Anda di halaman 1dari 17

KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Drs. H. Afandi, M.Pd.I.


Kakanwil Kementerian Agama Provinsi D.I. Yogyakarta

Yogyakarta, Mei 2010

LATAR BELAKANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA


Remaja sebagai kelompok umur terbesar struktur Indonesia merupakan fokus perhatian dan intervensi yang strategis bagi pembangunan sumber daya manusia. Pada masa remaja fisik mereka sehat, namun justru faktor mental yang banyak mengalami masalah. Pada usia inilah mereka menjadi rentan terhadap berbagai macam gangguan psikososial yang bisa berakibat putus sekolah, kehamilan remaja, tindak kekerasan, perilaku tidak sehat seperti penyalahgunaan narkotika, zat adiktif, alkohol, rokok, extacy serta meningkatnya cedera atau kecelakaan. Padahal mereka adalah sumber daya manusia kita untuk masa depan serta harapan bangsa dan negara. Mengingat permasalahan yang sangat komplek, maka salah satu cara yang efektif dan efisien adalah membekali pengetahuan dan menanamkan perilaku reproduksi sehat bagi remaja baik melalui pendidikan di sekolah, melalui orang tua di rumah maupun melalui lembaga/instansi yang peduli terhadap remaja.

PENGERTIAN DAN TUJUAN PENYULUHAN 3 KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA


1. Pengertian Penyuluhan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsipprinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan di mana individu, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat. Bagaimana caranya sehingga dapat dilaksanakan, baik secara perorangan maupun secara berkelompok maupun meminta bantuan/pertolongan bila perlu. Tujuan Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja adalah tercapainya kemampuan hidup reproduksi sehat bagi setiap penduduk dan berperan serta secara aktif, yang pada akhirnya terjadi perubahan individu, kelompok maupun masyarakat secara keseluruhan.

2.

TINJAUAN ASPEK ISLAM [1]


SEPUTAR MASALAH REPRODUKSI
Suci dan fitrah Sarana penjaga kesinambungan eksistensi umat manusia di dunia dan juga sebagai sarana kesenangan bagi manusia Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang terpelajar. (Q.S. Ar Ruum: 21)

TINJAUAN ASPEK ISLAM [2]


Hasrat Bereproduksi
Sama seperti nafsu untuk makan dan minum Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang dingini yaitu wanita-wanita, anakanak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan , binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Ali Imran: 14) Penyaluran harus sesuai aturan agama Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada wanita, kalian adalah kaum yang melampaui batas. (Q.S. Al Araaf: 81)

TINJAUAN ASPEK ISLAM [3]


Ayat-ayat dalam Al-Quran
Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, haid itu adalah kotoran. Oleh karena itu hendaklah kamu menjauhi diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka sebelu mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu ditempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orangorang yang mensucikan diri. Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu sebagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertaqwalah kepada Alah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman. (Q.S. Al-Baqarah: 222-223)

TINJAUAN ASPEK ISLAM [4]


Ayat-ayat dalam Al-Quran
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (Q.S. AsSajdah: 7-9) Bukahkah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan (Q.S. Al-Qiyaamah:37-39) Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan, Dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. (Q.S. Ath-Thaariq: 5-7)

TINJAUAN ASPEK ISLAM [5]


Masalah Perkawinan
Perkawinan atau pernikahan adalah satu-satunya sarana yang sah, halal, bagi pemenuhan kebutuhan seksual dan reproduksi Memenuhi kebutuhan seksual diluar ikatan perkawinan adalah dosa
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang beriman dan tidak (pula) bagi perempuan yang beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah sesat, sesat yang nyata. (Q.S. Al-Ahzab: 36)

TINJAUAN ASPEK ISLAM [6]


Dalam Islam bukan hanya perzinahan yang harus dihindari, segala sesuatu yang mendekati (berpotensi) menggiring kepada perzinahan juga harus dihindari.
Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk. (Q.S. Al-Israa: 32). Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman. Lakilaki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina atau perempuan musyrik dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang Mukmin. (Q.S. An-Nuur: 2-3)

TINJAUAN ASPEK ISLAM [7]


Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan. Barang siapa yang mengikuti langkah syetan, maka sesungguhnya dia (syetan) menyuruh perbuatan yang keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia Allah dan Rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki. (An-Nuur: 21)

10

Dari paparan di atas betapa bahanyanya budaya seks bebas di kalangan remaja, tidak hanya pada remaja itu sendiri tetapi juga pada lingkungan sosial masyarakat. Islam sebagai agama yang paripurna telah mengatur dengan begitu mulianya pemenuhan kebutuhan seksual manusia. Oleh karena itu sebagai orang tua atau tenaga pendidik perlu untuk mengkaji lebih lanjut cara yang benar dalam Islam dalam memberikan pendidikan seks kepada remaja, termasuk juga mengenalkan kesehatan reproduksi yang bijak dan benar sehingga siap menjadi orangtua yang mendidik generasi unggulan. Bukankah demikian.........

SASARAN PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA


a. b. c. d. Remaja Masjid Santri Pondok Pesantren Siswa Madrasah Tsanawiyah dan Siswa Madrasah Aliyah Calon Pengantin

11

Dalam menyelami berbagai kelompok dan bermacam ragamnya keadaan masyarakat yang menjadi sasaran penyuluhan, maka ada beberapa hal pokok yang perlu mendapat perhatian, antara lain: 1. 2. Tingkat remaja dilihat dari taraf pengetahuannya baik pengetahuan umum maupun pengetahuan agama. Kelompok remaja dilihat dari status seperti lembaga pendidikan formal (MTs dan MA) dan pendidikan non formal seperti santri podok pesantren, dan lain-lain. Dilihat dari segi wilayah seperti masyarakat remaja yang berada di perkotan dan pedesaan.

3.

KELOMPOK SASARAN KEMENTERIAN AGAMA


1. Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).
Siswa MTs dan siswa Aliyah adalah kelompok umur remaja yang terkait langsung dengan program ini karena usia mereka dalam kisaran 12-20 tahun. Kelompok remaja ini tentu dari segi pembinaannya dapat diintegrasikan dengan program Madrasah, melalui kegiatan Kurikuler maupun Ekstra Kurikuler, seperti diintegrasikan dengan mata pelajaran Aqidah, Akhlak, Al-Quran, Hadits, Fiqih, Biologi, Penjaskes dan IPA, sedangkan dengan kegiatan ekstra kurikuler dapat diintegrasikan dengan kegiatankegiatan Pramuka, Saka Bhakti Husada, PMR, OSIS, Kader Kesehatan Remaja. Dalam hal ini peranan Kepala Madrasah dan guru-guru sangat menentukan.

12

13

2.

Santri Pondok Pesantren.


Pondok Pesantren adalah lembaga yang tingkat ekonominya sangat tinggi. Pendidikan dan pengajaran yang ada di dalamnya sangat tergantung dengan ketokohan dan keahlian Kiyainya. Khusus yang terkait dengan Program Kesehatan Reproduksi Remaja dari segi materinya sebenarnya sudah sangat akrab di kalangan Pondok Pesantren, karena pendidikan dan pengajaran di Pondok adalah dalam bentuk totalitas menyiapkan orang untuk dapat hidup dengan layak dan normal di tengah masyarakat di masa-masa berikutnya setelah pendidikan. Oleh karena itu pendidikan tentang reproduksi atau proses melanjutkan keturunan di kalangan Pondok telah banyak kitab-kitab kuning yang membahasnya dan merupakan kajian-kajian yang ada di Pondok. Kitab tersebut dapat berupa Kitab tersendiri seperti Fqhunnisa atau kitab-kitab Tafsir, Hadits dan Fiqih. Yang perlu ditambahkan adalah materi-materi yang terkait dengan Kenakalan Remaja dan Penyakit Menular Seksual (PMS).

14

3.

Remaja Masjid.
Remaja Masjid atau Remaja Musholla memiliki kegiatan kegiatan yang sangat konstruktif baik dalam kegiatan rutin seperti pengajian-pengajian, pengelolaan terhadap Taman Pendidikan Al-Quran (TPA), Taman Kanak-kanak Al-Quran (TKA) maupun kegiatan yang terkait dengan pengembangan bakat dan minat. Dengan demikian materi-materi Kesehatan Reproduksi Remaja dapat diintegrasikan pada kegiatan tersebut di atas.

4.

Calon Pengantin (Catin).


Salah satu kegiatan Kantor Urusan Agama (KUA) adalah memberikan pembinaan dan pelajaran Perkawinan pada warga masyarakat. Dalam upaya pembinaan kepada Calon Pengantin diberikan kursus dan bimbingan tentang keluarga sakinah. Untuk itu sebaiknya pada penerbitan buku tentang keluarga sakinah dilengkapi dengan materi Kesehatan Reproduksi Remaja.

PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA [1]


Pengenalan sasaran atau wilayah adalah merupakan kegiatan yang pertama kali harus dilakukan oleh setiap penyuluh, yang pada hakekatnya merupakan kegiatan penelitian dan pengenalan sederhana dari seorang penyuluh terhadap tugas yang dipercayakan untuk dilaksanakan. Segala macam informasi yang diterima oleh penyuluh sebelum terjun ke lapangan dengan ditambah bekal-bekal yang diperoleh dari pendidikan, latihan, bacaan dan pengalaman hendaknya disesuaikan atau dicocokkan dengan kenyataan yang ada di wilayah atau di daerah kerja masing-masing. Penilaian-penilaian yang bersifat kualitatif dan kuantitatif hendaknya diberikan untuk mengukur sejauh mana kebenaran dari informasi yang diterima dari berbagai sumber dan bahan yang diperoleh.

15

PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA [2]


Diharapkan dari hasil pengamatan dan pengenalan sasaran ini, seorang penyuluh akan dapat memilih metode yang tepat untuk ditetapkan dan dilaksanakan dalam kegiatan penyuluhan. Dalam pengenalan wilayah atau daerah sasaran kerja ini memungkinkan seorang penyuluh menyusun program kerja dan skala prioritas dari sekian rencana yang telah disusun semula. Dalam pengenalan wilayah atau daerah sasaran kerja ini meliputi perangkat yang ada dalam suatu daerah atau wilayah termasuk aparat yang bertugas membimbing dan mengarahkan masyarakat yang menjadi sasaran penyuluhan. Untuk melaksanakan kegiatan pengenalan sasaran dapat bekerja sama dengan pihak-pihak yang memungkinkan, antara lain dengan ulama, tokoh masyarakat dan pemuka masyarakat.

16

17

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai