Osteoarthritis
Osteoarthritis
Sendi yang biasanya menjadi sasaran penyakit ini adalah sendi yang sering digunakan sebagai penopang berat badan seperti sendi lutut, sendi tulang belakang, dan sendi panggul. Selain itu juga pada sendi tangan/kaki. Jika tidak diobati, sakit akan bertambah sampai tidak bisa berjalan. Selain itu, tulang bisa mengalami perubahan bentuk atau deformity. Jika dibiarkan, osteoarthritis dapat menyebabkan cacat permanen pada tulang. Bentuk tulang bisa berubah menjadi bengkok ke dalam ataupun ke luar. Untuk itu penyakit tersebut perlu diwaspadai karena mempunyai dampak jangka panjang. Dampak tersebut umumnya baru dirasakan penderita sekitar 10 tahun kemudian. cacat permanen (deformity) akibat osteoarthritis pada sendi lutut
Untuk mengetahui gejalanya, harus lewat pemeriksaan laboratorium dan rontgen. Bila ada laju endap darah dan kolesterol meningkat maka dapat diidentifikasi sebagai gejala osteoarthitis sehingga perlu segera diobati. Osteoarthritis adalah suatu penyakit degeneratif. Ini merupakan aging process yang biasanya terjadi pada mereka yang berada di kelompok usia 50 tahun ke atas, akan tetapi penyakit ini juga bisa menyerang segala usia, termasuk usia remaja. Ada dua macam osteoarthritis: 1. Osteoarthritis Primer: dialami setelah usia 45 tahun, sebagai akibat dari proses penuaan alami, tidak diketahui penyebab pastinya, menyerang secara perlahan tapi progresif, dan dapat mengenai lebih dari satu persendian. Biasanya menyerang sendi yang menanggung berat badan seperti lutut dan panggul, bisa juga menyerang punggung, leher, dan jari-jari. 2. Osteoarthritis Sekunder: dialami sebelum usia 45 tahun, biasanya disebabkan oleh trauma (instabilitas) yang menyebabkan luka pada sendi (misalnya patah tulang atau permukaan sendi tidak sejajar), akibat sendi yang longgar, dan pembedahan pada sendi. Penyebab lainnya adalah faktor genetik dan penyakit metabolik. Gejala Osteoarthritis Secara umum, gejala utama osteoarthritis adalah timbulnya rasa nyeri. Walaupun demikian,
penyakit ini bisa tanpa gejala (asimptomatik), artinya walaupun menurut hasil X-ray hampir 70% diantara kita yang melewati usia 70 tahun dideteksi menderita penyakit osteoarthritis, tetapi hanya setengahnya yang mengeluhkan gejalanya, sedangkan sisanya hidup secara normal. Berikut ini gejala-gejala osteoarthritis: 1. Persendian terasa kaku dan nyeri apabila digerakkan. Pada mulanya hanya terjadi pada pagi hari, tetapi apabila dibiarkan akan bertambah buruk dan menimbulkan rasa sakit setiap melakukan gerakan tertentu, terutama pada waktu menopang berat badan, namun bisa membaik bila diistirahatkan. Pada beberapa penderita, nyeri sendi dapat timbul setelah istirahat lama, misalnya duduk di kursi atau di jok mobil dalam perjalanan jauh. Terkadang juga dirasakan setelah bangun tidur di pagi hari. 2. Adanya pembengkakan/peradangan pada persendian. 3. Persendian yang sakit berwarna kemerah-merahan. 4. Kelelahan yang menyertai rasa sakit pada persendian. 5. Kesulitan menggunakan persendian. 6. Bunyi pada setiap persendian (crepitus). Gejala ini tidak menimbulkan rasa sakit, hanya rasa tidak nyaman pada setiap persendian (umumnya lutut). 7. Perubahan bentuk tulang. Ini akibat jaringan tulang rawan yang semakin rusak, tulang mulai berubah bentuk dan meradang, menimbulkan rasa sakit yang amat sangat. Faktor resiko terjadinya osteoarthritis: 1. Usia di atas 50 tahun. 2. Wanita. Menurut penelitian di Amerika Serikat, osteoarthritis lebih sering menyerang wanita dibandingkan pria. Ini berhubungan dengan menopause. Pada periode ini, hormon estrogen tidak berfungsi lagi. Sementara salah satu fungsi hormon ini adalah untuk mempertahankan massa tulang. Bentuk tubuh perempuan juga menjadi penyebab mengapa perempuan lebih berisiko mengalami osteoarthritis. Tubuh wanita lebih lebar di bagian pinggul, sementara laki-laki cenderung lurus. Biasanya lemak bertambah di pinggul dan perut ketika perempuan beranjak tua. Ini jelas akan memberikan beban yang lebih besar untuk lutut. 3. Kegemukan (obesitas). 4. Riwayat imobilisasi. 5. Riwayat trauma atau radang di persendian sebelumnya. 6. Adanya stress (tekanan) pada sendi yang berkepanjangan ataupun berlebihan (overuse), misalnya pada olahragawan. 7. Adanya kristal pada cairan sendi atau tulang rawan. 8. Densitas (kepadatan) tulang yang tinggi.
9. Neuropati perifer. Neuropati perifer (peripheral neuropathy) adalah penyakit pada saraf perifer. Saraf tersebut adalah semua saraf selain yang ada di otak dan urat saraf tulang belakang (perifer berarti jauh dari pusat). 10. Faktor lainnya seperti ras, keturunan, dan metabolik. Pencegahan Osteoarthritis Osteoarthritis dapat dihindari dengan mengeliminir faktor predisposisi di atas. Sebagai tips, lakukan hal-hal berikut untuk menghindari sedini mungkin Anda terserang osteoarthritis atau membuat osteoarthritis Anda tidak kambuh, yaitu dengan: 1. Menjaga berat badan. Merupakan faktor yang penting agar bobot yang ditanggung oleh sendi menjadi ringan. 2. Melakukan jenis olahraga yang tidak banyak menggunakan persendian atau yang menyebabkan terjadinya perlukaan sendi. Contohnya berenang dan olahraga yang bisa dilakukan sambil duduk dan tiduran. 3. Aktivitas olahraga hendaknya disesuaikan dengan umur. Jangan memaksa untuk melakukan olahraga porsi berat pada usia lanjut. Tidak melakukan aktivitas gerak pun sangat tidak dianjurkan. Tubuh yang tidak digerakkan akan mengundang osteoporosis. 4. Menghindari trauma (perlukaan) pada persendian. 5. Meminum obat-obatan suplemen sendi (atas konsultasi dan anjuran dokter). 6. Mengkonsumsi makanan sehat. 7. Memilih alas kaki yang tepat & nyaman. 8. Lakukan relaksasi dengan berbagai teknik. 9. Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan. 10. Jika ada deformitas pada lutut, misalnya kaki berbentuk O, jangan dibiarkan. Hal tersebut akan menyebabkan tekanan yang tidak merata pada semua permukaan tulang. Pengobatan Osteoarthritis Pengobatan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan luas pergerakan sendi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Cara pengobatan adalah dengan edukasi kepada pasien untuk terus menjaga kesehatan persendiannya dengan mengetahui seluk beluk osteoarthritis, olahraga yang ringan, modifikasi aktivitas keseharian yang sesuai, pengobatan dengan menggunakan Glucosamine dan Chondroitin, terapi alternatif, suntik sendi, dan yang paling serius dilakukan adalah operasi pembedahan. Perjalanan penyakit osteoarthritis terdiri dari empat stadium. Pada stadium yang lebih awal, seperti stadium 1 dan 2, pengobatannya dapat dilakukan dengan penanganan umum atau pencegahan, pemberian obat-obatan, atau pembersihan sendi. Salah satu suplemen makanan
yang digunakan untuk terapi osteoarthritis adalah Glucosamine dan Chondroitin, masing-masing memiliki fungsi yaitu: Glukosamine adalah bahan pembentukan proteoglycan, bekerja dengan merangsang pertumbuhan tulang rawan, serta menghambat perusakan tulang rawan. Chondroitin Sulfat berguna untuk merangsang pertumbuhan tulang rawan dan menghambat perusakan tulang rawan. Pembersihan dan pencucian sendi yang dikenal dengan istilah debridement dan lavage saat ini dapat dilakukan dengan bantuan arthroscopy. Lewat alat ini dokter dapat memasukkan teropong kecil ke dalam sendi dan melihat keadaan sendi di layar monitor. Alat ini juga dapat digunakan untuk diagnosis dan terapi (pengobatan) pada sendi, baik sendi lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, kaki, maupun panggul dengan indikasi utama untuk cedera sendi akibat olahraga. Sebelumnya, penanganan osteoarthritis dilakukan dengan operasi konvensional, yakni teknik operasi dengan luka besar. Teknik ini memerlukan proses pemulihan lebih lama dan risiko operasi pun lebih besar. Dengan arthroscopy, risiko tersebut bisa dikurangi. Luka untuk memasukkan alat ini sangat kecil, sekitar 1,5 centimeter dan biasanya hanya diperlukan dua buah luka kecil sehingga secara kosmetik akan tampak lebih baik. Dalam penggunaan arthroscopy, dokter melakukan pembersihan sendi yang sakit dengan mencucinya hingga bersih. Selain itu, dokter dapat pula melihat langsung ke dalam sendi dan apabila ada kelainan maka dapat dilakukan perbaikan atau tindakan lain melalui luka yang kecil tadi. Kelainan dalam sendi yang sulit dilihat dengan pemeriksaan radiologis dapat pula dilihat secara langsung melalui arthroscopy. Untuk penanganan osteoarthritis dengan melakukan operasi dapat dilakukan juga melalui proses viskosuplementasi. proses viskosuplementasi adalah cara yang dapat membantu pemulihan dan peningkatan pembatalan serta pelumasan cairan sinovial persendian pada penderita osteoarthritis. pada proses viskosuplementasi dilakukan penyuntikan semacam cairan atau gel yang sama dengan cairan sinovial ke dalam persendian untuk memulihkan sifat peredam kejut (shock breaker) serta pelumasan cairan sinovial yang terkena osteoarthritis. Pada stadium lanjut, seperti stadium 3 dan 4, sering kali sendi, terutama lutut, menjadi bengkok sehingga diperlukan penggantian sendi lutut. Tindakan yang disebut arthroplasty ini adalah penggantian permukaan sendi pangkal paha. Setelah operasi ini, pasien dapat berjalan kembali dengan baik tanpa terasa nyeri. Untuk tips perawatannya: Berikan kompres air hangat pada bagian yang sakit untuk mengurangi nyeri, relaksasi, dan melancarkan aliran darah. Berikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit dan ketegangan otot saat terjadi kekambuhan. Jika ada gejala osteoporosis, dapat dilakukan terapi hormon, pemberian kalsium, dan vitamin D.
Mari cegah osteoarthritis sebelum Anda menderita karenanya! alniubi wrote:artikel ini dikutip dari sumber pada http://www.tanyadokteranda.com/artikel/ ... -menderita dengan ada beberapa penambahan berdasarkan sumber literatur lainnya dan hasil konsultasi dengan dokter spesialis ortopedi high or low.. keep going with the flows..
alniubi King Kong Posts: 404 Joined: Thu Sep 06, 2007 5:54 pm Location: The Jak City
Top
sanbi Gorilla Posts: 80 Joined: Mon Jul 28, 2008 4:11 pm Location: jakarta
Top
gue uda baca artikelnya... lumayan buat tambah pengetahuan... huh, serem juga ya, apa lagi cenderung perempuan yang terkena pengapuran sendi..
masih belajar dan mau terus belajar
utteku New Here Posts: 6 Joined: Mon Apr 13, 2009 7:57 pm Location: South Jakarta
Top
Lutut kopong memang acap kali diidentikkan dengan orang yang dengkulnya "berbunyi" ketika digerakkan. Namun, gejalanya bisa lebih dari sekadar bunyi "kretek-kretek" mirip engsel pintu yang rusak. Mereka yang terkena lutut kopong biasanya juga mengeluhkan nyeri, kaku, dan rasa berat saat melangkah atau tidak kuat berjalan. Efeknya bukan hanya menyebabkan penderitanya memiliki keterbatasan dalam bergerak, juga cepat lelah sehingga tidak kuat jongkok dan mudah terjatuh. Jika dialami orang dewasa pada usia produktif, tentunya dapat menurunkan produktivitas kerja yang bersangkutan. Itulah sebabnya, tindakan pengobatan perlu dilakukan. Tidak hanya untuk menghilangkan keluhan, juga mencegah perburukan penyakit. Adapun proses pengobatan lutut kopong biasanya disesuaikan tingkat keparahannya. Misalnya, jika lutut terasa sakit akibat cedera ringan seperti keseleo, maka pengobatan juga relatif ringan. "Biasanya, lutut pasien akan diteropong untuk mengetahui dampak yang diakibatkan dari keseleo tersebut. Setelah itu, baru ditentukan apakah pasien harus menggunakan brace, gips, atau cukup beristirahat saja," paparnya. Adapun jika lutut mengalami cedera pada bagian meniskus atau tulang rawan di dalam sendi dengkul, maka langkah operasi pun harus ditempuh. Menurut Franky, operasi yang disebut key hole surgery alias "operasi lubang kunci" ini merupakan proses operasi sederhana. Dokter bedah akan membuat sayatan kecil untuk memasukkan alat semacam mikroskop dan alat untuk menjahit meniskus yang luka tersebut. Selesai operasi, tanpa perlu dirawat inap, pasien sudah diperbolehkan pulang dan dapat berjalan kembali dengan normal. Namun, pada lanjut usia (lansia), terkadang proses pengobatan lebih sulit dilakukan tim medis. Sering kali lutut kopong yang mereka derita sudah tergolong parah dan tulang rawan hampir habis terkikis. Lewat operasi, tulang rawan yang terkikis akan digantikan tulang rawan buatan dari titanium. Setelah proses operasi, pasien dapat bergerak bebas karena kedua tulang di lutut sudah menyatu dan dapat menyeimbangkan posisi tubuh. Untuk mencegah lutut kopong, Anda sebaiknya melakukan olahraga dengan benar dan hati-hati. "Dengan berolahraga, otot akan semakin kuat dan terkontrol sehingga mampu menopang tubuh dengan sempurna," sarannya. Perlu diketahui juga bahwa mengonsumsi susu atau suplemen tinggi kalsium bukan merupakan langkah utama mencegah lutut kopong. Sebab, suplemen kalsium ditujukan untuk mencegah osteoporosis, bukan osteoarthritis. "Selama ini kalau ada yang mengalami nyeri lutut sering dikaitkan dengan osteoporosis. Lalu yang bersangkutan minum susu berkalsium tinggi dalam jumlah banyak supaya sembuh. Itu salah kaprah. Kalau lutut sakit, berarti terjadi pengapuran dalam sendi," tandas dr Yanwar Hadiyanto dari RS Pondok Indah Jakarta. Saat ini, beberapa kasus gangguan sendi dapat ditangani dengan metode minimal invasive surgery, yakni pembedahan menggunakan sayatan kecil. Adapun prosedurnya disebut
arthroscopy, yang mengacu pada pemeriksaan dan pengobatan yang dilakukan ahli bedah ortopedi untuk melihat, memeriksa atau mengevaluasi dan memperbaiki kelainan di dalam sendi. Pada arthroscopy, ahli bedah membuat sayatan sekitar 5 mm, lalu memasukan alat kecil seukuran pensil berisi lensa kamera dan lampu ke dalam sendi. Prosedur ini memberikan beberapa keuntungan, yakni pasien mengalami rasa nyeri yang minimal pascaoperasi dan periode pemulihan dalam waktu yang relatif jauh lebih cepat dibandingkan operasi dengan teknik konservatif.