Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN PASIEN CAPD

dr. Bratasena

PENDAHULUAN

Prevalensi Penyakit ginjal kronik : 29.1 % Population risk : Hypertension, diabetes dan proteinuria. 0.8 % : Stage V ( ESRD). Pada tahun 2006 : 10.000 pasien menjalani terapi dengan hemodialisa. Pada tahun 2007 : 774 pasien menjalani terapi dengan CAPD.
Frequency (%) 39.9
17.5 15.7 13.4 10.8 2.5

Etiologi PGK Glomerulonephritis


Diabetic nephropathy Hypertension Obstruction and Infection (Kidney Stone ) Unknown cause Policystic disease

INTEGRASI TERAPI PENGGANTI GINJAL

TRANPLANTASI

TERAPI PENGGANTI GINJAL

HEMODIALISIS

PERITONEAL DIALISIS

Indikasi memulai PD adalah PGK stadium 5 yang memerlukan dialisis Kontraindikasi PD Absolut : Struktur daripada cavum-peritoneal yang tidak memungkinkan tindakan PD seperti tumor, adhesi, dll. Kontraindikasi PD Relatif : Sangat gemuk, gangguan jiwa, inflamasi kronik saluran cerna

PRINSIP DARI PERITONEAL DIALYSIS


ANATOMI PERITONEUM Peritoneal membran (parietal dan visceral): semipermeabel (1-2 m2); 100 cc transudat. Parietal peritoneum arteri abdominal wall. Visceral peritoneum mesenterica portal vein. Sistem limfatik : 80% drainase peritoneal cavity subdiafragma limfatik duktus limfatik kanan dan duktus limfatik kiri.

FISIOLOGI PERITONEUM

Fisiologi dari transport Peritoneal :


1. Difusi 2. Ultrafiltrasi / Osmosis 3. Absorbsi Cairan

PERITONEAL TRANSPORT

Keberhasilan Dialisis Peritoneal bergantung pada fungsi dan integritas membran peritoneal PET (Peritoneal Equilibration Test) : menentukan karakteristik membran peritoneal

Rumus Perhitungan PET


D/P Kreatinin = Konsentrasi Kreatinin dalam Dialisat (dikoreksi) pada jam ke-0, ke-2, ke-4 Konsentrasi Kreatinin dalam Plasma (dikoreksi) pada jam ke-2 D/D0 Glukosa = Konsentrasi Glukosa dalam Dialisat pada jam ke-2, ke-4 Konsentrasi Glukosa dalam Dialisat pada jam ke-0

ADEKUASI CAPD

Metode yang optimal adekuasi CAPD :

Pasien merasa sehat (Feeling of well-being) Tidak ada gejala uremik Massa tubuh tanpa lemak stabil Keseimbangan cairan elektrolit Asam basa yang terkontrol baik Clearance zat terlarut dan ultrafiltrasi yang adekuat

ADEKUASI CAPD

NKF - DOQI Guidelines :

Kt/V urea Peritoneal minimal 1,7 per minggu Kt/V urea total merupakan penjumlahan dari Peritoneal dan renal urea clearance Jika urin > 100cc/hari, harus dilakukan pengumpulan jumlah urin untuk penghitungan renal clearance

ADEKUASI CAPD

Penghitungan Mingguan Kt/V

Kt/V urea PD = (D/P urea x Dial Volume) x 7 hari Vd urea


Kt/V urea Renal = (U/P urea x Urine Volume) x 7 hari Vd urea

ADEMEX STUDY
Kt/V : 1.7- 2.0 VS 2.1 2.4 Tidak ada perbedaan bermakna dalam survival rate : 68% vs 69% dalam 2 tahun. Lebih tinggi angka kejadian peritonitis pada peningkatan Kt/V (2,1-2,4) walaupun tidak bermakna secara statistik

HONG KONG STUDY


Tidak ada perbedaan yang bermakna dalam hal : Angka kematian, Status Gizi dan Serum Albumin Perbedaan pada : Dosis ESA, Gejala Uremik

OVERDIALISIS :
Pembuangan yang berlebihan dari vitamin larut dalam air, L-karnitin dan Potasium Ultrafiltrasi yang berlebih menyebabkan dehidrasi dan hipertensi Meningkatkan jumlah biaya dan waktu/energi yang terbuang Pemberian cairan yang berlebih menyebabkan meningkatnya volume intra-peritoneal (rasa tidak nyaman) dan mengganggu waktu pengosongan lambung

EXIT SITE -- TUNNEL


Infeksi Exit Site : Terdapatnya cairan purulent disertai

atau tanpa warna kemerahan kulit pada bagian epidermal kateter. Infeksi Tunnel : Edema, nyeri dan warna kemerahan pada jaringan subkutan. Infeksi tunnel biasa bersamaan dengan infeksi Exitsite. Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa : kuman tersering. Oral Antibiotik direkomendasikan kecuali MRSA (vancomycin). Staphylococcus aureus menggunakan 2 antibiotik, pilihan utamanya oral fluoroquinolones. Lama pengobatan 2- 3 minggu.

PENANGANAN INFEKSI PADA CAPD


Diagnosis peritonitis :
Cairan peritoneal yang keruh dengan jumlah sel darah putih > 100 sel/mm3 (biasanya > 50% terdiri dari sel PMN). Cairan yang keruh ini terjadi pada 95% dari kasus-kasus peritonitis Nyeri perut yang terjadi pada 75% dari kasus-kasus peritonitis Kultur yang positif dari cairan dialisat Kuman penyebab :staphylococcus aureus atau staphylococcus epidermidis (60-70%), Gram negatif batang (15-25%) dan infeksi jamur (2-3%).

PENGOBATAN INFEKSI PADA CAPD

Tatalaksana Peritonitis sesuai dengan kultur dapat dilihat pada Konsensus Peritoneal Dialisis

DIALISAT PROTEIN LOSS


Kehilangan albumin 4 7 gr/hari Tergantung dari : lama dialisis, sifat larutan dialisat (standar atau hipertonis), dan permeabilitas kapiler-kapiler selaput peritoneum Pembatasan yang terlalu ketat dari intake protein harus dihindarkan selama dialisis peritoneal Kebutuhan protein > 1,2 gr/hari Input albumin bila diperlukan

HIPERGLICEMIA
Penyebab : Beban kalori dari dialisat. Karakteristik membran peritoneum yang fasttransport menyebabkan absorbsi glukosa yang besar ke dalam sirkulasi. Glucose-sparing solutions (icodextrin) dapat mencegah hiperglicemia.

Diet rendah lemak, pengurangan asupan cairan, meningkatkan aktivitas badaniah & pemberian insulin (jika diperlukan).

Anda mungkin juga menyukai