Abstrak
Observer yang digunakan untuk estimasi kecepatan umumnya berada pada sumbu α-β, sehingga menyulitkan bila akan
dilakukan kompensasi karena bagian pengendali, dekopling dan fluks model berada pada sumbu direct-quadrature dq.
Setiap penggunaan transformasi memungkinkan timbulnya kesalahan. Oleh karena itu pada simulasi ini digunakan
metoda estimasi kecepatan motor induksi dengan meletakkan observer pada sumbu dq. Model motor aktual yang
digunakan tetap berada dalam sumbu alfa-beta, sedangkan observer menggunakan persamaan model motor dalam rotor
fluks oriented control (RFOC) . Hal ini juga membuktikan bahwa penggunaan model motor yang berbeda antara aktual
dan estimasi dapat dilakukan.Hasil simulasi dengan C-MEX S-function Matlab/Simulink 6.5 menunjukkan bahwa
penggunaan full order observer pada sumbu dq memberikan hasil yang cukup baik.
Abstract
Design of Induction Motor Drive Without Velocity Sensor Using Current Vector Controller with Full and
Reduced Observer Moving to DQ Axis. The observer is used in estimation velocity sensor usually in α-β axis,
therefore this situation will need an extra transformation when we want to add compensator because the flux model is in
direct and quadrature-axis dq. Every used the transformation to make possible emerge an error. So in this simulation is
used a method to estimate the velocity of induction motor drive with observer that is moved to dq-axis. The model of
actual motor used is in alfa-beta axis, but the observer use the motor models in rotor flux oriented control (RFOC).This
matter, also to prove that the different models of motor drives can be used between the actual and estimated one. The
simulation results with C-MEX S-function Matlab/Simulink 6.5 to show that the full order observer in dq axis gives
better performance than the reduced order observer.
34
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 34-39 35
berputar (dq). Sehingga matrik transformasi dari tiga dengan: vcd dan vcq tegangan kopling usd dan usq :
fasa ke dua fasa berputar adalah: tegangan stator setelah di-dekopling.
Lω (2.6) Ls σ Rs
d
isβ =
1
Vsβ +
1 L2 L
(−Rs − m )isβ + m ψrβ − m r ψrα kidp = kidi = (2.18)
dt σ Ls σ Ls τr Lr σ Lsτr Lr σ Ls Lr Td Td
d R R
ψ rα = − r ψ rα + r Lm isα − ωrψ rβ (2.7)
dt Lr Lr dan konstanta Kp dan Ki untuk sumbu q sebagai berikut:
d R R (2.8)
ψ rβ = − r ψ rβ + r Lm isβ + ωrψ rα Rs
dt Lr Lr Ls σ kiqi = (2.19)
kiqp =
Td Td
Ls Lr − L2m Lr
dengan : σ= dan τr =
Ls Lr Rr
Observer yang digunakan untuk estimasi arus, fluks dan
Persamaan tegangan stator dalam sumbu d dan q adalah kecepatan diletakkan pada sumbu dq, sehingga nilai ωe
νsd dan νsq , pengendali yang digunakan adalah tidak lagi sama dengan nol, tetapi berubah setiap saat.
pengendali PI, namun pengendali ini hanya dapat
Model sistem dinyatakan dalam state variabel, dengan
mengendalikan sistem yang linier, sehingga νsd dan νsq
matrik A dan C adalah observable:
harus dilinierisasi dengan menggunakan dekopling.
x&= Ax + Bu y = Cx (3.1)
vsd = usd + vcd ; vsq = usq + vcq (2.9)
persamaan observer dinyatakan sebagai berikut:
d
u sd = R s isd + L s σ isd ; u s q = R s i sq + L s σ d i s q (2.10)
dt dt
d (2.11) x&
ˆ = Axˆ + Bu + G ( y − yˆ ) yˆ = Cxˆ (3.2)
vcd = −ωe Ls σisq + Ls (1 − σ) imr
dt
vcq = ωe Ls σisd + Ls (1 − σ)ωe imr (2.12) Tanda ‘topi’ menunjukkan nilai yang diestimasi.
Model motor dalam sumbu dq, dalam bentuk state
space:
36 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 34-39
⎡ Rs (1−σ) Lm Lmωr ⎤ d R R
⎢− −
σ στ
ωe
σ τ σ
⎥ ψˆrd = − r ψˆrd + r Lmiˆsd + (ωe −ωˆr )ψˆrq + g3 (isd − iˆsd ) − g4 (isq − iˆsq )
⎢ L LL LL
s r ⎥ ⎡1 ⎤ dt Lr Lr
s r s r r
⎢ 0⎥
⎡ sd ⎤
i ⎢ Rs (1−σ) Lmωr Lm ⎥⎡isd ⎤ ⎢σLs
⎢ ⎥ ⎢ −ωe − − − ⎥⎢ ⎥ ⎥ (3.11)
d ⎢isq ⎥ ⎢ σLs στr σLL σLLs rτr ⎥⎢ sq ⎥
i ⎢ 1 ⎥⎡Vsd ⎤
=⎢ + 0 d R R
⎢ σLs ⎥⎥⎢⎣Vsq ⎥⎦
s r
dt ⎢ψrd ⎥ 1 ⎥⎢ψ ⎥ ψˆrq =− r ψˆrq + r Lmiˆsq −(ωe −ωˆr )ψˆrd +g4(isd −iˆsd )+g3(isq −iˆsq)(3.12)
(ωe −ωr )⎥⎢ ⎥ ⎢
Lm
⎢ ⎥ ⎢ 0 −
rd
dt Lr Lr
⎣⎢ψrq ⎦⎥ ⎢ τr τr ⎥⎣⎢ψrq ⎥⎦ ⎢ 0 0 ⎥
⎢ ⎥ ⎢ ⎥
⎢ L 1 ⎣0 0⎦
0 m
−(ωe −ωr ) − ⎥ Untuk estimasi kecepatan, digunakan kestabilan
⎢⎣ τr τr ⎥⎦
x& = A x + B u
Lyapunov, dengan fungsi kandidat [8] :
(3.3)
⎡ i sd ⎤
µr − ω )2
(ω
⎢ ⎥ V = eT e + r (3.13)
⎡ i sd ⎤ ⎡ 1 0 0 0 ⎤ ⎢ i sq ⎥ (3.4)
δ
⎢ ⎥ = ⎢
⎣ i sq ⎦ ⎣ 0 1 0 0 ⎥⎦ ⎢ψ rd ⎥
⎢ ⎥ Sistem akan stabil jika turunan fungsi kandidat
⎣⎢ψ rq ⎦⎥ Lyapunov terhadap waktu lebih kecil dari nol [5].
y = C x Kesalahan dinamik observer akan stabil jika turunan V
adalah definite negative. Nilai gain matrik G bernilai
Gain observer ditentukan, dengan menggunakan model semidefinite negative, karena itu nilai matrik
motor induksi dalam sumbu dq dengan persamaan state [( A − GC )T + ( A − GC )] semi definite negative, sehingga
space sebagai berikut : turunan V akan definite negative, dan didapat nilai
estimasi kecepatan rotor:
d
xˆ = Axˆ + Bu + G ( is − iˆs ) dengan: (3.5)
dt µr = K (ψ
ω ˆ rd ei ) + Ki ∫ (ψ
ˆ rq ei − ψ ˆ rq ei − ψˆ rd ei )dt (3.14)
p
⎡ g1 I + g 2 J ⎤ ;
sd sq sd sq
⎡1 0⎤ ; ⎡0 − 1⎤
G = ⎢ ⎥ I = ⎢0 J = ⎢
⎣ g3 I + g4 J ⎦ ⎣ 1 ⎥⎦ ⎣1 0 ⎥⎦ Komponen proporsional ditambahkan bertujuan
mengurangi kesalahan tunak.
Nilai eigen dari model motor µ dan nilai eigen dari
model observer adalah λ, dan besarnya nilai eigen dari 3. Hasil dan Pembahasan
model observer adalah k kali dari nilai eigen model
motor, dengan menggunakan persamaan identitas, dan Dalam percobaan simulasi yang dilakukan,
mengasumsikan nilai ωˆe = ωˆ r , maka didapat nilai gain menggunakan motor dengan data-data [8]:
observer sebagai berikut: Lm = 0,2279 H,Lr = 0,2349 H,Ls = 0,2349 H, Rs = 2,76
(k − 1) ⎡ Rs R ⎤ (k − 1) Ω
g1 = ⎢− − r ⎥ ; g2 = − (ωˆ r ) (3.6)
Rr = 2,90 Ω, P= 1 HP, pole =2 dan waktu cuplik: 10-4s
k ⎣ σ Ls σ Lr ⎦ k
(k −1) ⎛ (Rs Lr τr + Rr Ls τr + σ Ls Lr )ω
ˆr ⎞ (3.8)
g4 = ⎜ ⎟
k (ω
ˆ 2r τr2 + 1) ⎝ Lm ⎠
d ˆ 1 R (1 − σ ) ˆ Lm L ωˆ
isd = V + (− s − )i + ψˆ + m r ψˆ
dt σ Ls sd σ Ls στ r sd σ Ls Lrτ r rd σ Ls Lr rq
+ ω e iˆsq + g 1 ( isd − iˆsd ) − g 2 ( isq − iˆsq ) (3.9)
d ˆ 1 1 L2 Lm
isq = V + ( − R s − m ) iˆsq + ψˆ
dt σ L s sq σ L s τ r Lr σ L sτ r Lr rq
Lmωˆ r Gambar 1. Diagram blok dengan full order observer.
− ψˆ − ω iˆ + g (i − iˆ ) + g1 (isq − iˆsq ) (3.10)
σ Ls Lr rd e sd 2 sd sd
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 34-39 37
Gambar 10. Fluks rotor sumbu d, ψr Gambar 13 Arus stator sumbu d, isd
Gambar 11. Arus magnetisasi, imr Gambar 14. Fluks rotor sumbu d, ψrd
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 34-39 39
Gambar 15. Arus magnetisasi, imr Gambar 16. Diagram blok sistem dengan kompensasi
reduced order observer
Hasil yang didapat dengan menggunakan reduced order menunjukkan bahwa kompensasi full order observer
observer cukup baik, hanya nilai id kurang baik jika memiliki persen error yang lebih besar dibandingkan
dibandingkan dengan hasil yang didapat menggunakan dengan kompensasi reduced order observer.
full order observer. Persen kesalahan antara estimasi
dan aktual untuk ωr = 0,3748 % dan untuk Te = 3,9156 Daftar Acuan
%.
[1] T. Cao-Minh Ta, C. Chakraborty, Y. Hori,
Kompensasi pada Reduced Order Observer sama Efficiency Maximization of Induction Motor Drives
dengan kompensasi pada Full Order Observer. Diagram for Electric Vehicles Based on Actual Measurement
blok sistemnya diperlihatkan pada Gambar 16. of Input Power, Department of Electrical
Konstanta error yang digunakan adalah 0,005. Secara Engineering, University of Tokyo, Japan
keseluruhan hasil yang didapat dengan reduced order [2] P. Vas, Electric Machine and Drives: A Space
observer menunjukkan kesesuaian, hal ini disebabkan Vector Theory Approach, Oxford University, New
nilai konstanta error yang amat kecil. Persen kesalahan York, 1992.
antara estimasi dan aktual untuk ωr = 0,184 % dan untuk [3] R. Krishnan, Electric Motor Drives, Prentice Hall,
Te = 2,666 %. Dengan mengganti arus masukan i*sq New York, 2001.
menjadi step maka didapat error ωe dan torsi Te yang [4] P. Albertos, A. Sala, Multivariable Control
lebih kecil, meskipun kompensasi tidak memberikan Systems: An Engineering Approach, Springer-
perubahan yang signifikan. Verlag, Valencia, 2004.
[5] L. F. A. Pereira, J. F. Haffner, Proceeding of the
4. Kesimpulan 27th annual conference of the IEEE Industrial
Electronics Society, 2001.
Dengan memindahkan observer ke sumbu dq, [6] O. Chee-Mun, Dynamic Simulation of Electric
penggunaan full order observer memberikan hasil yang Machinery, Prentice Hall, New Jersey, 1998.
lebih baik dibandingkan dengan penggunaan reduced [7] Fery, Skripsi Sarjana, Departemen Elektro Fakultas
order observer berdasarkan persen kesalahan yang Teknik, Universitas Indonesia, Indonesia, 2004.
dihitung. Kompensasi arus dq pada full order observer [8] R. Gunawan, Skripsi Sarjana, Departemen Elektro
memberikan hasil perbaikan yang cukup signifikan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Indonesia,
sementara pada reduced order observer tidak. Error 2006.
yang didapat dengan mengganti i*sq menjadi step,