Anda di halaman 1dari 3

Tes Antibodi (Coombs Test) 2013

Antibodi Tes (Coombs Test)

Tes antibodi dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antibodi tertentu yang menyerang sel darah merah. Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melawan zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh dan kemudian memusnahkannya, seperti bakteri dan virus.

Beberapa kondisi di bawah ini dapat menyebabkan pembentukkan antibodi dalam tubuh:

Reaksi Transfusi
Darah manusia mempunyai tanda sendiri (disebut antigen) pada permukaan sel darah merah. Dalam proses transfusi darah, darah yang ditransfusikan harus cocok dengan tipe darah si penerima. Itu berarti darah yang ditransfusikan harus memiliki antigen yang sama seperti sel darah merah pasien. Jika dilakukan transfusi darah dengan antigen yang berbeda (darah yang tidak cocok), maka sistem kekebalan tubuh akan menghancurkan sel-sel darah yang ditransfusikan. Ini disebut reaksi transfusi dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau bahkan kematian. Inilah sebabnya mengapa pencocokan golongan darah sangat penting.

1 dr. Natalina Christanto

Tes Antibodi (Coombs Test) 2013


Rh sensitisasi
Rh adalah antigen. Nama lengkap untuk antigen ini Rhesus faktor. Jika seorang wanita Rh- hamil dengan Rh bayi (janin) positif, sensitisasi Rh mungkin terjadi. Bayi mungkin memiliki darah Rh+ jika ayah memiliki darah Rh+. Sensitisasi Rh terjadi ketika darah bayi bercampur dengan darah ibu selama kehamilan atau proses persalinan. Hal ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh ibu membuat antibodi terhadap sel darah merah bayi darah di kehamilan berikutnya. Respon antibodi ini disebut sensitisasi Rh dan bisa menghancurkan sel-sel darah merah bayi sebelum atau setelah lahir. Jika sensitisasi terjadi, janin atau bayi yang baru lahir dapat mengembangkan ringan sampai masalah berat (disebut Rh disease atau erythroblastosis fetalis). Jika Rh disease ini tidak diobati, akan menyebabkan kematian janin atau bayi yang baru dilahirkan.

Seorang wanita dengan Rh- dianjurkan untuk mendapatkan suntikan Immunoglobulin anti RhD untuk mencegah sensitisasi. Masalah sensitisasi Rh (Rh disease) mengalami penurunan drastis dan menjadi sangat langka setelah Immunoglobulin anti RhD ditemukan.

Anemia Hemolitik Autoimun

Anemia hemolitik autoimun atau yang biasa disebut anemia hemolitik adalah penyakit langka yang menyebabkan antibodi dalam tubuh menyerang sel darah merahnya sendiri

2 dr. Natalina Christanto

Tes Antibodi (Coombs Test) 2013


Ada 2 jenis Tes Antibodi: 1. Direct Coombs test (langsung) : pemeriksaan dilakukan pada sel darah merah 2. Indirect Coombs test (tidak langsung) : pemeriksaan dilakukan pada serum darah

Direct Coombs Test juga dapat dilakukan pada bayi yang baru lahir dengan darah Rh+ yang ibunya memiliki Rh-. Hasil pengujianakan menunjukkan apakah darah ibu telah membuat antibodi dan apakah antibodi tersebut telah pindah kepada bayi melalui plasenta. Indirect Coombs Test umumnya dilakukan sebelum transfusi darah dan dapat juga untuk menentukan titer antibodi Rh+ pada darah seorang wanita Rh-.

HASIL
1. Normal Tidak ditemukan antibodi (hasil test negatif) Direct Coombs Test negatif berarti tidak ada antibodi dalam sel darah merah Indirect Coombs Test negatif berarti darah pendonor dan darah penerima kompatibel (cocok) Indirect Coombs Test negatif pada wanita Rh- yang hamil berarti tidak ada antibodi anti Rh+ dalam darah dan belum terjadi sensitisasi 2. Abnormal Direct Coombs Test positif berarti ada antibodi yang akan melawan dan menghancurkan sel darah merah. Hal ini dapat disebabkan oleh transfusi darah yang tidak cocok atau penyakit anemia hemolitik Indirect Coombs Test positif berarti darah pendonor tidak cocok dengan darah si penerima Indirect Coombs Test positif pada wanita Rh- yang hamil atau berencana untuk hamil berarti dia memiliki antibodi terhadap darah Rh+ (sensitisasi Rh). Saat awal kehamilan jenis darah bayi akan diperiksa, jika darah bayi Rh+ maka ibu harus mendapat pengawasan ketat selama kehamilan untuk mencegah masalah dengan sel darah merah bayi. Jika sensitisasi belum terjadi maka dapat dicegah dengan suntikan Immunoglobulin anti RhD.

3 dr. Natalina Christanto

Anda mungkin juga menyukai