Anda di halaman 1dari 4

Kehidupan Setelah Mati

Ketidakadilan di dunia pada prinsipnya disebabkan karena prosesnya dilakukan oleh manusia yang masih dihinggapi sikap subyektifitas. Walaupun di dunia banyak pengadilan namun pada umumnya orang sulit mencari keadilan, hukum dipermainkan orang-orang yang tidak amanah dan angkara murka. Tetapi keadilan alam akhirat merupakan keadilan yang hakiki, karena prosesnya dilakukan oleh malaikat yang tidak membutuhkan sesuatu dan tidak dipengaruhi oleh subyektifitas pribadi, setiap manusia akan diberi balasan sesuai dengan amal dan perbuatabbya di dunia. Adapun hal-hal yang akan dilalui oleh manusia dalam proses pengadilan akhirat ialah : 1. Alam Barzah Alam barzah atau alam kubur ialah alam penantian yang merupakan tahap pertama untuk menuju alam akhirat. Firman Allah :

(Q.S. Al Mukminun: 99-100) Artinya : 99. (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah Aku (ke dunia). 100. Agar Aku berbuat amal yang saleh terhadap yang Telah Aku tinggalkan. sekalikali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan. Maksudnya : 99. Orang-orang kafir di waktu menghadapi sakratul maut, minta supaya diperpanjang umur mereka, agar mereka dapat beriman. 100. Mereka sekarang Telah menghadapi suatu kehidupan baru, yaitu kehidupan dalam kubur, yang membatasi antara dunia dan akhirat. 2. Pada hari Kiamat, semua manusia dimatikan dengan tiupan Sangkakala oleh malaikat Izrofil sebanyak tiga kali. Tiupan yang pertama mengejutkan dan mengguncang (Qs. An-Naml 87-90, Al-Haqqah 13-18, An-Naziat 6-7), tiupan yang kedua mematikan (Qs. Az-Zumar 68), dan tiupan yang ketiga membangkitkan (Qs. Az-Zumar 68, Yasin 51-53, Al-Kahfi 99). 3. Yaumul Baats Hari kebangkitan seluruh umat manusia (Baats) terjadi setelah tiupan Sangkakala yang ketiga. Pada hari ini seluruh umat manusia, jin, dan malaikat dibangkitkan dan dihidupkan dari kematiannya. Nyawa mereka dikembalikan ke jasad masing-masing (Qs. Yasin 52, Yasin 78-79, Al-Isra 49-51, Ar-Rum 27).

Yaumul baats ialah hari dihidupkan kembali makhluk Allah dari alam kubur/alam barzah. Firman Allah :

(Q.S. Yasin: 79) Artinya : 79. Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. dan dia Maha mengetahui tentang segala makhluk. 4. Yaumul Hasyr Di Yaumul Hasyr, seluruh umat manusia yang telah dibangkitkan itu dikumpulkan di padang Mahsyar untuk menunggu perhitungan (hisab) atas segala amal perbuatan yang mereka lakukan semasa di dunia. Dalam banyak hadits diriwayatkan bahwa keadaan pada hari ini sangat sulit dan panas sehingga semua manusia ingin cepatcepat dihisab dan diberi keputusan apakah akan masuk surga atau neraka. Pada hari itu semua manusia meminta syafaat kepada para nabi dan rasul dari Nabi Adam sampai Nabi Isa AS, tapi semuanya menolak, kecuali hanya Rasulullah Muhammad SAW saja yang bisa memberi syafaat. Beliau yang bersedia memintakan kepada Allah SWT agar segera diadakan putusan dan penetapan agar mereka terbebas dari kesengsaraan di padang Mahsyar. Inilah yang disebut Syafaat Uzhma. Yaumul hasyr ialah hari dikumpulkannya seluruh manusia sesudah hari berbangkit di Padang mahsyar dan di situ pula manusia menerima buku catatan amalnya. Firman Allah :

(Q.S. Al Mujadalah: 6) Artinya : Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang Telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka Telah melupakannya. dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu. 5. Yaumul Hisab Di Yaumul Hisab, perhitungan seluruh amal perbuatan manusia dilaksanakan sesuai dengan isi kitab yang mencatat seluruh amalan seseorang selama di dunia. Cara menyerahkan kitab kepada masing-masing orang berbeda-beda, ada yang menerima dari kanan dan depan, ada yang dari tangan kiri dan belakang. Perbedaan ini mengisyaratkan perbedaan nasib masing-masing orang di akhirat. (Qs. Al-Insyiqaq 712, Al-Haqqah 19-26). Tak ada satu amalan pun baik amalan lahir maupun batin, yang terluput dari penghitungan Allah (Qs. Al-Zalzalah 7-8). Yaumul hisab ialah saat perhitungan amal manusia selama hidupnya di dunia. Pada saat itu amal manusia dihitung atau ditimbang oleh malaikat. Firman Allah :

(Q.S. Al Anbiya: 47) Artinya : 47. Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu) Hanya seberat biji sawipun pasti kami mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah kami sebagai pembuat perhitungan. 6. Yaumul Wazn Di Yaumul Wazn, semua manusia ditimbang kebaikan dan keburukannya. Orang yang berat timbangan kebaikannya akan masuk surga, dan sebaliknya orang yang berat timbangan kejahatannya akan masuk neraka (Qs Al-Qariah 6-9). Penimbangan ini dilakukan dengan seadil-adilnya tanpa ada seorang pun yang dirugikan (Qs Al-Anbiya 47). 7. Setelah melalui hisab dan wazn, semua orang tanpa terkecuali akan melewati ashshirath (jembatan) yang terbentang di atas neraka Jahanam. Orang yang semasa hidup di dunia bertakwa dan istiqamah di jalan Allah (Islam), maka dia akan berjalan lurus dan selamat melewati jembatan tersebut, dan sebaliknya. Tingkat kesulitan dan kemudahan dalam melewati jembatan ini ditentukan oleh kualitas amal selama di dunia. Inilah yang dimaksud dengan Al-Quran surat Maryam 71-72. 8. Yaumul Jaza Hari Pembalasan (Yaumul Jaza) adalah hari pemberian balasan dari Allah SWT kepada setiap manusia sesuai dengan hasil perhitungan (hisab) dan penimbangan (wazn) amal perbuatan semasa di dunia. Barangsiapa yang amal kebaikannya lebih berat daripada amal kejahatannya maka dia akan mendapat ganjaran surga, dan sebaliknya. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah (Qs Al-Qariah 69). Adapun orang yang timbangan kejahatannya lebih banyak daripada amal kebaikannya, tapi dia itu orang beriman dan tidak mempersekutukan Allah, maka dia akan dihukum di neraka sesuai dengan amal kejahatannya. Setelah habis masa hukumannya dia akan dimasukkan ke surga. Tentang ketidakkekalan orang beriman yang berbuat jahat ini, Rasulullah SAW bersabda: Ahli surga akan masuk surga, dan ahli neraka akan masuk neraka. Kemudian Allah Taala berfirman, keluarkanlah dari neraka itu siapa saja yang dalam hatinya ada keimanan sekalipun sebesar biji sawi... (HR Bukhari, Muslim dan Nasai). Akan keluar dari neraka siapa saja yang mengucapkan La ilaha illallah, sedang dalam hatinya ada kebaikan seberat biji kacang... (HR Bukhari, Muslim dan Tirmidzi). Balasan orang kafir (baik kafir musyrik maupun kafir Ahli Kitab), mereka akan kekal selama-lamanya di neraka Jahanam. Sebaliknya, ganjaran bagi orang beriman adalah surga yang kekal abadi: Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang yang

musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya (Qs Al-Bayyinah 6-8) Yaumul jaza ialah hari pembalasan di akhirat sesuai dengan amalnya ketika hidup di dunia. Firman Allah :

(Q.S. Al Mukmin: 17) Artinya : 17. Pada hari Ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.

(Q.S. Al Baqarah: 82) Artinya : 82. Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.

(Q.S. Al Baqarah: 39) Artinya : 39. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

(Q.S. Az Zalzalah: 7-8) Artinya : 7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. 8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

Anda mungkin juga menyukai