Anda di halaman 1dari 9

Disusun Oleh : 1.Eri setyarini 2.Helina dwi C 3.

Puji lestari

Suluruh ajaran Islam pada hakekatnya merupakan

hukum, karena mengandung ketentuan aturan yang membolehkan atau melarang, sehingga Islam sering disebut sebagai syariat. Syariat digambarkan oleh Roger Garaudy sebagai ketentuan cara hidup yang berasal dari nilai-nilai abadi dan mutlak yang diwahyukan sebagai keseluruhan umat.dikatakan bahwa syariat di sini menunjuk pada hukum yang ditetapkan Allah bagi manusia yang berpijak pada al-din al-Islam (Q.S. alSyura/42: 13).

Kewenangan penguasa (pemerintah)


Kekuasaan yang dipegang oleh pemerintah (ulil amri)

pada hakekatnya merupakan amanah dari Allah. (Q.S. al-Nisa'/4: 58). Amanah dalam konteks pemerintahan berarti sebagai suatu pendelegasian atau pelimpahan wewenang (mandat) yang berasal dari Yang Maha Kuasa (Allah) dan sebagai rasa tanggungjawab yang bersifat ilahiah.

Pengakuan dan perlindungan hakhak rakyat.


Manusia diciptakan Allah mempunyai kedudukan

yang mulia. Ini ditegaskan dalam al-Qur'an surat allsra ayat 70 yang artinya "Dan sungguh telah Kami muliakan anak adam (manusia), Kami tebarkan mereka di darat dan di laut dan Kami anugerahi mereka rezki yang baik-baik dan Kami utamakan mereka dengan suatu kelebihan dari makhluk-makhluk lain yang Kami ciptakan"

Allah telah memberikan hak-hak tertentu yang melekat sejak manusia lahir. Hak-hak tersebut di antaranya adalah 1. prinsip persamaan, 2. prinsip kebebasan berpendapat, 3. prinsip atas hak kekayaan dan jaminan sosial, dan 4. prinsip penegakan hukum.

Hukum perjanjian
syarat yang harus dipenuhi dalam membuat perjanjian, antara lain: 1. Tidak menyalahi Syariat yang disepakati 2. Harus jelas dan gamblang 3. Harus sama ridla dan ada pilihan

Lanjutan
Hal-hal yang dapat membatalkan suatu perjanjian di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Jangka waktunya telah berakhir 2. Salah satu pihak menyimpang dari perjanjian 3. Jika ada kelancangan dan bukti pengkhianatan

Prisip hukum jual beli


Agar suatu jual beli dapat dikatakan syah maka harus dipenuhi beberapa syarat, yaitu: a. Menyangkut subyeknya, memenuhi kualifikasi: harus berakal, baligh, melakukan perbuatan dengan kehendak sendiri (tidak karena paksaan), dan apa yang dilakukan tidak mubazir. b. Menyangkut obyeknya, benda yang dijadikan obyek jual beli harus memenuhi syarat: bersih barangnya, dapat dimanfaatkan, miliknya sendiri, mampu menyerahkannya, mengetahui dan berada dalam kekuasaannya. c. Menyangkut syarat sighat, meliputi: ijab-qabul diperlukan untuk jual beli barang-barang yang besar, sedang barang-barang kecil tidak perlu, cukup dengan saling memberi menerima sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku. Mengenai ijab-qahul dalam jual beli tidak ada ketentuan khusus, yang diperlukan adalah saling rela (ridla) dan realisasinya nampak dalam bentuk mengambil dan memberi atau cara lain asal ada keridlaan.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai