Anda di halaman 1dari 9

Oleh : Amarudin Fitri Yani Lisa Iskandar

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN MATA RSUD RADEN MATTAHER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JAMBI 2013

Menyelidiki tentang komplikasi okular seperti katarak dan galukoma yang timbul akibat terapi kortikosteroid jangka panjang pada anak-anak.

Studi cross sectional yang melibatkan pasien anak-anak dengan sindrom nefrotik yang dilakukan di rumah sakit tersier universitas Santo Thomas. Data diperoleh dari catatan klinis pasien Riwayat trauma mata atau pembedahan tidak termasuk kedalam sampel penelitian

Melakukan pemeriksaan oftalmik pada pasien yang terdiri dari : Best corrected visual acuity (BCVA) menggunakan snellen. Pengukuran TIO dengan tonometer Penilaian kornea dan bilik mata depan dengan menggunakan slitlamp

Terdapat 22 pasien yang menjadi sample penelitian yang terdiri dari 64% laki-laki dan 36% perempuan. Usia rata-rata pada saat pemeriksaan adalah 9,5 tahun (rentang usia 2 tahun-17 tahun) 12 pasien merupakan pasien relaps dengan durasi rata-rata penggunaan steroid 28 bulan. 11 pasen diberi terapi gabungan prednison dan siklosporin dan 11 pasien lainnya hanya diberi prednison oral.

Dari 22 pasien, ada 3 pasien yang berkembang menjadi katarak subcapsular posterior dan 1 pasien berkembang menjadi glaukoma.

Ada hubungan yang signifikan antara durasi pemberian kortikosteroid dan pembentukan katarak Tidak ada hubungan yang signifikan antara durasi terapi dan pembentukan glaukoma. Penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan terapi steroid merupakan faktor resiko terjadinya katarak

Studi lebih lanjut dengan sample yang lebih banyak disarankan untuk lebih jelas dalam menetapkan korelasi dalam pengobatan steroid dan pembentukan katarak dan galukoma serta hubungan dengan dosis steroid terhadap perkembangan katarak dan galukoma.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai