Anda di halaman 1dari 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di masa modern ini, hampir semua ginekolog juga merupakan ahli obstetrik.

Sering kali kalangan awam dibingungkan dengan istilah obstetri dan ginekologi. Istilah ini menyangkut cabang ilmu kedokteran yang mempelajari dan menangani kesehatan wanita. Dokter yang ahli dibidang tersebut sering oleh awam disebut sebagai dokter kandungan ataupun ginekolog. Secara medis dikenal sebagai dokter spesialis obstetri dan ginekologi atau sering kali disebut dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan. Bidang ginekologi termasuk didalamnya: kelainan bawaan infeksi, tumor, kelainan haid, infertilitas, dll. Di luar negeri ada sebagian besar sudah memisahkan keahlian ini ( obstectrican saja atau gynaecolog saja), tetapi sebagian besar masih menggabukngakanya penggabungan ini sering disingkat OBGYN atau O & G. sama seperti dokter ahli kulit dan kelainan diluar juga sudah banyak memisahkan ( Dermatologi = ahli kulit saj atau Venerolog = penyakit kelamin saja). Sedangkan di Indonesia masih kurang konsisten dalam memakai istilah ini. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas oleh kami adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud ginekologi? 2. Bagaimana sistem organ (reproduksi) wanita? 3. Apa saja proses-proses yang terjadi pada sistem organ wanita? 4. Apa saja penyakit- penyakit pada sistem organ wanita? 5. Bagaimana proses pembentukan ovum (oogenesis)? 6. Apa faktor- faktor yang mempengaruhi kesuburan wanita?

7. Bagaimana proses pembuahan sel telur oleh sperma (fertilisasi)? 8. Bagaimana morfologi sel gamet ovum? 1.3. Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui apa yangdimaksud dengan ginekologi. 2. Mengetahui sistem organ wanita. 3. Mengetahui proses-proses yang terjadi pada sistem organ wanita. 4. Mengetahui penyakit-penyakit pada sistem organ wanita. 5. Mengetahui proses pembentukan ovum (oogenesis). 6. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan wanita. 7. Mengetahui proses pembuahan sel telur oleh sperma. 8. Mengetahui morfologi sel gamet ovum.

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Ginekologi Kata ginekologi sendiri berasal dari gyno atau gynaikos = perempuan dan logos = ilmu, ilmu tentang perempuan. Secara umum ginekologi adalah ilmu yang mempelajari kewanitaan (science of women). Namun secara khusus adalah ilmu yang mempelajari dan menangani kesehatan alat reproduksi wanita (organ kandungan yang terdiri atas rahim, vagina dan indung telur). Di luar negeri ada sebagian yang sudah memisahkan keahlian ini (obstetrician saja atau gynaecolog saja), tetapi sebagian besar masih menggabungkannya. Penggabungan ini sering disingkat OBGYN atau O & G. Secara bahasa, kata Obstetri berasal dari bahasa Latin obstare, yang berarti siap siaga adalah spesialisasi pembedahan yang menangani pelayanan kesehatan wanita selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. 2.2. Sistem Organ Wanita Sistem organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar. Organ kelamin luar wanita memiliki dua fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi. Karena saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, Sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan. Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual. Organ reproduksi luar terdiri dari: 1. Labia Mayora (bibir besar) Terdiri atas bagian kanan dan kiri lonjong mengecil ke bawah dan bersatu di bagian bawah. Bagian luar labia mayora terdiri dari kulit berambut, kelenjar lemak, dan kelenjar keringat. Bagian dalamnya tidak

berambut dan mengandung kelenjar lemak, bagian ini mengandung banyak ujung syaraf sehingga sensitif terhadap hubungan seks. 2. Labia Minora (bibir kecil) Merupakan lipatan kecil di bagian dalam labia mayora. Bagian depannya mengelilingi klitoris. Kedua labia ini mempunyai pembuluh darah, sehingga dapat menjadi besar saat keinginan seks bertambah. Labia ini analog dengan kulit skrotum pada pria. 3. Klitoris Klitoris merupakan suatu bangunan yang terdiri dari: Glans klitoris Korpus klitoris Krura klitoris

Merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada pria. Mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sehingga sangat sensitif saat hubungan seks. 4. Vestibulum Bagian kelamin ini dibatasi oleh kedua labia kanan-kiri dan bagian atas oleh klitoris serta bagian belakang pertemuan labia minora. Pada bagian vestibulum terdapat muara vagina (liang senggama), saluran kencing, kelenjar Bartholini dan kelenjar Skene (kelenjar ini akan mengeluarkan cairan pada saat permainan pendahuluan dalam hubungan seks sehingga memudahkan penetrasi penis). 5. Himen (selaput dara) Merupakan selaput tipis yang menutupi sebagian lubang vagina luar. Pada umumnya himen berlubang sehingga menjadi saluran aliran darah menstruasi atau cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar rahim dan kelenjar endometrium (lapisan dalam rahim). 4

Pada perempuan yang tidak mempunyai introitus himenalis disebut Atresia Himenalis (Hymen Inferforata), akibatnya darah mens tidak bisa keluar. Pada saat hubungan seks pertama himen akan robek dan mengeluarkan darah. Setelah melahirkan himen merupakan tonjolan kecil yang disebut kurunkula mirtiformis.

Organ reproduksi dalam terdiri dari: 1. Vagina (Saluran Senggama) Merupakan saluran muskulo-membranasea (otot-selaput) yang menghubungkan rahim dengan dunia luar. Bagian ototnya berasal dari otot levator ani dan otot sfingter ani (otot dubur) sehingga dapat dikendalikan dan dilatih. Dinding vagina mempunyai lipatan sirkuler (berkerut) yang disebut rugae. Dinding depan vagina berukuran 9 cm dan dinding belakangnya 11 cm. Selaput vagina tidak mempunyai kelenjar sehingga cairan yang selalu membasahi berasal dari kelenjar rahim atau lapisan dalam rahim. Sebagian dari rahim yang menonjol pada vagina disebut porsio (leher rahim). Vagina (saluran senggama) mempunyai fungsi penting : sebagai jalan lahir bagian lunak, sebagai sarana hubungan seksual,

saluran untuk mengalirkan lendir dan darah menstruasi.

Lendir vagina banyak mengandung glikogen yang dapat dipecah oleh bakteri Doderlein, sehingga keasaman cairan vagina sekitar 4,5 (bersifat asam). 2. Rahim (Uterus) Bentuk rahim seperti buah pir atau alpukat, dengan berat sekitar 30 gr. Terletak di panggul kecil diantara rektum (bagian usus sebelum dubur) dan di depannya terletak kandung kemih. Hanya bagian bawahnya disangga oleh ligamen yang kuat, sehingga bebas untuk tumbuh dan berkembang saat kehamilan. Ruangan rahim berbentuk segitiga, dengan bagian besarnya di atas. Dari bagian atas rahim (fundus) terdapat ligamen menuju lipatan paha (kanalis inguinalis), sehingga kedudukan rahim menjadi ke arah depan. Lapisan otot rahim terdiri dari tiga lapis, yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh-kembang sehingga dapat memelihara dan mempertahankan kehamilan selama sembilan bulan. Rahim juga merupakan jalan lahir yang penting dan mempunyai kemampuan untuk mendorong jalan lahir. Segera setelah persalinan otot rahim dapat menutup pembuluh darah untuk menghindari perdarahan. Setelah persalinan, rahim dalam waktu 42 hari dapat mengecil seperti semula. Fungsi rahim yaitu: Sebagai alat tempat terjadinya menstruasi Sebagai alat tumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi Tempat pembuatan hormon misal HCG Bagian-bagian dari rahim (uterus) yaitu: Servik uteri

Korpus uteri Fundus uteri. Dinding uterus dibagi menjadi tiga bagian yaitu: Endometrium, yaitu lapisan uterus yang paling dalam yang tiap bulan lepas sebagai darah menstruasi Miometrum, yaitu lapisan tengah lapisan ini terdiri dari otot polos Perimetrium, merupakan lapisan luar yang terdiri dari jaringan ikat Uterus di dalam perut terapung-apung tetapi terfiksasi oleh jaringanjaringan ikat dan ligamentum. Ligamentum-ligamentum yang mengfiksir uterus : 1. Ligamentum cardinale sinistra & dextra (Mackenrodt) Ligamen ini fungsinya: a. Mencegah supaya uterus tidak turun b. Di dalamnya terdapat pembuluh darah yang arteria dan vena uterine. Ligamen ini berjalan dari servix uteri dan puncak vagina ke arah lateral dinding panggul. Penyebab uterus turun: a. Sering melahirkan b. Perempuan yang sering melahirkan sering dipijat c. Orang yang sudah tua 2. Ligamentum Sakro Uterinum sinistra dan dekstra Fungsinya menahan uterus supaya tidak dapat bergerak. Berjalan dari servik bagian belakang kiri kanan ke Os sacrum. 3. Ligamentum Rotundum sinistra dan dekstra

Ligamen ini berjalan dari daerah Fundus uteri ke dinding panggul. Pada perempuan hamil sering mengalami nyeri pada daerah kaki bawah dikarenakan ligamen rotundum tegang. 4. Ligamentum Latum sinistra dan dekstra Merupakan suatu jaringan lapis tipis yang menutupi tuba uterina dan uterus di sebelah belakang ligamentum latum terdapat ovarium atau indung telur. 5. Ligamentum infundibulum pelvikum sinistra dan dekstra Di dalam ligamen ini terdapat urat-urat syaraf kelenjar limfa serta arteria dan vena. varika untuk darah yang memberikan ke ovarium dan uterus. 6. Ligamentum ovarii proprium Yang berjalan dari ovarium menuju ke bagian belakang Fundus uteri Ligamentum ini secara embriologi berasal dari Gubernaculum seperti juga ligamentum rotundum. 3. Tuba Fallopii Tuba Fallopii berasal dari ujung ligamentum latum berjalan ke arah lateral, dengan panjang sekitar 12 cm. Tuba Fallopii bukan merupakan saluran lurus, tetapi mempunyai bagian yang lebar sehingga membedakannya menjadi empat bagian. Di ujungnya terbuka dan mempunyai fimbriae (rumbai-rumbai), sehingga dapat menangkap ovum (telur) saat terjadi pelepasan telur (ovulasi). Saluran telur ini menyalurkan saluran hasil konsepsi (hasil pembuahan) menuju rahim. Tuba fallopii merupakan bagian yang paling sensitif terhadap infeksi dan menjadi penyebab utama terjadinya kemandulan (infertilitas). Fungsi tuba fallopii sangat vital dalam proses kehamilan, yaitu menjadi saluran tempat bertemunya spermatozoa dan ovum, mempunyai fungsi penangkap ovum, tempat terjadinya pembuahan (fertilitas), menjadi saluran dan tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum mampu menanamkan diri pada lapisan dalam rahim.

Fungsi tuba: - Tempat terjadinya fertilisasi - Saluran yang mengeluarkan hasil konsepsi - Fimbria mengangkat ovum yang keluar dari ovarium 4. Indung Telur (Ovarium) Indung telur terletak antara rahim dan dinding panggul, dan digantung ke rahim oleh ligamentum ovarii proprium dan ke dinding panggul oleh ligamentum infundibulo-pelvikum. Indung telur merupakan sumber hormonal perempuan yang paling utama, sehingga mempunyai dampak keperempuanan dalam pengatur proses menstruasi. Indung telur mengeluarkan telur (ovum) setiap bulan silih berganti kanan dan kiri. Pada saat telur (ovum) dikeluarkan perempuan disebut dalam masa subur. Produksi telur pada perempuan sesuai dengan usia adalah sebagai berikut: Saat lahir bayi: mempunyai sel telur Umur 6-15 tahun: mempunyai sel telur Umur 6-25 tahun: mempunyai sel telur Umur 26-35 tahun: mempunyai sel telur Umur 35-45 tahun: mempunyai sel telur Masa menopause semua telur menghilang Fungsi ovarium: Sebagai penghasil sel telur atau ovum Sebagai organ yang menghasilkan hormon (estrogen dan progesteron) 750.000 439.000 159.000 59.000 34.000

5. Parametrium (Penyangga Rahim) Merupakan lipatan peritonium dengan berbagai penebalan, yang menghubungkan rahim dengan tulang panggul. Lipatan atasnya mengandung tuba fallopii dan ikut serta menyangga indumg telur. Bagian ini sensitif terhadap infeksi sehingga mengganggu fungsinya.

Hampir keseluruhan alat reproduksi perempuan berada di rongga panggul. Setiap individu perempuan mempunyai rongga panggul (pelvis ) yang berbeda satu sama lain. Bentuk dan ukuran ini mempengaruhi kemudahan suatu proses persalinan. Dan perubahan ukuran pada panggul ini pula untuk mengukur umur kehamilan seorang perempuan.

Proses yang terjadi pada Sistem Reproduksi Wanita


a. Menstruasi

Menstruasi atau haid adalah pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak. Biasanya menstruasi dimulai antara umur 10 dan 16 tahun,tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45-50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir pengaruh kemampuan wanita bermenstruasi disebut menopause, ini juga yang menandai akhir dari masamasa kehamilan seorang wanita. siklus menstruasi adalah tiap 28 hari. Panjang siklus dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya,dan bahkan dari bulan ke bulan bergantung pada berbagai hal,

10

termasuk kesehatan fisik,emosi,dan nutrisi wanita yang bersangkutan. Siklus menstruasi terbagi menjadi tiga fase, yaitu :
1. Fase folikuler

Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit menigkat sehingg merangsang pertumbuhan sekitar3-30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasar tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.
2. Fase ovulatoir

Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawah, nyeri ini biasa disebut mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam.

11

3. Fase luteal

Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar progesteron. Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (human chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesteron sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.
b. Kehamilan

Kehamilan akan terjadi apabila sel telur yang dikeluarkan sebulan sekali oleh wanita yang masih dalam usia subur dibuahi oleh sperma yang dikeluarkan laki laki. Secara normal, pertemuan antara sperma dan sel telur ini terjadi melalui hubungan seksual antara laki laki dan wanita. Pembuahan terjadi di dalam rahim ketika wanita sedang berada pada masa subur. Proses terjadinya kehamilan diawali dengan proses pembuahan (konsepsi), di mana sel telur yang matang setelah ovulasi berada di tuba falopii dibuahi oleh sperma, yang kemudian disebut zigot. Kemudian terjadilah pembelahan zigot menjadi 2, 4, 8 dan seterusnya, sehingga ukurannya semakin besar, sambil berjalan dari tuba ke rongga rahim, yang memakan waktu sekitar 6 hari. Di rongga rahim maka calon janin ini akan menempel pada dinding rahim (proses nidasi). Setelah terjadi nidasi barulah dapat dikatakan terjadi kehamilan. Dalam proses tersebut di ovarium juga terjadi perubahan perubahan hormonnya. Salah satu hormon yang meningkat adalah HCG,

12

yang keluardi air kemih dan dideteksi sebagai tes kehamilan yang umum digunakan saat ini. c. Menopause Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun berlalu. Menopause kadang-kadang disebut sebagai perubahan kehidupan. Sekitar 80 % wanita mulai melompat-lompat menstruasinya. Hanya sekitar 10 % wanita berhenti menstruasi sama sekali tanpa disertai ketidakteraturan siklus yang berkepanjangan sebelumnya. Dalam suatu kajian yang melibatkan lebih dari 2.700 wanita, kebanyakan di antara mereka mengalami transisi pramenopause yang berlangsung antara dua hingga delapan tahun. Kecuali jika seseorang mengalami menopause secara tiba-tiba akibat operasi atau perawatan medis, pra-menopase dapat dianggap sebagai akhir dari suatu proses yang awalnya dimulai ketika seorang wanita pertama kali mengalami menstruasi. Periode menstruasi pertama itu biasanya diikuti dengan lima atau tujuh tahun siklus yang relatif panjang, tidak teratur dan sering tidak disertai pembentukan sel telur. Akhirnya pada akhir usia belasan atau awal dua puluhan, lamanya siklus menjadi lebih pendek dan lebih teratur ketika wanita mencapai usia subur puncak, yang berlangsung setama kira-kira dua puluh tahun. Pada usia empat puluhan, siklus mulai memanjang lagi. Meskipun kebanyakan orang cenderung percaya bahwa dua puluh delapan hari merupakan panjang siklus yang normal, penelitian telah membuktikan bahwa hanya 12,4% wanita benar-benar mempunyai siklus dua puluh delapan hari dan 20% dari semua wanita mengalami siklus tidak teratur.

13

Penyakit- penyakit pada sistem organ wanita diantaranya sebagai berikut: 1. Sindrom premenstruasi Sindrom premenstruasi (PMS) adalah kombinasi gejala yang terjadi sebelum menstruasi dan menghilang dengan awitan aliran menstruasi. Gejala-gejala PMS antara lain: Sakit kepala atau migraine Rasa gelisah dan gugup Mudah lelah atau lesu Depresi atau keinginan untuk menangis Sakit punggung atau bagian panggul Adanya penyimpanan cairan dan kembung Perut membesar atau mengalami gangguan perut atau gangguan pada pencernaan Lekas marah Gangguan kencing dan susah buang air besar Pembengkakan dan rasa sensitif pada payudara Perubahan suhu tubuh Munculnya alergi atau jerawat/bintik-bintik pada wajah atau tubuh Mudah berkeringat dan rasa haus Ketidak stabilan emosi atau sikap agresif yang mudah meledak-ledak Susah berkonsentrasi penuh 2. Perdarahan Uterus Abnormal Secara umum, penyebab perdarahan uterus abnormal adalah kelainan organik (tumor, infeksi), sistemik (kelainan faktor pembekuan), dan fungsional alat reproduksi. 3. Hipermenore Hipermenore adalah perdarahan haid yang jumlahnya banyak, ganti pembalut 5-6 kali per hari, dan lamanya 6-7 hari. Penyebabnya adalah kelainan pada uterus (mioma, uterus hipoplasia atau infeksi genitalia interna), kelainan darah, dan gangguan fungsional. Keluhan pasien berupa haid yang banyak.

14

Pada setiap wanita berusia 35 tahun harus dilakukan kuretase diagnostik untuk menyingkirkan keganasan. 4. Hipomenore Hipomenore adalah perdarahan haid yang jumlahnya sedikit, ganti pembalut 1-2 kali per hari, dan lamanya 1-2 hari. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen & progesteron, stenosis himen, stenosis serviks uteri, sinekia uteri (sindrom Asherman). Sinekia uteri didiagnosis dengan histerogram atau histeroskopi. 5. Metroragia Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen. 6. Menoragia Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea. 7. Amenore Bila tidak haid lebih dari 3 bulan baru dikatakan amenore, diluar amenore fisiologik. Penyebabnya dapat berupa gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium) dan vagina. Kasus-kasus yang harus dikirim ke dokter ahli adalah adanya tanda-tanda kelaki-lakian (maskulinisasi), adanya galaktorea, cacat bawaan, uji estrogen & progesteron yang negatif, adanya penyakit lain (tuberkulosis, penyakit hati, diabetes melitus, kanker), infertilitas atau stress berat.

15

2.3.

Oogenesis Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum. Oogenesis terjadi di ovarium. Pada ovarium terdapat calon- calon sel telur yaitu oogonium yang terbentuk sejak bayi lahir. Pada masa pubertas, oosit primer mengadakan pembelahan meiosis I menghasilkan satu sel oosit sekunder yang besar dan satu sel badan kutub pertama (polar body primer) yang lebih kecil. Perbedaan bentuk ini disebabkan sel oosit sekunder mengandung hampir semua sitoplasma dan kuning telur, sedangkan sel badan kutub pertama hanya terdiri dari nucleus saja. Oosit sekunder ini mempunyai kromosom setengah kromosom oosit primer yaitu 23 kromosom (haploid). Dalam pembelahan meiosis II, oosit sekunder membelah diri menghasilkan satu sel ootid yang besar dan satu badan kutub kedua (polar body sekunder). Ootid yang besar tersebut mengandung hampir semua kuning telur dan sitoplasma. Pada saat yang sama, badan kutub pertama membelah diri menjadi dua kutub. Selanjutnya ootid tumbuh menjadi sel telur (ovum) yang mempunyai 23 kromosom (haploid). Sedangkan ketiga badan kutub kecil hancur sehingga setiap oosit primer hanya menghasilkan satu sel telur yang fungsional. Sel telur (ovum) yang besar itu mengandung sumber persediaan makanan, ribosom, RNA, dan komponen komponen sitoplasma lain yang berperan dalam perkembangan embrio. Sel telur yang matang diselubungi oleh membrane corona radiate dan zona pellusida. Oosit sekunder dikelilingi oleh folikel. Folikel- folikel tersebut memproduksi estrogen. Hormon ini mampu merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan LH (Luteinizing Hormon), hormon ini mendorong pelepasan sel telur (ovulasi). Selanjutnya, oosit sekunder meneruskan pembelahan menjadi ootid dan badan kutub kedua (polosit sekunder). Ootid berdiferensiasi menjadi ovum. Oogenesis hanya berlangsung hingga seseorang usia 40 sampai 50 tahun. Setelah wanita tidak mengalami menstruasi lagi (menopause) sel telur tidak diproduksi lagi.

16

Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel-sel primordial atau oogonium. Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas. Pada masa pubertas terjadilah oogenesis.

Pada proses pembentukan ovum (oogenesis) sel anakan hanya satu sel telur yang normal sedangkan ketiga sel telur yang lainnya berdegenerasi. Ketiga sel anakan itu akan hilang diserap tubuh dengan bantuan Corpus Luteum (disebut berdegenerasi) karena itu merupakan siklus normal dari serorang wanita sesuai dengan pernyataan Dr Andon Hestiantoro, SpOG (K) "Wanita yang sehat hanya memiliki satu sel telur matang setiap bulannya, hampir tidak mungkin lebih dari satu. kalau terjadi kegagalan dalam penyerapan sel telur ini maka sel telur akan menumpuk dan berpotensi menyebabkan kista (tumor jinak yang terbungkus oleh selaput semacam jaringan dan berisi udara, cairan kental, maupun nanah).

17

2.4. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kesuburan Wanita Masa subur adalah waktu di mana sel telur yang telah matang potensial untuk dibuahi oleh sperma. Pada kondisi normal, sehat dan siklus haid normal, menhitung masa subur dengan menghitung siklus haid cukup akurat (90 persen lebih). Yang harus diketahui, faktor kesuburan tak hanya ditentukan oleh faktor ovarium (sel telur), tetapi juga faktor tuba (saluran telur), rahim, dan kesehatan bagian anatomis lainnya. Semua harus dalam keadaan optimal. Pada wanita normal, artinya tidak ada gangguan mens dan tidak ada penyakit-penyakit bawaan, dan sebagainya, masa subur biasanya terjadi 14 hari sebelum hari pertama haid berikutnya. Jika seorang wanita mempunyai siklus haid 28 hari, maka masa suburnya adalah pada pertengahannya, yaitu 14 hari. Selain siklus haid, masa subur juga bisa diindikasikan dari: 1. Perubahan lendir mulut rahim (efek spin). Lendir begitu kental, kalau kita renggangkan bisa mencapai lebih dari 10 cm tanpa terputus. Kalau kita lihat ada lendir ini, wanita sedang dalam masa subur. 2. Adanya rasa nyeri pada perut bagian bawah (mittelschmerz) karena pecahnya folikel (sel telur yang membesar, siap untuk ber-ovulasi) . 3. Mengecek suhu basal badan. Dengan alat termometer khusus yang skalanya lebih kecil, diletakkan di bawah lidah, suhu basal badan diukur setiap bangun tidur. Jika terjadi penurunan dan kemudian meningkat tibatiba, biasanya sedang dalam masa subur. 4. Mengukur urine untuk mengukur hormon lutein (luteinizing hormone). Bila hasilnya positif, berarti wanita sedang dalam masa subur. Tes ini seperti tes kehamilan, tapi yang diukur adalah hormon beta HCG, tapi hormon lutein yang ada di air kencing.

18

5. Cara yang lebih advanced adalah dengan USG. Pada hari ke-12 haid (dihitung dari hari pertama haid), folikel diukur. Jika pada hari ke-12 terdapat subur. folikel yang ukurannya hampir mencapai 18 mm (mengindikasikan waktu untuk ovulasi), berarti wanita sedang dalam masa

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan seorang wanita antara lain: 1. Faktor fisik Yang harus diketahui, faktor kesuburan tak hanya ditentukan oleh faktor ovarium (sel telur), tetapi juga faktor tuba (saluran telur), rahim, dan kesehatan bagian anatomis lainnya. Semua harus dalam keadaan optimal. Jika fisik wanita optimal, tentu kesuburan dan siklus hormonal akan juga optimal, sehingga memengaruhi kesuburan. Jika fisik lemah, misalnya menderita penyakit kronis atau kondisi tubuh sedang sangat kurang, untuk memenuhi kebutuhan sel-sel tubuh sehari-hari saja tidak cukup apalagi untuk ovulasi. Akibatnya, tentu juga akan mempengaruhi kesuburan. Terlalu gemuk atau terlalu kurus juga bisa memengaruhi kesuburan. Terlalu kurus bisa membuat siklus haid wanita tidak teratur. Sebab dibutuhkan 22% lemak tubuh untuk pembuahan dan kepentingan reproduksi lainnya. Sebaliknya terlalu gemuk juga tidak berakibat baik untuk kesuburan karena keseimbangan hormon terganggu. Adanya penyakit tertentu, misalnya policystic ovari (PCO) yang mempersulit terjadinya sel matang, juga akan memengaruhi masa subur seseorang. 2. Faktor psikis Wanita yang mengalami gangguan psikis berat, seperti stres hebat atau depresi, biasanya juga akan mengalami gangguan hormonal. Siklus haid jadi tidak teratur, tidak ada ovulasi dan sebagainya. Selain faktor fisik dan psikis, yang juga mempengaruhi kesuburan seorang wanita adalah

19

gangguan siklus haid itu sendiri. Siklus haid yang terlalu pendek (polimenorhae, di bawah 21 hari) atau siklus haid yang terlalu panjang (oligomenorhae, lebih dari 35 hari) biasanya tidak menghasilkan ovulasi (unovulasi). Antioksidan diketahui memperbaiki kinerja sel, bukan cuma sel yang menunjang kesuburan (sel-sel kelamin) , tapi juga seluruh sel-sel di seluruh tubuh. Oleh karena itu, konsumsi antioksidan (makanan yang mengandung vitamin E dan vitamin C tinggi) bisa membantu memacu atau mengoptimalkan kesuburan. Kekurangan zat-zat tadi bisa menurunkan kesuburan. Tapi, kalau asupan makanan baik, tidak ada penyakit, aliran darah lancar, dan lain-lain, maka kesuburan pun akan optimal. 3. Faktor usia Kesuburan perempuan sangat erat kaitannya dengan usia. Pada usia 8 hingga 30 tahun, perempuan memiliki tingkat kesuburan paling tinggi. Umumnya tingkat kesuburan ini mulai menurun 5% hingga 10% pada usia 30 hingga 35 tahun, dan menurun kurang lebih 30% pada perempuan yang telah berada di atas 35 tahun. Ketika perempuan mencapai usai 40 tahun, penurunan ini mencapai angka lebih dari 50%. Hal ini disebabkan oleh menurunnya kemampuan sel telur untuk dibuahi, seiring dengan pertambahan usia perempuan. Namun, secara teori selama ovarium masih normal, maka kemungkinan untuk hamil masih ada. Walaupun kemungkinan itu tidak terlalu besar. 4. Gaya hidup Wanita yang mempunyai kebiasaan merokok, minum alkohol, dan mengkonsumsi obat narkotika dapat menurunkan kesuburan karena bahan- bahan tersebut dapat menurunkan hormon reproduksi. Selain itu, wanita yang minum empat gelas kopi per hari memiliki risiko tidak subur lebih besar. Sebab, kafein mengurangi kandungan darah dalam

20

hormon prolactin. Rendahnya hormon prolactin berhubungan dengan semakin rendahnya tingkat kesuburan. 5. Pilihan alat kontrasepsi Pemilihan alat suntik dan pil sangat mempengaruhi kesuburan wanita. Alat kontrasepsi suntik memiliki efek yang lebih lama walaupun sudah tidak digunakan. Setelah penggunaan terakhir, wanita harus menunggu hingga 6 bulan sampai setahun hingga siklusnya normal kembali. Sedangkan pengguna pil bisa lebih cepat kembali normal. Setelah berhenti menggunakan pil siklus kesuburan bisa langsung kembali seperti semula. Namun pada beberapa kasus, siklus bisa kembali benar-benar normal setelah 2-3 bulan. 2.5. Fertilisasi Fertilisasi adalah proses peleburan antara satu sel sperma dan satu sel ovum yang sudah matang. Fertilisasi terjadi di bagian saluran Fallopii yang paling lebar. Sebelum terjadi poses pembuahan, terjadi beberapa proses sebagai berikut. Ovum yang telah masuk akan keluar dari ovarium. Proses tersebut dinamakan ovulasi. Ovum yang telah masak tersebut akan masuk ke saluran Fallopii. Jutaan sperma harus berjalan dari vagina menuju uterus dan masuk ke saluran Fallopii. Selama berhubungan seksual, jumlah semen yang biasa diejakulasikan rata-rata adalah 3,5 mililiter dan setiap satu mililiter semen rata-rata mengandung 120 juta spermatozoon. Jumlah ini diperlukan mengingat tingkat kematian spermatozoon sangat tinggi, hanya sekitar 100 spermatozoon saja yang mampu bertahan hidup untuk mendekati ovum di tuba fallopii. Dua puluh persen (20%) spermatozoon rata-rata juga akan mengalami perubahan menjadi steril (kehilangan kemampuannya untuk membuahi ovum), sedangkan yang lainnya akan mati karena tingkat keasaman vagina, sehingga beberapa spermatozoon bahkan ada yang tidak dapat menjangkau leher rahim dan akhirnya mati.

21

Peleburan tersebut merupakan percampuran karakteristik-karakteristik genetika, berupa sifat-sifat parental dan maternal sehingga dapat berkembang menjadi individu baru. Secara umum fertilisasi dapat terjadi melalui tahapan berikut: 1. Pendekatan Spermatozoon ke Ovum Tahap pertama yang terjadi di dalam proses fertilisasi adalah adanya pendekatan spermatozoon terhadap ovum. Dimana dalam proses mendekatnya spermatozoon ke sel telur tidak lepas dari peran gerak aktif spermatozoon. Gerak aktif di saluran telur dari spermatozoon ini dipicu karena stimulasi dari cairan oviduct. Selain itu ovum bergerak secara pasif, ovum sendiri tidak memiliki alat gerak dan hanya mampu berada di tuba fallopii karena dibantu dengan adanya gerakan cillia dibagian infundibulum dan ampula tuba fallopi dan juga tidak terlepas dengan adanya rangsang khemotaksi. Rangsang Khemothaksis, dengan rangsang inilah spermatozoon menemukan arah menuju ovum dengan tepat. Rangsang ini diberikan oosit sekunder dengan mengeluarkan senyawa fertilizin untuk menarik sperma agar mendekatinya, dan dengan adanya reaksi fertilizin inilah spermatozoon dapat menempel pada selaput telur bagian luar yaitu pada lapisan Corona Radiata. Spermatozoon dilengkapi dengan struktur yang menghasilkan beberapa enzim. Dimana enzim-enzim tersebut digunakan oleh spermatozoon untuk menempel pada selaput telur dan sekaligus menembus lapisan-lapisan yang mengelilingi oosit sekunder.

22

2.

Penempelan Spermatozoon pada selaput telur Pada tahap ini, enzim-enzim pada spermatozoon sangat berpengaruh terhadap penempelan spermatozoon pada selaput telur. Seperti yang sudah kalian ketahui, spermatozoon memiliki pelindung yang disebut akrosom, dan akrosom ini jugalah yang menghasilkan enzim yang diperlukan untuk menembus lapisan pelindung dari ovum. Pertama, agar dapat melakukan penempelan pada sel telur, spermatozoon harus menembus lapisan-lapisan yang mengelilingi sel telur dengan cara mengeluarkan enzim hialuronidase untuk melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata, ini terjadi karena spermatozoon menembus sel folikel maka akrosoma putus dan hyaluronidase keluar, fungsi dari enzim hyaluronidase sendiri adalah untuk melarutkan senyawa hialuronid pada lapisan corana radiata. Kemudian spermatozoon mengeluarkan akrosin untuk melakukan lisis (menghancurkan glikoprotein pada zona pellusida) dan anti fertilizin agar dapat melekat pada sel telur. Proses pengeluaran kedua enzim tersebut disebut dengan reaksi akrosom. Spermatozoon dapat menempel juga disebabkan oleh adanya reaksi fertilizin dari selaput telur dengan antifertilizin dari spermatozoon. Pada tempat penempelan antara membran telur dengan akrosoma spermatozoon

23

akan terbentuk semacam saluran membran. Inti spermatozoon akan masuk ke dalam sel telur melalui saluran ini. Fertilizin merupakan glikoprotein yang khusus dan unik untuk setiap species. Oleh karena itu tidak akan terjadi fertilisasi silang antar spesies, meskipun hidup di dalam satu tempat yang sama.

3.

Penetrasi Spermatozoon ke dalam Ooplasma Masuknya inti spermatozoon ke dalam ooplasma menimbulkan berbagai reaksi, yaitu: reaksi membran, reaksi korteks dan kenaikan metabolisme. Saat spermatozoon melakukan penetrasi, maka sel telur akan mengeluarkan senyawa tertentu agar zona pellusida tidak dapat ditembus oleh spematozoon lain, mengakibatkan membran telur menjadi elastis dan liat (reaksi membran) agar tidak terjadi polispermi. Di dalam korteks terjadi kenaikan kadar ion Calsium (Ca++) sebagai activator metabolisme. Sintesis protein khusus pada proses ini dimaksudkan untuk membantu inisiasi pembelahan dan membentuk enzim metabolik 24

Fertilisasi yang dilakukan oleh satu spermatozoon saja disebut monospermi. Reaksi fisiologis penting yang terjadi pada permukaan telur apabila fertilisasi berlangsung ialah tidak responsifnya telur terhadap spermatozoon yang datang berikutnya, sehingga dapat mencegah masuknya spermatozoon yang kedua. Mekanisme yang terjadi disebut sebagai reaksi penolakan (Blocking System), dimana tidak memungkinkan terjadinya polispermi, atau setidaknya dapat mencegah masuknya sperma yang kedua. Pada permukaan telur terdapat anti fertilizin. Salah satu fungsinya adalah bahwa pada waktu fertilisasi, reaksi fertilizin anti fertilizin dapat mencegah spermatozoon lain agar tidak lagi menempel pada telur. Penetrasi spermatozoon juga akan merangsang sel telur untuk menyelesaikan proses meiosis II yang menghasilkan 3 badan polar dan satu pronukleus betina. Masuknya spermatozoon dalam ooplasma menyebabkan reorganisasi penyebaran protein di dalam ooplasma. Pigmen (protein berwarna) mengalir ke tempat masuknya spermatozoon. Perubahan letak protein dalam ooplasma mencerminkan pola bentuk dan struktur tubuh embrio yang akan terbentuk nantinya.

25

4.

Penggabungan Pronukleus Jantan dan Betina Tahap ini merupakan penggabungan inti antara genom jantan dengan betina. Setelah terbentuk pronukleus betina pada proses sebelumnya, selanjutnya pronukleus jantan bergerak untuk bergabung dengan pronukleus betina membentuk inti baru. Spermatozoon yang masuk ke dalam sel telur dengan meninggalkan ekornya di dalam rongga perivitellin. Bagian leher berbalik di depan, inti atau nukleus kemudian membesar membentuk pronukleus jantan. Pronukleus jantan bergerak menuju ke pronukleus betina. DNA dan RNA dari spermatozoon bercampur dalam ooplasma, kemudian membentuk inti baru. Penggabungan inti merupakan penyatuan genom jantan dengan betina. Kromosom bersatu membentuk sinkarion. Maka apabila kromosom berasal dari sperma dan telur lain spesies tidak akan dapat terjadi penggabungan, sebab jumlah pasangan dan ukurannya tidak saling bersesuaian. Dalam peristiwa ini, terjadi penggabungan inti sel telur dan inti spermatozoon yang masing-masing mengandung 23 kromosom (haploid) sehingga dihasilkan zigot yang memiliki 46 kromosom (diploid).

26

5.

Inisiasi Pembelahan Zygot Zigot merupakan hasil dari penggabungan inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan inti ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid). Pembelahan berlangsung secara mitosis berkali-kali. Pembelahan ini mula-mula diawali dengan pembelahan inti, kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasma menjadi banyak sel yang lebih kecil, zigot membelah secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enam belas dan seterusnya. Pada saat dimana sel tersebut mencapai 32 sel dan membentuk bola padat, inilah yang disebut morula. Di dalam morula terdapat rongga yang disebut blastosoel yang berisi cairan yang dikeluarkan oleh tuba fallopii, bentuk ini kemudian disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit disebut trofoblas yang merupakan dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni atau ari-ari (plasenta), sedangkan masa di dalamnya disebut simpul embrio (embrionik knot) merupakan calon janin. Blastosit ini bergerak menuju uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan dengan dinding uterus). Setelah itu, terjadi tahap pembelahan dan pembentukan blastula Embrio akan masuk ke dalam suatu tahapan paling kritis yaitu stadium gastrula Gastrula ditandai dengan perubahan susunan yang sangat besar dan sangat rapi dari sel-sel di dalam embrio. Berikut, adalah Urutan proses pembelahan zigot : Zigot Morula Blastula Gastrula Fetus

27

. Jika ovum yang sudah masak tidak dibuahi oleh sperma, jaringan penyusun dinding rahim yang telah menebal dan mengandung banyak pembuluh darah akan rusak dan luruh/runtuh. Bersama-sama dengan ovum yang tidak dibuahi, jaringan tersebut dikeluarkan dari tubuh lewat vagina dalam proses yang disebut menstruasi (haid). 2.6. Morfologi Sel Gamet Ovum Morfologi sel gamet terdiri dari: 1. Membran Vitellin yaitu lapisan transparan di bagian dalam ovum. 2. Zona Pellusida yaitu lapisan pelidung ovum yang tebal dan terletak di bagian tengah. Terdiri dari protein dan mengandung reseptor untuk spermatozoa 3. Korona Radiata yaitu merupakan sel-sel granulosa yang melekat disisi luar oosit dan merupakan mantel terluar ovum yang paling tebal

28

4. Nucleus

(Inti

Sel)

bagian

sel

yang

berfungsi

untuk

mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi RNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.

29

BAB III PENUTUP 3.1. mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ginekologi adalah ilmu yang mempelajari dan menangani kesehatan alat reproduksi wanita (organ kandungan yang terdiri atas rahim, vagina dan indung telur). 2. Sistem organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar. Organ reproduksi luar terdiri dari: 5. Labia Mayora (bibir besar) 6. Labia Minora (bibir kecil) 7. Klitoris 8. Vestibulum 9. Himen (selaput dara) Organ reproduksi dalam terdiri dari: 1. Vagina (Saluran Senggama) 2. Rahim (uterus) 3. Tuba fallopi 4. Indung telur (ovarium) 5. Parametrium (Penyangga Rahim) Proses- proses yang terjadi pada sistem reproduksi wanita yaitu: a. Menstruasi b. Kehamilan Kesimpulan Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis dapat

30

c. Menopause Penyakit- penyakit pada sistem organ wanita diantaranya sebagai berikut:
1. Perdarahan Uterus Abnormal 2. Hipermenore 3. Hipomenore 4. Metroragia 5. Menoragia 6. Amenore

3. Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum. Oogenesis terjadi di ovarium. 4. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kesuburan Wanita antara lain: a. Faktor fisik b. Faktor psikis c. Faktor usia d. Gaya hidup e. Pilihan alat kontrasepsi 5. Fertilisasi adalah proses peleburan antara satu sel sperma dan satu sel ovum yang sudah matang. Fertilisasi terjadi di bagian saluran Fallopii yang paling lebar. Secara umum fertilisasi dapat terjadi melalui tahapan berikut: 1. Pendekatan Spermatozoon ke Ovum 2. Penempelan Spermatozoon pada selaput telur 3. Penetrasi Spermatozoon ke dalam Ooplasma 4. Penggabungan Pronukleus Jantan dan Betina 5. Inisiasi Pembelahan Zygot 6. Morfologi Sel Gamet Ovum 1. Membran Vitellin 2. Zona Pellusida 3. Korona Radiata

31

4. Nucleus (Inti Sel)

3.2. Saran Penulis mengharapkan agar pembaca lebih banyak mempelajari dan mengenal tentang ginekologi karena ginekologi sangat bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari khususnya pada wanita. Penulis juga menganjurkan agar para wanita lebih menjaga kesehatan alat reproduksinya karena hal itu sangat penting.

32

Anda mungkin juga menyukai