Anda di halaman 1dari 12

RIBA DAN SUAPAN

MAKALAH

Disampaikan untuk : Presentasi Mata Kuliah Hadits Tarbawi

Disusun Oleh: Kelompok 8 Mela Winari Arifki Chandra Pipin Ariska

Dosen Pembimbing: Ulfa Pirmani, M.Sy

MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) KERINCI T.A 2012

KATA PENGANTAR

puji syukur kita panjatkan kepada sang ilaihi Allah SWT yang maha kuasa karena dengan limpahan rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah singkat ini sebagai tuga pada mata kuliah Hadits Tarbawi shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw Nabi yang membawa pelita kepada umat yang berada dalam kegelapan rahmatan lialamin. Makalah kami mungkin jauh dari kesempurnaan jadi kami mohon kritik dan saran dari teman-teman. Kemudian penulis juga mengucapkan ribuan terimakasih kepada dosen yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang singkat ini.

Sungai penuh, Penulis,

Kelompok 8

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................i Daftar Isi.........................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang..............................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1 1.3 Tujuan..........................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Riba...........................................................................................................2 B. Macam macam Riba................................................................................................3 C. Pemberantasan riba dan suapan..................................................................................3 BAB II PENUTUP 1. Kesimpulan...............................................................................................................7 2. Saran.........................................................................................................................7 Daftar Pustaka..............................................................................................................................8

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latarbelakang Dengan adanya ilmu hadits, menuntut kita untuk mengkaji secara jeli dan tepat dalam menggali secara dalam tentang riba dan suap guna menghindari dalam kehidupan sehari-hari, agar dalam menjalani hidup tidak melanggar ketentuan ajaran islam. Oleh kerena itu dengan hadirnya makalah yanag kami susun, ini diharapkan para pembaca dapat memahami lebih jauh tentang riba dan suap.

1.2.Rumusan Masalah a. Hadits Nabi Tentang Suap ? b. Hadits Nabi Tentang Riba ?

1.3.Tujuan Maksud dan tujuan kami dalam penyusunan makalah ini adalah untuk mempermudah memahami hadits Nabi dalam amalan manusia, dalam situasi dan kondisi tertentu. Artinya kita sebagai umat muslim harus mengetahui hukum riba dan suap dalam islam.

BAB I PENDAHULUAN
1. Pengertian Riba Riba menurut pengertian loghat (bahasa) ialah : tambahan atau kelebihan. Dan riba itu berlaku umum bagi semua jual beli yang di haramkan oleh Allah. Menurut pengertian istilah telah dikemukakan oleh para ulama; diantaranya sebagai berikut : a. Menurut Muhammad Ali As Shabuni dalam kitabnya : TAFSIRU AYATIL AHKAM bahwa riba itu ialah : kelebihan yang diambil oleh pihak yang berpiutang dari orang yang berutang sebagai imbalan masa tanggal pembayaran utangnya. b. Menurut Al-Jurjani dalam kitabnya At Tarifat bahwa : riba itu ialah kelebihan pembayaran tanpa imbalan yang disyaratkan bagi salah satu dari kedua belah pihak yang melakukan aqad.1 Menurut bahasa, riba memiliki beberapa pengertian, yaitu : a. Bertambah, karena salah satu perbuatan riba adalah meminta tambahan dari sesuatu yang dihutangkan. b. Berkembang, berbunga, karena salah satu perbuatan riba adalah

membungakan harta uang atau yang lainnya yang dipinjamkan kepada orang lain. Sedangkan menurut istilah, yang dimaksud dengan riba menurut Al-Mali ialah akad yang terjadi atas penukaran barang tertentu yang tidak diketahui penimbangannya menurut ukuran syara, ketika berakad atas dengan mengakhirkan tukaran kedua belah pihak atau salah satu keduanya. Syaikh Muhammad Abduh berpendapat bahwa yang dimaksud dengan riba ialah penambahan-penambahan yang diisyaratkan oleh orang yang memiliki harta kepada orang yang meminjam hartanya (uangnya), karena pengunduran janji pembayaran oleh peminjam dari waktu yang telah ditentukan.2 2

1 2

Abubakar Muhammad. Hadis tarbiyah. Surabaya. Al-Ikhlas. Hlm.229 Hendi Suhendi. Fiqh Muamalah. Jakarta. Raja Grafindo. Hlm. 57

3 Riba menurut bahasa artinya lebih atau bertambah. Dan yang dimaksud disini meurut syara : akad yang tejadi dalam penukaran barang-barang tertentu, tidak diketahui
3

sama

atau

tidaknya

menurut

syara,

atau

terlambat

menerimanya.

2. Macam-macam Riba Riba dibagi menjadi beberapa macam, yaitu : Riba fadli ialah berlebih salah satu dari du pertukaran yang diperjualbelikan. Bila yang diperjualbelikan sejenis, berlebih timbangan pada barang-barang yang ditimbang, berlebih takarannya pada barang-barang yang ditakar, dan berelebihan ukurannya pada barang-barang yang diukur. Riba nasiah adalah riba yang pembayarannya atau penukarannya berlipat ganda karena waktunya diundurkan, sedangkan riba fadli semata-mata berlebihan pembayaran, baik sedikit maupun banyak. Riba jali dan riba khafi yang dijelaskan oleh Ibn Qayyim al-jauziyah bahwa menurut beliau riba jali adalah riba yang nyata bahaya dan mudaratnya, sedangkan riba jali adalah riba yang nyata bahaya dan mudaratnya, sedangkan riba nasiah dan riba khafi adalah riba yang tersembunyi bahaya dan mudaratnmya. Inilah yang disebut riba fadli yang besar kemungkinan membawa kepada riba nasiah.4 3. Pemberatasan Riba Dan Suapan Riba dan suapan adalah termasuk perbuatan jelek yang sudah membudaya dalam masyarakat. Oleh karena itu pemberantasannya harus diusahakan secara bertahap sebagaimana yang dutunjukkan oleh Allah dalam beberapa firmannya. Tahap-tahap pemberantasan praktek riba adalah sebagai berikut a. Tahap menciptakan kondisi masyarakat supaya siap mental untuk menerima larangan riba. b. Tahap menyadarkan masyarakat akan bahaya riba itu bagi pelakunya dan bagi masyarakat c. Tahap pengharaman riba secara tegas tetapi bagi sebahagiannya saja, yaitu baru larangan riba bunga berbunga (bunga yang berlipat ganda).
3 4

Moh. Rifai. Ilmu Fiqih Islam Lengkap. Semarang. Toha Putra. Hlm. 410 Hendi Suhendi. Fiqh Muamalah. Jakarta. Raja Grafindo. Hlm. 61

4 d. Tahap mengharamkan riba secara keselurahannya. Selanjutnya banyak hadits yang menjelaskan bahaya riba dan suapan dan yang mendorong manusia untuk meninggalkan keduanya; diantaranya sebagai berikut : , ( : , , : ) , Artinya : dari Jabir r.a. beliau berkata: Rasulullah saw. mengutuk pemakan riba, wakilnya, penulisnya dan dua orang saksinya. Dan beliau bersabda : mereka sama H.R. Muslim. Menurut riwayat Al-Bukhari terdapat hadits yang sama beliau riwayatkan dari Abu Juhaifah. Maksud nya bahwa Rasulullah saw. mendoakan orang-orang tersebut jauh dari rahmat Allah; dan hadits tersebut menjadi dalil (bukti) dosanya orang-orang yang beliau sebutkan itu dan haramnya praktek riba itu. Beliau mengkhususkan makan riba itu, karena makan itulah yang paling besar pemanfaatannya; selain makannya tetap haram juga. Adapun yang dimaksudkan dengan wakilnya ialah orang-orang yang memberikan riba itu, karena sesungguhnya tidak terjadi riba itu kecuali dari dia, Maka dia juga termasuk berdosa; sedangkan dosanya penulis dan dua orang saksinya adalah karena bantuan mereka terhadap perbantuan yang diharamkan tersebut. Dan itu apabila kedua sengaja, dan mengtahui riba itu. Pelajaran yang terkandung dalam hadits tersebut: 1. Praktek riba itu adalah terlarang dan haram. 2. Orang yang makan riba, pelakunya, pemberi dan pembantunya sama-sama berdosa. Selanjutnya mengenai besar dosanya itu dijelaskan dalam Hadits berikut ini : ( : , ) ,

5 Artinya : dari Abdullah bin Masud r.a. dari Nabi Muhammad saw. beliau bersabda : riba itu 73 pintu, yang paling ringan diantara dosa riba itu ialah seperti orang yang menikahi ibunya sendriri; dan sesungguhnya seberatberatnya riba itu merusak kehormatan seseorang muslim. Diriwayatkan oleh : Ibnu Majah dengan ringkas dan Alhakim meriwayatkan selengkapnya dan beliau menilainya hadits shahih. Pelajaran yang terkandung dalam hadits tersebut: 1. Riba itu banyak seginya, bukan hanya dalam soal ekonomi saja 2. Riba itu sangat membahayakan manusia 3. Dosa riba itu sangat besar dan yang paling ringan dosanya seperti dosa orang yang berzina dengan ibunya sendiri. Oleh karena itu riba termasuk salah satu dosa besar. Dalam hadits lain dijelaskan bahwa hadiah yang diterima seorang sebagai imbalan atau balas jasa pertolongannya kepada seorang termasauk salah satu dari riba juga. Dasarnya hadits berikut ini : , ( : , ) , , , Artinya : dari Abu Umamah r.a. dari Nabi Muhammad saw. beliau bersabda : barang siapa yang memberi pertolongan kepada saudaranya itu memberikannya hadiah, lalu dia menerimanya maka sungguh dia memasuki salah satu pintu yang besar di antara pintu-pintu riba itu. Diriwayatkan oleh : imam Ahmad dan Abu Daud. Dalam hadits tersebut terkandung dalil tentang pengharaman hadiah sebagai imbalan pertolongan; menurut zhohirnya sama saja dia niatkan untuk itu atau tidak; hadiah itu disebut riba hanyalah dalam pengertian mijaz (bukan pengertian sebenarnya), karena ada persamaan antara keduanya. Yaitu bahwa riba itu adalah tambahan dalam harta dari orang lain tanpa imbalan; sedangkan hadiah itu hampir sama dengan riba itu. Kemudian mengenai Suapan dijelaskan dalam hadits-hadits berikut ini :

6 ( : - - ) , Artinya : dari Abdullah bin Umar Ash r.a. beliau bersabda berkata : rasulullah saw. mengutuk orang yang menyuap dan orang yang minta disuap. (H.R. Abu Daud dan At Tirmidzi dan beliau menilainya shahih). Hadits yang sama diriwayatkan oleh Abu Hurairah, beliau berkata : : . )( Artinya : Abu Hurairah ra. Berkata, Rasulullah saw. Melaknat penyuap dan yang diberi suap dalam urusan hukum.(H.R. Ahmad dan Imam yang empat dan dihasankan oleh Turmudzi dan disahihkan oleh Ibnu Hibban) ) ( : Artinya :Dari Abdillah bin Umar, Rasulullah saw. melaknat penyuap dan orang yang disuap. (HR. Turmudzi) Pelajaran yang terkandung dalam hadits tersebut : 1. Praktek suapan itu adalah perbuatan dosa besar yang terkutuk 2. Orang yang memberi suapan, penerima suapan dan menjadi perantaranya sama-sama mendapat kutukan. Mengenai bahaya suapan itu sudah diingat oleh Nabi Muhammad saw. sejak 14 abad yang lalu; berdasarkan Hadits berikut ini : Artinya : dari Anas r.a. beliau berkata : Rasulullah saw. bersabda ; pada masa itu tidak diperoleh lapangan pencaharian ditengah-tengah mereka kecuali dengan masiat sehingga orang berdusta dan bersumpah-sumpah; apabila sudah terjadi masa demikian itu, maka kamu wajib lari menghindarinya. Beliau ditanya : Ya Rasulullah saw. : kemana tempat kami lari ? beliau menjawab :kepada Allah kitab-Nya dan kepada Sunnah Nabi-Nya. Diriwayatkan oleh Dailami. Pengertian maksiat itu luas sekali karena kata masiat ialah perbuatan yang menyalahi ajaran Allah dan Rasul-Nya; diantaranya praktek suapan untuk

7 mendapat pekerjaan, untuk menjatuhkan lawan, menyalahkan pihak benar dan mendukung pihak salah. Apabila praktek semcam itu sudah membudaya, maka manusia sulit menyematkan diri, kecuali dengan segera bertobat kepada Allah lalu berpedoman kepada Al-Quran dan Sunnah agar Allah memberikan taufiq kepada manusia dari kemasiatan itu. 14 abad yang lalu mengingatkan hal itu.5

Abubakar Muhmmad. Hadits Tarbiyah. Hlm. 229

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN a. Menyuap dalam masalah hukum adalah memberikan sesuatu,Berpuasalah maka kamu sekalian sehat. b. Riba menurut bahasa artinya lebih atau bertambah. Adapun pengertian menurut syara' riba adalah nilai tambah yang diharamkan dalam masalah pinjam-meminjam atau hutang piutang, karena melanggar aturan pinjam meminjam/ hutang piutang yang diizinkan. B. SARAN Mengingat manusia tidak luput dari kesalahan, makalah yang kami susun inipun masih banyak kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dari semua mahasiswa dan dosen yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. .

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Abubakar. Hadits Tarbiyah. Surabaya: Al-Ikhlas. Rifai Moh. Ilmu Fiqih Islam Lengkap. Semarang: Toha putra. Suhendi Hendi. Fiqh Muamalah. Jakarta: Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai