Anda di halaman 1dari 13

DRAF KASI PEM

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG TATACARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk menindaklanjuti dan melaksanakan Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 9 Tahun 2007 tentang Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa ; b. bahwa untuk melaksanakan hal sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu diterbitkan Peraturan Bupati. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 9) ; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

-2-

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom ( Lembaran Negara Republik Indoensia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952) ; 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587) ; 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593) ; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomr 8 Tahun 2001 tentang Pedoman Pegawai Negeri Sipil Yang Dipilih Menjadi Kepala Desa Atau Dipilih / Diangkat Menjadi Perangkat Desa. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KEPALA DESA. BUPATI BLITAR TENTANG TATA CARA

PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN

-3-

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Blitar. 2. Pemerintahan

Daerah

adalah

penyelenggaraan

urusan

pemerintahan

oleh

pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Daerah, adalah Daerah Kabupaten Blitar. 4. Bupati, adalah Bupati Blitar. 5. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten. 6. Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah

Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan Desa.


9. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya

disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
10. 11.

Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Peraturan Bupati adalah Peraturan Bupati Blitar sebagai pelaksanaan lebih lanjut dari Peraturan Daerah Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APBDes adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.

12.

13.

-4-

14.

Panitia Pemilihan Kepala Desa, adalah panitia yang dibentuk oleh BPD untuk menyelenggarakan proses Pemilihan Kepala Desa. Pemilihan Kepala Desa secara mandiri adalah proses pemilihan Kepala Desa yang waktu dan pelaksanaannya ditetapkan sendiri oleh Pemerintahan Desa setelah mendapat persetujuan Bupati

15.

16.

Pemilihan Kepala Desa secara serentak adalah proses pemilihan Kepala Desa yang waktu dan pelaksanaannya ditetapkan oleh Bupati

Pasal 2 (1) Pemilihan Kepala Desa dilakukan guna mengisi jabatan Kepala Desa yang akan segera berakhir masa jabatannya dan atau kekosongan jabatan Kepala Desa. (2) 6 (Enam) bulan sebelum jabatan Kepala Desa berakhir BPD menyampaikan pemberitahuan kepala Kepala Desa bahwa jabatannya akan segera berakhir (3) Terhitung sejak dikeluarkannya pemberitahuan akhir masa jabatan Kepala Desa oleh BPD, maka BPD membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa BAB II PENJABAT KEPALA DESA Pasal 3 (1) (2) Apabila jabatan Kepala Desa definitif telah berakhir belum dilantik pejabat yang baru, maka diangkat Penjabat Kepala Desa oleh Bupati atas usul Camat Dalam mengusulkan Penjabat Kepala Desa, selain memperhatikan pertimbangan BPD Camat juga memperhatikan situasi dan kondisi Desa setempat Pasal 4 (1) Penjabat Kepala Desa selain melaksanakan tugas rutin pemerintahan desa juga harus menciptakan situasi kondusif untuk segera dilaksanakannya Pemilihan Kepala Desa (2) Apabila Penjabat Kepala Desa dinilai menghambat pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa, BPD dapat mengusulkan pemberhentian Penjabat Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat (3) (4) Penjabat Kepala Desa melaksanakan tugas paling lama 6 (enam) bulan dan dapat dilanjutkan paling lama 2 (dua) kali 6 (enam) bulan Apabila lebih dari ketentuan ayat (3) diatas, maka BPD mengusulkan penggantian Penjabat Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat

-5-

(5)

Apabila tidak terpenuhi keadaan sebagaimana ayat (3) dan ayat (4) di atas, maka Camat atas nama Bupati menunjuk Pelaksana Tugas Harian Kepala Desa dan melaporkan kepada Bupati

(6)

Apabila jabatan Kepala Desa kosong dan belum diangkat Penjabatan Kepala Desa, maka Sekretaris Desa atas nama Kepala Desa melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat sebagai Pelaksana Tugas Harian Kepala Desa. Pasal 5 Tugas dan wewenang Penjabat Kepala Desa adalah sama dengan tugas,

wewenang dan kewajiban Kepala Desa, kecuali melakukan proses pengangkatan dan pemberhentian jabatan Perangkat Desa dan mengalihkan sebagian maupun seluruhnya penggunaan fungsi aset-aset desa. Pasal 6 (1) Tugas dan wewenang Pelaksana Tugas Harian Kepala Desa sebatas melaksanakan tugas rutin pemerintahan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat (2) Pelaksana Tugas Harian Kepala Desa tidak berwenang melakukan proses pengangkatan dan pemberhentian Perangkat Desa, mengalihkan sebagian maupun seluruhnya penggunaan fungsi aset-aset desa serta menyusun Peraturan Desa. BAB III PERSYARATAN DAN PENDAFTARAN CALON KEPALA DESA Pasal 7 (1) Calon Kepala Desa selain harus memenuhi syarat yang telah ditentukan juga harus berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan/atau sederajat, yang ditunjukkan dengan asli dan foto copy yang dilegalisasi instansi yang berwenang, meliputi ;
a. Ijazah Sekolah Menengah Pertama (SMP) b. Ijazah Madrasat Tsanawiyah (MTs) c. Kelompok Belajar (Kejar) Paket B

(2) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan Keterangan Dokter Pemerintah (3) Pagi Pegawai Negeri yang akan mendaftarkan diri sebagai calon Kepala Desa harus mendapatkan ijin tertulis dari atasannya yang berwenang untuk itu : a. Bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkup Pemerintah Kabupaten Blitar ijin diterbitkan Badan Kepegawaian Daerah setelah mendapat rekomendasi dari dari kepala unitnya (Pejabat Eselon II atau III)

-6-

b. Bagi Pegawai Negeri Sipil dari instansi vertikal diterbitkan oleh pejabat Eselon II atau yang disetarakan pada instansinya c. Bagi anggota TNI/Polri dan karyawan BUMN/BUMD diterbitkan oleh instansi induknya Pasal 8 (1) Calon Kepala Desa harus mendaftarkan diri kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa dengan melampirkan surat keterangan tidak sedang menjalankan tugas sebagai Kepala Desa / Penjabat Kepala Desa dan belum pernah menjabat sebagai Kepala Desa lebih dari 10 tahun / dua kali masa jabatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang pernah berlaku di Indonesia yang dikeluarkan oleh Camat (2) Calon Kepala Desa yang tidak dapat menunjukkan bukti sebagaimana dimaksud ayat (1) diatas dinyatakan tidak memenuhi syarat Pasal 9
(1) Kepala Desa / Penjabat Kepala Desa yang berkeinginan untuk mendaftarkan diri

sebagai calon Kepala Desa harus mengajukan permohonan mengundurkan diri sebagai Kepala Desa / Penjabat Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat
(2) Permohonan pengunduran diri sebagai Kepala Desa / Penjabat Kepala Desa harus

mendapatkan persetujuan dari BPD


(3) Persetujuan BPD mengenai pengunduran diri Kepala Desa / Penjabat Kepala Desa

harus dilakukan sebelum pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa Pasal 10 (1) Dalam rangka penjaringan calon Kepala Desa dilakukan Pengumuman Pendaftaran Calon Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa dengan memuat tempat, hari dan tanggal dimulai dan berakhirnya jangka waktu pendaftaran serta persyaratan yang harus dipenuhi (2) Pengumuman disosialisasikan melalui rapat-rapat di Balai Desa/Kantor Kepala Desa, Dusun, RT/RW, kegiatan kelompok masyarakat, serta tempat-tempat yang strategis (3) Kewenangan menetapkan jangka waktu pendaftaran calon Kepala Desa didasarkan pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Pasal 11 (1) Pemilihan Kepala Desa yang dilakukan secara mandiri, maka jangka waktu pendaftaran calon Kepala Desa dilakukan melalui beberapa tahap ;

-7-

(2) Tahapan pendaftaran calon Kepala Desa dibagi dalam 3 tahap, tahap pertama 14 hari, tahap kedua 7 hari, tahap ketiga 7 hari. (3) Apabila sampai dengan pendaftaran tahap ketiga belum diperoleh minimal 2 orang bakal calon Kepala Desa, maka proses pendaftaran dimulai lagi dari awal (4) Apabila dalam jangka waktu tertentu proses pendaftaran calon Kepala Desa tidak terpenuhi calon minimal 2 (dua) orang dengan pertimbangan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan Pemerintahan Desa, maka Bupati dapat mengesahkan calon tunggal dan proses Pemilihan Kepala Desa dilanjutkan sesuai ketentuan yang berlaku Pasal 12 (1) Jangka waktu pendaftaran calon Kepala Desa tidak tak terbatas (2) Apabila jabatan Kepala Desa masih definitif, maka jangka waktu pendaftaran calon Kepala Desa paling akhir 6 (enam) minggu sebelum akhir masa jabatan Kepala Desa (3) Apabila tidak terpenuhi ketentuan sebagaimana ayat (2) diatas, maka pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa ditetapkan oleh Bupati (4) Apabila jabatan Kepala Desa selain definitif, maka jangka waktu pendaftaran calon Kepala Desa paling lama 6 (enam) bulan sejak dibukanya pendaftaran tahap pertama (5) Apabila tidak terpenuhi ketentuan sebagaimana ayat (4) diatas, maka pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa ditetapkan oleh Bupati BAB IV PEMILIHAN CALON YANG BERHAK DIPILIH DAN PENDAFTARAN PEMILIH Pasal 13 (1) Calon Kepala Desa yang memenuhi persyaratan / lulus seleksi administrasi disertai bukti pendukung, ditetapkan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa sebagai Bakal Calon Kepala Desa yang dituangkan dalam Berita Acara Penyaringan selanjutnya dilaporkan kepada BPD (2) Selambat-lambatnya 5 (lima) hari sejak diterima laporan dari Panitia Pemilihan Kepala Desa, BPD menetapkan Calon Kepala Desa yang berhak dipilih. Pasal 14 Tata cara pendaftaran pemilih dalam Pemilihan Kepala Desa adalah sebagai berikut : a. Pendaftaran pemilih dilakukan paling lama 20 (dua puluh) hari sejak dibukanya pendaftaran

-8-

b. Pendaftaran dilakukan dari rumah ke rumah didasarkan pada Buku Induk Penduduk / Kartu Susunan Keluarga (KSK) / Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang secara administrasi dianggap sah. c. Apabila terdapat 2 (dua) atau lebih tanda bukti yang sah berkait dengan umur seorang pemilih yang digunakan adalah tanda bukti yang paling benar atau yang terbit terdahulu d. Bagi pemilih yang telah terdaftar diberikan tanda bukti pendaftaran Pemilih Sementara (DPS) e. Penyusunan DPS dilakukan paling lama 6 (enam) hari setelah berakhirnya pendaftaran pemilih, disusun menurut RT dam RW dan Dusun f. DPS ditandatangani Ketua Panitia Pemilihan Kepaa Desa dan diumumkan selama 6 (enam) hari di Kantor / Balai Deswa dan atau tempat-tempat lain yang strategis agar diketahui oleh seluruh warga desa g. Apabila terdapat penduduk desa yang telah memenuhi persyaratan sebagai pemilih namun namanya belum tercantum dalam DPS, maka dapat menghubungi Panitia Pemilihan Kepala Desa untuk dicatat daam Daftar Pemiih Tambahan (DPTam) paing lambat 6 (enam) hari sejak batas akhir pengumuman DPS h. Penyusunan dan pengumuman DPTam) dilakukan paling lama 6 (enam) hari. Pasal 15 (1) DPS dan DPTam diadakan penelitian oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa dapat berubah apabila terbukti tidak memenuhi persyaratan sebagai pemilih sebelum ditetapkan dan disahkan semnjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT) (2) Perubahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terjadi apabila pemiih meninggal (3) dunia, pindah tempat atau sebab-sebab lain yang dapat dipertanggungjawabkan Perubahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dituangkan dalam Berita Acara perubahan DPS/Tam dan ditetapkan menjadi DPT yang ditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa dan para Calon Kepala Desa yang berhak dipilih sebagai bukti persetujuan bersama atas data DPT (4) Penetapan/Pengesahan DPT selambat-ambatnya dilakukan 6 (enam) hari setelah batas akhir pengumuman DPTam dan dibuat dalam rangkap secukupnya untuk pihak-pihak terkait. Pasal 16 yang ditandatangani oleh Panitia Pendaftaran Pemilih dan ditetapkan sebagai Daftar

-9-

(1)

DPT digunakan sebagai dasar untuk membuat undangan kepada pemilih untuk menggunakan hak pilihnya dalam acara Rapat Pemungutan Suara Pemilihan Kepala Desa pada waktu dan tempat yang telah ditetapkan

(2)

Undangan disampaikan kepada pemilih paling lambat 2 (dua) hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara dengan mencantumkan tempat, tanggal dan waktu pemungutan suara

(3)

Panitia Pemilihan Kepala Desa melaporkan DPT kepada BPD, selanjutnya BPD melaporkan DPT kepada Bupati melalui Kepala Desa dan Camat

BAB V KAMPANYE Pasal 17 (1) (2) Dalam rangka sosialisasi Calon Kepala Desa dilakukan kampanye sesuai ketentua yang beraku Pelanggaran terhadap ketentuan kampanye dapat dikenakan sanksi berupa : a. Peringatan tertulis b. Pembubaran kegiatan kampanye c. Dilaporkan kepada pihak yang berwenang d. Dinyatakan gugur sebagai Calon Kepala Desa (3) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa, Panitia Pengawas dan Panitia Monitoring dan Evaluasi BAB VI PANITIA PENGAWAS Pasal 17 (1) Dalam rangka pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa, maka dengan Keputusan Camat dibentuk Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Desa di tingkat Kecamatan yang melibatkan unsur BPD desa yang melaksanakan Pemilihan Kepala Desa (2) Susunan Panitia Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut : a. Ketua merangkap anggota dijabat Camat b. Sekretaris merangkat anggota dijabat Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan / Sekretaris Kecamatan c. Anggota sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang

- 10 -

Pasal 18 (1) (2) Dalam rangka Pemilihan Kepala Desa dibentuk Panitia Monitoring dan Evaluasi tingkat Kabupaten yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati Panitia Monitoring dan Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa, Pasal 19 Panitia Pengawas tingkat Kecamatan dan Panitia Monitoring dan Evaluasi tingkat Kabupaten mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : a. Memberikan arahan, teguran dan peringatan kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa apabia terdapat penyimpangan dalam pelaksanaan tugasnya b. Melaporkan kepada Bupati atas kondisi force majeur (darurat/terpaksa) untuk dilakukan penghentian sebagian maupun keseluruhan dalam proses Pemilihan Kepala Desa yang tidak sesuai ketentuan yang berlaku BAB VII PEMILIHAN KEPALA DESA Pasal 20 (1) Pemungutan suara Pemilihan Kepala Desa dimulai sesuai jadual yang ditetapkan dan dihadiri oleh BPD, Panitia Pemilihan Kepala Desa, Calon Kepala Desa, Panitia Pengawas dan sebagian anggota masyarakat (2) Pada saat pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa, Calon Kepala Desa yang berhak dipilih wajib hadir dan tidak boleh mengundurkan diri kecuali karena alasan yang dapat dibenarkan menurut ketentuan yang berlaku (3) Dalam hal yang bersangkutan tidak hadir dengan alasan mengundurkan diri sebagaimana dimaksud pada ayat (2), secara administratif tetap dianggap sebagai Calon Kepala Desa dan proses Pemilihan Kepala Desa dilanjutkan sesuai jadual yang telah ditetapkan (4) Dalam hal yang bersangkutan melakukan sebagaimana tersebut pada ayat (2) kemudian dalam penghitungan suara mendapat dukungan suara terbanyak dianggap tidak sah dan calon yang mendapat dukungan suara terbanyak kedua adalah sebagai pemenang dan ditetapkan sebagai Calon Terpilih. Pasal 21 (1) Dengan Keputusan Bupati dapat ditetapkan adanya calon tunggal

- 11 -

(2)

Pemilihan Kepala Desa yang diikuti oleh calon tunggal, maka yang yang bersangkutan harus dapat memperoleh suara 50% ditambah 1 (satu) dari pemilih yang menggunakan hak pilihnya untuk dapat ditetapkan sebagai pemenang

(3)

Dalam hal yang bersangkutan tidak dapat memenuhi ketentuan sebagaimana tersebut padqa ayat (2), maka Pemilihan Kepala Desa dianggap batal dan yang bersangkutan tidak dapat mencalonkan diri sebagai Kepala Desa pada periode tersebut Pasal 22 Agar pelaksanaan pemungutan suara dalam berjalan dengan efisien dan efektif

dapat / perlu dilakukan pembagian tugas Panitia Pemilihan Kepala Desa sebagai berikut : a. Ketua didampingi 2 (dua) orang anggota Panitia Pemilihan lainnya bertugas memimpin pelaksanaan pemungutan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan tugas menandatangani dan menyampaikan atau mengganti suarat suara kepada pemilih b. Sebanyak 2 (dua) orang anggota Panitia Pemilihan atau sesuai kebutuhan bertugas mencatat kehadiran pemilih di TPS c. sebanyak 2 (dua) orang anggota Panitia Pemilihan atau sesuai kebutuhan bertugas mengatur pemilih yang akan melakukan pencoblosan surat suara d. sebanyak dari TPS e. Anggota Panitia Pemilihan lainnya bertugas melaksanakan kegiatan yang belum dilaksanakan oleh anggota Panitia Pemilihan lainnya ataa petunjuk Ketua Panitia Pemilihan Pasal 23 Pemiih yang datang ke TPS tetapi tidak dapat menggunakan hak pilihnya secara mandiri (tuna netra, lumpuh dan sebagainya) dapat meminta bantuan kepada Panitia Pemilihan untuk melaksanakan pencoblosan surat suara di bilik suara didampingi saksi dari masing-masing calon. Pasal 24 (1) (2) Blitar. Peraturan Bupati ini berlaku sejak tanggal diundangkan Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten 2 (dua) orang anggota Panitia Pemilihan atau sesuai kebutuhan bertugas menjaga kotak suara dan bilik suara serta mengarahkan pemilih keluar

- 12 -

Ditetapkan di Blitar Pada tanggal Juni 2007 ttd HERRY NOEGROHO Diundangkan di Blitar pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BLITAR, BUPATI BLITAR,

BACHTIAR SUKOKARJADJI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2007 NOMOR LAY OUT PEMUNGUTAN SUARA DI TPS BS BS BS BS BS BS

Panggung Calon Kades

Meja Utama Panitia Penukaran Surat Undangan

- 13 -

Anda mungkin juga menyukai