Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Seiring perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang semakin pesat, kebutuhan akses informasi dan peningkatan pelayanan kesehatan mau tak mau harus mengikutinya juga. Untuk itu dibutuhkan sarana penunjang kegiatan pelayanan tersebut. Salah satunya adalah Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang diharapkan dapat membantu kinerja tenaga kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kepada pasien. Berkenaan dengan itu Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat bekerja sama dengan PT. Telekomunikasi Indonesia dan PT. Chelonind Integrated sebagai Penyedia Aplikasi One Medic melakukan pengembangan SIMRS berbasis web dengan menggunakan One Medic untuk diterapkan di 4 rumah sakit, antara lain Rumah Sakit Jiwa H.B. Saanin Padang, Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi, Rumah Sakit Umum Daerah Pariaman dan Rumah Sakit Umum Daerah Solok. Sebelum dilakukan Implementasi di 4 Rumah Sakit tersebut dilaksanan pelatihan bagi calon operator baik eksekutif maupun tenaga medis/non medis yang nantinya akan menggunakan SIMRS tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 30 November s.d. 15 Desember 2010 di Hotel Pangeran City. Adapun tahap pelatihan dibagi menjadi 4 tahap yaitu; Pelatihan Tenaga Eksekutif , Pelatihan Tenaga Operator Angkatan 1 dan 2, Pelatihan Tenaga Operator Angkatan 3 dan 4 dan Pelatihan Tenaga Pendamping. Pelatihan sendiri sempat terganggu dengan adanya gempa pada tanggal 3 Desember 2010 yang menimpa Sumatera Barat. Akan tetapi kegiatan tetap dilaksanakan hingga selesai sesuai jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan tenaga medis/non medis masing-masing rumah sakit dapat memahami cara menggunakan SIMRS One Medic sehingga tujuan utama meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit dapat terpenuhi. Setelah dilakukan pelatihan berikutnya dilakukan pengujian Aplikasi SIMRS One Medic di 4 rumah sakit pada tanggal 17-19 Desember 2009 sekaligus dilakukan integrasi SIMRS One Medic dari 4 rumah sakit ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Untuk menindaklanjuti implementasi/pengembangan SIMRS One Medic di 4 rumah sakit akan dilaksanakan pendampingan selama 2 tahun oleh tim pendamping dari One Medic. Berikut adalah dokumentasi dari kegiatan Implementasi One Medic di Provinsi Sumatera Barat.
b.
c.
Sebagian besar rumah sakit di Indonesia masih mengandalkan sistem informasi manajemen rumah sakit yang berbasis pada aplikasi untuk menunjang kegiatan transaksi administratif. Penelitian dan pengembangan SIMRS merupakan salah satu prioritas di Minat Simkes. Beberapa mahasiswa Simkes telah meneliti kondisi SIMRS, ada pula yang pernah merancang model aplikasi dokumentasi asuhan keperawatan. Secara umum, SIMRS meliputi beberapa modul yang terdiri dari:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Registrasi pasien Sistem antrian Manajemen rawat jalan Manajemen unit penunjang Manajemen rawat inap Farmasi dan inventory logistik rumah sakit Billing sistem dan akuntansi Manajemen sumber daya rumah sakit Sistem pelaporan medical error
10. Manajemen rekam medis 11. Sistem informasi eksekutif Tujuan system informasi adalah identifikasi masalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, meningkatkan ketepatan dan kecepatan pengambilan keputusan, meningkatkan fungsi perencanaan, pemantauan, pengendalian, dan evaluasi organisasi. Mengukur, mengendalikan, menganalisa penggunaan sumber daya dan produktifitas, efisiensi dan efektifitas, meningkatkan komunikasi intern dan ekstern organisasi, penyusunan laporan intern dan ekstern riset dan pendidikan. Kategori SIM RS 1. Sistem Informasi Administrasi dan keuangan 2. Sistem Informasi medis-klinis Penyaiian informasi - Efisiensi biaya - Ketenagaan Utilisasi pelayanan penunjang Struktur biaya STRUKTUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Robert V.Head Piramid atau Limas berdasarkan hirarki perencanaan dan aktivitas manajemen > Perencanaan strategis(Strategic planning) Kegiatan manajemen tingkat atas > Pengendalian manajemen serta perencanaan taktikal(management control) Inti kegiatan manajemen tingkat menengah Pengendalian operasional(Operasional control) dilaksanakan manajemen tingkat bawah. Struktur sistem informasi manajemen dalam bentuk piramid: MIS untuk perencanaan strategis&kebijaksanaan &pengambilan keputusan. Selain itu juga untuk perencanaan taktikal dan poengambilan keputusan. Di bidang kesehatan terutama Rumah Sakit sangat membutuhan Sistem Informasi Manajemen untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan agar Sistem Informasi Manajemen yang dibuat dapat teraplikasikan dengan sukses : 1. Development Master Plan, cetak biru pembangunan harus dirancang dengan baik mulai dari survei awal hingga berakhirnya implementasi, yang perlu diperhatikan adalah terlibatnya faktor pengalaman dalam membangun pekerjaan yang sama, serta peran serta semua bagian dalam organisasi dalam mensukseskan Sistem Informasi Manajemen yang akan dibangun, master plan ini yang akan menjadi acuan pembuatan sebuah sistem untuk jangka waktu tidak terbatas. 2. Integrated, dengan integrasi antar semua bagian organisasi menjadi satu kesatuan, akan membuat sistem berjalan dengan efisien dan efektif sehingga kendala-kendala seperti redudansi, re-entry dan ketidakkonsistenan data dapat dihindarkan, dengan harapan pengguna sistem memperoleh manfaat yang dapat dirasakan secara langsung, perubahan pola kerja dari manual ke computer akan menimbulkan efek baik dan buruk bagi seorang tenga medis. 3. Development Team, tim yang membangun Sistem Informasi Manajemen harus ahli dan berpengalaman di bidangnya, beberapa bidang ilmu yang harus ada dalam membangun sebuah Sistem Informasi Manajemen yang baik adalah: Manajemen Informasi, Teknik Informasi, Teknik Komputer, dokter, perawat dan tentunya orang-orang sudah sudah berkecipung dibidang pengembangan sistem informasi manajeman khususnya rumah sakit (kesehatan). 4. Teknologi Informasi, ketepatan dalam memilih Teknologi Informasi sangat penting dalam pembangunan, komponen-komponen Teknologi Informasi secara umum adalah Piranti Keras (Hardware), Piranti Lunak (Software) dan Jaringan((Network). .
Selain mengikuti suatu siklus hidup, dalam pengembangan sistem informasi, perlu dilakukan beberapa pendekatan, seperti: 1. Sistems Approach, pendekatan sistem merupakan pendekatan yang memperhatikan sistem informasi sebagai suatu kesatuan yang utuh terintegrasi dengan semua kegiatan-kegiatan lain di dalam organisasi. Pendekatan sistem ini juga menekankan pada pencapaian sasaran keseluruhan dari organisasi, tidak hanya memperhatikan sasaran dari sistem informasi saja. 2. Top-Down Approach, pendekatan ini dimulai dari tingkatan atas organisasi (strategic planning level), yaitu dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijakan organisasi. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi dapat ditentukan, maka proses turun ke penentuan output, input basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan dari atas ke bawah ini sesuai dengan pendekatan sistem. 3. Modular Approach, pendekatan moduler memecah-mecah sistem yang rumit menjadi bagian modul-modul yang lebih sederhana. Sebagai akibatnya, tiap-tiap modul dapat dikembangkan dalam waktu yang tepat sesuai dengan yang direncanakan, mudah dipahami dan mudah dipelihara. 4. Evolutionary Approach, pendekatan ini akan menghasilkan suatu sistem yang mampu beradaptasi dengan perkembangan-perkembangan organisasi di masa yang akan datang, sehingga didapatkan suatu sistem yang mempunyai biaya pemeliharaan yang rendah. . Secara besar sistem informasi harus dikelompokan pada kelas rumah sakit dan status rumah sakit, 1. Rumah Sakit Vertikal 2. Rumah Sakt Umum Daerah 3. Rumah Sakit Umum Swasta 4. Rumah Sakit Spesialist Dengan dikelompokannya rumah sakit kedalam kelompok-kelompok diatas guna mempermudah sejauh mana tingkat kebutuhan sistem informasi terutama yang di dasarkan pada modular, modul-modul yang di gunakan oleh rumah sakit daearh tentu akan berbeda dengan rumah sakit vertical maupun swasta. Kendala-kendala yang sering terjadi dilapangan saat implementasi adalah: 1. Ketidak siapan rumah sakit dalam menerapkan sistem informasi yang terintergrasi dan berbasi kmputer. 2. Penyajian data yang belum semua menjadi data elektronik yang akan memudahkan pada proses migrasi data. 3. Komitment yang dilaksanakan secara bersamaan dan menyelur sehingga menimbulkan kekacaun pada data transakit. 4. Koordinasi antar unit bagian yang terkesan mementingkan unit masing-masing. 5. Berubah-ubahnya kebijakan. 6. Mengubah pola kerja yang sudah terbiasa dengan manual ke komputerisasi. 7. Pemahaman yang belum merata antara SDM terkait,
http://annaindria.blogspot.com/2012/05/sistem-informasi-management-rumah-sakit.html
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sebuah sistem informasi yang terintegrasi yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses manajemen Rumah Sakit, mulai dari pelayanan diagnosa dan tindakan untuk pasien, medical record, apotek, gudang farmasi, penagihan, database personalia, penggajian karyawan, proses akuntansi sampai dengan pengendalian oleh manajemen. Produk kami Enterprise Hospital Systemadalah sistem yang terintegrasi pada semua modul dan telah dipakai di beberapa Rumah Sakit Daerah, baik yang telah berstatus BLU maupun belum. SIMRS ini didesain dengan teknologi informasi terbaru dan interface yang menarik sehingga mudah digunakan.
Manfaat yang didapatkan Rumah Sakit dengan menggunaan SIMRS ini adalah:
Proses-proses manajemen rumah sakit bisa terintegrasi antara satu bagian dengan bagian lainnya. Pengendalian stok obat dan alkes multi gudang (multi apotek / floorstock) bisa dilakukan dengan lebih mudah karena posisi stock up to date-nya bisa diketahui setiap saat. Penagihan kepada pasien bisa dibuat dalam sebuah single billing statement untuk semua jasa perawatan yang telah diterima pasien. Riwayat penyakit dan perawatan (medical record) pasien bisa dikelola dan dipanggil dengan cepat dan otomatis. Analisis statistik diagnosa dan pembedahan terhadap pasien telah disesuaikan dengan standard yang telah ditetapkan WHO. Memudahkan proses budgeting dan pengendalian realisasinya. Memudahkan penyusunan rencana cash-flow dan pengendalian arus kas maupun bank. Dengan SIMRS, resiko keterlambatan pembayaran atau penagihan hutang piutang bisa dikurangi. Menjaga konsistensi data (data consistency) karena menggunaan data bersama (data sharing) baik data master (database pasien, dokter, perawat, karyawan dan obat) maupun data transaksi. Pemanfaatan data keluaran / output dari suatu modul oleh modul lain (sebagai masukan / input) sehingga bisa dihindari adanya redundansi proses antar bagian. SIMRS memberikan kemudahan dalam pembuatan laporan di semua unit, cepat dan akurat. Pencetakan nota pembayaran, kuitansi, surat menyurat bisa dilakukan dengan mudah. Efisiensi waktu entri data (entry time) karena hanya dilakukan sekali oleh bagian yang paling berkompeten.
Efisiensi kerja karyawan menjadi meningkat karena beberapa proses rutin seperti pembuatan laporan atau perhitungan-perhitungan dilakukan secara otomatis dan cepat. Dengan demikian karyawan lebih bisa berkonsentrasi kepada hal-hal yang bersifat stratgis. dll.
Teknologi
SIMRS kami Enterprise Hospital System dibangun dengan teknologi mutakhir berbasis Open Source dengan spesifikasi:
User Interface berbasis Web PHP/AJAX Database bisa menyesuaikan dengan sistem yang ada (Kami merekomendasikan menggunakan My SQL ver. 5)
Spesifikasi Sistem
SIM RS tersusun atas beberapa Sistem dan Modul :
Modul Loket/Registrasi Pasien Modul Pelayanan Rawat Jalan Modul Pelayanan Rawat Inap Modul UGD Modul IRD Modul Kamar Operasi Modul Persalinan Modul Paviliun Modul Modul Rawat Intensive (ICU/NICU/PICU) Modul Instalasi Hemodelisia Modul Medical Check Up
3. Sistem Farmasi
Modul Pengendalian Stok Modul Gudang Obat Modul Floor Stock Modul Produksi Obat Modul Apotek (multi apotek)
Modul Laboratorium Modul Radiologi Modul Bank Darah Modul Fisioterapi Modul Rehab Medis Modul Kamar Jenazah Modul Manajemen Dapur Modul Gizi Modul Rekam Medik
Modul Hutang Modul Piutang Modul Kas-Bank Modul Budgeting Modul Akutansi
8. Sistem Manajemen
Modul Manajemen Pelayanan Modul Manajemen Farmasi Modul Manajemen Keuangan Modul Manajemen Aset Modul Pemasaran dan Publikasi / PR
Fitur Unggulan
SIMRS kami Enterprise Hospital System memiliki fitur-fitur unggulan, diantaranya:
Pencatatan akuntasi secara accrual Pencatatan jasa layanan dengan multi tarif: berdasar perda dan KSO (Askes) Mendukung integrasi dengan sistem luar seperti sistem ASKES Fasilitas perhitungan unit cost Perhitungan jasa pelaksana layanan dilakukan secara accrual Antrian pasien tiap unit pelayanan otomatis berdasar kedatangan loket
Stock opname farmasi bisa dilakukan tanpa menghentikan sistem Perhitungan stock opname obat di setiap unit beserta nilai rupiahnya
Billing System terintegrasi secara langsung dengan Sistem Akuntasi Fasilitas pencetakan nota pembayaran, kuitansi, surat menyurat dan laporan
Analisis statistik diagnosa dan pembedahan terhadap pasien bisa disesuaikan dengan Standard Internasional yang telah ditetapkan WHO SIMRS telah menggunakan standar ICD X dalam input diagnosa dan tindakan
Share :
http://www.digital-sense.net/simrs
Pengembangan Sistem Informasi dan Hambatan-hambatannya: Pengelolaan data Rumah Sakit yang sangat besar baik data medik pasien maupun data-data administrasi yang dimiliki oleh rumah Sakit sehingga mengakibatkan : 1. 2. 3. Redudansi Data, pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan duplikasi data sehingga kapasitas yang di perlukan membengkak dan pelayanan menjadi lambat, tumpukan filing sehingga memerlukan tempat filing yang cukup luas. Unintegrated Data, penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan data tidak sinkron, informasi pada masing-masing bagian mempunyai asumsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit /Instalasi. Human Error, proses pencatatan yang dilakukan secara manual menyebabkan terjadinya kesalahan pencatatan yang semakin besar dan tidak singkrong dari unit satu ke yang lainya dan akan menimbulkan banyaknya perubahan data (efeknya banyak pelayanan akan berdasarkan sesuka perawan/dokter sehinga dokter / perawat bisa menambah bahkan mengurangi data/tarif sesuai dengan kondisi saat itu, misal yang berobat adalah sodaranya makan dengan seenaknya dokter/perawat memberikan discont tanpa melalu prosedur yang tepat. Dan menimbulkan kerugian pada rumah sakit.
4.
Terlambatnya Informasi, dikarenakan dalam penyusunan informasi harus direkap secara manual maka penyajian informasi menjadi terlambat dan kurang dapat dipercaya kebenarannya.
Era globalisai yang ditandai dengan adanya Perdagangan bebas mengharuskan sektor Kesehatan terutam Rumah Sakit untuk meningkatkan daya saing dengan memberikan pelayanan yg sebaik-baiknya kepada pelanggan ataupun pasien bahkan penyajian laporang yang akurat bagi para pengambil keputusan, bakan rumah sakit vertical cenderung untuk segera merubah tatana rumah sakit menjadi sebuah badan layanan umum, sehingga lebih mudah dalam penataan administrasinya. Guna mengatasi hambatanhambatan dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, keberadaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit sangat dibutuhkan, sebagai salah satu strategik manajemen dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan memenangkan persaingan bisnis.
Sistem Informasi Manajemen merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan teknologi informasi yang terintegrasi dan di intergrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan manajemen, sehingga dalam tahapannya akan membuat bebrapa SOP baru guna menungjang kelancaran penerapan Sistem yang tertata dengan rapih dan baik. Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat membagi Sistem Informasi Manajemen menjadi 5 komponen utama guna menunjang terlaksanana penerapan sistem informasi yang benar dan sesuai kebutuhan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit) Hardware (Perangkat Kerasa berupa Komputer, printer dan lainnya) Networking (Jaringan LAN, Wireless dan lainnya) SOP (Standar Operasional Prosedur) Komitment (Komitmen semua unit/instalasi yang terkait untuk sama-sama mejalankan sistem karena sistem tidak akan berjalan tanpa di Input) SDM (sumberdaya manusia adalah factor utama suksesnya sebuah sistem dimana data diinput dan di proses melalui tenaga-tenaga SMD tersebut) Sistem Informasi Manajemen saat ini merupakan sumber daya utama, yang mempunyai nilai strategis dan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai daya saing serta kompetensi utama sebuah organisasi dalam menyongsong era Informasi ini. Di bidang kesehatan terutama Rumah Sakit sangat membutuhan Sistem Informasi Manajemen untuk meningkatkan kualitas pelayanan
Berikut hal-hal yang harus diperhatikan agar Sistem Informasi Manajemen yang dibuat dapat teraplikasikan dengan sukses : 1. Development Master Plan, cetak biru pembangunan harus dirancang dengan baik mulai dari survei awal hingga berakhirnya implementasi, yang perlu diperhatikan adalah terlibatnya faktor pengalaman dalam membangun pekerjaan yang sama, serta peran serta semua bagian dalam organisasi dalam mensukseskan Sistem Informasi Manajemen yang akan dibangun, master plan ini yang akan menjadi acuan pembuatan sebuah sistem untuk jangka waktu tidak terbatas. 2. Integrated, dengan integrasi antar semua bagian organisasi menjadi satu kesatuan, akan membuat sistem berjalan dengan efisien dan efektif sehingga kendala-kendala seperti redudansi, re-entry dan ketidakkonsistenan data dapat dihindarkan, dengan harapan pengguna sistem memperoleh manfaat yang dapat dirasakan secara langsung, perubahan pola kerja dari manual ke computer akan menimbulkan efek baik dan buruk bagi seorang tenga medis. 3. Development Team, tim yang membangun Sistem Informasi Manajemen harus ahli dan berpengalaman di bidangnya, beberapa bidang ilmu yang harus ada dalam membangun sebuah Sistem Informasi Manajemen yang baik adalah: Manajemen Informasi, Teknik Informasi, Teknik Komputer, dokter, perawat dan tentunya orang-orang sudah sudah berkecipung dibidang pengembangan sistem informasi manajeman khususnya rumah sakit (kesehatan). 4. Teknologi Informasi, ketepatan dalam memilih Teknologi Informasi sangat penting dalam pembangunan, komponen-komponen Teknologi Informasi secara umum adalah Piranti Keras (Hardware), Piranti Lunak (Software) dan Jaringan((Network). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih teknologi adalah :
Price, harga sesuai dengan Teknologi Informasi yang didapat. Performance, diukur dari kemampuan, kapasitas dan kecepatan Teknologi Informasi menangani proses maupun penampungan data. Flexibility, kemampuan Teknologi Informasi saling beradaptasi dan kemudahan pengembangan di masa yang akan datang. Survivability, berapa lama Teknologi Informasi mendapatkan dukungan dari vendor maupun pasar. Yang paling penting adalah sesuikan dengan kebutuhana pengembangan kemasa depan tentunya. Selain mengikuti suatu siklus hidup, dalam pengembangan sistem informasi, perlu dilakukan beberapa pendekatan, seperti: 1. Sistems Approach, pendekatan sistem merupakan pendekatan yang memperhatikan sistem informasi sebagai suatu kesatuan yang utuh terintegrasi dengan semua kegiatan-kegiatan lain di dalam organisasi. Pendekatan sistem ini juga menekankan pada pencapaian sasaran keseluruhan dari organisasi, tidak hanya memperhatikan sasaran dari sistem informasi saja. 2. Top-Down Approach, pendekatan ini dimulai dari tingkatan atas organisasi (strategic planning level), yaitu dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijakan organisasi. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi dapat ditentukan, maka proses turun ke penentuan output, input basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan dari atas ke bawah ini sesuai dengan pendekatan sistem. 3. Modular Approach, pendekatan moduler memecah-mecah sistem yang rumit menjadi bagian modul-modul yang lebih sederhana. Sebagai akibatnya, tiap-tiap modul dapat dikembangkan dalam waktu yang tepat sesuai dengan yang direncanakan, mudah dipahami dan mudah dipelihara. 4. Evolutionary Approach, pendekatan ini akan menghasilkan suatu sistem yang mampu beradaptasi dengan perkembanganperkembangan organisasi di masa yang akan datang, sehingga didapatkan suatu sistem yang mempunyai biaya pemeliharaan yang rendah. Secara besar sistem informasi harus dikelompokan pada kelas rumah sakit dan status rumah sakit, 1. 2. 3. 4. Rumah Sakit Vertikal Rumah Sakt Umum Daerah Rumah Sakit Umum Swasta Rumah Sakit Spesialist
Dengan dikelompokannya rumah sakit kedalam kelompok-kelompok diatas guna mempermudah sejauh mana tingkat kebutuhan sistem informasi terutama yang di dasarkan pada modular, modul-modul yang di gunakan oleh rumah sakit daearh tentu akan berbeda dengan rumah sakit vertical maupun swasta. Kendala-kendala yang sering terjadi dilapangan saat implementasi adalah: 1. 2. 3. 4. Ketidak siapan rumah sakit dalam menerapkan sistem informasi yang terintergrasi dan berbasi kmputer. Penyajian data yang belum semua menjadi data elektronik yang akan memudahkan pada proses migrasi data. Komitment yang dilaksanakan secara bersamaan dan menyelur sehingga menimbulkan kekacaun pada data transakit. Koordinasi antar unit bagian yang terkesan mementingkan unit masing-masing.
5. 6. 7. 8.
Berubah-ubahnya kebijakan. Mengubah pola kerja yang sudah terbiasa dengan manual ke komputerisasi. Pemahaman yang belum merata antara SDM terkait, dan lain-lain
http://slurppsss.wordpress.com/2011/12/31/sistem-informasi-manajemen-rumah-sakit-sim-rs/