Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN TETAP SATUAN OPERASI DISTILASI FRAKSIONASI-2 (OPERASI BATCH)

Disusun Oleh : Kelompok 2 IMANIAR SYUKURILLA IRPAN KURNIA OKTARI LILY DAMAYANTI AGUSTIN MSY. RINI RAHMAWATI M. FIKRI HIDAYAT PUTRI LINDA Kelas 4 KIB Dosen Pembimbing: Ir. LEILA KALSUM., M.T 0611 3040 1038 0611 3040 1039 0611 3040 1040 0611 3040 1041 0611 3040 1043 0611 3040 1042 0611 3040 1045

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA JURUSAN TEKNIK KIMIA 2013

DISTILASI FRAKSIONASI-2

1.

Tujuan Menjelaskan pengertian kurva baku Membuat campuran biner untuk kurva baku Menggambarkan kurva baku Menentukan fraksi mol residu berdasarkan perhitungan dan percobaan

2.

Alat dan Bahan yang Digunakan Alat Refraktometer Tabung reaksi Pipet tetes Rak tabung reaksi Gelas kimia 250 ml Aluminium foil Bola karet Pipet ukur 10 ml Bahan Etanol 96 % Aquadest :1 :5 :1 :1 :1 : secukupnya :1 :1 Seperangkat alat destilasi fraksionasi

3. 4.

Gambar Alat ( Terlampir ) Dasar teori Operasi teknik kimia yang sering dilakukan pada industri kimia adalah operasi

perpindahan massa. Salah satu contoh operasi perpindahan massa adalah distilasi. Distilasi adalah operasi pemisahan campuran cairan yang sering melarut menjadi komponenkomponen yang didasarkan pada perbedaan daya penguapan komponen-komponen tersebut. Fraksionasi adalah cara pemisahan secara ditilasi yaitu membuat kesetimbangan fase uap dan cair dengan jalan menambahkan energi, melakukan pemisahan uap da cairan dan

kembali menciptakan keadaan sistem batch, semua umpan mengalami pemisahan dalam wadah boiler. Kemudian dilakukan fraksionasi hingga didapat sisi residu dalam wadah. Dalam percobaan ini dipelajari derajat pemisahan operasi distilasi batch dalam refluks ratio tertentu. Derajat pemisahan perlu diketahui untuk menambahkan sampai sejauh mana operasi secara batch dapat dilakukan untuk pemisahan dan berapa lama hal itu perlu dilakukan untuk mendapatkan derajat pemisahan yang diinginkan. HETP (Height Equivalent to Theoritical Plate) adalah perbandingan inggi kolom (column height)nterhadap jumlah tahap teoritis (Theoritical plate) dimana path kolom setinggi HETP akan dihasilakan uap dan cairan dengan komposisi yang sama dengan komposisi kesetimbangan. HETP ditentukan dengan jalan membagi tinggi kolom keseluruhan dengan jumlah tahap teoritis dan kolom. Penentuan komposisi distilasi rata-rata didasarkan pada anggapan tidak adanya kebocoran massa yang tertinggal di dalam kolom dapat diabaikan. 5. Prosedur Kerja a. Tahap persiapan Mencuci dan mengeringkan labu dan peralatan yang akan dipakai Mengisi pemanas dengan parafin yang baru volume pemanas Membuat campuran umpan dengan jalan mencampurkan larutan ethanol dan aquades dengan perbandingan 60:40 sebanyak 4 liter Melakukan pengamatan terhadap indek bias campuran Memasukkan batu didih secukupnya ke dalam labu destilasi b. Operasi dengan refluk parsial Mengalirkan pendingin melalui kolom Mengeset temperatur pemanas pada 100oC (control temp. 1) Mengeset temperatur uap ke kondenser pada 78oC (control temp. 2) Menekan tombol 1, kemudian langsung menekan tombol 2 Menekan tombol 10 pada posisi open Memutar switch 9 pada posisi 7 Menekan tombol (ditentukan) pada blok 4 withdrawal time Menekan tombol (ditentukan) pada blok 5 refluk time

Menekan tombol normal pada blok 3 Setelah destilasi selesai (pada waktu destilat tertentu), peralatan didinginkan sampai suhu ruang. Catat volume destilat yang diperoleh, lakukan pengukuran indeks bias destilat dan residu.

6.

Data Pengamatan No 1 2 3 Distilat Residu Larutan Feed (umpan) Indeks bias 1,3507 1,3488 1,3498 Volume (ml) 3280 10 3270

7.

Perhitungan Dari percobaan DF1, didapatkan persamaan: y = 0,023 x + 1,337 Perhitungan fraksi volume dari feed
y f = 0,024 x f +1,336 1,3507 = 0,023 x f +1,337 x f = 0,595

Perhitungan fraksi volume dari distilat


y D = 0,023 x D +1,337 1,3488 = 0,023 x D +1,337 x D = 0,513

Perhitungan fraksi volume dari residu


y B = 0,023x B +1,337 1,3498 = 0,023 x B +1,337 x B = 0,556

Konversi dan fraksi volume menjadi fraksi mol Feed Dimana : x f = 0,595 Fraksi mol = Xf x etanol x 1/BM etanol = 0,595 x 0,789 gr/ml x 1/46 gr/mol Xf = 0,0102 mol Residu Dimana : x B = 0,513 Fraksi mol = xB x etanol x 1/BM etanol = 0,513 x 0,789 gr/ml x 1/46 gr/mol xB = 0,00879 mol Distilat Dimana : x D = 0,556 Fraksi mol = xD x etanol x 1/BM etanol = 0,556 x 0,789 gr/ml x 1/46 gr/mol xB = 0,00953 mol

Perhitungan mencari F

x f = 0,595

Etanol = 0,595 x 3280 ml = 1951,6 ml x 0,789 gr/ml x 1/46 gr/mol = 33,474 Air = 0,405 x 3280 ml = 1328,4 ml x 1 gr/ml x 1/18 gr/mol F Perhitungan mencari D = 73,8

mol mol

= 107, 247 mol

x D = 0,513

Etanol = 0,513 x 10 ml = 5,13 ml x 0,789 gr/mlx1/46 gr/mol = 0,0879 mol Air = 0,487 x 25 ml = 23,28125 ml x 1 gr/ml x 1/18 gr/mol = 0,2705 mol F xB teoritis
x xB F = D D xF xB 107,247 mol 0,00879 x B = 10,3584mol 0,0102 x B 299,3136 = 0.00879 x B 0.0102 x B

= 0,354

mol

3,052 299,3136 x B = 0,00879 x B 299,3136 x B + x B = 3,04321 299,3136 x B = 3,04321 x B = 0.01016

% kesalahan
= = T P x100 T 0,01016 0,00953 x100 0,01016

=6,20%

8.

Analisa Percobaan

Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan destilasi fraksionasi. Dimna bahan yang digunakan dan diamati pemisahannya yaitu campuran etanol dengan air.pada awal percobaan, campuran etanol dan air ini dipanaskan dalam labu destilasi pada rangkaian alat destilasi fraksionasi. Suhu pemanasan dijaga pada 100oC. Hal ini bertujuan agar ethanol menguap secara maksimal. Setelah mencapai titik didihnya yaitu 78,6oC, ethanol akan mulai menguap dan masuk menuju kolom fraksionasi pada alat. Didalam kolom ini terjadi proses refluk. Proses refluk ini dilakukan agar pemisahan antara campuran ethanol dan air dapat terjadi dengan baik. Didalam kolom ini juga terdapat katup-katup. Katup-katup ini berfungsi untuk mengatur lalu lintas uap yang akan masuk dan keluar kolom sehingga memperpanjang kontak antara cairan dan uap didalam kolom. Pada percobaan ini uap yang keluar dari kolom menuju kondenser sebanyak 1 kali, sedangkan uap yang kembali menuju kolom sebanyak 3 kali untuk dilakukan proses refluk kembali di dalam kolom. Dimana jika semakin besar perbandingan antara uap yang masuk dan keluar kolom, maka akan didapatkan destilat (etanol) yang memiliki kemurnian tinggi. Uap ethanol yang telah keluar dari dalam kolom selanjutnya akan masuk kedalam kondenser dan dikondensasi menjadi cairan yang akan ditampung pada penampung destilat. Sedangkan fraksi berat yang berupa uap air akan dikembalikan kedalam labu destilasi. Destilat pertama menetes pada waktu 60 menit dari waktu pemanasan awal dan destilat yang diambil hanya sebanyak 10 mL. Selanjutnya dilakukan analisa terhadap sampel umpan, destilat dan residu. Analisa yang dilakukan adalah analisa indeks bias dengan menggunakan alat refraktometer. Indeks bias umpan yang didapat sebesar 1,3507 dengan volume 3280 ml. Indeks bias destilat yang didapat sebesar 1,3488 dengan volume 10 mL. Dan indeks bias dari residu yang didapatkan sebesr 1,3498 dengan volume 3270 ml.

9.

Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: Destilat pertama yang berupa ethanol menetes pada waktu 60 menit dari pemanasan awal dengan suhu uap 76oC dan suhu cairan 86oC. Indeks bias yang didapat pada percobaan ini: untuk umpan yaitu 1,3507, untuk destilat yaitu 1,3488 dan untuk residu yaitu 1,3498 Nilai XB toeritis yang didapat sebesar 0,010106 sedangkan nilai XB praktikum didapat sebesar 0,00953 % kesalahan yang didapatkan sebesar 6,20%

10. Daftar Pustaka Jobsheet.2013. Penuntun Praktikum Satuan Operasi 2. Palembang : POLSRI

Anda mungkin juga menyukai