Disusun Untuk Memenuhi Tugas Paper Perorangan Mata Kuliah Pendidikan Agama Dosen : Syamsuddin , H.A.
Jurusan Akuntansi Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 2013
Bab I Pendahuluan
A. Teks Kasus
Allah menciptakan manusia menurut gambaran dan teladan Allah. Ini tidak berarti bahwa dengan melihat manusia kita sudah melihat Allah. Istilah yang tepat untuk menjelaskan kedudukan manusia sebagai gambaran Allah dalam terang kesaksian Alkitab adalah mandataris. Manusia adalah gambaran Allah, berarti pula manusia adalah mandataris Allah, yakni sebagai pengemban mandat atau amanat Allah di dalam dunia ini. Oleh karena itu sebagai mandataris Allah, manusia berkewajiban menciptakan hidup yang beriman, aman, tertib, dan sejahtera di dalam dunia. Manusia tidak boleh bertindak absolut karena Allah sendiri pemberi mandat menolak bertindak demikian. Beliau juga memaparkan peran yang dapat dipraktekkan masingmasing agama dalam kehidupan pluralisme yaitu Kristen (kasih), Islam (tauhid), Hindu (moksa), Budha (sunyata) yang pada intinya mengajarkan tentang kebersamaan dalam menolong orang-orang diluar agamanya masing-masing untuk menciptakan perdamaian. Halhal seperti itulah yang sangat diharapkan umat manusia sekarang dari peranan agama, jika agama-agama itu mau mempunyai tempat yang layak dalam kancah pergulatan kehidupan manusia modern yang pluralistik.
kelompok sebagai mikrokultur (sekurang-kurangnya mereka terkait pada homogenitas etnik karena alasan kultural. Dalam perkembangan selanjutnya, sadar atau tidak sadar, terjadi interaksi antarkelompok etnik untuk bersama-sama berusaha memenuhi kebutuhan mereka. Dari sinilah terjadi perubahan dari kelompok tersebut, dari kelompok mikrokultural yang homogen ke multikultur yang lebih heterogen (baca, Linch & Hanson dalam Liliweri, 2005:62, Wahid dan Ihsan, 2004). Kedua, menjadikan nilai dan etika pluralisme atau multikultural sebagai bagian dari hidup, bukan sekedar program. Pluralisme dalam masyarakat tidak terbantahkan eksistensinya. Pada masyarakat multikultural kelompok-kelompok etnik dapat menikmati hak-hak mereka yang sama dan seimbang, dapat melindungi dan memelihara diri mereka sendiri karena mereka menjalankan tradisi kebudayaannya.
Bab IV Kesimpulan
Peran agama saat ini sudah agak menyimpang dari yang semestinya. Pada dasarnya agama berfungsi sebagai pembawa perdamaian, pemupuk rasa solidaritas, kontrol sosial, pembaharuan dan sebagainya. Namun, yang terjadi saat ini malah sebaliknya agama dijadikan sebagai alat pembenar kekerasan. Hal-hal yang menyebabkan peristiwa tersebut diantaranya adalah sikap mencintai yang terlalu berlebihan pada suatu agama sebagai akibat dari sosialisasi yang dilakukan sejak kecil untuk memusuhi kelompok lain yang tidak sama dengannya sehingga pada akhirnya gagal untuk berkomunikasi dengan pihak luar. Penyebab lainnya adalah agama dijadikan sebagai alat untuk mencapai kepentingan lain seperti popularitas, kekuasaan dan lain-lain. Agama sering diseret dalam pertentangan ekonomi,sosial maupun politik. Konflik yang terjadi diperparah oleh media massa yang tidak bertanggung jawab dimana media massa tersebut menampilkan pemberitaan yang tidak layak mengenai agama yang bersangkutan. Selain itu, faktor eksternal juga turut menjadi penyebab bergesernya fungsi agama tersebut seperti kondisi ketidakadilan yang terjadi di Palestina, Irak, dan Afghanistan. Sikap diskriminasi rupanya masih terjadi terhadap agama minoritas dimana dalam kasus ini umat Islam disingkirkan di beberapa negara Barat. Hal-hal tersebut tidak boleh terus berlanjut karena akan menimbulkan perpecahan antar umat beragama. Oleh karena itu, semua elemen bangsa Indonesia diharapkan mencegah penggunaan agama sebagai legitimasi atau pembenaran atas kekerasan terhadap sesama manusia. Sebaliknya, agama harus didorong untuk mendidik masyarakat agar dapat hidup damai dengan menghargai berbagai perbedaan. Pancasila merupakan kesepakatan besar bangsa Indonesia yang menjamin semua pemeluk agama dapat menjadi warga negara dengan status yang sama. Itu juga berlaku untuk semua etnis, budaya, kelompok, atau golongan. Intinya, semua punya hak untuk hidup di negara ini. Cara-cara yang dapat dilakukan adalah masing-masing individu atau kelompok harus menghormati keyakinan kelompok lain sehingga dapat hidup tenteram dan aman, melaksanakan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam pancasila yang dikaitkan dengan sila kemanusiaan yang adil dan beradab, menjalankan agama dengan benar sehingga agama dapat menjadi penjaga nilai-nilai kebaikan, dan yang paling terpenting adalah harus memiliki sikap toleransi karena dengan adanya toleransi kita mampu untuk menghargai sudut-sudut positif dalam agama-agama lain.