Anda di halaman 1dari 44

Laporan Kerja Praktek PT.

PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Kerja Praktek Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan berkualitas sangat

diperlukan untuk

mengisi pembangunan bangsa. Departemen Teknik Mesin,

Fakultas Teknik, Institut Teknologi Medan berusaha memberikan sumbangan di dalam usaha untuk mempersiapkan mahasiswanya menjadi SDM yang siap untuk menghadapi era globalisasi dan tantangan yang semakin berat dimasa depan. Lembaga pendidikan yang merupakan tempat untuk menempah SDM, yang pada umumnya pendidikan yang diberikan lebih memfokuskan kepada

pengetahuan yang bersifat teoritis. Pendidikan dan pengetahuan yang hanya bersifat teoritis dirasakan sangat kurang, walaupun ada simulasi seperti praktikum, tetapi masih saja dirasakan pengetahuan teoritis yang dimiliki oleh mahasiswa belum dapat teraplikasi secara nyata. Mengaplikasikan pengetahuan teoritis, diperlukan wadah yang mencukupi agar mahasiswa dapat lebih paham. Untuk itu diperlukan kerjasama antara lembaga pendidikan dengan dunia industri agar dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan kerja praktek ini di industri yang bersangkutan.

1.2

Tujuan Kerja Praktek Tujuan Kerja Praktek lapangan merupakan salah satu upaya efektif yang

menjembatani antara dunia kampus yang teoritis dengan dunia industri yang bersifat praktis serta untuk menjalin hubungan antara universitas dan industri. Dengan kerja praktek ini diharapkan dapat membina kemampuan dan keterampilan mahasiswa secara optimal. Kerja praktek ini merupakan bagian yang paling relevan dengan jurusan studi mahasiswa, maka diharapkan mahasiswa dapat lebih mencurahkan perhatian serta pikirannya pada bidang ini dengan sungguh-sungguh membuat perbandingan relevansi maupun aplikasi dari pelajaran yang telah didapatkan di bangku kuliah sehingga dapat memiliki

pemahaman yang baik sesuai dengan perkembangan jaman dan tidak canggung

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

menghadapi teknologi yang ada di dunia industri serta mengembangkannya meskipun tahap pengembangan ini adalah dalam bentuk studi. Disamping itu mahasiswa diharapkan mampu mengevaluasi dan membenahi kemampuan praktikalnya yang kelak dapat diterapkan setelah menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi, yang akan memberikan peluang kepada mereka untuk menjadi sumber daya manusia yang dapat diandalkan bagi pembangunan nasional. Dengan demikian setelah mahasiswa menyelesaikan studi kuliahnya dapat menjadi sarjana yang siap pakai seperti yang diharapkan, terutama dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpotensi.

I.3

Manfaat Kerja Praktek. a. Bagi Mahasiswa.

Dapat memahami berbagai sistem kerja yang ada pada perusahaan / industri.

Dapat membandingkan, menerapkan serta dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama kuliah dengan kerja lapangan.

Menambah wawasan dan pengetahuan untuk mempersiapkan diri baik secara teoritis maupun praktis.

b.

Bagi Perguruan Tinggi. Mempererat kerjasama antara perusahaan dengan Universitas

Sumatera Utara, khususnya jurusan Teknik Mesin. c. Bagi Perusahaan

Merupakan bahan masukan/usulan dalam meningkatkan perbaikan sistem yang ada pada perusahaan.

Mengetahui keadaan perusahaan dari sudut pandang dunia akademis.

Memudahkan perusahaan dalam mencari sumber daya manusia yang profesional.

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

1.4

Batasan Masalah Industri pembangkit listrik yang terdapat di PT. PLN (Persero)

Pembangkitan Sumatra Bagian Utara Sektor Pembangkit Belawan terdapat objek kerja yang banyak dan luas. Oleh karena itu batasan masalah diperlukan agar mahasiswa lebih fokus pada bidang yang dimiliki yaitu bidang Teknik Mesin. Maka dalam kerja praktek ini mahasiswa difokuskan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Dalam hal ini mahasiswa dibimbing dan dilibatkan dalam mempelajari sistem operasi dan pemeliharaan pada Turbin.

1.5

Waktu dan tempat Kerja Praktek Kerja Praktek ini dilaksanakan mulai tanggal 01 Agustus 2012 sampai

dengan 31 Agustus 2012 di PT. PLN ( PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA (KITSBU) SEKTOR BELAWAN.

1.6

Ruang Lingkup Kerja Praktek. Mengingat bahwa tidak semua bidang dapat dipelajari serta keterbatasan

waktu dan kemampuan, maka kerja praktek ini lebih memfokuskan pada unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sicanang, Belawan dan sistem proteksi pada turbin.

1.7

Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Kerja Praktek ini dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan

Belawan. Kerja Praktek ini dilaksanakan dalam dua metode yang lazim digunakan, yaitu : 1. Metode Diskusi Metode ini dilaksanakan dengan diskusi antara mahasiswa dalam satu grup kerja praktek yang dilaksanakan dalam bentuk tanya jawab, penjelasan secara garis besar tentang sistem industri dan peralatan yang digunakan.

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

2.

Metode Observasi Metode ini mahasiswa didampingi oleh pembimbing lapangan dalam melakukan pengamatan atau observasi langsung pada objek kerja dan instrumen-instrumennya.

3.

Metode Riset Pustaka Dimana dalam memperoleh data, penulis menggunakan beberapa literatur yang berhubungan dengan topik permasalahan dalam Praktek Kerja Lapangan.

1.8

Metode Penulisan Laporan Sistematika pembahasan dibuat untuk mempermudah pembahasan dalam

laporan kerja praktek ini. Sistem pembahasan ini merupakan urutan bab demi bab. Adapun sistematika pembahasan tersebut adalah : Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang kerja praktek, tujuan kerja praktek, manfaat kerja praktek, batasan masalah, waktu dan tempat kerja praktek, ruang lingkup kerja praktek, dan metode pelaksanaan kerja praktek. Bab II : Tinjauan Umum Perusahaan Bab ini menjelaskan sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, pembagian tugas dan wewenang, dan tata letak perusahaan. Bab III : Landasan Teori Bab ini berisikan sistem PLTU, siklus rankine, keunggulan dan kekurangan PLTU, siklus air dan uap beserta komponen-komponen PLTU. Bab IV : Turbin Uap Bab ini menjelaskan pengertian Turbin, komponen utama turbin, alat bantu turbin, dan sistem pelumasan pada turbin. Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan kesimpulan dan saran setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan.

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

BAB II TINJAUAN UMUM PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

2.1

Sejarah Berdirinya PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang semakin meningkat, maka

pada tahun 1987 mulai didirikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berlokasi di Pulau Sicanang Belawan. PLTU ini dibangun oleh PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara dengan kontraktor ENERGOINVEST dari Yugoslavia. Pada awal diadakan studi untuk menentukan PLTU yang akan dibangun, penelitian ini diadakan diantaranya pada Pulau Sicanang, Kampung Belawan II, Kampung Belawan III dan Muara Sungai II serta Pulau Naga Putri.

Gambar 2.1 Kawasan PLTU dan PLTGU Pembangkit Sektor Belawan

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dipilihlah Pulau Sicanang ( 24 KM dari KOTA MEDAN) sebagai tempat berdirinya PT. PLN (Persero) SUMBAGUT Sektor Belawan, lokasi ini dipilih karena pertibangan sebagai berikut : a. Uap yang dihasilkan Boiler diperoleh dari sumur (deep well)

disekitarnya yang diubah terlebih dahulu menjadi air demineralisasi (air kandungan mineralnya telah dihilangkan). b. Mudah mendapatkan air untuk sistem pendingin karena berdekatan dengan air laut. c. Jauh dari Pemukiman Penduduk. d. Memudahkan kapal laut yang membawa bahan bakar untuk sistem pembangkit tersebut. Sesuai dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah, SK Menteri Pertambangan dan Energi serta SK Direksi PLN yaitu : 1. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1972 (No. 25 Tahun 1972) 2. SK Direksi PLN No. 034 / UIR / 1976 3. Contract No. PJ. 005 / PST / 1977 4. SK Direksi PLN No. 001 / DIR / 1978 5. Contract No. PJ 040 / M / PI / SU / 1981-1982 6. SK Menteri Pertamabangan dan Energi No. 226 / KPTS / M / Pertamben / 1983 7. SK Menteri Pertanbangan dan Energi No. 1043 / KPTS / M / Pertamben / 1983. Untuk kelacaran pengusahanya, maka pada Tanggal 24 Juli 1983 dibentuklah Sektor Belawan sesuai dengan SK Direksi PLN No. 125 / DIR 1983 dengan tugas pokok mengoperasikan dan memelihara mesin Pembangkit yang terdiri dari PLTU, PLTGU, PLTG, sebagai unit pengelolaan pengoperasian.

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

Tabel 2.1 Unit Pembangkit di Sektor Penbangkitan Belawan


No 1 2 3 4 Jenis Pembangkit PLTU PLTGU PLTG PLTG Lot 3 Jumlah (Unit) 4 2 Blok 4 1 Kapasitas Terpasang (MW) 260 311,88 806 120

PLTU unit 1 mulai beroperasi pada tanggal 30 Mei 1984 dan 21 energi dengan 21 energi Medan, dan kemudian disusun dengan PLTU unit 2 yang mulai beroperasi pada tanggal 14 November 1984. Dimana dalam perjalanan operasi mengalami ganguan-ganguan serius, sehingga unit PLTU unit 2 stop untuk perbaikan dan perawatan (overhaul). Karena kerusakan mesin ditemui tidak memungkinkan untuk diperbaiki, maka diusulkan rehabilitas total, sehingga sejak tanggal 17 September 1988 PLTU harus di operasikan walaupun kondisinya tidak handal dengam kemampuan beben maksimum 26 MW. Pada tanggal 11 Juni 1991 ditanda tangani kontrak untuk pekerjaan rehabilitas PLTU unit 1 dan 2 dengan surat perjanjian No. 018 / PJPN / 92201 / M / sebagai awal dimilainya pelaksanaan rehabilitas pada tanggal 2 Agustus 1991 karena masih diperlukan untuk membantu sistem Medan. Pembangunan pembangkit listrik terus dilaksanakan berdasarkan

kebutuhan energi listrik yang terus meningkat. Karena banyaknya pembangkitpembangkit yang sudah ada, menyebabkan timbulnya pemikiran untuk membangun tenaga kombinasi gas dan uap untuk memperoleh efisiensi thermal yang lebih baik. Pada pambangunan PLTU Blok II yang terdiri dari dua unit intalasi tenaga gas Turbin (GT 2.1 dan GT 2.2) dan satu unit instalasi tenaga (ST 2.0) mulai dilaksanakan pada pertengahan tahun 1994. Pada tanggal 11 Oktober 1994, PLTG unit 2.1 (GT 2.1) mulai diopersikan dalam siklus terbuka (open cyrcle) dan kemudian tanggal 8 Desember 1994 PLTG unit 2.2 (GT 2.2) mulai dioperasiakan sementara pembangunan terus dilakukan untuk instalasi tenaga uap (ST 2.0). Pembangkit tenaga kombinasi PLTG Blok II dinyatakan bekerja dalam siklus tertutup (close cycle) mulai tanggal 8 agustus 1995.

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

Dan selanjutnya dapat dilihat data-data mulai beroperasinya mesin-mesin pembangkit : 1. PLTU Unit 1 (65 MW) 2. PLTU Unit 2 (65 MW) 3. PLTU Unit 3 (65 MW) 4. PLTU Unit 4 (65 MW) 5. PLTG Unit 1.1 (117,5 MW) 6. PLTG Unit 1.2 (128,8 MW) 7. PLTG Unit 2.1 (130 MW) 8. PLTG Unit 2.2 (130 MW) 9. ST 1.0 (149,0 MW) 10. ST 2.0 (162,58 MW) 11. PLTG Lot 3 (120 MW) beoperasi beroperasi beroperasi beroperasi beroperasi beroperasi beroperasi beroperasi beroperasi beroperasi beroperasi : 30 Mei 1984 : 14 November 1984 : 06 Juli 1988 : 08 September 1989 : 06 Juli 1988 : 25 November 1992 : 11 Oktober 1994 : 08 Desember 1994 : 05 November 1993 : 08 Agustus 1995 : Februari 2010

PLN Sektor pembangkit Belawan saat ini mengeperasikan dan memelihara unit-unit pwmbangkit dengan kapsitas terpasang sebesar 1.077,88 MW. PLN Sektor pembangkit Belawan sampai saat ini merupakan pemasok utama kebutuhan listrik diSumatera Utara dan sebagian wilayah Aceh. Pada awal 2008 Pembangkitan Sektor Belawan kembali membangun pembangkit untuk mendukung sistem SUMBAGUT dengan membangun PLTG Lot 3. PLTG ini mulai beroperasi pada bulan Februari 2010, dengan daya terpasang sebesar 120 MW dengan menggunakan bahan bakar HSD (high Speed Diesel). Sebelum beroperasi PLTU mendapat pasokan listrik dari unit distribusi, dan dibantu dengan Genset dan PLTD. Namun ini semua belum bisa mencukupi kebutuhan listrik SUMBAGUT sebesar 1085 MW.

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

2.2

Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi perusahaan merupakan hal yang sangat penting dimana

dengan struktur organisasi yang baik akan membuat pembagian tugas yang jelas dan aktifitas kerjasama yang baik serta semangat kerja yang lebih tinggi sehingga tercapailah mekanisme prosedur kerja dan efisiensi dan efektif, seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.2 SDM dan Organisasi

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

Menurut pola hubungan kerja serta pelimpahan wewenang dan tanggung jawab, maka PT. PLN (Persero) Pembangkitan SUMBAGUT Sektor Belawan mempunyai struktur organisasi staffing dimana ciri utamanya adalah setiap organisasinya bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing. PT. PLN (Persero) Sektor Belawan Mempunyai Struktur Organisasi garis, dimana Kepala Sektor merupakan Manager yang dibantu 5 Asisten yang membawahi bidangnya masing-masing, meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. Enginering Operasi Pemeliharaan Mesin PLTU Pemeliharaan Mesin PLTGU SDM dan Keuangan

Fungsi masing-masing struktur organisasi perusahaan : a. Manajer Sektor Manager mengawasi apakah pelaksananya dan hasilnya telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Apakah perlu ada perbaikan dan lain sebagainya. Dalam melaksanakan tugas yang cakupannya luas itu Manager dibantu oleh beberapa kepala bagian prodaksi, kepala bagian pemasaran, kepala bagian kepegawaian, dan kepala bagian keuangan. b. Manajemen Resiko Fungsi managemen resiko berkaitan dengan kegiatan keamanan yang bertujuan menjaga harta benda dan personil perusahaan terhadap kerugian dan semua gangguan sosial yang mungkin membahayakan kehidupan dan perkembangan perusahaan. c. Manajemen Pengendalian Kontrak Berfungsi untuk mengawasi dan melakukan perjanjian kontrak dengan para kontraktor. d. Manajemen Bahan Bakar Berfungsi mengawasi dan menyediakan bahan bakar.

10

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

e. Asisten Manajer Tujuan jabatan asisten Manajer merencanakan, pekerjaan

mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi dibidangnya. f. Supervisor

Tujuan jabatan Supervisor merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi pekerjaan dengan dibantu oleh staffstaff bawahannya.

2.3

Tenaga Kerja Jumlah karyawan di PT. PLN (Persero) Sektor Belawan dikantor maupun

di unit sebanyak 310 orang, seperti pada tabel berikut : Tabel 2.2 Jumlah Karyawan. No 1 2 3 4 5 6 Bidang Usaha Bagian Operasi Bagian SDM dan Administrasi Bagian Engineering Bagian Pemeliharaan PLTU Bagian Pemeliharaan PLTGU Manager dan Jabatan Ahli Fungsional Total Jumlah 151 38 19 43 54 5 310

Selain keterangan diatas PT. PLN (Persero) sektor Belawan juga mempunyai bagian keamanan yang terdiri dari satpam dan dari TNI AL yang masih aktif. Disamping itu ada juga tenaga kerja kontrak untuk menangani kebersiahan kantor, halaman, dan taman. Untuk pembagian shift kerja yaitu : 1. 2. 3. Jam 08.00 16.00 WIB Jam 16.00 22.00 WIB Jam 22.00 08.00 WIB

11

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

Adapun pekerja yang dikenakan shift kerja yaitu pada bagian operasi (operator). Untuk Karyawan kantor mulai kerja jam 07.30 16.30 WIB. Kemudian tanggung jawab dalam pengoperasian pada pembangkit ini dilakukan oleh Manajer dan Supervisor. Tanggung jawab Manajer / Supervisor adalah : 1. 2. Bertanggung jawab dalam pengoperasian Pembangkit Bertanggung jawab kepada pusat PT. PLN (Persero) KITSU jika terjadi kerusakan 3. Bertanggung jawab dalam pembelian barang dan juga melakukan kerjasama dengan kontraktor.

2.4

Metode Kerja Teknisi atau Supervisor harus mengontrol metode kerja yang meliputi : a. Memeriksa Bahwa : 1. Alat pengaman dalam kondisi baik 2. Penerangan yang cukup 3. Peralatan kerja atau mesin dalam keadaan aman 4. Pengaturan ruangan yang aman b. Pengawasan terhadap bahaya : 1. Pemeriksaan metode kerja yang dipakai 2. Perhatikan cara kerja yang berbahaya c. Menanggulangi kecelakaan bahaya dengan : 1. Memberikan metode kerja yang baik 2. Memasang tanda peringatan 3. Memasang alat pengaman

2.5

Manajemen Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan preventif, korektif,

prediktif. 1. Pemeliharaan Preventif Pemeliharaan preventif adalah suatu tindakan atau pekerjaan untuk mempertahankan atau menjaga kondisi peralatan atau sistem mesin,

12

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

listrik kontrol, bangunan dan peralatan berada dalam keadaan baik dan mempuyai kehandalan dan daya guna optimal. 2. Pemeliharaan Korektif Pemeliharaan korektif adalah suatu tindakan atau pekerjaan untuk mempertahankan atau mengambil kondisi peralatan atau sistem, kontrol listrik, bangunan dan peralatan sarana lainnya yang mengalami kerusakan sehingga kembali ke kondisi atau ke kapasitas semula. 3. Pemeliharaan Prediktif Pemeliharaan prediktif adalah sistem pemeliharaan peralatan dengan cara memonitor peralatan secara terus-menerus atau berkala pada saat mesin beroperasi untuk mengantisipasi potensi kerusakan dan prkiraan gangguan di masa yang akan datang.

13

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

BAB III LANDASAN TEORI

3.1

Sistem PLTU Sistem PLTU merupakan sistem pembangkit energi listrik yang memiliki

empat komponen utama, yaitu: ketel, turbin, kondensor dan pompa. Peristiwa perubahan keadaan (kondisi) dari fluida kerja pada SPTU (sistem pembangkit tenaga uap) dapat digambarkan dengan siklus thermodinamika yang disebut siklus ideal rankine. Pada siklus ini ada panas laten dan panas sensibel. Panas laten adalah panas yang masuk dan keluar dari suatu benda saat berubah fasa. Sedangkan panas sensibel adalah panas yang masuk atau keluar dari suatu benda yang tidak mengalami perubahan fasa, tetapi diiringi perubahan temperatur.

P1

P2

Gambar 3.1 Diagram T-S ( Siklus Rankine)

1.

a-b : air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah kompresi isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.

2. 3.

b-c : air bertekanan ini dinaikkan suhunya hingga mencapai titik didih. c-d : air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vaporising (penguapan) dengan proses isobar isotermis, terjadi di boiler.

14

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

4.

d-e : uap dipanaskan lebih lanjut hingga mencapai suhu kerjanya. Langkah ini terjadi di boiler dengan proses isobar.

5.

e-f : uap melakukan kerja sehingga tekanan dan suhunya turun. Langkah ini adalah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam turbin.

6.

f-a : pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air kondensat. Langkah ini adalah isobar isotermis, dan terjadi dalam kondensor.

Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu: 1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi. 2. Energi panas (uap) diubah menjadi enegi mekanik dalam bentuk putaran. 3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

ENERGI KIMIA

ENERGI THERMAL

ENERGI MEKANIK

ENERGI LISTRIK

Gambar 3.2 Proses Konversi Energi

3.2

Keunggulan Dan Kekurangan PLTU Dibandingkan dengan pembangkit lainnya PLTU memiliki beberapa

keunggulan., diantaranya: 1. Dapat dioperasikan dengan menggunakan berbagai jenis bahan bakar (padat, cair, gas) 2. Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi, 3. Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan, 4. Kontinuitas operasina tinggi, 5. Usai pakai (life time) relatif lama.

15

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

Namun

PLTU

mempunyai

beberapa

kelemahan

yang

harus

dipertimbangkan dalam memilih jenis pembangkit termal. Kelemahan itu adalah: 1. 2. 3. Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar. Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasokan listrik dari luar. Memerlukan tersedianya air pendingin yang sangat banyak dan secara berlanjut. 4. 3.3 Investasi awal mahal.

Komponen Utama Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU adalah mesin pembangkit yang terdiri dari komponen utama dan

instalasi peralatan penunjang. Komponen utama PLTU terdiri dari yaitu:

3.3.1 Boiler (ketel Uap) Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk merubah fasa air menjadi fasa uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan air yang berbeda dalam pipa-pipa dengan panas hasil

pembakaran bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontiniu didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar. Uap yang dihasilkan boiler adalah uap superheat dengan tekanan dan temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan pemindah panas, lalu aliran dan panas pembakaran yang diberikan. Boiler yang kontruksinya terdiri dari pipa-pipa berisi air disebut water tube boiler (pipa air boiler).

Spesifikasi Boiler PLTU Unit I dan II : Jenis Bahan Bakar awal Jenis Bahan Bakar Tekanan Uap Kapasitas Produksi Uap Temperatur Uap Draft sistem : Solar : Minyak Residu : 90 Bar : 260 ton/jam : 5130C : FDF (Udara Paksa)

16

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

Gambar 3.3 Boiler

3.3.2

Turbin Turbin adalah suatu perangkat yang mengkonversikan energi uap (Energy

Thermal) yang bertemperatur tinggi dan tekanan tinggi yang menjadi energi mekanik (Putaran). Ekspansi uap yang dihasilkan tergantung dari sudu-sudu (nozzle) pengarah dan sudu-sudu putar.

Spesifikasi Turbin PLTU Unit I dan II : Type Putaran (n) Jumlah Tingkat Sudu Tekanan Uap Temperatur Uap Jumlah Ekstraksi : Single Silinder, Non Reheat : 3000 rpm : 31 Tingkat : 88 Bar : 5100C :5

17

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

Gambar 3.4 Turbin

3.3.3

Generator Generator adalah suatu alat untuk mengubah energi mekanik menjadi

energi listrik. Generator terdiri dari 2 bagian: 1. Stator adalah bagian yang diam, terdiri dari kumparan-kumparan tembaga dan inti besi. 2. Rotor pada generator adalah bagian yang berputar, terdiri dari lilitan dan kutub-kutub megnet.

Spesifikasi Generator PLTU Unit I dan II Type Kapasitas Faktor Daya Tegangan Frekuensi Sistem Pendingin : T 209-255 : 81.250 kVA : 0,8 : 11 kV : 50 Hz : Hydrogen

18

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

Gambar 3.5 Generator

3.3.4

Kondensor Kondensor adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengkondensasikan

fasa uap (uap bekas) dari turbin menjadi air kondensat (Uap Jenuh) untuk pengisi boiler, dimana uap bekas dari LP turbin masuk kekondensor melalui pipa-pipa kondensor dengan media pendingin berupa air laut yang dipompakan CWP (Cooling Water Pump).

Spesifikasi Condensor PLTU Unit I dan II : Type Kapasitas Sirkulasi Air Teperatur Air Masuk Jumlah Pipa Diameter Luar Pipa, Tebal Bahan Pipa : Suface : 9.400 m3 / Jam : 300C : 7966 Buah : 22 x 0.5 mm : Titanium

19

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

Gambar 3.6 Condensor

3.4

Prinsip Kerja PLTU PLTU adalah suatu pusat pembangkit tenaga listrik yang menggunakan

turbin uap sebagai penggerak mulanya atau dengan kata lain menggunakan energi uap untuk memutar turbin. PLTU yang ada di Sumatera Utara adalah PLTU Sicanang (4 unit) dengan kapasitas daya terpasang 260 MW. PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut: Pertama air diisikan keboiler hingga mengisi penuh seluruh permukaan pemindah panas. Didalam boiler, air ini mendapatkan panas dengan menyerap gas panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap. Kedua, uap hasil prduksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran. Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan megnet dalam kumparan. Uap bekas keluaran turbin masuk kedalam kondensor untuk didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air. Air kondensat hasil kondensiasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisian boiler. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang. Secara garis besar prinsip kerja

20

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

dari PLTU dapat dilihat pada Gamabar 3.7 dan 3.8 dibawah ini, gambar ini menunjukan diagram air dan uap pada PLTU dengan komponen utama dan siklus kerja sistem-sistemnya.

Gambar 3.7 Siklus Air dan Uap PLTU Unit 1-2

21

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

Gambar 3.8 Siklus Air dan Uap PLTU Unit 3-4

3.5 3.5.1

Komponen PLTU Pada Siklus Air. Hotwell Hotwell berfungsi menampung air condensasi uap dari turbin tingkat

terakhir melalui media pendingin berupa air laut yang dipompakan oleh CWP (Cooling Water Pump). Temperatur air didalam Hotwell 400C.

3.5.2

Condensat Pump. Condensat Pump berfungsi untuk memompakan air dari Hotwell

Condensor ke Feed Water Tank (FWT) melalui beberapa proses pemanasan sebelumnya LPH 1 dan LPH 2. Pressure Condesate Pump 12 Bar. Spesifikasi Condensat Pump : Type Jumlah Kapasitas Tinggi Pemompaan Motor : Vertical pit Type : 2 Unit : 255 m3 / jam / Pump : 12,5 Barg : 105 KW, 1480 rpm, 380 V

22

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

Gambar 3.9 Condensat Pump

3.5.3

Gland Steam Gland Steam berfungsi sebagai perapat poros disisi LP dan HP turbin.

Disisi LP Gland Steam berfungsi untuk mencegah udara luar agar tidak masuk kedalam turbin. Sedangkan disisi HP Gland Steam berfungsi untuk mencegah uap keluar dari turbin. Setelah dipergunakan Gland Steam kemudian didinginkan didalam Gland Steam Condensor (GSC) dan kondensatnya kemudian dialirkan kembali kedalam Condensor, melalui media pendingin berupa air yang dipompakan oleh Condensate Pump sekaligus juga untuk menaikkan temperatur air yang dipompakan oleh Condensate Pump.

Gambar 3.10 Gland Steam Condensor

23

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

3.5.4

Low Pressure Heater 1 (LPH 1) Low Pressure Heater berfungsi untuk memanaskan air setelah melalui

Gland Steam Condensor (GSC), melalui media pemanas dari ekstraksi uap turbin tingkat pertama (E1). Kemudian hasil kondensasi uap dialirkan kembali ke Condensor. Temperatur air setelah LPH 1 600C.

Gambar 3.11 Low Pressure Heater 1

3.5.5

Low Pressure Heater 2 (LPH 2) Low Pressure Heater 2 berfungsi untuk memanaskan air setelah LPH 1

melalui media pemanas ekstraksi turbin tingkat kedua (E2). Hasil kondensasi uap dialirkan kembali ke Condensor melalui LPH 1. Temperatur air setelah LPH 2 700C.

Gambar 3.12 Low Pressure Heater 2

24

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

3.5.6

Feed Water Tank (FWT) Berfungsi sebagai tangki penampung untuk kebutuhan boiler. Didalam

Feed Water Tank air kembali dipanaskan melalui media pemanas berupa uap hasil ekstraksi turbin tingkat ketiga (E3). Didalam FWT terdapat Deaerator yang berfungsi untuk memisahkan dan membuang gas-gas yang terdapat didalam air ke atmosfer. Spesifikasi Feed Water Tank : Type Jumlah Kapasits Maksimum Kapasitas Penyimpanan Temperature Condensat inlet Temperature Feed Water Outlet Jumlah Feed Water (inlet) Kandungan Oxygen (outlet) Tekanan dan Jumlah Steam Pemanas Design Tekanan dan Tamperatur Test Tekanan Dengan Hydrostatic Untuk Feed Water Tank Berat Kosong Berat Kondisi Operasi Berat Kondisi Berisi Penuh : 9 bar : 22 ton : 102 ton : 122 tom : Cilindrical horizontal dengan spray device : 1 Unit : 267,2 ton / jam : 80 m3 / (pada NWL) : 104,80C : 145,20C : 220,4 ton / jam : 0,008 gr/1 : 4,06 bar 15,8 ton / jam : 6 bar 1500C

Gambar 3.13 Feed Water Tank 25

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

3.5.7. Feed Water Pump Berfungsi untuk memompakan air dari Feed Water Tank ke Boiler Drum melalui beberapa proses pemanasan sebelumnya HPH4, HPH5 dan Economizer. Pressure Feed Water Pump : 90 Bar

Gambar 3.14 Feed Water Pump

3.5.8. High Pressure Heater 4 (HPH 4) Berfungsi untuk memanaskan air dari Feed Water Pump (FWT) melalui media pemanas berupa ekstraksi turbin tingkat keempat (E4). Hasil kondensasi uap ekstraksi dialirkan kekondensor melalui Drain Tank. Temperatur setelah High Pressure Heater 4 : 1700C.

3.5.9. High Pressure Heater 5 (HPH5) Berfungsi Untuk memanaskan kembali air setelah melewati High Pressure Heater 4 melalui media pemanas berupa ekstraksi turbin tingkat kelima (E5). Hasil kondensasi uap ekstraksi kemudian dialirkan kembali ke Condensor melalui Drain Tank untuk dinormalkan temperaturnya. Temperatur air setelah High Pressure Heater 5: 1860C

26

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

Gambar 3.15 High Pressure Heater 5

3.5.10 Economizer Berfungsi memanaskan air kembali setelah High Pressure Heater 5 dengan media pemanas berupa gas (Flue Gas) dari hasil pembakaran di ruang bakar (boiler) tingkat pertama. Temperatur air setelah Economizer : 2500C.

Gambar 3.16 Economizer

27

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

3.6 3.6.1

Komponen PLTU Pada Siklus Uap. Boiler Drum Berfungsi untuk menampung air yang telah dipanaskan sebelumnya di

economizer yang berasal dari FWT yang dipompakan oleh FWP. Disamping itu Boiler Drum juga berfungsi sebagai pemisah air dan uap dimana nantinya uap akan kembali mengalami proses pemanasan sehingga dihasilkan uap yang digunakan untuk menggerakkan turbin nantinya.

Gambar 3.17 Boiler Drum 3.6.2 Water Wall Berfungsi untuk mengubah fasa air menjadi uap (uap jenuh). Air dari Boiler Drum turun melalui Down Comer menuju header water wall dan kemudian mengisi tube-tube waterwall. Air yang sudah berubah fasanya (uap jenuh) kemudian mengalir kembali kedalam Boiler Drum dan kemudian karena pengaruh berat jenis, air yang terkandung didalam uap yang jenuh tadi akan terpisah dengan sendirinya. uap mengumpul disisi atasnya. Air kemudian terus turun kembali mengisi water wall secara alami (sirkulasi natural) dan dipanaskan. Sedangkan uap akan dipanaskan lebih lanjut di LTS dan HTS.

28

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

3.6.3

Low Temperatur Superheater (LTS) Berfungsi untuk menaikan temperatur uap dari uap menjadi uap

superheater melalui media pemanas berupa gas (flue gas) hasil pembakaran. Proses ini terjadi didalam boiler tingkat kedua atau tingkat menengah. Temperatur uap setelah LTS : 368oC

Gambar 3.18 Low Temperatur Superheater

3.6.4

Desuperheater /spray Superheater Berfungsi untuk menaikan temperatur uap superheater dari LTS sebelum

masuk keturbin. Temperatur uap superheat dijaga dengan cara menyemprotkan air yang berasal dari Feed Water Pump.

3.6.5

High Temperatur Superheater Berfungsi untuk menaikan temperatur uap superheater menjadi uap

siperheater yang benar-benar kering melalui media pemanas berupa gas hasil pembakaran (flue gas) didalama boiler paling atas (tingkat ketiga). Temperatur uap superheater setelah melewati HTS : 510oC

29

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

Gambar 3.19 High Temperatur Superheater

3.6.6

Turbin Uap Berfungsi untuk mengubah energi thermal menjadi energi mekanik untuk

memutar sudu-sudu turbin. Spesifikasi Turbin Uap : Type Pabrik Pembuat Putaran Jumlah Tingkat Sudu Tekanan Uap Temperatur Uap Jumlah Ekstraksi : Single Silinder, Non Reheat : ABB, Jerman : 3000 rpm : 31 Sudu : 88 Bar : 5100C : 5 (Lima)

Gambar 3.20 Turbin Uap 30

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

3.6.7

Condensor Berfungsi untuk mengkondensasikan uap dari turbin sudu terakhir menjadi

fasa air dengan media pendingin yang berasal dari air laut.

Spesifikasi Condensor PLTU Unit I dan II : Type Kapasitas Sirkulasi Air Teperatur Air Masuk Jumlah Pipa Diameter Luar Pipa, Tebal Bahan Pipa : Suface : 9.400 m3 / Jam : 300C : 7966 Buah : 22 x 0.5 mm : Titanium

Gambar 3.21 Condensor

31

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

BAB IV TURBIN UAP

4.1

Pengertian Turbin Uap Turbin uap adalah pesawat yang mengubah energi mekanis yang disimpan

didalam fluida menjadi energi mekanis rotasional. Ada beberapa jenis turbin yang berbeda, misalnya turbin uap, turbin gas, turbin air dan turbin angin atau kincir angin. Material yang dibicarakan dalam bab ini hanya berlaku untuk turbin uap, meskipun beberapa prinsip yang umum juga berlaku untuk sistem yang lain.

4.2

Klasifikasi Turbin Uap Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan turbin uap. Salah satu cara

penggolonganya didasarkan atas tujuan turbin. Sistem ini terdiri dari unit stasiun sentral yang digunakan untuk menggerakkan pembangkit listrik pada putaran sinkron (biasanya 3600 atau 1800 rpm) dan mempunyai daya 16 sampai dengan 1500 MWe. Turbin uap superposisi atau lapisan atas adalah turbin tekanan tinggi yang dipasang pada sistem uap tekanan rendah yang sudah tua untuk mempertinggi efisiensi keseluruhan pembangkit daya. Dalam sistem ini uap bekas dari turbin yang relatif masih bertekanan tinggi dimasukkan kedalam turbin lama tekanan rendah atau keproses fabrikasi. Turbin penggerak mekanis digunakan untuk memberi tenaga ke fan isap yang besar, pompa-pompa, kompresor dan lain-lain mesin rotari yang besar. Sistem ini biasa beroperasi pada 900 sampai 10.000 rpm dengan daya 0,5 sampai 10 MW. Sistem ini mempunyai kelebihan dibanding penggerak dengan tenaga listrik, antara lain penggunaan energi panas yang lebih baik, pengontrolan putaran yang lebih mudah, menghidupkannya cepat, dan sebagai tambahan, tidak ada loncatan bunga api listrik selama operasi, tidak terpengaruh oleh kondisi sekeliling yang panas, atau lingkungan yang jelek, juga uap bekas yang bertekanan rendah bisa digunakan untuk keperluan lain.

32

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

4.2.1

Penggolongan Turbin Uap Tubin uap juga bisa digolongkan menurut tekanan uap bekasnya. Pada

penggolongan ini turbin dibagi menjadi turbin kondensasi dan turbin nonkondensasi. Pada turbin nonkondensasi, tekanan gas bekas sama atau diatas tekanan atmosfir dan sistem bisa beroperasi dengan atau tanpa kondensor. Sistem ini mungkin membutuhkan penambahan air yang kontinu. Turbin kondensasi biasanya membuang uap kekondensor yang mempunyai vakum sangat tinggi dan ini mempertinggi efisiensi panas. Penambahan air tidak perlu secara kontinu. Turbin uap bisa diklasifikasikan menurut cara pemasukan atau pengeluaran uap dari turbin. Turbin ekstraksi digunakan jika uap turbin sebagian dikeluarkan ditengah jalan untuk dipergunakan bagi proses lain atau untuk memanaskan air pengisian. Turbin pemanasan ulang digunakan pada siklus tenaga uap pemanasan ulang. Turbin ekstraksi induksi mempunyai saluran-saluran, baik untuk mencerat ataupun untuk menginduksi uap disuatu tempat didalam turbin. Pengaturan bermacam turbin, termasuk bentuk tandem dan unit komponen silang. Sudu turbin. Meskipun ada beberapa turbin uap aliran radial, hampir semua turbin adalah mesin aliran aksial. ada dua jenis dasar sudu turbin yang digunakan dalam turbin uap umum, - sudu impuls dan sudu reaksi. Dua jenis sudu impuls yang berbeda dan satu set sudu reaksi ditunjukkan dalam gambar dibawah ini :

Gambar 4.1 Turbin sudu impuls

33

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

Gambar 4.2 Turbin sudu tingkat kecepatan berganda

Gambar 4.3 Turbin sudu reaksi

Didalam tingkat turbin impuls, seluruh uap pertama-tama lewat blok nosel dimana energi kinetik bertambah. Aliran dalam nosel ini mendekati proses adiabatis dapat balik. Jika kecepatan masuk diabaikan, kecepatan uap keluar menjadi :
1

1 = (- 2gc

1/2

=223,73(-

)1/2

Aliran uap aktual melewati sudu turbin dengan gesekan, dan dalam hal ini V2 dapat diperkecil dengan mengurangi sudut keluar sudu Y. Ini mengakibatkan sudu turbin impuls tidak simetris. Pengurangan sudut keluar sudu dan adanya

34

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

gesekan keduanya mengakibatkan timbulnya beban aksial terhadap sudu. Gesekan juga menaikkan entalpi uap ke luar. Keadaan ini disebut pemanasan ulang tingkat.(stage reheat). Turbin unit 1, 2, 3 dan 4 pada PLTU Sektor Pembangkit Belawan termasuk jenis turbin impuls. Turbin impuls merupakan turbin proses ekspansi atau penurunan tekanan dari fluida kerja hanya terjadi dalam baris sudu tetap saja.

Data spesifikasi Teknik Turbin Uap PLTU Sektor Pembangkit Belawan unit 1-2 : Type Pabrik pembuat Putaran Jumlah tingkat sudu Tekanan uap Temperatur uap Jumlah ekstraksi: :Single silinder, non reheat : ABB, Jerman : 3000 rpm : 31 tingkat : 88 Bar : 510 0C : 5 ( lima )

Gambar 4.5 Turbin Uap

35

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

4.3

Prinsip Kerja Turbin Uap Turbin unit 1, 2, 3 dan 4 pada PLTU Sektor Pembangkit Belawan

termasuk jenis impuls kecepatan bertingkat. Tubin impuls merupakan turbin yang proses ekspansi atau penurunan tekanan dari fluida kerja hanya terjadi dalam baris sudu tetap saja. Pada turbin impuls uap masuk kedalam nosel dan kecepatan uapnya naik karena nosel adalah sudu pengarah dan berfungsi menaikan kecepatan uap, setelah itu uap masuk kedalam barisan sudu, pada bagian ini tekanan dijaga konstan, tetapi kecepatan absolutnya turun disebabkan karena energi kinetik uap dirubah menjadi kerja memutar sudu turbin. Salah satu cara merubah kerugian yang terlalu besar pada turbin unit 1, 2, 3 dan 4 adalah dengan mengekspansikan uap secara bertahap kedalam turbin bertingkat. Jadi dengan turbin yang bertingkat energi fluida yang tidak di serap oleh baris sudu gerak masih dapat diserap oleh baris sudu tingkat berikutnya, selain itu kemampuan sudu menyerap energi fluida kerja juga terbatas, maka dengan turbin bertingkat maka diharapkan proses penyerapan energi tersebut dapat berlangsung efisien.

4.4 4.4.1

Komponen Utama Turbin Uap Rumah Turbin Fungsi rumah turbin adalah, mendistribusikan uap ke sekeliling sudu

pengatur, untuk mendapatkan tekanan dan kecepatan yang sama dan menjaga agar uap tidak keluar dari turbin. Rumah turbin memiliki sudu tetap yang berfungsi untuk mengarahkan aliran uap ke sudu gerak. Disamping itu rumah turbin juga berfungsi sebagai rumah regulator, rumah bantalan dan sebagai saluran uap bekas kedalam kondensor.

36

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

4.4.2

Rotor Rotor adalah bagian yang berputar dari turbin dan letaknya berada di

dalam rumah turbin. Rotor berfungsi memutar poros daya yang menggerakan atau memutar generator. Disamping itu rotor berfungsi sebagai: 1. Penggerak pompa oli utama dan regulator. 2. Sebagai bantalan tekan, bantalan dukung penghantar dan bantalan dukung generator. Sudu pada turbin terbagi menjadi dua, yaitu: sudu gerak dan sudu tetap. Sudu gerak merupakan sudu yang bergerak bersama dengan rotor, oleh sebab itu sudu gerak letaknya melingkari rotor. Sedangkan sudu tetap adalah sebaliknya. Sudu-sudu turbin antara lain adalah, sudu curtis, sudu rateau dan sudu reaksi. Sudu cartis adalah sudu yang berfungsi untuk menurunkan tekanan uap. Sudu reaksi berfungsi untuk menaikan kecepatan relatif fluida kerja sehingga rotor turbin berputar secara optimal. Oleh sebab itu sudu cartis pada turbin unit 1, 2, 3 dan 4 diletakan pada tingkat pertama, dimaksudkan untuk melindungi rumah turbin dan rotor terhadap tekanan dan temperatur tinggi juga untuk mendapatkan unit yang lebih kompak dan murah. Seluruh bagian sudu yang berorientasi dan bagian yang diam dipisahkan secara relatif oleh jarak ruang yang besar dan kecil yang dibuat oleh jalur perapat ( seal ). Jalur ini dibuat oleh campuran logam material dengan pelindung yang berkwalitas.

37

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

Gambar 4.6 Rotor Turbin

4.4.3

Thrust Bearing Bantalan aksial memiliki dua fungsi, yaitu: untuk menyerap sisa resultan

gaya aksial pada poros serta mengontrol posisi rotor dalam casing. Fungsi ke dua, untuk mencegah terjadi persinggungan antara bagian yang berputar dengan bagian yang stasioner. Rotor turbin yang poros-porosnya menggunakan kopling solid hanya dipasang satu bantalan aksial yang biasa diletakan antara silinder HP.

Gambar 4.7 Thrust Bearing

38

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

4.4.4

Journal Bearing Journal bearing berfungsi untuk menahan beban radial, beban tegak lurus

dengan poros. biasanya untuk putaran tinggi dan beban yg besar contohnya pada pump, turbine, compressor. Bentuk paling sederhana dari plain bearing yang terdiri dari sebuah silinder berlubang. Silinder ini membantu sekaligus membatasi pergerakan putar dari poros (shaft). Lubang dari silinder inilah yang disebut dengan journal bearing, sedangkan bagian dari poros (shaft) yang masuk ke dalam journal bearing disebut journal. Pada dasarnya material bearing memiliki sifat-sifat sebagai berikut : 1. Tahan terhadap beban statis maupun dinamis 2. Koefisien gesek rendah 3. Tahan Aus 4. Tahan karat

Gambar 4.8 Journal Bearing Turbin

4.5 4.5.1

Komponen Pendukung Turbin Uap Main Stop Valve Main stop valve (MSV) adalah katup untuk mengalirkan uap tekanan

tinggi masuk kedalam turbin, serta untuk menghentikan suplay uap takanan tinggi tersebut pada saat turbin emergency trip untuk posisi normal dari main stop valve. Pada saat operasi normal sistem kerja turbin adalah open. Main Stop Valve pada sistem turbin PLTU sicanang berjumlah dua buah, main stop valve akan menutup

39

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

karena gaya atau tekanan dari pegas (Spring) yang dipasang dibelakang main stop valve pada saat actuator menerima perintah untuk menutup. Main Stop Valve dapat dilihat pada gambar 4.9.

4.5.2

Main Steam Stainer Main steam strainer dipasang pada main steam inlet sebelum main stop

valve untuk menjaga atau mencegah benda-benda asing yang terkandung dalam uap masuk kedalam turbin. Main Steam Stainer dapat dilihat pada gambar 4.9.

4.5.3

Main Control Valve (MCV) Sebelum masuk ke turbin uap tekana tinggi dari main stop valve terlebih

dahulu melewati main steam control valve. Fungsi dari main control valve adalah untuk mengatur jumlah dan tekanan uap yang akan disuplay masuk kedalam turbin, selain itu berfungsi juga untuk menghentikan aliran uap masuk ke turbin bila terjadi emergency trip. Main Control Valve dapat dilihat pada gambar 4.9.

Gambar 4.9 Komponen Pendukung Turbin Uap

40

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

4.6

Sistem Pelumas Turbin Sistem pelumas sistem yang cukup vital untuk turbin. Sistem pelumasan

pada Turbin Uap (Steam Turbine) berfungsi untuk : 1. Sebagai pelumasan yaitu memberikan pelumasan pada bearing secara kontinyu, karena dengan adanya pelumasan tersebut akan mencegah gesekan secara langsung antara bearing dengan poros. 2. Sebagai media pendingin, dengan adanya pelumasan panas yang terjadi karena gesekan antara bearing dengan poros akan diserap minyak pelumas yang selanjutnya minyak pelumas akan di dinginkan oleh lube oil cooler. 3. Untuk mencegah korosi, Dengan adanya minyak pelumas maka bearing tersebut terlindungi dari oksidasi dengan oksigen. Dan masih banyak lagi fungsi dari minyak pelumas.

41

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan Dari hasil kerja peraktek yang telah dilaksanakan pada tanggal 01 Agustus

31 Agustus 2012 di PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. PLN Sektor Belawan merupakan pemasok utama kebutuhan listrik di Sumatra Utara. 2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) unit 1-2 dan 3-4 mempunyai perbedaan antara lain : 1. Sistem pendingin generator PLTU unit 1-2 menggunakan pendingin Hydrogen, sedangkan PLTU unit 3-4 pendingin udara. 2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap unit 1-2 menggunakan 2 unit Feed Water Pump untuk memompakan air dari Feed Water Tank ke Boiler Drum, sedangkan unit 3-4 menggunakan 3 unit Feed Water Pump. 3. Tingkat sudu pada turbin unit 1-2 memiliki 31 tingkat sudu, sedangkan turbin unit 3-4 memiliki 43 tingkat sudu. 4. Bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap unit 1-2 menggunakan bahan bakar residu, sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap unit 3-4 menggunakan bahan bakar residu dan gas. 3. Untuk menjamin peralatan-peralatan pembangkit bekerja secara optimal dan kontinyu, maka dilakukan pemeliharaan (maintenance) pada seluruh peralatan-peralatan secara berkala, seperti pemeliharaan harian, bulanan, dan pemeliharaan tahunan. Selain untuk masa waktu tertentu, peralatan harus dibongkar pasang (over haul) untuk memeriksa kinerja dari peralatan tersebut. 4. Pendingin pada bantalan turbin menggunakan oli yang kemudian didinginkan kembali oleh air demin. 5. Pembangkit Listrik Tenaga Uap menggunakan media pendingin air laut untuk mengkondensasikan uap pada kondensor.

42

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

5.2 Saran 1. Dari pihak perguruan tinggi diharapkan agar dapat mengawasi atau memberi kunjungan ke tempat kerja praktek mahasiswa agar dapat memonitoring sekaligus lebih memotivasi mahasiswa dalam melaksanakan kerja praktek di dunia usaha dan industri. 2. Hendaknya hubungan yang antara mahasiswa, perguruan tinggi dan perusahaan lebih ditingkatkan dengan cara pemberian fasilitas yang dapat mendukung dalam pelaksanaan kerja peraktek. 3. Bagi mahasiswa yang akan melaksanakan kerja praktek di PT. PLN (persero) Pembangkitan Sektor Belawan diharapkan agar lebih

mempelajari tentang sistem pembangkit dan cara kerja pembangkit karena sangat berguna dalam pelaksanaan kerja praktek nantinya. 4. Sebelum memasuki wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Uap, harus memakai alat pelindung diri.

43

Laporan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Belawan

DATFTAR PUSTAKA

1.

Simens, Combined Cycle Power Plant, PLTU sicanang belawan, PT. PLN (persero) Sektor Pembangkitan Belawan. Djiteng Marsudi, Pembangkitan Energi Listrik Diklat Kuliah, Suralaya 2006. Diktat kuliah, Pengoprasian PLTU Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Medan, 2012. Diktat Kuliah,Turbin Uap Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Medan, 2012. Michael J.Moran, Howard N. Shapiro. Thermodinamika Teknik, Jilid 1, Edisi Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2004.

2.

3.

4.

5.

44

Anda mungkin juga menyukai