Kegawatan obstetri
Definisi: Kondisi pd ibu & janin yg meningkatkan risiko morbiditas & mortalitas Kasus obstetri yg apabila tidak segera ditangani akan mengakibatkan kematian maternal & perinatal Macam: 1. Perdarahan 2. Infeksi & sepsis 3. Preeklamsia & eklamsia 4. Distosia (persalinan macet) 5. Gawat janin
Tujuan
1. Mengenali macam kegawatan obstetri 2. Mengenali kehamilan & persalinan risiko tinggi (faktor risiko) 3. Deteksi dini, penanganan segera, pencegahan 4. Sistem rujukan
Perdarahan
1. Kehamilan muda
3. Nifas
Metritis Mastitis & abses payudara Infeksi luka perineum Tromboflebitis
Demografi
1. Umur ibu <20 atau >35 2. Tinggi badan ibu <145 cm 3. Pendidikan rendah 4. Kondisi sosial ekonomi rendah 6. Malnutrisi
Perilaku
1. Merokok 2. Alkohol 3. Pecandu obat-obatan
Diagnosis
Gejala/tanda (+)
Perdarahan sedikit Serviks tertutup Uterus sesuai HPM Perdarahan banyak Serviks terbuka Uterus sesuai HPM
Gejala/tanda (+/-)
Mules/nyeri perut bawah
Diagnosis
Abortus imminens
Mules/nyeri perut Abortus insipiens bawah Nyeri tekan Produk kehamilan belum ekspulsi
Diagnosis
Gejala/tanda (+)
Perdarahan banyak Serviks terbuka Uterus lebih kecil dari HPM Perdarahan sedikit Serviks tertutup Uterus lebih kecil dari HPM
Gejala/tanda (+/-)
Diagnosis
Mules/nyeri perut Abortus inkomplit bawah Produk kehamilan ekspulsi sebagian Mules/nyeri perut bawah ringan Riwayat ekspulsi produk kehamilan Abortus komplit
Diagnosis
Gejala/tanda (+) Perdarahan banyak Serviks terbuka Uterus lebih besar dari HPM Uterus lunak Ekspulsi produk kehamilan berupa gelembung Gejala/tanda (+/-) Mual/muntah Mules/nyeri perut bawah Abortus spontan Kista ovarium Preeklamsia dini Tanpa janin Diagnosis Mola hidatidosa
Diagnosis
Gejala/tanda (+)
Perdarahan sedikit Nyeri perut Serviks tertutup Uterus sedikit membesar Uterus agak lunak
Gejala/tanda (+/-)
Pingsan Massa adneksa nyeri Amenorea Nyeri bila serviks digerakkan
Diagnosis
Kehamilan ektopik
KE & KET
KE (tidak ruptur)
Gejala & tanda kehamilan Nyeri perut & panggul
KET (ruptur)
Jatuh atau lemas Nadi kecil & cepat (>110/m) Hipotensi Hipovolemia Nyeri perut akut Perut distensi (darah bebas) Nyeri lepas tekan Pucat
Perforasi
Gejala & tanda: Mules/nyeri perut Nyeri lepas tekan Perut distensi Perut kaku & keras Mual/muntah Demam
Diagnosis
Gejala/tanda (+) Gejala/tanda (+/-) Diagnosis
Syok Plasenta previa Perdarahan mungkin terjadi setelah sanggama Uterus tidak tegang Presentasi janin tidak masuk panggul Kondisi janin normal
Plasenta previa
Diagnosis
Gejala/tanda (+) Perdarahan setelah usia kehamilan 22 minggu (mungkin tersembunyi) Nyeri perut terusmenerus atau hilang timbul Gejala/tanda (+/-) Syok Uterus tegang Gerakan janin berkurang atau tidak ada Gawat janin atau tidak terdengar DJJ Diagnosis Solusio plasenta
Diagnosis
Gejala/tanda (+)
Perdarahan (intraabdominal atau vaginal) Nyeri perut hebat (mungkin berkurang setelah terjadi ruptur)
Gejala/tanda (+/-)
Syok Perut distensi (cairan bebas) Kontur uterus tidak normal Nyeri tekan abdomen Bagian janin mudah dipalpasi Gerakan janin & DJJ tidak ada Nadi ibu cepat
Ruptura uteri
Perdarahan sedikit-sedang:
DJJ normal atau IUFD pecah ketuban & dipacu Gawat janin persalinan segera atau SC
Transfusi darah
Bersamaan dengan itu : Hidrasi dengan cairan IV Kosongkan kandung kemih sebelum operasi Antibiotik profilaktik: ampisilin 2 g IV, satu dosis Perhatikan tanda-tanda syok
Perdarahan postpartum
Rush 2000.
Masase keluarkan bekuan darah, apakah ada kontraksi? Berikan oksitosin 10 unit IM
Cairan parenteral (jarum besar): tetesan cepat Pastikan kandung kemih kosong Apakah plasenta telah keluar? Periksa kelengkapannya Apakah ada robekan pada jalan lahir?
Diagnosis Banding
Atonia uteri Retensi plasenta Sisa plasenta Robekan jalan lahir Ruptura uteri Inversi uteri Gangguan pembekuan darah
Atonia uteri
Miometrium tidak berkontraksi setelah plasenta lahir Uterus lunak Pembuluh darah pd daerah bekas perlekatan plasenta terbuka lebar Penyebab tersering perdarahan postpartum
Berpikir antisipatif
Identifikasi faktor risiko
Antisipasi atonia uteri 20% atonia uteri dapat terjadi pada ibu tanpa faktor risiko
Uterus tidak berkontraksi Bersihkan bekuan darah/selaput ketuban Kompresi bimanual interna Uterus kontraksi?
Tidak Ya
Ajarkan keluarga utk KBE Keluarkan tangan KBI secara hati-hati Inj Metil ergometrin 0,2 mg I.m. Pasang infus RL + 20 IU oksitosin, guyur KBI lagi Uterus kontraksi?
Tidak
Ya
Awasi kala IV
RUJUK Lanjutkan infus + 20 IU oksitosin minimal 500 ml/jam s/d tempat rujukan
Obat-obatan Oksitosika
Oksitosin Ergometrin/ Methyl ergometrin IM atau IV: 0.2 mg 15-methyl prostaglandin F2 IM: 0.25 mg Dosis dan rute IV: 20 units dlm 1 L dgn laju 60 tetes/menit IM: 10 units IV: 20 units dlm 1 L dgn laju 40 tetes/menit
Dosis lanjutan
Ulangi 0.2 mg IM setelah 15 menit. Jika perlu, beri 0.2 mg IM atau IV setiap 4 jam 5 dosis Pre-eklampsia, hipertensi, penyakit jantung
Strategi Pencegahan
Kesiapan melahirkan Penolong yang terampil pada kelahiran Pengobatan anemia Penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga Hindari prosedur yang tidak perlu (misalnya, episiotomi)
Penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga: Oksitosin 10 U I.m dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir Penegangan tali pusat terkendali Masase fundus setelah kelahiran plasenta
Definisi Syok
Kegagalan sistem sirkulasi dalam mempertahankan aliran yang adekuat pada organ-organ vital sehingga timbul anoxia Mengancam jiwa
Perdarahan:
Pada awal kehamilan (aborsi, kehamilan ektopik, kehamilan mola) Pada akhir kehamilan atau persalinan (plasenta previa, solusio placenta, ruptura uteri) Sesudah kelahiran bayi (ruptura uteri, atonia uteri)
Infeksi (aborsi yang tidak aman atau sepsis aborsi, amnionitis, metritis) Trauma (perlukaan pada uterus atau kandung kemih selama aborsi, ruptura uteri)
Raba telapak tangan * Dingin, Basah, Pucat : syok * Merah kembali < 2 detik : * Bandingkan dengan tangan pemeriksa
Penatalaksanaan Segera
Berteriak minta tolong - orang yang ada di sekitar kita dimintai bantuan Mulailah resusitasi Infus
Tata Laksana
Mengatasi Perdarahan Hebat
Airway Breathing Circulation and hemorrhage control Shock position Replace blood loss Stop / minimize the bleeding process
AIRWAY
Posisi Syok
ANGKAT KEDUA TUNGKAI
Penatalaksanaan Khusus
Berikan oksigen dengan laju 6-8 L/menit Uji darah : Cek Hemoglobin, dan uji silang Penilaian status pembekuan darah dengan tes pembekuan di tempat tidur. Penatalaksanaan penyebab khusus Pantau:
Tanda-tanda vital dan hilangnya darah tiap 15 menit Cairan yang masuk dan urin yang keluar tiap jam
Cairan Intravena
Infus dengan tetesan cepat, 1L habis dalam 15-20 menit Berikan sekurang-kurangnya 2L cairan pada jam pertama Apabila syok disebabkan oleh perdarahan, diperlukan tetesan infus yang lebih cepat Apabila pada vena perifer tidak bisa dilakukan infus, lakukan vena seksi
Jika plasenta terlihat, mintalah ibu untuk meneran; jika sudah berada di vagina, keluarkan Pastikan kandung kemih kosong; kateterisasi bila perlu Upayakan penegangan tali pusat terkendali Keluarkan plasenta secara manual
Dalam waktu yang bersamaan, lakukan: Transfusi darah bila perlu Beri oksitosin jika memang belum Beri antibiotik jika plasenta dikeluarkan secara manual
- Ampisilin 2 g IV satu dosis
Preeklampsia
Preeklampsia Ringan
2 kali hasil pengukuran tekanan darah diastolik berselang 4 jam adalah 90-110 mmHg, setelah usia kehamilan 20 minggu Proteinuria 2+ Tidak ada tanda-tanda/gejala preeklampsia berat
Preeklampsia Berat
Tekanan darah diastolik > 110 mm Hg Proteinuria > 3+ Tanda-tanda dan gejala lain kadang-kadang ada :
Nyeri epigastrium Nyeri kepala Perubahan pandangan Hiperrefleksia Edema Pulmonal Oliguria IUGR/PJT
Eklampsia
Kejang yang terjadi setelah 20 minggu usia kehamilan, pada seorang wanita, tanpa ada kelainan serangan sebelumnya Sebagian kecil wanita dengan eklampsia memiliki tekanan darah yang normal
Asuhan antenatal dan mengenali hipertensi Identifikasi dan perawatan preeklampsia oleh penolong yang terampil Kelahiran tepat waktu
3.4% wanita dengan preeklampsia berat akan mengalami kejang Eklampsia adalah salah satu penyebab kematian ibu yang sulit diatasi
Prinsip: Mulailah pemberian antihipertensi jika tekanan darah diastolik > 110 mm Hg Pertahankan tekanan darah diastolik 90-100 mm Hg untuk mencegah perdarahan otak (cerebral hemorrhage)
Cegah konvulsi lanjutan Kendalikan tekanan darah Persiapan untuk kelahiran (jika belum melahirkan)
Magnesium Sulfat
Gunakan magnesium sulfat pada
Wanita dengan eklampsia Wanita dengan preeklampsia berat yang mengharuskannya melahirkan Mulailah magnesium sulfat pada saat keputusan melahirkan telah dibuat
Angka pernapasan
Refleks tendon yang dalam Denyut jantung janin (jika belum dilahirkan)
Penentuan waktu dan cara kelahiran : tergantung ibu vs kematangan janin Penilaian janin : bukti adanya gawat janin Pengendalian konvulsi Pengendalian hipertensi Dirujuk karena komplikasi organ lainnya : pulmo, renal, sistem saraf pusat
Tujuan
Resusitasi intrauterin
FETAL DISTRESS
adalah
akan menimbulkan
DEKOMPENSASI RESPON FISIOLOGIS dan menyebabkan
disfungsi uteroplasental
infark plasental korioamnionitis disfungsi plasental ditandai oleh IUGR, oligohidramnion
Sirkulasi Janin
FETAL DISTRESS merupakan ASFIKSIA JANIN PROGRESIF Yang bila tidak diperbaiki atau dihindari akan menimbulkan DEKOMPENSASI RESPON FISIOLOGIS dan menyebabkan
KESIMPULAN
Gawat Janin merupakan hal yang serius dan perlu dikenal & tindakan Sebaiknya ada bukti Asidemia (pH darah) Pemantauan denyut jantung penting : tiap 30 menit dalam kala 1 dan tiap 5-10 menit dalam kala 2.
Infeksi
Objektif
definisi faktor predisposisi patofisiologi gambaran klinis tempat infeksi postpartum tatalaksana pencegahan
Definisi:
setiap pasien dengan demam 38,5C atau lebih selama 48 atau 72 jam setelah persalinan pervaginam atau ekstraksi forsep dengan uterus yang lembek
Patofisiologi
- flora normal dari traktus genitalia merupakan patogen yang potensial - cairan amnion dan peningkatan sel darah putih selama persalinan
Faktor predisposisi
trauma dan nekrosis jaringan setelah melahirkan menjadi medium kultur untuk infeksi operasi cesar merupakan faktor predisposisi penting persalinan lama dan ketuban pecah kemiskinan dengan higiene dan nutrisi yang buruk
Bakteri
- polimikrobial - paling sering: Escherichia coli, Kelbsiella, Proteus dan Bacteroides fragilis - jarang: Clostridium, Staphylococcus aureus dan Pseudomonas - sumber dari luar: Group A beta-hemolitik streptococus
Gambaran Klinis
- biasanya 2-3 hari post partum - temperatur rendah, nyeri abdomen bagian bawah dan uterus lembek - lainnya: malaise, anorksia, lokia berbau busuk - jika berat: temperatur tinggi dan peritonitis umum
Gambaran Kilinis
- Streptokokus Group A beta-hemolitik dapat fulminan dengan peritonitis and septikemia - Bila dikultur, personil Rumah Sakit harus diseleksi untuk mengidentifikasi sumber
Diagnosis
- lokus infeksi pada pasien postpartum (kultur bila memungkinkan): endomiometritis tractus urinarius tempat episiotomi insisi abdominal payudara thrombophlebitis: tungkai, pelvis appendisitis lain: infeksi saluran nafas atas
Tatalaksana - Pencegahan
- teknik aseptik yang benar - penggunaan antibiotik pada wanita dengan seksio sesaria atau ketuban pecah dalam waktu lama (1g ampisilin IV yang diberikan sebagai profilaksis pada seksio sesaria mengurangi terjadinya infeksi)
Tatalaksana -- Terapi
kasus ringan: Antibiotik tunggal berspektrum luas (mis. ampisillin 1 g IV/4x atau peroral) Jika seksio sesaria: flagyl 500 mg tiap 8j + cefoxitin 2g tiap 6 j ATAU aminoglisosida (gentamisin or tobramisin) 60-100 mg tiap 8j + clindamicin 900 mg tiap 8j
Tatalaksana - Terapi
Bila digunakan antibiotik intravena, lanjutkan selama 48 jam setelah bebas demam.
Bila demam berlanjut dan kombinasi aminoglicosida-clindamisin telah digunakan, tambahkan penisilin (5juta unit tiap 6j) untuk menjangkau enterokokus
Masalah lain
- semakin banyak antibiotik yang digunakan, > semakin besar kemungkinan terjadinya necrotizing colitis - antibiotik bisa terdapat pada ASI namun pada umumnya secara klinis tidak bermakna (hindari tetrasiklin)
Masalah spesifik:
infeksi episiotomi: terapi dengan antibiotik, cuci (air bersih!), panas - buka jahitan bila terdapat fluktuasi atau pus - sangat jarang yang memerlukan debridement necrotizing fascitis: jarang, inflamasi lokal yang berkembang cepat akibat gangren pasien toksik: antibiotik dosis tinggi namun HARUS dibersihkan (debridement) secara surgikal
Masalah lain
- Septic pelvic thrombophlebitis - umumnya sepsis anaerob - biasanya pasien sudah mendapat antibiotik namun tetap terus demam tinggi - diagnosis ekslusi - terapinya adalah heparin intravena - > kondisinya respon terhadap heparin
Masalah lain
- Mastitis-- penisilin G or penisilinase resisten (methisilin or kloksasilin) selama 7-10 hari Teruskan menyusui! Bila terdapat abses mammae -drain
Patofisiologi syok postpartum - postabortum - belum sepenuhnya diketahui - endotoksin dari dinding sel bakteri menginisiasi kerusakan vaskular dan vasodilatasi - hipotensi dan hipoperfusi
kesimpulan
- masalah utama - diagnosis yang sesuai - tatalaksana yang cepat dan agresif - pencegahan