DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Diagnosis Multiaksial terdiri dari 5 aksis : Aksis I : - gangguan klinis - kondisi lain yang menjadi fokus perhatian Aksis II : - gangguan kepribadian - retardasi mental Aksis III : - kondisi medik umum Aksis IV : - masalah psikososial dan lingkungan Aksis V : - panilaian fungsi secara global
Skizofrenia
Harus ada 1 gejala: Thought of echo Delusion of control Halusinasi auditorik Waham menetap Atau paling sedikit 2 gejala Halusinasi dari pancaindera Arus pikiran yang terputus, inkoheren Katatonik Gejala negatif apatis Minimal 1 bulan
Skizofrenia
Tipe paranoid preokupasi Terdisorganisasi bicara terdisorganisasi, katatonik (-) Tipe katatonik imobilitas motorik, motorik berlebihan, negativisme/mutisme, gerakan volunter yang aneh, ekolalia/ekopraksia Tipe residual waham (-), halusinasi (-), terdisorganisasi (-), katatonik (-). Bukti gangguan lain.
Skizofrenia
Tipe tidak tergolongkan Skizotipal (3 atau 4 gejala minimal 2 tahun) Afek tidak wajar Perilaku atau penampilan aneh Hubungan sosial buruk Menarik diri dari pergaulan sosial Kepercayaan magik atau tidak sesuai norma budaya Ide paranoid Pikiran absesional berulang tak terkendali Persepsi panca indera tidak lazim Pikiran samar, berputar, penuh kiasan, sangat rinci, stereotipik, tanpa inkoherensi yang jelas Episode menyerupai psikotik
Skizofrenia
Gangguan waham menetap Gangguan psikotik akut dan sementara Gangguan waham induksi Gangguan skizoafektif
Gangguan Afektif
Gejala utama perubahan mood, depresi dgn atau tanpa ansietas yang mentertai atau ke arah elasi (perasaan yang meningkat) Tx. (litium karbonat, haloperidol, karbamazepin, amitriptilin)
Gangguan Bipolar
Episode manik afek meningkat, peningkatan aktivitas fisik dan mental Tx. Psikoterapi (suportif, hindari rangsangan), farmakoterapi (anti maniak) Episode depresif afek depresif (menurun), kehilangan minat dan kegembiraan, energi menurun, mudah lelah, konsentrasi berkurang, kepercayaan diri berkurang, gangguan tidur, nafsu makan turun, rasa bersalah, pesimis Tx. Psikoterapi, farmakoterapi (antidepresan), terapi kognitif, terapi keluarga
Gangguan Bipolar
Gangguan siklotimik periode depresi ringan, hipomania ringan Tx. Psikoterapi, farmakoterapi (antimanik, antidepresan) Distimia afek depresi lama, gangguan depresi ringan/sedang, mood disforik Tx. Keluarga, Farmakoterapi (amfetamin, SSRI)
Gangguan Anxietas
Gangguan panik Palpitasi, panic attacks, 20-30 menit, gangguan somatis Tx. Psikoterapi,Farmakoterapi (antidepresan, imipramin) Gangguan panik dengan agorafobia Gangguan panik, ketakutan hebat akan sulit meloloskan diri Tx. Psikoterapi, Farmakoterapi (gg. Panik benzodiazepine, antidepresif trisiklik, MAOI) Agorafobia ketakutan hebat akan sulit meloloskan diri Tx. Psikoterapi, Farmakoterapi (gg. Panik benzodiazepine, antidepresif trisiklik, MAOI
Gangguan Anxietas
Fobia sosial Ketakutan dipermalukan di tempat umum Tx. Psikoterapi, farmakoterapi (benzodiazepine, antideprsif, trisiklik, MAOI, B-blocker) Neurosis depresif Muram, murung, sedih, aktivitas menurun gg. Makan dan tidur, menyendiri, ingin mati > 2 tahun Tx. Psikoterapi, Farmakoterapi (amitriptilin, amoksapin) Gangguan cemas menyeluruh Kecemasan tiap hari-bulan, ketegangan motorik, hiperaktivitas otonom, kewaspadaan kognitif, mudah tersinggung/terkejut Tx. Psikoterapi, Farmakoterapi (Buspiron, benzodiazepine)
Gangguan Anxietas
Gangguan obsesi kompulsif Obsesi gagasan impuls menetap, Kompulsif perilaku berulang, mencegah rasa tidak nyaman Tx. Psikoterapi, Farmakoterapi (SSRI, Klomipramin, MAOI, litium) Gangguan stress pasca trauma Trauma hebat, takut menghadapi situasi yg sama Tx. Psikoterapi, antidepresif (trisiklik) Gangguan anxietas dan depresi Gg. Cemas, gg. Depresi, hiperaktivitas saraf otonom Tx. Psikoterapi, farmakoterapi (antianxietas, antidepresan)
Gangguan Somatik
Gangguan nyeri somatoform Gg. Konversi banyak sistem organ, gg. Dismorfik tubuh Tx. Psikoterapi, farmakoterapi (antidepresan) Hipokondriasis Ketakutan mengidap penyakit, gejala fisik (-), interpretasi keliru. Tx. Psikoterapi, Farmakoterapi (anxiolitik, antidepresif, antipsikotik) Gangguan somatisasi Konversi defensif dr emosi 2 gejala GI tract, 1 seksual, 1 pseudoneurologis Tx. Psikoterapi, farmakoterapi (antidepresan)
Gangguan Somatik
Gangguan dismorfik tubuh Preokupasi (cacat penampilan), tidak puas dgn bentuk tubuh, gg. Sosial, pekerjaan Tx. Psikoterapi, farmakoterapi (antidepresan) Gangguan konversi 1 atau 2 keluahan neurologis (motorik volunter atau sensorik) Tx. Psikoterapi
Gangguan Somatik
Neurastenia Meningkatnya rasa lelah setelah kegiatan mental, perasaan sakit dan nyeri otot, mudah tersinggung, dispepsia Tx. Psikoterapi Sindrom derealisasi-depersonalisasi Gejala depersonalisasi perasaan terlepas dari diri, pengindraan tidak terganggu Gejala derealisasi objek, orang, atau lingkungan menjadi tidak sungguhan Tx. Psikoterapi, Farmakoterapi
Gangguan Disosiatif
Gangguan disosiatif amnesia, fugue, stupor, trans dan kesurupan, gangguan motorik Fugue status amnesia, melakukan perjalanan yang tidak dilakukan sehari-hari, dapat mengurus diri, penurunan kesadaran. Amnesia psikogenik hilangnya fungsi memori Amnesia disosiatif hilangnya daya ingat
Gangguan Disosiatif
Stupor disosiatif berkurangnya gerakan volunter dan respons normal Gangguan trans dan kesurupan bengong (kehilangan akal) Gangguan motorik disosiatif tidak mampu menggerakkan seluruh atau sebagian anggota gerak Konvulsi disosiatif kejang epileptik, tidak dijumpai hilangnya kesadaran
Disfungsi Seksual
Kurang atau hilangnya nafsu seksual aktivitas awal , nikmat (+), frigiditas Penolakan dan kurangnya kenikmatan seksual penolakan (+), nikmat , respons (+) Kegagalan dari respons genital: Pria tidak mampu mempertahankan ereksi Wanita lubrikasi Disfungsi orgasme tidak mencapai orgasme
Disfungsi Seksual
Ejakulasi dini ejakulasi terlalu cepat Vaginismus non organik spasme otot vagina, tertutup, penis susah masuk Dispareunia non organik nyeri saat seks, kelainan seksual primer (-) Dorongan seksual berlebihan masa remaja: gangguan afektif dan demensia
Gangguan Ekskresi
Fungsional enuresis Usia > 3-4 th, menahan kencing (-) Enorusis nokturna Enuresis diurnal Laki-laki >> Fungsional encoperasis Usia > 3-4 th, menahan defekasi (-)
KEPRIBADIAN (PERSONALITY)
Corak kebiasaan yang khas dan menetap pada individu yang digunakan untuk menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan eksternal ataupuninternal. Struktur kepribadian: ID Pleasure Principle, di alam sadar (unconscious level) Ego menuntun Id agar sesuai dengan aturan, nilai/norma Reality Principle dialam sadar (conscious level) atau prasadar (pre conscious level). Super Ego sensor/penasehat Hati Nurani di alam sadar/pra sadar (conscious/pre conscious level).
Gangguan Personalisasi
Paranoid personality Schizoid personality Schizotypal personality Antisocia personality Borderline personality Histrionik personality Narcistik personality Avoidance personality Dependent personality Obsessive-compulsive personality Passive-aggressive personality
Demensia
Demensia terganggunya (cukup serius) fungsi kognitif yaitu: daya ingat, judgment/mengambil keputusan, orientasi dan fungsi kognitif lain. Enam subkategori : a. Demensia Alzheimer : usia >65 th, gg intelektual progresif, waham atau depresi b. Demensia vascular : akibat trombosis atau perdarahan. c. Demensia akibat kondisi medik umum : HIV, trauma kepala, peny Pick, Creutzfeldt - Jakob. d. Demensia terinduksi zat : toxin, medikasi misalnya atropine. e. Demensia etiologi ganda. f. Demensia tak tergolongkan (tak tahu etiologinya)