumlah penduduk Kota Kupang selalu mengalami penambahan setiap tahunnya. Pada tahun 2010 hasil dari Sensus Penduduk menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Kupang sebanyak 336.239 jiwa yang tersebar di enam kecamatan. Pada tabel 32 dapat dilihat perkembangan jumlah penduduk Kota Kupang sejak tahun 2005 hingga tahun 2010.

Tabel 32. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2005 - 2010


Kecamatan 1. Alak 2. Maulafa 3. Oebobo 4. Kota Raja 5. Kelapa Lima 6. Kota Lama Kota Kupang 2005 39.625 50.757 103.153 71.515 265.050 2006 43.473 53.974 105.882 71.737 275.066 Jumlah Penduduk 2007 2008 43.981 45.945 55.379 55.944 111.006 111.140 71.669 73.277 282.035 286.306 2009 45.803 55.853 114.979 75.159 291.794 2010 51.230 66.851 79.675 47.876 61.411 30.196 336.239

Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 14

Dari tabel 32 di atas dapat dilihat bahwa tahun 2010, penduduk Kota Kupang lebih banyak tersebar di Kecamatan Oebobo dan yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Kota Lama. Pada tahun 2010, jumlah penduduk di Kecamatan Oebobo tercatat sebanyak 79.675 jiwa atau sebesar 23,70 persen dari penduduk Kota Kupang dan di Kecamatan Kota Lama terdapat 30.196 jiwa atau sebesar 8,98 persen. Banyaknya fasilitas penunjang pembangunan seperti misalnya fasiltas pendidikan dari tingkat pra sekolah hingga pendidikan tinggi,

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

58

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

pertokoan, kantor-kantor pemerintahan yang terdapat di Kecamatan Oebobo mempengaruhi keputusan penduduk untuk tinggal di kecamatan ini agar dekat dengan fasilitas-fasilitas tersebut.

b. Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk menggambarkan rata-rata banyaknya penduduk yang mendiami suatu wilayah (yang diukur dengan satuan km). Angka Kepadatan Penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk di suatu wilayah dengan luas wilayah tersebut. Luas Kota Kupang yang tercatat 165,34 km (Bappeda Kota Kupang) dengan jumlah penduduk sebanyak 336.239 jiwa. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk Kota Kupang tahun 2009 adalah 2.034 jiwa per km.

Tabel 33. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2006 - 2010
Luas Kecamatan Wilayah (Km) 1. Alak 2. Maulafa 3. Oebobo 4. Kota Raja 5. Kelapa Lima 6. Kota Lama Kota Kupang 70,40 55,67 14,72 6,19 15,31 3,05 165,34 2006 500 985 5.211 3.933 1.526 Kepadatan Penduduk 2007 506 1.011 5.463 3.929 1.565 2008 529 1.021 5.469 4.017 1.588 2009 527 1.019 5.658 4.121 1.619 2010 728 1.183 5.413 7.734 4.011 9.900 2.034

Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 19

c. Komposisi Umur dan Jenis Kelamin Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin merupakan salah satu informasi penting karena perspektif demografis serta karakteristiknya berbeda menurut kelompok umur dan jenis kelamin baik untuk kelahiran, kematian maupun perpindahan penduduk. Komposisi penduduk di Kota Kupang tahun 2010 tertinggi pada kelompok umur 25-59 tahun yaitu sebesar 42,40 persen. Pada kelompok umur paling sedikit untuk laki-laki pada kelompok umur 60 tahun ke atas

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

59

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

yaitu sebesar 4,69 persen dan untuk perempuan pada kelompok umur yang sama yaitu sebesar 5,32 persen. Pada Tabel 1.3, dapat kita simak prosentase penduduk Kota Kupang yang menggambarkan komposisi penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur di Kota Kupang. Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin, secara sengaja ditampilkan dalam konteks 5 (lima) klasifikasi, yaitu: Usia Balita (0-4 tahun); Usia Sekolah Dasar dan Menengah (5-19 tahun); Usia Sekolah Pendidikan Tinggi (19-24 tahun); Usia Produktif (25-59 tahun); dan Usia Pensiun (60 tahun ke atas). Hal ini dimaksudkan agar deskripsi ini memudahkan telaahan beban komposisi penduduk antara usia sekolah, usia produktif dan pasca produktif. Walaupun dalam berbagai analisis, belum terdapat suatu pembakuan klasifikasi usia untuk menghitung beban tanggungan hidup dimaksud.

Tabel 34. Persentase Penduduk Kota Kupang Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010

Jenis Kelamin Kelompok Umur Laki - laki Perempuan

(%) (%) 0-4 9,55 8,40 5 - 19 30,59 30,24 20 - 24 13,37 13,02 25 - 59 41,78 45,01 60 + 4,69 5,32 Jumlah 100,00 100,00 Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 24 (olahan)

Persentase Laki-laki+ Perempuan (%) 8,97 30,42 13,19 42,40 5,01 100,00

Angka beban tanggungan hidup (Dependency Ratio) menggambarkan beban tanggungan ekonomi penduduk usia produktif (15-64 tahun) terhadap kelompok usia muda (0-14 tahun) dan usia tua (65 tahun ke atas). Angka beban tanggungan hidup terbagi menjadi dua jenis yaitu angka beban tanggungan hidup penduduk muda (youth dependency ratio/ydr) untuk kelompok umur (0-14 tahun) dan angka beban tanggungan hidup penduduk lanjut usia (old dependency ratio/odr) untuk kelompokumur (65 tahun ke atas). Rincian angka beban tanggungan hidup dapat dilihat pada tabel 35.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

60

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Tabel 35. Angka Beban Tanggungan Hidup (Dependency Ratio) Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010

Dependency Ratio (DR) YDR ODR Laki-laki 41,67 3,99 Perempuan 38,27 4,27 Laki-laki+Perempuan 39,96 4,13 Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 26 Jenis Kelamin

DR 45,67 42,55 44,09

Angka Beban Tanggungan Hidup di Kota Kupang pada tahun 2010 sebesar 44,09 yang berarti 100 orang penduduk usia produktif di Kota Kupang menanggung beban hidup 44 orang penduduk usia nonproduktif. Angka Beban Tanggungan Hidup Laki-Laki dan Perempuan di Kota Kupang tahun 2010 masing-masing sebesar 45,67 dan 42,55.

3.9.2 Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang memiliki peran dalam peningkatan kualitas hidup. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat akan semakin baik pula kualitas sumber dayanya. Dalam pengertian praktis, pendidikan merupakan upaya sadar seseorang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan memperluas wawasan. Pada dasarnya pendidikan yang diupayakan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Pemerataan kesempatan pendidikan diupayakan melalui penyediaan sarana dan prasarana belajar seperti gedung sekolah dan penambahan tenaga pengajar.

a. Status Pendidikan Indikator pendidikan khususnya tentang status pendidikan dalam suatu masyarakat menggambarkan keadaan tentang penduduk yang sedang bersekolah, belum pernah bersekolah maupun yang sudah selesai bersekolah. Pada tahun 2010 penduduk usia 10 tahun ke atas mayoritas sudah tidak bersekolah lagi yaitu sebesar 61,75 persen. Sedangkan yang tidak atau belum pernah bersekolah berada pada posisi yang minoritas yaitu hanya sebesar 3,21 persen. Kelompok umur yang sama sedang bersekolah sebesar 35,04 persen. Data tentang keadaan

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

61

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

status bersekolah penduduk usia 10 tahun ke atas di Kota Kupang dapat dilihat pada tabel 36.
Tabel 36. Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Status Pendidikan

Jenis Kelamin Status Sekolah Laki-laki Perempuan (%) 3,38 13,53 5,29 5,78 9,70 62,33 100,00 Laki-laki + Perempuan (%) 3,21 13,37 5,40 7,00 9,27 61,75 100,00

(%) Tidak/Belum Pernah Sekolah 3,04 Sekolah Dasar 13,21 Sekolah Lanjutan Pertama 5,51 Sekolah Lanjutan Atas 8,26 Perguruan Tinggi 8,82 Tidak Bersekolah Lagi 61,16 Jumlah 100,00 Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 43

Selain menunjukkan status sekolah data tersebut juga membuktikan adanya pertambahan secara signifikan ke tingkat Sekolah Lanjutan Atas dan Pendidikan Tinggi. Hal ini menunjukkan Kota Kupang sebagai kota pendidikan yang berkonsekuensi tingginya penduduk dengan kelompok usia sekolah. Telaahan yang sama, juga akan terlihat dalam gambaran mengenai Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Kota Kupang.

b. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Kasar (APK) menggambarkan persentase jumlah murid pada masing-masing jenjang pendidikan di suatu wilayah dibanding jumlah penduduk kelompok usia (7-12) tahun untuk SD, (13-15) tahun untuk SLTP dan (16-18) tahun untuk SLTA. Hal ini memungkinkan APK suatu wilayah di atas angka 100. APK jenjang pendidikan SD 126,18 persen menggambarkan bahwa usia sebagian murid SD berada di luar kelompok umur 7-12 tahun. Dapat diartikan bahwa anak-anak usia 5-6 tahun sudah masuk dalam pendidikan SD cukup besar di Kota Kupang. Begitu juga APK tingkat SLTP 116,99 menggambarkan bahwa anak usia 11-12 tahun cukup banyak sudah berada pada jenjang pendidikan SLTP. Sementara Angka

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

62

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Partisipasi Murni (APM) menggambarkan kesesuaian antara usia dan jenjang pendidikan yang sedang diduduki di suatu wilayah. APM SD adalah persentase Murid SD usia 7-12 tahun dibagi dengan penduduk usia 7-12 tahun pada wilayah tersebut, begitupun kelompok umur 13-15 untuk SLTP dan kelompok umur 16-18 untuk SLTA. Seyogyanya semua penduduk usia sekolah bersekolah dan berada pada jernjang pendidikan sesuai dengan kelompok umur di atas maka, APM mencapai titik tertinggi yaitu 100,00 persen.

Tabel 37. Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) Kota Kupang Tahun 2010
Jenjang Pendidikan APK Sekolah Dasar 126,18 Sekolah Lanjutan Pertama 116,99 Sekolah Lanjutan Atas 94,54 Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 49 APM 103,25 80,70 60,72

Tabel 38. Angka Partisipasi Murni (APM) Perguruan Tinggi menurut Jenis Kelamin Tahun 2010

Usia Perguruan Tinggi ( 19 - 24 tahun )

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

Jumlah Laki-laki+ Perempuan 60,89 39,11 100,00

Non Perguruan Tinggi 62,43 59,51 Perguruan Tinggi 37,57 40,49 Jumlah 100,00 100,00 Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 49

c. Ijasah Tertinggi yang Dimiliki Ijasah merupakan bukti otentik bagi seseorang yang menerangkan bahwa orang tersebut telah menyelesaikan pendidikan yang dijalaninya. Dengan data ijasah tertinggi yang dimiliki dapat dilihat tingkat kualitas sumber daya manusia yang terdapat di suatu wilayah.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

63

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Tabel 39. Persentase Penduduk 10 Tahun ke atas Menurut Jenis Kelamin dan Ijasah Tertinggi yang Dimiliki Ijazah Tertinggi Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki+ Perempuan (%) 21,11 18,20 15,98 26,19 7,29 0,32 ,68 7,47 0,75 100,00

(%) (%) Tidak Punya 21,13 21,10 SD/MI/sederajat 16,79 19,57 SLTP/MT/sederajat/kejuruan 17,16 14,83 SMU/MA/sederajat 24,79 27,55 Sekolah Menengah Kejuruan 7,68 6,91 Diploma I/II 0,11 0,54 Diploma III/Sarmud 2,45 2,91 Diploma IV/S1 8,61 6,36 S2/S3 1,29 0,23 Jumlah 100,00 100,00 Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 51

Penduduk 10 tahun ke atas Kota Kupang tahun 2010 mayoritas memiliki ijasah SMU atau sederajat sebagai ijasah tertinggi yang dimiliki yaitu sebesar 26,19 persen. Sedangkan penduduk yang memiliki ijasah diploma I/II jumlahnya paling rendah yaitu sebesar 0,32 persen. Hal ini akan menandai besaran akumulasi pencari kerja di Kota Kupang adalah mayoritas dengan ijazah mayoritas. Data lainnya yang berkaitan dengan pendidikan adalah kemampuan membaca dan menulis. Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas di Kota Kupang tahun 2010 sebesar 81,23 persen, dimana dari jumlah tersebut sebesar 96,90 persen yang dapat menulis dan membaca huruf latin dan sisanya sebesar 3,10 persen tidak dapat membaca saja atau menulis saja atau tidak dapat membaca dan menulis huruf latin.

3.9.3 Kesehatan Kondisi kesehatan merupakan bagian dari kesejahteraan rakyat yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Untuk mengukur tingkat kesehatan dan gizi kelompok masyarakat diperlukan suatu indikator yang relevan. Program

pembangunan kesehatan dan gizi dikoordinasikan secara nasional oleh Departemen

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

64

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Kesehatan. Upaya-upaya dalam usaha meningkatkan status kesehatan dan gizi harus dilakukan secara bersama oleh masyarakat, lembaga kemasyarakatan, pemerintah dan dunia usaha. Menurut pengertiannya kesehatan dan gizi merupakan salah satu aspek penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. a. Pengobatan Berdasarkan jumlah penduduk yang mengalami keluhan kesehatan, 38,78 % mengaku bahwa mereka mengalami gangguan dalam melaksanakan kegiatan mereka sehari-hari. Sedangkan sisanya sebesar 61,22 % mengaku bahwa mereka tidak mengalami gangguan dalam kegiatan sehari-hari. Penduduk Kota Kupang yang mengalami keluhan kesehatan dan berobat sendiri terdapat sebesar 54,98 %. Persentase penduduk laki-laki yang mengalami keluhan kesehatan dan berobat sendiri sebanyak 55,05 % dan perempuan sebesar 54,90 %. Penduduk yang berobat sendiri, dominan dari mereka melakukan dengan menggunakan obat modern yaitu sebesar 90,79 %. Sedangkan dengan menggunakan obat tradisional sebesar 16,44 % dan lainnya sebesar 5,37 %. Pada tabel 40 dapat dilihat secara rinci persentase penududuk menurut jenis kelamin dan jenis keluhan kesehatan yang dialami. Sedangkan dalam Tabel 41 terinci persentase penduduk yang pernah mengalami keluhan penyakit menurut jenis kelamin dan pengobatannya. Persentase ini merupakan angka rata-rata mengingat persebaran dan struktur sarana kesehatan yang tersedia pada masingmasing kecamatan dan kelurahan adalah bervariasi.

Tabel 40. Persentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Jenis Keluhan Kesehatan, Kota Kupang Tahun 2010

Jenis Kelamin Jenis Keluhan Panas Batuk Pilek Asma Diare Laki-laki (%) 12,28 22,83 24,83 1,26 1,15 Perempuan (%) 10,04 21,60 22,39 1,77 1,11

Laki-laki+ Perempuan (%) 11,15 22,21 23,60 1,52 1,13

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

65

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Sakit Kepala Berulang Sakit Gigi Lainnya

5,06 2,40 7,20

5,52 2,38 8,17

5,29 2,39 7,69

Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 67

Untuk segera sembuh dari penyakit yang sedang diderita, penduduk mencoba beberapa jenis pengobatan. Persentase penduduk Kota Kupang yang berobat jalan sebesar 35,37 persen. Persentase penduduk laki-laki yang berobat jalan sebesar 36,39 persen dan persentase penduduk perempuan yang berobat jalan sebesar 34,36 persen.

Tabel 41. Persentase Penduduk yang Pernah Mengalami Keluhan Penyakit Menurut Jenis Kelamin dan Apakah Pernah Berobat Jalan Berobat Jalan Jumlah Jenis Kelamin Pernah Tidak Pernah Laki - laki Perempuan Laki-laki + Perempuan (%) 36,39 34,36 35,37 (%) 63,61 65,64 64,63 (%) 100,00 100,00 100,00

Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 69

Dari persentase penduduk Kota Kupang yang berobat jalan sebesar 35,37%, dapat lagi dirinci berdasarkan tempat atau cara berobat yang dilakukan. Hal tersebut secara rinci dapat dilihat pada tabel 42.
Tabel 42. Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Jenis Kelamin dan Tempat/Cara Berobat
Jenis Kelamin Tempat/ Cara Berobat Laki-laki Perempuan Laki-laki+ Perempuan (%) 14,35 7,03 24,31 46,63 1,92 1,92 1,92 1,92 100.00

(%) (%) RS Pemerintah 13,75 14,96 RS Swasta 6,69 7,37 Praktek Dokter 28,85 19,77 Puskesmas/Pustu 45,44 47,83 Praktek Tenaga Kesehatan 0,98 2,86 Praktek Batra 0,98 2,86 Dukun Bersalin 1,66 2,18 Lainnya 1,66 2,18 Jumlah 100.00 100.00 Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 69

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

66

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Jumlah rumah tangga menurut ketersediaan jaminan kesehatan dalam berobat sebesar 61,84 % rumah tangga tahun 2010. Dari jumlah tersebut paling banyak rumah tangga memiliki jenis jaminan kesehatan berupa

JPK/PNS/Veteran/Pensiunan yaitu sebesar 26,63 %. Selanjutnya adalah MM/Kartu Miskin sebesar 25,20 %. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 43.

Tabel 43. Persentase Rumah Tangga menurut Ketersediaan Jaminan Kesehatan Kota Kupang, Tahun 2010 Jenis Jaminan Kesehatan Persentase Rumah Tangga JPK/PNS/Veteran/Pensiunan 26,63 Jamsostek 4,57 Kesehatan Swasta 3,61 Tunjangan Perusahaan 0,46 MM/Kartu Miskin 25,20 Dana Sehat 0,91 Lainnya 0,46 Jumlah 61,84
Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 72

b. Sarana Kesehatan Pembangunan kesehatan terindikasi juga dari jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia. Pada tabel 44 dan 45 dapat dilihat secara rinci jumlah sarana kesehatan yang ada di Kota Kupang pada tahun 2010.
Tabel 44. Jumlah Rumah Sakit menurut Kecamatan dan Statusnya Tahun 2010 Kecamatan 1. Alak 2. Maulafa 3. Oebobo 4. Kota Raja 5. Kelapa Lima 6. Kota Lama Kota Kupang Pemerintah 1 1 2 Status Swasta 1 1 TNI/Polri 1 1 1 1 4 Jumlah 1 1 2 1 2 7

Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 79

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

67

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Tabel 45. Banyaknya Fasilitas Pelayanan Kesehatan Menurut Kecamatan dan Jenisnya Tahun 2010 Kecamatan 1. Alak 2. Maulafa 3. Oebobo 4. Kota Raja 5. Kelapa Lima 6. Kota Lama Kota Kupang Puskesmas 2 2 2 1 1 2 10 Pustu 12 6 4 4 4 3 33 Balai Pengobatan 3 1 3 2 2 11 Posyandu 61 62 47 29 40 25 264

Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 80

3.10 Ketenagakerjaan Dewasa ini data-data mengenai ketenagakerjaan semakin dibutuhkan, terutama untuk evaluasi perencanaan pembangunan di bidang ketenagakerjaan seperti peningkatan keterampilan tenaga kerja, perluasan kesempatan kerja dan berusaha serta produktivfitas tenaga kerja. Sehingga analisis mengenai kualitas sumber daya manusia (SDM) biasanya menempatkan faktor ketenagakerjaan sebagai salah satu dimensi yang vital. Standar BPS untuk menunjukkan angkatan kerja, adalah yang didefinisikan sebagai penduduk usia kerja. Penduduk Usia Kerja: penduduk yang berumur 10 tahun ke atas. Hal standar umur ini, sejajar dengan penetapan standar umur untuk kriteria Angkatan Kerja. Angkatan Kerja adalah penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Walaupun penetapan standard umur tersebut, secara substansif berbeda dengan standar umur yang ditetapkan untuk perhitungan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, yang dimaksudkan adalah persentase angkatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas. Konsep bekerja dalam konstelasi ketenagakerjaan adalah mereka yang melakukan kegiatan paling sedikit selama 1 jam selama seminggu dengan maksud memperoleh pendapatan atau keuntungan atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan. Penganggur adalah mereka yang termasuk dalam angkatan kerja yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

68

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Tingkat Pengangguran Terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja. a. 71.97 % dan TPAK perempuan sebesar 47.30 %. Kegiatan Penduduk 15 Tahun ke Atas Ketenagakerjaan dan kependudukan saling berhubungan antara satu dengan lainnya. Persentase dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja adalah 52.31 %. Sementara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang sedang bersekolah sebanyak 17.96 %. Pada tabel 46 diuraikan penduduk usia 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan selama seminggu yang lalu dan jenis kelamin.

Tabel 46. Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kelamin dan Jenis Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu

Jenis Kelamin Kegiatan Utama Seminggu yang Lalu Angkatan Kerja Bekerja Pengangguran Bukan Angkatan Kerja Sekolah Mengurus Rumah Tangga Lainnya Jumlah Laki-laki (%) 71.97 65.62 6.35 28.03 19.15 3.21 5.67 100.00 Perempuan (%) 47.30 38.55 8.75 52.70 16.72 32.62 3.36 100.00 Laki-laki+ Perempuan (%) 59.84 52.31 7.53 40.16 17.96 17.67 4.53 100.00

Sumber: Indikator Kesra Kota Kupang Tahun 2010, Hal. 69

b. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) merupakan ukuran yang diperoleh melalui perbandingan antara jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas. Persentase Angkatan Kerja Kota Kupang usia 15 tahun ke atas terhadap total penduduk pada tahun 2010 adalah sebesar 59.84 %. Sementara persentase Bukan Angkatan Kerja sebesar 40.16 %. Bila dirinci menurut jenis kelamin, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) laki-laki lebih besar dibandingkan dengan TPAK perempuan. TPAK laki-laki sebesar

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

69

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

c. Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut definisi, seseorang dikatakan bekerja apabila mereka melakukan pekerjaan dengan maksud untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam secara terus menerus selama seminggu yang lalu. Penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan disebut menganggur (unemployed). Jadi, pengangguran termasuk mereka yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, telah diterima bekerja tetapi belum bekerja dan yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) tetapi masih berkeinginan untuk bekerja. Angka Pengangguran Terbuka dihitung melalui perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja. Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang menganggur di Kota Kupang pada tahun 2010 adalah sebesar 12,58 %. Jumlah ini terdiri dari 8,82 % penduduk laki-laki dan 18,49 % penduduk perempuan (Indikator Kesra Kota Kupang, Tahun 2010).

d. Pengeluaran Rata-rata Perkapita Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat digambarkan oleh jumlah pendapatan atau penghasilan dari masyarakat tersebut. Semakin besar tingkat pendapatan berarti tingkat kesejahteraan masyarakat semakin tinggi. Penghitungan pendapatan masyarakat sangat sulit untuk dilakukan pada suatu survei atau sensus. Oleh sebab itu, untuk menghitung tingkat pendapatan atau penghasilan suatu masyarakat jumlah dilakukan dengan terutama

menggunakan

pendekatan

terhadap

pengeluaran

pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran rumah tangga yang dimaksud dibedakan menurut jenisnya, yaitu pengeluaran rumah tangga untuk makanan dan non makanan. Selain dapat mengetahui jumlah pendapatan rumah tangga dari suatu masyarakat dapat pula diketahui pola konsumsi dari masyarakat. Dimana semakin rendah pengeluaran rumah tangga untuk makanan terhadap total pengeluaran, pola konsumsinya akan semakin baik.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

70

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Sebaliknya semakin tinggi pengeluaran rumah tangga untuk makanan terhadap total pengeluaran maka pola konsumsinya akan semakin buruk. Penduduk Kota Kupang pada tahun 2010 sebagian besar tergolong dalam kelompok penduduk dengan jumlah pengeluaran perkapita per bulan Rp 500.000,00 ke atas sebesar 69,43 %. Sedangkan yang paling kecil terdapat pada kelompok dengan tingkat pengeluaran perkapita sebulan sebesar Rp 150.000,00 sampai dengan Rp 199.999,00 yaitu sebesar 0,25 %, sementara pengeluaran perkapita lebih kecil dari Rp 100.000,00 tidak ada. Secara akumulatif, tingkat pengeluaran perkapita sebulan antara Rp. 200.000,- sampai dengan Rp. 499.999,- adalah sebesar 29,84 %. Rata-rata pengeluaran perkapita sebulan penduduk Kota Kupang tahun 2010 sebesar Rp 1,099,273. Dari jumlah tersebut 47.87 % atau sebesar Rp. 467,419 merupakan pengeluaran untuk makanan dan 52.13 % atau sebesar Rp. 632,273 adalah pengeluaran bukan makanan.

3.11 Perumahan dan Lingkungan Arti fisik perumahan, dalam konteks yang diperluas disebut permukiman. Permukiman yaitu tempat tinggal anggota masyarakat dan individu-individu yang biasanya hidup dalam ikatan perkawinan atau keluarga beserta berbagai fasilitas pendukungnya. Perumahan menjadi tempat untuk tumbuh, hidup, berinteraksi, perlindungan dari gangguan, dan masih banyak fungsi lainnya bagi para penghuninya. Program pembangunan bidang perumahan terus ditingkatkan, bukan hanya dari segi kuantitasnya melainkan juga dari segi kualitas. Peningkatan jumlah penduduk yang pesat menjadikan kebutuhan terhadap perumahan semakin meningkat.

a. Kondisi Fisik Bangunan Indiktor kondisi fisik bangunan menggambarkan kualitas dan kuantitas tempat tinggal yang dikuasai. Fisik bangunan yang kuat dan terbuat dari bahan yang tidak membahayakan menjamin keamanan penghuni tidak saja dari ancaman tindak kriminal, tetapi juga kerentanan bangunan itu sendiri dari

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

71

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

kemungkinan terserang penyakit. Fisik bangunan yang kuat ditentukan oleh pemilihan bahan komponen bangunan yaitu lantai, dinding dan atap. Sementara kenyamanan dan kesehatan penghuni ditentukan oleh luasannya. 1) Luas Lantai Rumah Rata-rata luas lantai (hunian) per rumah tangga dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi tempat tinggal penduduk. Semakin luas lantai yang dihuni oleh suatu rumah tangga, semakin baik kondisi (kesehatan) rumah tangga tersebut. Di Kota Kupang tahun 2010, persentase rumah tangga menurut luas lantai rumah paling banyak terdapat pada kelompok luas lantai 20-49 m yaitu sebesar 44,05 %. Sedangkan yang paling sedikit adalah yang tergolong dalam kelompok luas lantai 150+ m yaitu sebesar 5,42 %. 2) Jenis Atap Terluas Indikator ini menyajikan klasifikasi rumah tangga beratap seng, genteng dan lainnya (ijuk/rumbia). Angka ini dapat digunakan sebagai petunjuk kondisi bangunan tempat tinggal penduduk. Rumah tangga di Kota Kupang tahun 2010 sebagian besar yaitu sebesar 96,46 %, menggunakan jenis atap seng sebagai jenis atap yang paling luas. Sementara jenis atap ijuk/rumbia yang digunakan rumah tangga sebagai jenis atap terluas adalah yang paling kecil yaitu sebesar 0.25 %. 3) Jenis Lantai Terluas Semakin besar rumah tangga yang dihuni berlantai tanah mengindikasikan kondisi perumahan di daerah tersebut umumnya jelek. Semakin kecil angka persentase ini, cenderung akan semakin baik tingkat kesejahteraannya. Persentase rumah tangga di Kota Kupang tahun 2010 yang menghuni rumah dengan lantai tanah sebesar 8.45 %. Sedangkan sisanya sebesar 91.55 % adalah rumah tangga yang menempati rumah dengan jenis lantai bukan tanah sebagai jenis lantai terluas. 4) Jenis Dinding Terluas Indikator ini menyajikan proporsi rumah tangga yang menghuni rumah berdinding tembok, kayu, bambu atau lainnya. Persentase rumah tangga yang menempati rumah dengan tembok jenis dinding terluas merupakan kelompok

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

72

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

yang terbanyak yaitu sebesar 66,13 %. Sisanya adalah rumah tangga yang menggunakan kayu, bambu atau lainnya sebagai jenis dinding terluas.

b. Fasilitas Tempat Tinggal Indikator ini menunjukkan kelengkapan, kelayakan, fasilitas dan penggunaan tempat tinggal seperti kelengkapan fasilitas listrik, telepon, air dan lain-lainnya. Semakin lengkap fasilitas dan utilitas hunian di suatu daerah, semakin nyaman berdiam di daerah tersebut. 1) Sumber Penerangan Sebagian besar rumah tangga di Kota Kupang menggunakan penerangan yang bersumber dari istrik PLN yaitu sebesar 92,13 %. 2) Sumber Air Minum Rumah tangga yang menggunakan leding meteran sebagai sumber air minum merupakan kelompok yang paling banyak yaitu 42,24 %. Sedangkan yang rumah tangga dengan sumber air minum mata air tidak terlindung dan mata air terlindung yaitu sebesar 0.87 %. 3) Jarak Sumber Air Minum ke Penampungan Sebagian besar rumah tangga di Kota Kupang tahun 2010 memiliki jarak sumber air minum lebih dari 10 m yaitu sebesar 61.42 %. Sedangkan rumah tangga yang jarak sumber air minum ke penampungan kurang dari 10 m sebanyak 34.51 %. Sisanya sebesar 4.07 % rumah tangga tidak tahu jarak sumber air minumnya ke penampungan. 4) Tempat Buang Air Besar Persentase rumah tangga yang mempunyai fasilitas tempat buang air besar sendiri adalah paling banyak yaitu tercatat sebesar 74,02 %. Sedangkan yang paling kecil adalah rumah tangga dengan fasilitas tempat buang air besar umum dan yang tidak memiliki fasilitas tempat buang air besar yaitu sebesar 0.66 %.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

73

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

5) Tempat Pembuangan Tinja Persentase rumah tangga yang menggunakan jenis pembuangan tinja melalui tangki/spal paling tinggi yaitu sebesar 54,18 %. Sedangkan paling kecil yaitu tempat akhir pembuangan tinja lainnya yaitu sebesar 0.21 %.

3.12 Kelurahan Fatululi Lokasi Pembangunan Rumah Sakit Siloam Standar Internasional yakni di Kelurahan Fatululi. Kelurahan Fatululi merupakan salah satu kelurahan yang ada dalam wilayah Kecamatan Oebobo Kota Kupang, dengan luas 2.920 Ha. Walaupun merupakan bagian dari Kecamatan Oebobo, Kelurahan Fatululi merupakan kelurahan perbatasan yang berbatasan langsung dengan Kelurahan Nefonaek Kecamatan Kota Lama dan dengan Kelurahan Kelapa Lima Kecamatan Kelapa Lima. Jumlah penduduk Kelurahan Fatululi pada akhir tahun 2010 adalah 12.097 jiwa, yang terinci atas 6.127 jiwa laki-laki dan 5.970 jiwa perempuan. Sedangkan pada saat dilaksanakannya survey (Okt 2012), jumlah penduduk Kelurahan Fatululi perSeptember 2012 mencapai 12.224 jiwa. Penduduk tersebut, tersebar dalam 45 Rukun Tetangga dan cakupan dari 13 Rukun Warga. Jika diperhitungkan dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 2.996 pada tahun 2010, maka rata-rata tiap rumah tangga terdiri dari 4 orang. Saat ini (September 2012) di Kelurahan Fatululi terdapat 3.024 KK. Pada tahun 2010, terdapat 523 rumah tangga yang memperoleh bantuan Beras Miskin (Raskin), yang sekaligus menunjukkan jumlah rumah tangga miskin di Kedlurahan Fatululi. Sedangkan klasifikasi keluarga menurut BKKBN yang mencakup keluarga Pra-Sejahtera 206 KK, Sejahtera I: 526 KK, Sejahtera II: 611 KK, Sejahtera III: 350 KK; dan 277 KK yang diklasifikasi sebagai Sejahtera III Plus. a. Kelompok Umur Klasifikasi kelompok umur penduduk yang dipresentasekan dalam laporan kegiatan bulanan Kelurahan Fatululi, sedikit berbeda dalam hal interval tahun. Hal tersebut seperti yang termuat secara rinci pada tabel 47.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

74

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Tabel 47. Jumlah Penduduk Kelurahan Fatululi Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010 Jenis Kelamin Jumah Kelompok Umur Laki-laki + Laki - laki Perempuan Perempuan 0-5 965 972 1.937 6 - 20 2.012 1.904 3.916 21 - 25 771 749 1.520 26 - 60 2.297 2.238 4.535 60 + 82 107 189 Jumlah 6.127 5.970 12.097 Sumber: Laporan Kelurahan Fatululi Keadaan Bulan Desember 2010

b. Mata Pencaharian Mata pencaharian yang dimaksudkan adalah pekerjaan atau pun profesi dari penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 48.

Tabel 48. Jumlah Penduduk Kelurahan Fatululi Menurut Mata Pencaharian dan Jenis Kelamin Tahun 2010 Jenis Kelamin Jumlah Mata Pencaharian/ Pekerjaan/ Laki-laki+ L P Profesi Perempuan PNS 559 317 876 TNI/Polri 31 0 31 Guru 118 21 139 Dosen 15 5 20 Dokter 5 2 7 Mantri/Bidan 2 18 20 Petani/Nelayan 49 23 72 Pengemudi 118 0 118 Montir/Tukang Servis 50 15 65 Pedagang 655 438 1.093 Pensiunan PNS/TNI/Polri 836 316 1.152 Pengusaha/Lain-lain 730 523 1.253
Sumber: Laporan Kelurahan Fatululi Keadaan Bulan Desember 2010

c. Tingkat Pendidikan

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

75

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Pada tabel 49 dirinci jumlah penduduk menurut ijasah tertinggi yang dimiliki oleh penduduk Kelurahan Fatululi Tahun 2010. Termasuk di dalamnya klasifikasi penduduk yang belum sekolah, maupun yang buta huruf.
Tabel 49. Jumlah Penduduk Kelurahan Fatululi Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2010 Jenis Kelamin Jumlah Tingkat Pendidikan Laki-laki + L P Perempuan Belum Sekolah 670 682 1352 TK 334 294 628 SD 686 598 1284 SLTP/Sederajad 700 573 1273 SLTA/Sederajad 2.109 2.051 4160 D3 (Diploma) 109 122 231 Stara 1 600 605 1205 Strata 2 56 35 91 Strata 3 6 2 8 Buta Huruf 443 487 930 Lainnya 414 521 935 Jumlah 6.127 5.970 12.097
Sumber: Laporan Kelurahan Fatululi Keadaan Bulan Desember 2010

Jumlah Sarana Pendidikan yang terdapat di Kelurahan Fatululi tahun 2010 mencakup SD/MI milik Pemerintah/Negeri sebanyak 4 unit dan 1 unit milik swasta. Selain itu terdapat 1 unit tempat kursus milik swasta.

d. Golongan Agama Jumlah sarana peribadatan yang ada di Kelurahan Fatululi yaitu sebanyak 12 unit Gereja Protestan. Tempat peribadatan agama lainnya tidak terdapat di Kelurahan Fatululi. Jumlah penduduk menurut golongan agama, dapat dilihat pada tabel 50.
Tabel 50. Jumlah Penduduk Kelurahan Fatululi Menurut Golongan Agama dan Jenis Kelamin Tahun 2010 Jenis Kelamin Jumlah Golongan Agama Laki-laki+ L P Perempuan Kristen 3.113 3.041 6.154 Katolik 2.263 2.167 4.430 Islam 661 682 1.343

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

76

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Hindu Budha Jumlah

58 32 6.127

58 22 5.970

116 54 12.097

Sumber: Laporan Kelurahan Fatululi Keadaan Bulan Desember 2010

e. Fasilitas Umum Lainnya Fasilitas umum lainnya seperti fasilitas perekonomian, kesehatan dan pelayanan jasa lainnya dapat dilihat dapat tabel 51.

Tabel 51. Jumlah Fasilitas Umum Lainnya di Kelurahan Fatululi Tahun 2010
Fasilitas Umum Lainnya Perekonomian Supermarket/Minimarket Toko Kios PT/CV/FA Rmh Mkn/Cafe/Warung Jlh 1 52 135 12 25 Kesehatan Puskesmas Pembantu Praktek Dokter/Bidan Praktek Bidan Apotik Jlh 1 2 2 4 Jasa Lainnya Biro Perjalanan Tempat Kost Wartel Pitrad Jlh 2 78 1 3

Sumber: Laporan Kelurahan Fatululi Keadaan Bulan Desember 2010

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

77

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

BAB IV DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI

Potensi dampak yang mungkin terjadi dan perlu dilakukan pengelolaan dan pemantauan jika pembangunan Rumah Sakit Siloam serta fasilitas pendukung lainnya dilaksanakan dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Perubahan Fungsi dan Tata Guna Lahan. Pembangunan kegiatan rumah sakit akan merubah tata guna lahan serta produktivitas lahan di lingkungan sekitar kawasan rumah sakit. 2. Peningkatan Bangkitan Lalu lintas dan Kerusakan Jalan. Pembangunan dan kegiatan operasional kawasan rumah sakit akan meningkatkan bangkitan lalu lintas sehingga kemungkinan akan terjadi kemacetan. Selain itu jika kemampuan (kapasitas) beban jalan maksimum disekitar lokasi ternyata tidak mampu untuk menerima beban tambahan dari kegiatan pembangunan dan operasional Rumah Sakit maka akan terjadi kerusakan jalan. 3. Peningkatan Run Off, Erosi dan Banjir. Kegiatan pembukaan lahan, pemotongan dan pengurugan tanah pada tahap konstruksi akan mengakibatkan perubahan struktur dan sifat tanah, misalnya permukaan tanah menjadi terbuka, agregat tanah hancur dan menjadikan tanah peka terhadap erosi. Kegiatan pemadatan tanah pada tahap konstruksi juga mengakibatkan air tidak dapat meresap ke dalam tanah, sehingga akan meningkatkan volume air limpasan (run off). 4. Penurunan Kualitas Udara (Debu). Penurunan kualitas udara (peningkatan kadar debu) diakibatkan oleh kegiatan pembukaan lahan dan mobilisasi alat dan bahan pada tahap konstruksi serta dari kegiatan-kegiatan lain pada tahap operasi.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

78

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

5.

Peningkatan Kebisingan. Peningkatan kebisingan diakibatkan oleh kegiatan pembukaan lahan dan mobilisasi alat dan bahan pada tahap konstruksi serta dari kegiatan-kegiatan lain pada tahap operasi.

6.

Penurunan Kualitas Air. Air limbah yang dihasilkan dari kegiatan pembagunan kawasan rumah sakit dapat berasal dari tahap operasional rumah sakit serta prasarana dan sarana lingkungan yang terdapat di kawasan rumah sakit tersebut. Jika pemrakarsa tidak memiliki perencanaan mengenai jaringan air limbah yang baik maka akan berakibat terhadap penurunan kualitas air. Potensi dampak penurunan kualitas air permukaan sangat kecil karena daerah Kelurahan Fatululi khususnya kawasan rumah sakit tidak mempunyai aliran air permukaan.

7.

Perubahan Mata Pencaharian dan Pendapatan Penduduk. Perubahan mata pencaharian dan pendapatan penduduk lokal dapat ditimbulkan oleh kegiatan pembebasan lahan maupun oleh kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi dan operasi.

8.

Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha. Kegiatan konstruksi dan operasi akan mengakibatkan peningkatan kesempatan kerja dan berusaha bagi penduduk di sekitar kawasan Rumah Sakit Siloam.

Dampak Lingkungan yang mungkin terjadi jika pembangunan Rumah Sakit serta fasilitas pendukung lainnya dilaksanakan dapat diuraikan sebagai berikut: 4.1 Tahap Pra Konstruksi. a. Potensi Dampak Lingkungan Terkait Pembebasan Lahan. Hal ini akan berdampak sangat kecil karena lokasi rencana usaha berada dalam penguasaan Rumah Sakit Siloam sesuai sertifikat terlampir. b. Potensi Dampak Terkait Survey dan Pengukuran. Survey dan pengukuran lokasi akan berdampak negatif kecil berupa konflik kepentingan dan keresahan pada masyarakat yang berbatasan langsung dengan lokasi rencana kegiatan karena kurangnya informasi tentang rencana kegiatan yang

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

79

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

akan dilaksanakan. Tetapi konflik dan keresahan itu segera reda setelah selesai survey dan pengukuran oleh Pihak Rumah Sakit dan Dinas Tata Ruang Kota Kupang.

c. Potensi Dampak Terkait Sosialisasi Rencana Kegiatan. Sosialisasi rencana kegiatan pembangunan rumah sakit pada masyarakat berdampak positif berupa terjalinnya komunikasi yang baik antara pemrakarsa dan masyarakat sekitar, terbukanya kesempatan kerja dan peluang usaha bagi masyarakat sekitar serta kesepakatan tentang posisi tenaga kerja lokal sehingga dapat terjadi hubungan yang harmonis antar pemrakarsa dan masyarakat sekitarnya.

4.2 Tahap Konstruksi a. Potensi Dampak Lingkungan Terkait Pembersihan dan Penyiapan Lokasi. Pembersihan dan penyiapan lokasi dilakukan meliputi pekerjaan penebangan pohon yang ada dan pembersihan semak pada lokasi dimana masyarakat sekitar diuntungkan karena memanfaatkan potongan dahan/pohon untuk kebutuhan kayu bakar. Dampak negatif sesaat yang akan timbul adalah debu dan tingkat kebisingan yang meningkat karena aktivitas dan mobilitas kendaraan yang meningkat membawa material atau pembersihan dan perataan lahan yang dilakukan secara manual maupun dengan menggunakan alat berat saat mobilisasi dan demobilisasi bahan / material konstruksi.

b. Potensi Dampak Lingkungan Terkait Rekrutmen Tenaga Kerja.


Rekrutmen tenaga kerja pada tahap konstruksi berdampak positif berupa terbukanya kesempatan kerja bagi 200 orang tenaga kerja dibidang konstruksi, sopir dan kondektur. Dampak negatif yang timbul pada tahap ini adalah timbulnya kecemburuan pada tenaga kerja yang tidak diterima bekerja pada kegiatan ini. c. Pembangunan sarana dan Prasarana penunjang.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

80

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Sebelum pembangunan bangunan fisik Rumah Sakit, dilakukan pembangunan base camp untuk tempat kerja yang dilengkapi dengan fasilitas MCK permanen , sarana air bersih, gudang penyimpanan peralatan dan bahan bangunan , sarana K3 serta tempat tidur penjaga. Sedangkan kebutuhan air untuk konstruksi disuplai menggunakan truk tanki.

d. Pembangunan Fisik Rumah Sakit dan Fasilitasnya. Pembangunan fisik rumah sakit dan fasilitasnya akan menimbulkan dampak negatif berupa peningkatan kebisingan, debu dan mungkin kecelakaan kerja. Pembangunan fisik rumah sakit terdiri dari pekerjaan tanah dan urugan, pekerjaan pondasi, pekerjaan struktur beton, pekerjaan tembok, pekerjaan pintu dan jendela, pekerjaan plafon, pekerjaan instalasi listrik, air bersih, air limbah, pemadam kebakaran, AC, pekerjaan instalasi penangkal petir, pekerjaan instalasi telekomunikasi, pekerjaan instalasi pengolahan limbah padat dan limbah cair, pekerjaan landscape, area parkir dan pekerjaan drainase (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran).

4.3 Tahap Operasi a. Potensi Dampak Lingkungan Terkait Rekrutmen Karyawan untuk Manajemen Rumah Sakit Siloam serta Seleksi Calon Tenaga Kerja. Rekrutmen karyawan rumah sakit dan seleksi calon karyawan akan berdampak positif yakni terbukanya kesempatan kerja bagi 200 orang tenaga kerja yang akan dimanfaatkan untuk tenaga administrasi, penjualan dan promosi, penagihan, serta terpenuhinya kebutuhan kamar bagi 233 konsumen rawat inap. Meskipun menyerap tenaga kerja lokal dan pemenuhan kebutuhan rumah sakit tetapi kesempatan kerja yang ada tidak bisa menampung angkatan kerja yang tersedia terutama berkaitan dengan ketrampilan yang dimiliki oleh pencari kerja lokal tersebut. Demikian juga dengan jumlah kamar dan tempat tidur yang disediakan tidak mencukupi permintaan penyediaan kamar dan tempat tidur bagi pasien rawat inap dari masyarakat Kota Kupang dan luar Kota Kupang. b. Potensi Dampak Lingkungan Terkait Operasional Rumah Sakit dan Fasilitasnya.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

81

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Operasional Rumah Sakit dan fasilitasnya akan menimbulkan dampak berupa meningkatnya pendapatan asli daerah yang bersumber dari pajak dan retribusi, juga berdampak pada perkembangan sektor perdagangan dan jasa kesehatan

untuk memenuhi kebutuhan warga konsumen Rumah Sakit. Dampak lain yang penting yang berkaitan dengan berbagai aktivitas yang terjadi dalam rumah sakit dari berbagai bidang, antara lain : 1) Kegiatan pelayanan medik (ruang bedah, ruang UGD, poliklinik, dealisis / hemodialisis, pemusaran jenasah dan kemoterapi) 2) Kegiatan pelayanan pendukung (laboratorium laboratorium, radiologi, laundry, dapur, ruang perawatan dan farmasi) 3) Kegiatan perkantoran dan sosial (kegiatan administrasi perkantoran/medical record, restaurant, rumah tunggu dan asrama)

Dari ketiga pelayanan diatas dapat menghasilkan limbah padat, cair dan gas yang dapat dikelompokan menjadi limbah klinik / medik dan limbah non klinik / non medik. Kelompok limbah medik/klinik yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan medik terdiri dari : 1) Limbah inveksius (limbah yang mengandung mikro organisme yang berasal dari ruang bedah, laboratorium dan hemodialisis yang dapat menimbulkan penyakit). 2) Limbah pathological (limbah yang berasal dari jaringan tubuh manusia) 3) Limbah Citotoxic (limbah yang terkontaminasi) 4) Limbah parmacological (obat-obat bekas, obat-obat kedaluarsa atau obat-obat yang terkontaminasi, tabung-tabung obat atau bungkusan-bungkusan obat) 5) Limbah dari Alat-alat bekas (syringe, gunting, pisau, pecahan gelas dan gunting kuku). berasal dari material-material yang

Kelompok limbah non medik umumnya dihasilkan dari kegiatan pelayanan pendukung rumah sakit, perkantoran dan sosial yang terdiri dari limbah umum, kardus-kardus makanan, zat-zat berbahaya (yang bersifat racun, korosif, mudah

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

82

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

terbakar dan reaktif) dan limbah kimia (disinfeksi dan laboratoriumlaboratorium). Keseluruhan limbah cair yang dihasilkan dari berbagai jenis pelayanan medik dan non medik diolah dengan teknologi pengolahan limbah cair secara Bio Filter Anaerob dan Aerob (lihat dalam lampiran gambar alir proses pengolahan limbah cair). Sedangkan limbah padat medik dan non medik diolah dengan incenerator dan sampah lainnya diangkut secara berkala oleh Dinas Kebersihan Kota.

4.4 Tahap Pasca Operasi a. Potensi Dampak Lingkungan Terkait Pengalihan Fungsi Lahan. Pengalihan fungsi lahan pada Rumah Sakit dapat terjadi karena beberapa hal seperti pailit, bencana alam, angin puting beliung, gempa bumi, maupun kebakaran yang besar. Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan puing-puing bangunan akan banyak menimbulkan dampak negatif berupa limbah padat, debu, bangkitan lalulintas karena mobilisasi kendaraan pengangkut. Dampak positif adalah menyerap tenaga kerja non skill yang diperlukan untuk pembongkaran gedung, sedangkan sisa sebahagian bahan bongkaran dapat di daur ulang, atau dapat menimbun fondasi bangunan lain yang diperlukan. Pengalihan fungsi lahan akan berdampak negatif berupa munculnya konflik dan keresahan diantara karyawan karena kemungkinan penurunan pendapatan dan kehilangan pekerjaan/pemutusan hubungan kerja (PHK). b. Potensi Dampak Lingkungan Terkait Pemutusan Hubungan Kerja. Salah satu sumber dampak pada tahap pasca operasi adalah Pemutusan hubungan kerja dengan jenis dampak negatif berupa keresahan dan munculnya pengangguran akibat tidak dipekerjakan lagi pada usaha yang baru.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

83

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

BAB V PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

5.1 Upaya Pengelolaan Dampak Lingkungan Hidup 5.1.1 Tahap Pra Konstruksi a. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Pembebasan Lahan. 1) Sasaran Pengelolaan. Pengelolaan dilakukan terhadap masyarakat sekitar lokasi rencana kegiatan. 2) Upaya Pengelolaan. Pemberian informasi tentang rencana kegiatan pada lokasi yang dibebaskan. 3) Lokasi Pengelolaan. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan Rumah Sakit di RT/RW 17/005 Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota Kupang. 4) Waktu dan Durasi Pengelolaan. Informasi tentang rencana usaha disampaikan 7 (tujuh) hari sebelum dilakukan survey dan pengukuran. b. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Survey Dan Pengukuran. 1) Sasaran Pengelolaan. Pengelolaan dilakukan terhadap masyarakat yang berbatasan langsung dengan lokasi rencana kegiatan. 2) Upaya Pengelolaan.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

84

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Melakukan survey dan pengukuran lokasi rencana kegiatan sehingga masyarakat memperoleh kepastian tentang batas lokasi usaha dan tidak resah. 3) Lokasi Pengelolaan. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan Rumah Sakit di RT/RW 17/005 Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota Kupang.

4) Waktu dan Durasi Pengelolaan. Informasi tentang rencana usaha disampaikan 7 (tujuh) hari sebelum dilakukan survey dan pengukuran. c. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Sosialisasi Rencana Kegiatan. 1) Sasaran Pengelolaan Masyarakat lingkup lokasi dan aparat kelurahan menjadi sasaran kegiatan pembangunan Rumah Sakit

pengelolaan. Sosialisasi rencana Siloam Kota Kupang. 2) Upaya Pengelolaan

Pemrakarsa memberitahukan ke pihak kelurahan dan kelurahan mengundang masyarakat dan aparat kelurahan guna memberikan sosialisasi dan pemberian informasi yang jelas tentang rencana kegiatan oleh pemrakarsa maksud serta tujuan pembangunan rumah sakit bagi masyarakat, terutama pemberian informasi tentang lowongan kerja yang tersedia sesuai kebutuhan kegiatan Rumah Sakit Siloam, maupun peluang kerjasama yang saling menguntungkan dengan pihak pemrakarsa dalam hal pembangunan rumah sakit ini. Pada sosialisasi ini juga ditampilkan potensi dampak positif dan negatif terhadap lingkungan dibidang fisik, kimia, biologi, sosial budaya, ekonomi dan kesehatan masyarakat yang mungkin terjadi, model pengelolaan dan pemantauan yang wajib dilakukan serta peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup sehingga dampak positif dapat ditingkatkan serta dampak negatif diminimalisir. 3) Lokasi Pengelolaan

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

85

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Sosialisasi dilakukan di lokasi rumah sakit/arena pameran di Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang. 4) Waktu dan Durasi Pengelolaan Sosialisasi dilaksanakan pada hari Senin tanggal 29 Oktober 2012 mulai jam 16.30 Wita sampai jam 20.00 dengan jumlah peserta seperti daftar hadir terlampir.

5.1.2 Tahap Konstruksi a. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Pembersihan dan Penyiapan Lokasi 1) Sasaran Pengelolaan Pengelolaan dilakukan terhadap lokasi rencana kegiatan yang ditumbuhi pohon dan material. 2) Upaya Pengelolaan Saat pembersihan dan penyiapan lokasi, dilakukan penebangan pohon dan semak serta pembersihan sisa tebangan. Kegiatan ini menimbukan peningkatan kebisingan akibat aktivitas keluar masuk kendaraan operasional. Pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminimalisir dampak tersebut adalah pengangkutan sisa tebangan serta operasional pengangkutan dilakukan pada malam hari. Upaya Pengelolaan ini diharapkan dapat mengurangi kuantitas bangkitan debu ke udara. Kebisingan tidak terlalu nampak akibat kebisingan dari lingkungan dan transportasi. 3) Lokasi Pengelolaan. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan Rumah Sakit di RT/RW 17/005 Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota Kupang. 4) Waktu dan Durasi Pengelolaan. Pengelolaan dilakukan selama pengerjaan pembersihan lahan dan penyiapan lokasi, yakni 30 (sembilan puluh) hari kerja. semak, serta operator kendaraan angkutan

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

86

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

b. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Rekrutmen Tenaga Kerja 1) Sasaran Pengelolaan. Persaingan dalam memanfaatkan kesempatan kerja bagi para pekerja lokal perlu diperhatikan. Prioritas utama ditujukan kepada pekerja lokal sebagai sasaran agar kegiatan dapat berlangsung dengan baik dan lancar tanpa ada gejolak sosial.

2) Upaya Pengelolaan. Dilakukan dengan cara mengumumkan secara luas tentang

kesempatan kerja, jumlah lowongan, sistim kerja, waktu pembayaran, cara pembayaran upah kerja, semuanya dilaksanakan sesuai aturan ketenagakerjaan yang berlaku. Upaya ini akan mengeliminasi dampak negatif pada hubungan keharmonisan diantara pencari kerja lokal dan semakin memaksimalkan tingkat pendapatan mereka. Disamping itu perlu pengaturan pembagian tugas dan Jadwal kerja yang jelas agar pekerjaan fisik dapat dilaksanakan secara maksimal. Selain upayakan juga mengatur hubungan kerja yang baik diantara pekerja terampil dari luar dengan pekerja lokal yang kurang terampil sehingga terjadi peningkatan kinerja antara transfer teknologi pekerja. 3) Lokasi Pengelolaan. Pengumuman lewat radio dan koran serta ditempatkan di Kantor Lurah Fatululi, Dinas Nakertrans Kota Kupang dan lokasi rencana usaha, sedangkan pembagian tugas dan jadwal kerja dijelaskan kepada pekerja di lokasi kegiatan pembangunan Rumah Sakit. 4) Waktu dan durasi pengelolaan. Pengumuman ditempatkan di Kantor Lurah Fatululi, Dinas Nakertrans Kota Kupang, 14 (empat belas) hari sebelum rekrutmen dilaksanakan.

c. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Mobilisasi dan Demobilisasi Bahan atau Material Konstruksi. 1) Sasaran Pengelolaan

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

87

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Sasaran pengelolaan pada lokasi rencana usaha serta para pekerja konstruksi bangunan, pengawas, sopir, kondektur. 2) Upaya Pengelolaan Pengelolaan dilakukan untuk mengurangi dampak peningkatan debu dan kebisingan, kecelakaan kerja dan kecelakaan lalu lintas, dilaksanakan melalui penyiraman lokasi, penutupan dengan terpal pada bak truk pengangkut, pemasangan tanda larangan masuk dan rambu lalu lintas portabel, mentaati jadwal angkut dan jadwal kerja, pembuatan gudang tempat penyimpanan material. 3) Lokasi Pengelolaan. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan rumah sakit di RT/RW 17/005 Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota Kupang. 4) Waktu dan Durasi Pengelolaan. Pengelolaan dilakukan pada tahap konstruksi, sebelum kegiatan pembangunan fisik Rumah Sakit dan fasilitasnya.

d. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Pembangunan Fisik Rumah Sakit dan Fasilitasnya. 1) Sasaran Pengelolaan. Sasaran pengelolaan pada lokasi rencana usaha serta para pekerja konstruksi bangunan, pengawas, sopir dan kondektur. 2) Upaya Pengelolaan. Pengelolaan dilakukan untuk mencegah peningkatan debu dan kebisingan serta kecelakaan kerja; dilaksanakan melalui penyiraman lokasi,

pemasangan tanda larangan masuk, himbauan, pagar lokasi, penerapan disiplin dan Standart Operation Procedure (SOP), serta taat terhadap

Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) seperti penggunaan helm pengaman, masker hidung, sabuk pengaman, dan lain-lain. 3) Lokasi Pengelolaan. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan rumah sakit di RT/RW 17/005 Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota Kupang.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

88

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

4) Waktu dan Durasi Pengelolaan. Pengelolaan dilakukan pada tahap konstruksi sampai kegiatan

pembangunan fisik Rumah Sakit dan fasilitasnya selesai.

5.1.3 Tahap Operasi a. Pengelolaan dampak lingkungan terkait rekrutmen karyawan rumah sakit dan seleksi calon karyawan. 1) Sasaran Pengelolaan. Yang menjadi sasaran pengelolaan adalah masyarakat pencari kerja terutama yang memiliki spesifikasi di bidang pengelolaan rumah sakit dan fasilitasnya, serta masyarakat yang telah mendaftar untuk bekerja di Rumah Sakit Siloam Kota Kupang. 2) Upaya Pengelolaan. Upaya pengelolaan dilakukan dengan cara mengumumkan jumlah kesempatan atau lowongan kerja sebanyak 200 orang tenaga yang dibutuhkan berdasarkan spesifikasi kebutuhan manajemen rumah sakit, serta pelaksanaan seleksi calon karyawan dilakukan secara transparan. Selain itu juga direncanakan pelaksanaan peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia Rumah Sakit melalui berbagai program magang, diklat maupun kursus. Meningkatkan kemampuan pekerja dengan latihan ketrampilan/

permagangan bagi tenaga pengurus rumah sakit, kerjasama dengan Dinas kebersihan dalam menangani persampahan, dengan pihak Kepolisian dalam melatih satpam, penanggulangan keadaan darurat pada Dinas Kebakaran, serta peningkatan kesehatan kerja melalui Askes tenaga kerja guna pememeriksaan kesehatan pekerja ke paramedis setiap tahun. Guna menjaga keharmonisan diperlukan Pengarahan dan selalu konsisten dalam menegaskan aturan yang sudah disepakati bersama pekerja.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

89

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

3) Lokasi Pengelolaan. Pengumuman dilaksanakan di media massa, Dinas Nakertrans Kota Kupang serta Kantor manajemen Rumah Sakit agar diperoleh tenaga yang profesional dibidangnya. Sedangkan Seleksi karyawan Rumah Sakit dan peningkatan SDM dapat dilaksanakan pemrakarsa di tempat lain yang dianggap layak.

4) Waktu dan Durasi Pengelolaan. Tahap Pengumuman sampai seleksi karyawan Rumah Sakit dilaksanakan 14 (empat belas) hari; sedangkan program peningkatan SDM karyawan Rumah Sakit dilaksanakan secara terus menerus dan berkala sesuai tingkat kebutuhan manajemen rumah sakit.

b. Pengelolaan Dampak Lingkungan Operasional Rumah Sakit dan Fasilitasnya 1) Sasaran Pengelolaan Sasaran pengelolaan pada manajemen rumah sakit, sistem pengelolaan rumah sakit dan sarana prasarana pendukung Rumah Sakit Siloam. 2) Upaya Pengelolaan Upaya pengelolaan untuk tujuan meminimalisir dampak lingkungan berupa peningkatan pencemaran air karena aktifitas manusia saat operasional Rumah Sakit. Karena itu pengolahan semua limbah cair dari semua unit operasi Rumah Sakit Siloam akan diolah dengan sistem Bio Filter Anaerob dan Aerob, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Limbah cair dari Unit UGD, Operasi dan laboratorium akan melalui proses pre-treatment setelah itu dialirkan ke Equilizing tank. Kemudian limbah cair dari toilet dan laundry dialirkan ke Equilizing tank dan limbah cair dari dapur di treatment (untuk menangkap lemak dan minyak) selanjutnya dialirkan ke Equilizing tank. b. Semua limbah cair dalam Equilizing tank dihomogenkan dan ditambahkan kadar oksigen terlarut (DO), selanjutnya dipompa ke arah STP Biofilter serta diolah secara biologis anaerob dan aerob.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

90

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

c. Dari STP Biofilter air yang telah memenuhi baku lingkungan dialirkan ke bak sedimentasi dan ditambahkan PAC untuk mengendapkan zat-zat tersuspensi yang sebagian kemungkinan mengandung B3, padatan yang mengendap diharuskan di sedot secara periodik. d. Dari bak sedimentasi air dialirkan menuju tangki penampungan (storage tank) untuk di recycle kembali atau dibuang ke badan air. Upaya pengelolaan kualitas udara dengan memelihara pohon yang sudah ada dan menanam kembali atau menyediakan tanaman in door dalam tiap ruangan dapat menyerap polutan yang ada maupun menyerap tingkat kebisingan. Beberapa tanaman in door yang dianjurkan yaitu Siri Belanda ( Epipremnum aureum) meredam 53 % dari total Benzena sebesar 0,156 ppm per hari juga menekan 67 % dari total formaldehid 18 ppm dan 75 % dari total karbon Monoksida sebesar 113 ppm . Tumbuhan ini merambat berdaun kuning, termasuk Sansivieria/ lidah mertua dan pakis Boston (Hasim,2008). Pengelolaan polutan dengan menggunakan tanaman out door yaitu Puring/croton ; menurut hasil penelitian Ir Suparwoko Univ. Islam Indonesia, Yokyakarta, croton paling baik dalam menyerap Timbal. Sehelai daun Puring mampu menyerap 2,05 mg/l timbal, beringin (Ficus benjamina) hanya 1,025 mg/l dan Tanjung (Mimusops elengi) 0,505 mg/l (Trubus ,Agts
2008).

Disamping itu perlu menyiapkan tempat/ ruang terbuka bagi perokok

dengan tanaman seperti di atas. Upaya pengelolaan sistim drainase, sumur resapan, dipelihara sehingga tetap berfungsi dengan baik. Upaya pengelolaan untuk tujuan mengurangi timbunan sampah padat dilakukan dengan cara memasang tanda larangan membuang sampah sembarangan, menyediakan tempat sampah dan TPS Rumah Sakit dengan peruntukan sebagai berikut: sampah umum dalam kantong plastik warna hitam, semua sampah akan diteruskan ke incenerator disimpan di dalam plastik berwarna kuning strip hitam. Limbah sebaiknya di incinerasi dan dapat dibuang ke Landfill. Limbah yang harus disterilisasi di tempatkan dalam kantong biru muda. Sedangkan limbah padat radioaktif disimpan di

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

91

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

dalam kotak yang dilapisi logam Pb dan beri identitas khusus bahan radioaktif (selanjutnya diolah di Badan Tenaga Atom (BATAN) dan limbah radiokatif cair dengan waktu paruh pendek di simpan dalam kotak berlapis Pb sampai aktivitasnya. Pembuatan sebuah TPS rumah sakit memudahkan saat menjalin kerjasama dengan Dinas Kebersihan Kota Kupang agar pengangkutan sampah dari TPS Rumah Sakit dilakukan secara rutin. Upaya pengelolaan untuk tujuan meminimalisir kecelakaan kerja dan kebakaran dilakukan dengan cara penerapan SOP dan K3 secara ketat, pelatihan penanggulangan bahaya kebakaran bagi karyawan, pemasangan tabung pemadam, akses jalan yang cukup untuk kendaraan pemadam kebakaran, pemasangan tanda larangan (merokok, parkir, berhenti), tanda bahaya (gampang terbakar, gampang meledak), maupun himbauan. 3) Lokasi Pengelolaan Lokasi pengelolaan fasilitas berada dalam lokasi rumah sakit. 4) Waktu dan Durasi Pengelolaan : Mengatur Jadwal penyedotan tinja secara rutin melalui Dinas Kebersihan Kota Kupang adalah cara yang tepat sebelum tangki septik penuh, serta menganalisa kualitas air maksimal dua kali dalam setahun pada Laboratorium terakreditasi di tingkat provinsi atau laboratorium lingkungan pada Dinas Kesehatan Kota Kupang. dan dilaporkan ke BPLHD Kota Kupang tiap 6 (enam) bulan.

5.1.4 Tahap Pasca Operasi a. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Pengalihan Fungsi Lahan. 1) Sasaran Pengelolaan. Sasaran pengelolaan pada kegiatan ini adalah karyawan Rumah Sakit dan penghuni perumahan di sekitarnya. 2) Upaya Pengelolaan. Upaya pengelolaan untuk meminimalisir dampak akibat kegiatan ini dilakukan dengan cara pemberian informasi yang lengkap mengenai alasan

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

92

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

pengalihan fungsi lahan dari rumah sakit ke usaha/kegiatan lain sehingga karyawan dan pemilik/penghuni dapat memahaminya sehingga tidak timbul konflik dan keresahan.

3) Lokasi Pengelolaan. Pengelolaan dampak kegiatan pengalihan fungsi lahan dilaksanakan di lokasi Rumah Sakit. 4) Waktu dan Durasi Pengelolaan. Waktu pemberian informasi kepada karyawan dilaksanakan 2-5 bulan sebelum pengalihan fungsi dilaksanakan sehingga karyawan dapat mempersiapkan diri secara lebih baik. Sedangkan informasi kepada karyawan dilakukan paling lambat 1 tahun sebelum dialihfungsikan sehingga karyawan dapat mempersiapkan diri lebih baik.

b. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Pembongkaran Bangunan. 1) Sasaran Pengelolaan. Sasaran pengelolaan dari kegiatan ini adalah pemilik bangunan Rumah Sakit yang dibongkar. 2) Upaya Pengelolaan. Upaya pengelolaan dampak akibat kegiatan ini dilakukan dengan cara sosialisasi pada masyarakat sekitar tentang rencana dan waktu pembongkaran, mempekerjakan tenaga kerja non skill sekitar lokasi rumah sakit, mencegah debu yang berterbangan dengan menyiram lokasi, mengatur alat berat dan arus lalu lintas agar tidak terjadi kecelakaan lalulintas maupun tenaga kerja, mendaur ulang sebahagian bahan bangunan. 3) Lokasi Pengelolaan. Pengelolaan dampak kegiatan pembongkaran bangunan rumah sakit dilaksanakan pada kawasan rumah sakit. 4) Waktu dan Durasi Pengelolaan. Sosialisasi, penyerapan tenaga kerja dan pembongkaran dilaksanakan dalam waktu secepatnya.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

93

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

c. Pengelolaan Dampak Lingkungan Terkait Pemutusan Hubungan Kerja. 1) Sasaran Pengelolaan. Sasaran pengelolaan dari kegiatan ini adalah karyawan yang akan di-PHK, terutama yang tidak dipekerjakan kembali pada usaha yang baru. 2) Upaya Pengelolaan. Upaya pengelolaan dampak akibat kegiatan ini dilakukan dengan cara pemberian pesangon sesuai dengan kontrak kerja dan aturan ketenagakerjaan , mengalihkan tenaga kerja tersebut ke usaha lain/baru, dan/atau mengusahakan bantuan modal usaha dari lembaga atau instansi lain. 3) Lokasi Pengelolaan. Pengelolaan dampak kegiatan PHK dilaksanakan di manajemen rumah sakit. 4) Waktu dan durasi Pengelolaan. Pemberian pesangon, mengalihkan tenaga kerja ke usaha lain/baru, dan/atau mengusahakan bantuan modal usaha dari lembaga / instansi lain dilakukan saat pelaksanaan PHK.

5.2 Upaya Pemantauan Dampak Lingkungan Hidup 5.2.1 Tahap Pra konstruksi. a. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Pembebasan Lahan. 1) Sasaran Pemantauan. Sasaran pemantauan adalah masyarakat sekitar lokasi rencana usaha. 2) Parameter Yang Dipantau. Tanggapan masyarakat yang berdomisili di sekitar lokasi dalam bentuk positif, maupun keluhan dan keraguan. 3) Tolok Ukur Pemantauan.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

94

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Yang menjadi tolok ukur pemantauan dalam kegiatan ini adalah perbandingan persentase yang menolak dan yang menerima serta alasanalasannya. 4) Metode Pemantauan. Pemantauan dilakukan dengan metode observasi, tanya jawab dan dialog dengan masyarakat sekitar lokasi rencana usaha. 5) Lokasi Pemantauan. Pemantauan dilakukan di sekitar lokasi rencana usaha. 6) Waktu dan Durasi Pemantauan. Observasi, dialog, tanya jawab dengan masyarakat dilakukan pada saat sebelum pembebasan lahan.

b. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Survey dan Pengukuran. 1) Sasaran Pemantauan. Sasarannya adalah masyarakat yang berbatasan langsung dengan lokasi rencana usaha. 2) Parameter Yang Dipantau. Jumlah dan asal persepsi negatif maupun positif terhadap rencana usaha. 3) Tolok Ukur Pemantauan. Pemantauan dilakukan dengan memperhatikan dan membandingkan jumlah persepsi negatif maupun positif. 4) Metode Pemantauan. Observasi, dialog, tanya jawab dengan masyarakat dilakukan pada saat sebelum pembebasan lahan. 5) Lokasi Pemantauan. Masyarakat sekitar yang berbatasan langsung dengan lokasi rencana usaha. 6) Waktu dan Durasi Pemantauan. Pemantauan dilakukan 1-2 hari sebelum saat pelaksanaan survey dan pengukuran oleh Rumah Sakit dan Dinas Tata Ruang Kota Kupang.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

95

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

c. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Sosialisasi Rencana Kegiatan. 1) Sasaran Pemantauan. Masyarakat sekitar, tokoh agama, tokoh masyarakat dan aparat kelurahan Fatululi. 2) Parameter yang Dipantau. Ada tidaknya informasi tentang rencana usaha serta peluang kerja kepada masyarakat sekitar. 3) Tolok Ukur Pemantauan. Ketersediaan informasi dan bahan sosialisasi rencana kegiatan yang berisi peluang dan kesempatan kerja serta manfaat rencana kegiatan bagi pemrakarsa dan lingkungan sekitar; tingkat penerimaan masyarakat sekitar terhadap rencana usaha. 4) Metode Pemantauan. Pemantauan dilakukan lewat metode observasi, dialog dan wawancara. 5) Lokasi Pemantauan. Pemantauan dilaksanakan pada tempat sosialisasi rencana usaha. 6) Waktu dan Durasi Pemantauan. Waktu pemantauan adalah saat pelaksanaan sosialisasi dan sesi dialog dengan masyarakat sekitar.

5.2.2 Tahap Konstruksi. a. Pemantauan Dampak Lingkungan Lingkungan Terkait Pembersihan dan Penyiapan Lokasi. 1) Sasaran Pemantauan. Kondisi lingkungan rumah sakit.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

96

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

2) Parameter Yang Dipantau. Tingkat partikel debu di udara dan tingkat kebisingan. 3) Tolok Ukur Pemantauan. Tolok ukur pemantauan yang dipakai adalah kondisi tingkat partikel debu serta tingkat kebisingan awal.

4) Metode Pemantauan. Metode pemantauan yang dipakai adalah pengujian tingkat partikel debu di udara serta tingkat kebisingan pada saat kegiatan pembersihan lahan dan penyiapan lokasi. 5) Lokasi Pemantauan. Lokasi rencana usaha pembangunan rumah sakit. 6) Waktu dan Durasi Pemantauan. Pemantauan dilakukan sekali pada saat kegiatan pembersihan lahan dan penyiapan lokasi.

b. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Rekrutmen Tenaga Kerja. 1) Sasaran Pemantauan. Sasaran Pemantauan adalah tenaga kerja di lingkungan lokasi rencana pembangunan rumah sakit. 2) Parameter Yang Dipantau. Parameter yang dipakai dalam pemantauan adalah jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam tahap konstruksi. 3) Tolok Ukur Pemantauan. Tolok ukur pemantauan adalah kebutuhan minimal tenaga kerja konstruksi sebanyak 196 orang agar pekerjaan konstruksi berjalan optimal. 4) Metode Pemantauan. Pemantauan dilaksanakan menggunakan metode pemeriksaan daftar hadir tenaga kerja, wawancara dengan tenaga kerja dan manajemen usaha. 5) Lokasi Pemantauan. Lokasi rencana usaha pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

97

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

6) Waktu dan Durasi Pemantauan. Pemantauan dilakukan minimal 2 (dua) kali selama kegiatan konstruksi.

c. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Mobilisasi dan Demobilisasi Bahan atau Material Konstruksi. 1) Sasaran Pemantauan. Kondisi lingkungan lokasi rencana pembangunan rumah sakit saat kegiatan mobilisasi dan demobilisasi bahan / material konstruksi. 2) Parameter yang Dipantau. Tingkat partikel debu di udara dan tingkat kebisingan. 3) Tolok Ukur Pemantauan. Kondisi tingkat partikel debu dan tingkat kebisingan daerah permukiman sekitar Rumah Sakit Siloam. 4) Metode Pemantauan. Pengukuran tingkat partikel debu dan tingkat kebisingan. 5) Lokasi Pemantauan. Lokasi rencana pembangunan rumah sakit. 6) Waktu dan Durasi Pemantauan. Dilakukan saat sedang berlangsung kegiatan mobilisasi dan demobilisasi bahan konstruksi.

d. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Pembangunan Fisik Rumah Sakit Siloam dan Fasilitasnya. 1) Sasaran Pemantauan. Sasaran pemantauan pada kegiatan ini adalah kondisi kualitas lingkungan lokasi rencana usaha yang terdiri dari kualitas udara dan kebisingan, kejadian kecelakaan kerja. 2) Parameter Yang Dipantau.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

98

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Tingkat partikel debu dan kebisingan, jadwal kerja, Pembagian kerja, SOP, peralatan Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) serta laporan kecelakaan kerja. 3) Tolok Ukur Pemantauan. Kualitas udara dan tingkat kebisingan, ketersediaan sarana dan prasarana K3, Kotak P3K, jumlah kejadian kecelakaan kerja. 4) Metode Pemantauan. Pemantauan dilakukan lewat pengukuran kualitas udara dan kebisingan, observasi, dialog. 5) Lokasi Pemantauan. Pemantauan dilakukan pada lokasi pembangunan rumah sakit. 6) Waktu dan Durasi Pemantauan. Pemantauan dilakukan selama 3 (tiga) kali, yaitu pada awal kegiatan, pertengahan dan akhir kegiatan untuk membandingkan ketepatan pengelolaan yang diterapkan.

5.2.3 Tahap Operasi. a. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Rekrutmen Karyawan Rumah Sakit Siloam dan seleksi Calon Karyawan Rumah Sakit Siloam. 1) Sasaran Pemantauan. Sasaran pemantauan dalam kegiatan ini adalah Sistem dan hasil rekrutmen karyawan Rumah Sakit serta seleksi calon karyawan. 2) Parameter Yang Dipantau. Pemantauan dilakukan terhadap jumlah minimal karyawan (200 orang), jumlah tenaga kerja lokal yang melamar dan yang diterima, kontrak kerja dan upah serta kriteria dan jumlah calon karyawan yang lolos seleksi. 3) Tolok Ukur Pemantauan. Pengumuman seleksi dan penerimaan calon karyawan, Jumlah kebutuhan dan jumlah hasil rekrutmen karyawan, Informasi hak dan kewajiban karyawan, serta pengumuman pendaftaran maupun hasil seleksi calon karyawan.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

99

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

4) Metode Pemantauan. Pemantauan dilakukan menggunakan metode pemeriksaan terhadap perjanjian kerja, daftar hadir calon karyawan, wawancara dengan calon karyawan dan manajemen rumah sakit, manifest pendaftar, daftar calon serta kelengkapan terhadap dokumen yang disyaratkan.

5) Lokasi Pemantauan. Pemantauan dilakukan pada kantor Rumah Sakit Siloam Kota Kupang. 6) Waktu dan Durasi Pemantauan. Pemantauan dilakukan minimal 1 kali pada saat seleksi dilakukan, sebelum rumah sakit difungsikan.

b.

Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Operasional Rumah Sakit dan Fasilitasnya. 1) Sasaran Pemantauan. Sasaran pemantauan pada kegiatan ini adalah manajemen rumah sakit, sarana dan prasarana pendukung aktivitas rumah sakit. 2) Parameter Yang Dipantau. Dalam rangka pencegahan dan meminimalisir dampak terhadap kualitas air, udara dan kebisingan maka parameter lingkungan yang dipantau adalah jumlah dan kondisi IPAL, Septic Tank, Sistem drainase, pohon peneduh , tanda larangan / himbauan, serta SOP, jalan, fasilitas umum. Pemantauan terhadap pengelolaan timbulan sampah dilaksanakan dengan melihat jumlah dan kondisi Tempat sampah atau TPS, tanda larangan dan himbauan. Pemantauan terhadap kualitas udara dan kebisingan dilakukan dengan mengukur kadar NOx, SOx dan membandingkan tingkat kebisingan pada saat rona awal dengan tahap operasi rumah sakit. Sedangkan pemantauan hasil dari upaya pengelolaan terhadap dampak kecelakaan kerja dan kebakaran dilakukan dengan melihat SOP, Ketersediaan sarana dan prasarana K3, Sarana dan prasarana damkar, Laporan jumlah kejadian Kecelakaan kerja dan kebakaran.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

100

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

3) Tolok Ukur Pemantauan. Kualitas udara, air dan tingkat kebisingan pada kondisi awal lokasi sebelum ada kegiatan dibandingkan dengan baku mutu lingkungan untuk Rumah Sakit pada tahap operasi.

4) Metode Pemantauan. Observasi, survey, wawancara, pengujian laboratorium pada kualitas air, udara dan tingkat kebisingan. 5) Lokasi Pemantauan. Lokasi Rumah Sakit Siloam dan sekitarnya. 6) Waktu dan Durasi Pemantauan. Pemantauan dilakukan tiap 6 (enam) bulan selama rumah sakit beroperasi dan dilaporkan ke BPLHD Kota Kupang serta instansi terkait.

5.2.4 Tahap pasca Operasi a. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Pengalihan Fungsi Lahan. 1) Sasaran Pemantauan. Sasaran pemantauan adalah kondisi karyawan dan manajemen rumah sakit yang akan berhenti beroperasi. 2) Parameter yang Dipantau. Parameter yang harus dilihat adalah apakah rumah sakit telah berhenti beroperasi secara permanen dan penyebab pengalihan usaha, tingkat keresahan warga dan tenaga kerja. 3) Tolok Ukur Pemantauan. Tolok ukurnya adalah jumlah karyawan yang masih aktif, kondisi manajemen rumah sakit, jumlah karyawan dan jumlah warga di sekitar lokasi rumah sakit yang resah. 4) Lokasi Pemantauan. Lokasi Rumah Sakit Siloam dan sekitarnya. 5) Waktu dan Durasi Pemantauan.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

101

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Pemantauan dilakukan sekali selama proses pengalihan usaha.

b. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Pembongkaran bangunan Rumah Sakit. 1) Sasaran Pemantauan. Sasaran pemantauan adalah bangunan. 2) Parameter Yang Dipantau. Parameter pemantauan adalah prosedur pembongkaran dan peralatan yang digunakan, kualitas udara dan kebisingan serta keresahan warga. 3) Tolok Ukur Pemantauan. Bahan yang di daur ulang, penempatan sisa bahan bangunan, sosialisasi dan waktu pembongkaran serta teknis penanganan pengangkutan material, debu, kebisingan, bangkitan lalu lintas dan jumlah tenaga kerja lokal yang diserap. 4) Metode Pemantauan. Observasi, pengujian laboratorium, survey, wawancara dengan pemrakarsa, tenaga kerja, lurah dan masyarakat sekitar. 5) Lokasi Pemantauan. Lokasi Rumah Sakit Siloam dan sekitarnya. 6) Waktu dan Durasi Pemantauan. Pemantauan dilakukan sekali saat proses pembongkaran bangunan Rumah Sakit. manajemen rumah sakit dan pemilik

c. Pemantauan Dampak Lingkungan Terkait Pemutusan Hubungan Kerja. 1) Sasaran Pemantauan. Sasaran pemantauan adalah karyawan dan manajemen rumah sakit. 2) Parameter Yang Dipantau.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

102

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Parameter pemantauan adalah prosedur PHK, jumlah yang di-PHK, serta alasan PHK, tingkat keresahan tenaga kerja. 3) Tolok Ukur Pemantauan. Aturan ketenagakerjaan, kontrak kerja, besar pesangon atau kompensasi yang diterima, kontrak penyewaan. 4) Metode Pemantauan. Observasi, survey, wawancara dengan karyawan dan pemrakarsa. 5) Lokasi Pemantauan. Lokasi Rumah Sakit Siloam dan sekitarnya. 6) Waktu dan Durasi Pemantauan. Pemantauan dilakukan sekali saat proses PHK.

PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN


Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

103

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Anda mungkin juga menyukai