Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM Disipasi Kalor Hot Wire

Nama NPM Fakultas Program studi Group No. Percobaan : Rosya Prilia Chairani : 1206238646 : Teknik : Teknik Industri : A5 : KR01

Tanggal Percobaan: 13 Maret 2013

Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar (UPP-IPD) Universitas Indonesia Depok

Disipasi Kalor Hot Wire

Tujuan Praktikum Menggunakan hot wire sebagai sensor kecepatan aliran udara

Alat 1. Kawat pijar (hot wire) 2. Fan 3. Voltmeter dan amperemeter 4. Adjustable power supply 5. Camrecorder 6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

Teori Dasar Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja. Probe seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat baja. Masing masing ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang mengalir pada probe tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan, arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir.

P = v i t
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga merubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang

mengalir maka perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah. Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang dirumuskan sebagai:

Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara). Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).

Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan hubungan antara tegangan kawat (wire voltage, E) dengan kecepatan referensi (reference velocity, U) setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan dapat dievaluasi menggunakan persamaan tersebut. Persamaan yang didapat berbentuk persamaan linear atau persamaan polinomial. Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada temperatur ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan melalui daya yang diberikan ke fan yaitu 70 , 110 , 150 dan 190 dari daya maksimal 230 m/s.

Prosedur percobaan 1. Mengaktifkan webcam di rLab 2. Memberikan aliran udara sebesar 0 m/s

3. Menghidupkan motor penggerak kipas dengan mengaktifkan power supply kipas 4. Mengukur tegangan dan arus listrik di kawat pijar (hot wire) 5. Mengulangi langkah 2 sampai langkah 4 untuk kecepatan 70, 110, 150, 190, dan 230 m/s.

Data Hasil Percobaan 1. V = 0 m/s No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Grafik


2,500 2,000 Tegangan (v) 1,500 1,000 500 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Waktu (s)

Waktu Kec Angin V-HW 1 0 2.112 2 0 2.112 3 0 2.112 4 0 2.112 5 0 2.112 6 0 2.112 7 0 2.112 8 0 2.112 9 0 2.112 10 0 2.112

I-HW 53.9 54.0 54.7 55.2 54.9 54.3 53.9 53.9 53.9 54.2

2. V = 70 m/s No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Grafik
2.0585 2.058 2.0575 2.057 2.0565 2.056 2.0555 2.055 2.0545 2.054 2.0535 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Waktu (s)

Waktu Kec Angin V-HW 1 70 2.056 2 70 2.055 3 70 2.056 4 70 2.058 5 70 2.057 6 70 2.055 7 70 2.056 8 70 2.055 9 70 2.055 10 70 2.055

I-HW 54.4 54.2 54.1 54.3 54.7 55.4 56.0 56.5 56.5 55.9

Tegangan (v)

3. V = 110 m/s No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Grafik


2.0395 2.039 2.0385 2.038 2.0375 2.037 2.0365 2.036 2.0355 2.035 2.0345 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Waktu (s)

Waktu Kec Angin V-HW 1 110 2.038 2 110 2.039 3 110 2.037 4 110 2.038 5 110 2.038 6 110 2.037 7 110 2.037 8 110 2.037 9 110 2.036 10 110 2.037

I-HW 57.2 57.0 57.1 56.9 56.7 56.5 56.2 56.1 55.9 55.7

Tegangan (v)

4. V = 150 m/s No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Grafik


2.0315 2.031 Tegangan (v) 2.0305 2.03 2.0295 2.029 2.0285 2.028 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Waktu (s)

Waktu Kec Angin V-HW 1 150 2.029 2 150 2.029 3 150 2.030 4 150 2.029 5 150 2.029 6 150 2.029 7 150 2.029 8 150 2.029 9 150 2.030 10 150 2.031

I-HW 55.1 54.6 54.4 54.4 54.7 55.3 56.1 56.9 57.3 56.7

5. V = 190 m/s No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Grafik


2.0252 2.025 2.0248 2.0246 2.0244 2.0242 2.024 2.0238 2.0236 2.0234 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Waktu (s)

Waktu Kec Angin V-HW 1 190 2.025 2 190 2.024 3 190 2.024 4 190 2.025 5 190 2.025 6 190 2.024 7 190 2.024 8 190 2.024 9 190 2.024 10 190 2.024

I-HW 56.9 55.9 55.2 54.8 54.6 54.5 54.5 54.5 54.6 54.7

Tegangan (v)

6. V = 230 m/s No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Grafik


2.0222 2.022 2.0218 2.0216 2.0214 2.0212 2.021 2.0208 2.0206 2.0204 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Waktu (s)

Waktu Kec Angin V-HW 1 230 2.021 2 230 2.022 3 230 2.022 4 230 2.022 5 230 2.022 6 230 2.022 7 230 2.022 8 230 2.022 9 230 2.022 10 230 2.022

I-HW 57.7 56.5 55.4 54.7 54.5 54.6 55.1 56.0 56.9 57.5

Tegangan (v)

Pengolahan Data Tabel hubungan antara kecepatan aliran angin (m/s) dengan tegangan (v) Kecepatan (m/s) 0 70 110 150 190 230 Tegangan rata-rata (v) 2.112 2.0558 2.0374 2.0294 2.0243 2.0219

Grafik
2.12 2.1 Tegangan (v) 2.08 2.06 2.04 2.02 2 1.98 1.96 0 70 110 150 190 230 Kecepatan angin (m/s)

Tabel Least Square x y xi2 0 4900 12100 22500 36100 52900 128500 yi2 4.460544 4.226314 4.150999 4.118464 4.09779 4.08808 25.14219 xiyi 0 143.906 224.114 304.41 384.617 465.037 1522.084

0 2.112 70 2.0558 110 2.0374 150 2.0294 190 2.0243 230 2.0219 750 12.2808 x = tegangan (v)

y = rata-rata kecepatan aliran angin (m/s)

Perhitungan Least Square


( ( ( )( ( ) ) )

( )( ) ( )

= 0,012
)( ( ( )( ( ) ) ( ) ( )

)( )

Jadi, persamaan kecepatan angin sebagai fungsi hot wire adalah y = 0,012x + 0,061 y = kecepatan angin (m/s) x = tegangan (v)

Analisis Data A. Analisis Percobaan Percobaan KR01 dilakukan untuk mengetahui apakah hot wire dapat digunakan sebagai sensor kecepatan aliran udara. Sumber udara yang digunakan pada percobaan ini adalah kipas angin. Kecepatan udara yang digunakan bervariasi, yaitu 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s, dan 230 m/s. Pada awal percobaan, digunakan kecepatan udara sebesar 0 m/s. Pada kecepatan tersebut, tegangan dan arus listrik belum terpengaruh dari kecepatan udara yang digunakan. Kipas angin dinyalakan, kecepatan kipas diatur sesuai dengan variasi yang sudah ditentukan sebelumnya. Ketika kipas angin dinyalakan, kecepatan angin mempengaruhi besar tegangan

dan arus listrik yang mengalir. Semakin besar kecepatan angin, semakin besar pula arus listriknya. Sedangkan tegangan yang mengalir semakin kecil karena disebabkan oleh udara yang dihembuskan oleh kipas angin yang mempengaruhi resistensi pada kawat yang selanjutnya

mempengaruhi tegangan dan arus tersebut. Besar kecilnya perubahan resistensi inilah yang mempengaruhi perubahan kalor yang terjadi pada probe. Energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan, arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir. Maka pada persamaan tersebut, W= V.I.t Energi juga sebanding dengan gaya dan perpindahan Maka, W=F.s Sedangkan jarak nilainya bergantung pada kecepatan dan waktu, jadi energi listrik bergantung pada gaya, kecepatan dan waktu. Itu sebabnya kecepatan angin mempengaruhi. Besar kecilnya perubahan resistensi inilah yang mempengaruhi perubahan kalor yang terjadi pada probe. B. Analisis Hasil Dengan percobaan ini, didapatkan hasil bahwa semakin besar kecepatan angin yang digunakan, maka akan semakin besar pula nilai arus listrik dan semakin kecil nilai tegangan yang mengalir pada kawat hot wire. Awalnya, dibuat tabel dan grafik untuk tiap kecepatan angin yang digunakan. Setelah itu, data hasil pengamatan diolah. Dibuat tabel dan grafik baru yang berisi kecepatan angin yang digunakan dan tegangan ratarata tiap kecepatan yang digunakan. Dengan tabel dan grafik yang menjelaskan hubungan antara kecepatan angin dan tegangan, jelas terlihat bahwa kecepatan angin yang digunakan berbanding terbalik dengan tegangan yang mengalir pada kawat hot wire.

C. Analisis Kesalahan Dalam melakukan sebuah percobaan, akan muncul faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil percobaan. Kesalahan yang terjadi cukup besar. Kesalahan dapat dilihat dengan cara mensubtitusikan nilai kecepatan angin dan nilai tegangan pada persamaan yang sudah didapatkan. Hasil yang ditemukan dari persamaan yang disubtitusi tidak akan sama dengan hasil yang muncul dari percobaan. Akan tetapi, percobaan ini dilaksanakan dengan prosedur yang telah ditentukan, dari jarak jauh dan dengan menggunakan komputer. Jadi, kesalahan yang terjadi pada percobaan ini hampir bukan dari human error karena semua alat sudah diatur sedemikian rupa oleh sistem. D. Analisis Grafik Berdasarkan grafik yang menjelaskan hubungan antara tegangan dan waktu yang telah dibuat dari data hasil percobaan, dapat dilihat bahwa tegangan yang mengalir relatif stabil, hanya memiliki sedikit perubahan. Hal ini terjadi karena udara dari kipas angin tidak secara langsung berubah kecepatannya, akan tetapi ada percepatan udara terlebih dahulu. Misalnya dari kecepatan angin 0 m/s yang diubah menjadi 70 m/s. Tentu saja ketika kipas dinyalakan, kecepatan angin tidak langsung 70 m/s. Angin mengalami percepatan terlebih dahulu sehingga pada akhirnya mencapai kecepatan 70 m/s. Pada grafik yang menjelaskan hubungan antara tegangan dan kecepatan angin yang telah dibuat dari data hasil pengolahan, terlihat bahwa tegangan yang mengalir pada hot wire berbanding terbalik dengan kecepatan udara yang dihembuskan oleh kipas angin. Semakin besar kecepatan udara yang diberikan kipas angin, maka nilai tegangan yang mengalir pada kawat hot wire semakin kecil. Grafik yang dihasilkan menunjukkan adanya kesinambungan antara data hasil percobaan dengan kondisi yang seharusnya terjadi, yaitu kecepatan angin dari kipas angin berbanding terbalik dengan tegangan yang dihasilkan oleh probe tersebut.

Kesimpulan 1. Besar energi listrik yang terdisipasi berbanding lurus dengan tegangan yang mengalir, arus listrik yang mengalir dan lamanya waktu listrik mengalir. 2. Semakin besar kecepatan udara yang digunakan, maka semakin besar pula nilai resistensi yang dihasilkan dan semakin besar pula arus listrik yang mengalir. 3. Penurunan tegangan yang mengalir pada kawat berlangsung seiring dengan meningkatnya kecepatan udara yang digunakan. 4. Persamaan linier kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan adalah y = 0,012x + 0,061 5. Hot wire dapat digunakan sebagai pengukur kecepatan aliran udara.

Referensi Giancoli, D.C; Physics for Scientists and Engineers, Third Edition, Prentice Hall, NJ, 2000. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.

Link rLab http://sitrampil4.ui.ac.id/kr01

Anda mungkin juga menyukai