Anda di halaman 1dari 12

Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik menggunakan Metode Landfill Gasification di Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah telah menjadi masalah utama dalam kehidupan kita terutama di perkotaan. Lahan yang terbatas serta hanya terpusat pada suatu tempat penampungan tertentu membuat sampah menjadi kian menumpuk tak terkendali. Hal ini menimbulkan berbagai macam masalah. Belum hilang dari ingatan bangsa Indonesia ketika terjadi bencana longsor sampah di Leuwi Gajah dan Bantar Gebang pada 2005 lalu yang telah menelan ratusan korban jiwa. Ditambah langganan banjir pada setiap musim penghujan di kota-kota besar terutama Jakarta yang disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Juga minimnya pengelolaan sampah dan kurangnya perhatian pemerintah menjadi faktor penyebab masalah penumpukan sampah yang tidak kunjung usai. Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk menekan peningkatan volume sampah seperti mendaur ulang sampah plastik atau kertas dan memanfaatkan sampah organik untuk menjadi pupuk kompos. Selain itu, sampah juga dapat dikonversi menjadi energi. PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) merupakan solusi alternatif untuk mengatasi penumpukan sampah secara tepat dimana sistem kerjanya adalah dengan mengolah sampah menjadi energy listrik. Pada dasarnya ada dua alternatif proses pengolahan sampah menjadi energi, yaitu proses biologis yang menghasilkan gasbio dan proses termal yang menghasilkan panas. Proses konversi melalui metode termal dapat dicapai melalui beberapa cara pembangkitan, yaitu dengan metode pirolisis, combustion, Plasma Arc Gasification, thermal gasification. Sedangkan Proses konversi tenaga listrik dengan cara mekanisme biologis terbagi atas dua metode pembangkitan yaitu dengan cara Anaerobik digestion dan landfill gasification. Sebelumnya, pemanfaatan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di kota Medan dioperasikan secara terbuka/open dumping sehingga kerusakan lingkungan yang ditimbulkan terus terjadi dan terus meningkatkan faktor emisi di lingkungan 1

Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik menggunakan Metode Landfill Gasification di Kota Medan

TPA bahkan kota Medan baik dari penumpukan sampah hingga menghasilkan gas berbahaya dan beracun serta pembakaran sampah yang tidak terkendali yang terus memproduksi gas karbon dioksida (CO2). Maka dari itu, dilakukan pengolahan sampah menjadi energi listrik menggunakan metode landfill gasification yang ramah lingkungan. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Berapa daya listrik yang dihasilkan dari pengolahan sampah menggunakan metode landfill gasification di kota Medan? 2. Bagaimana cara untuk mengolah limbah dari landfill gasification? 1.3 Tujuan Percobaan 1. Mengetahui cara mengkonversi sampah menjadi energi listrik

menggunakan metode landfill gasification 2. Mengetahui daya listrik yang dihasilkan dari pengolahan sampah menggunakan metode landfill gasification di kota Medan 1.4 Waktu dan Tempat Penyusunan karya tulis ilmiah ini dilakukan di Jatinangor kota Sumedang. Penyusunan karya tulis ilmiah ini dimulai pada minggu ketiga bulan Februari dan selesai pada minggu keempat bulan Februari.

Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik menggunakan Metode Landfill Gasification di Kota Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sampah Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai ekonomi. Dalam Undang-undang No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dinyatakan definisi sampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau dari proses alam yang berbentuk padat. Permasalahan sampah merupakan permasalahan yang krusial bahkan sampah dapat dikatakan sebagai masalah kultural karena berdampak pada sisi kehidupan terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Makasar, Medan dan kota besar lainnya (Kukuh, 2011). Sampah akan terus ada dan tidak akan berhenti diproduksi oleh kehidupan manusia, jumlahnya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk, bisa dibayangkan banyaknya sampah di kota besar yang berpenduduk padat. Permasalahan ini akan timbul ketika sampah menumpuk dan tidak dapat dikelola dengan baik sehingga dapat menimbulkan dampak yang luas baik sosial masyarakat, kesehatan maupun lingkungan. 2.2 Pengolahan Sampah Model pengelolaan sampah di Indonesia (Sudradjat, 2007) ada dua macam, yaitu urugan dan tumpukan. Model pertama merupakan cara yang paling sederhana yaitu sampah dibuang di lembah atau cekungan tanpa memberikan perlakuan, yaitu untuk kota yang volume sampahnya tidak begitu besar. 3

Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik menggunakan Metode Landfill Gasification di Kota Medan

Sedangkan untuk model pengelolaan sampah dengan tumpukan dilengkapi dengan unit saluran air untuk buangan, pengelolaan air untuk buangan (leachatte) dan pembakaran akses gas metan (flare). Model seperti ini sudah memenuhi persyaratan lingkungan dan banyak diterapkan di kota-kota besar, namun sayang model tumpukan ini tidak lengkap tergantung dari kondisi keuangan dan kepedulian pejabat daerah setempat akan kesehatan lingkungan dan masyarakat (Siti, 2009) 2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) PLTSa disebut juga sebagai pembangkit listrik tenaga sampah merupakan pembangkit yang dapat membangkitkan tenaga listrik dengan memanfaatkan sampah sebagai bahan utamanya, baik dengan memanfaatkan sampah organik maupun anorganik. Mekanisme pembangkitan dapat dilakukan dengan metode secara pembakaran/thermal dan secara biologis. Proses konversi melalui metode thermal dapat dicapai melalui beberapa cara pembangkitan, yaitu dengan metode pirolisis, combustion, Plasma Arc Gasification, thermal gasification . Sedangkan Proses konversi tenaga listrik dengan cara mekanisme biologis terbagi atas dua metode pembangkitan yaitu dengan cara Anaerobik digestion dan landfill gasification. (Kukuh, 2011) 2.3.1 Proses Konversi Thermal Proses konversi thermal dapat dicapai melalui beberapa cara, yaitu insinerasi, pirolisis, dan gasifikasi. Insinerasi pada dasarnya ialah proses oksidasi bahan-bahan organik menjadi bahan anorganik. Prosesnya sendiri merupakan reaksi oksidasi cepat antara bahan organik dengan oksigen. Apabila berlangsung secara sempurna, kandungan bahan organik (H dan C) dalam sampah akan dikonversi menjadi gas karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Unsur-unsur penyusun sampah lainnya seperti belerang (S) dan nitrogen (N) akan dioksidasi menjadi oksida-oksida dalam fasa gas (SOx, NOx) yang terbawa di gas produk. Beberapa contoh insinerator ialah open burning, single chamber, open pit, multiple chamber, starved air unit, rotary kiln, dan fluidized bed incinerator. 4

Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik menggunakan Metode Landfill Gasification di Kota Medan

Pirolisis merupakan proses konversi bahan organik padat melalui pemanasan tanpa kehadiran oksigen. Dengan adanya proses pemanasan dengan temperatur tinggi, molekul-molekul organik yang berukuran besar akan terurai menjadi molekul organik yang kecil dan lebih sederhana. Hasil pirolisis dapat berupa tar, larutan asam asetat, methanol, padatan char, dan produk gas. Gasifikasi merupakan proses konversi termokimia padatan organik menjadi gas. Gasifikasi melibatkan proses perengkahan dan pembakaran tidak sempurna pada temperatur yang relatif tinggi (sekitar 900-1100oC). Pembangkit listrik tenaga sampah yang banyak digunakan saat ini menggunakan proses insenerasi. Sampah dibongkar dari truk pengakut sampah dan diumpankan ke inserator. Didalam inserator sampah dibakar. Panas yang dihasilkan dari hasil pembakaran digunakan untuk merubah air menjadi uap bertekanan tinggi. Uap dari boiler langsung ke turbin. Sisa pembakaran seperti debu diproses lebih lanjut agar tidak mencemari lingkungan (truk mengangkut sisa proses pembakaran). Lihat gambar 2.1. Teknologi pengolahan sampah ini memang lebih menguntungkan dari pembangkit listrik lainnya. Sebagai ilustrasi bahwa 100.000 ton sampah sebanding dengan 10.000 ton batu bara. Selain mengatasi masalah polusi bisa juga untuk menghasilkan energi berbahan bahan bakar gratis juga bisa menghemat devisa.

Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik menggunakan Metode Landfill Gasification di Kota Medan

Gambar 2.1 Skema proses konversi termal 2.3.2 Proses Konversi Biologis Ada 2 metode yaitu : a. Anaerobik Digestion (Biogas) Biogas adalah teknologi konversi biomassa (sampah) menjadi gas dengan bantuan mikroba anaerob. Proses biogas menghasilkan gas yang kaya akan metan dan slurry. Gas metan dapat digunakan untuk berbagai sistem pembangkitan energi sedangkan slurry dapat digunakan sebagai kompos b. Landfill Gasification (Tanah Urug) Landfill ialah pengelolaan sampah dengan cara menimbunnya di dalam tanah. Di dalam lahan landfill, limbah organik akan didekomposisi oleh mikroba dalam tanah menjadi senyawa-senyawa gas dan cair. Senyawasenyawa ini berinteraksi dengan air yang dikandung oleh limbah dan air hujan yang masuk ke dalam tanah dan membentuk bahan cair yang disebut lindi (leachate). Jika landfill tidak didesain dengan baik, leachate akan mencemari tanah dan masuk ke dalam badan-badan air di dalam tanah. Karena itu, tanah di sekitar landfill harus mempunyai permeabilitas yang rendah. Aktifitas mikroba dalam landfill menghasilkan gas CH4 dan CO2 (pada tahap awal proses aerobik) dan menghasilkan gas metan (pada proses 6

Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik menggunakan Metode Landfill Gasification di Kota Medan

anaerobiknya). Gas landfill tersebut mempunyai nilai kalor sekitar 450-540 Btu/scf. Sistem pengambilan gas hasil biasanya terdiri dari sejumlah sumur dalam pipa-pipa yang dipasang lateral dan dihubungkan dengan pompa vakum sentral. Selain itu terdapat juga sistem pengambilan gas dengan pompa desentralisasi. Lihat pada gambar 2.2. Teknologi landfill gas tidak menggunakan mekanisme pembakaran. Teknologi untuk pembangkitan tenaga listrik ini merupakan teknologi yang berwawasan lingkungan dan dapat memperbaiki struktur serta mereklamasi lahan TPA yang telah digunakan. Selama ini pemanfaatan TPA di kota Medan dioperasikan secara terbuka/open dumping sehingga kerusakan lingkungan yang ditimbulkan terus terjadi dan terus meningkatkan faktor emisi dilingkungan TPA bahkan kota Medan baik dari penumpukan sampah hingga menghasilkan gas berbahaya dan beracun serta pembakaran sampah yang tidak terkendali yang terus memproduksi gas karbon dioksida (CO2).

Gambar 2.2 Skema Landfill Gasification (Tanah Urug)

Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik menggunakan Metode Landfill Gasification di Kota Medan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penelitian digunakan metode kepustakaan (Library research) dari internet dan buku sebagai landasan dalam menganalisa pembahasan yang akan dibuat dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Sedangkan data yang digunakan merupakan data sekunder yaitu data yang diambil dari penelitian yang sudah dilakukan di kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan. 3.1 Bagan Alur

Mulai

Mengumpulkan data melalui studi pustaka dari internet dan buku 8

Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik menggunakan Metode Landfill Gasification di Kota Medan

Menganalisa data serta membuat kesimpulan

Menyusun karya tulis ilmiah

Selesai

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian No 1 2 3 Uraian Berat sampah organik kota Medan Produksi Energi Listrik perhari Produksi Energi Listrik pertahun Keterangan 1190,7 ton/ hari 217,26 MWh 72.420 MWh / y

(Sumber : kukuh 2011) 4.2 Pembahasan Sampah ternyata bukan hanya dapat diolah menjadi pupuk kompos, tetapi juga bisa diolah untuk menghasilkan tenaga listrik. Sampah organik di Medan yang rata-rata sebanyak 1190,7 ton / hari tersebut dapat memproduksi energi listrik sebanyak 217,26 MWh. Teknologi landfill gasification tidak menggunakan mekanisme pembakaran. Teknologi untuk pembangkitan tenaga listrik ini merupakan teknologi yang berwawasan lingkungan sebab kadar gas metana (CH4) yang terbuang ke udara akan dimanfaatkan melalui proses skema pembentukan energi 9

Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik menggunakan Metode Landfill Gasification di Kota Medan

listrik. Sedangkan kita tahu bahwa gas ini sangat berbahaya bagi lingkungan karena resiko yang ditimbulkan terhadap kerusakan ozon yang jauh lebih berbahaya jika dibandingkan dengan gas karbondioksida (CO 2) sehingga berpotensi dapat meningkatkan emisi rumah kaca yang berkontribusi besar terhadap pemanasan global. Di dalam lahan landfill, akan membentuk bahan cair yang disebut leachate (lindi). Jika landfill tidak didesain dengan baik, leachate akan mencemari tanah dan masuk ke dalam badan-badan air di dalam tanah. Karena itu, landfill harus mempunyai permeabilitas yang rendah agar tidak tercemar limbah. Sedangkan untuk sampah organik sisa dari landfill gasification dapat digunakan untuk pupuk kompos. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai pengolahan sampah menjadi energi listrik menggunakan metode landfill gasification di Medan yaitu : 1. Landfill (tanah urug) ialah pengelolaan sampah organik dengan cara menimbunnya di dalam tanah. Di dalam lahan landfill, limbah organik akan didekomposisi oleh mikroba dalam tanah menjadi senyawa-senyawa gas dan cair. Senyawa-senyawa ini berinteraksi dengan air yang dikandung oleh limbah dan air hujan yang masuk ke dalam tanah dan membentuk bahan cair yang disebut leachate (lindi). Aktifias mikroba dalam landfill menghasilkan gas CH4 dan CO2 (pada tahap awal proses aerobik) dan menghasilkan gas metan (pada proses anaerobiknya). 2. Sampah organik di Medan yang rata-rata sebanyak 1190,7 ton / hari tersebut dapat memproduksi energi listrik sebanyak 217,26 MWh. 5.2 Saran

10

Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik menggunakan Metode Landfill Gasification di Kota Medan

Dari pembahasan dan kesimpulan yang didapat, penulis menyarankan apabila ada teman-teman yang akan melakukan penelitian mengenai pegolahan sampah ini, sebaiknya menggunakan metode dengan landfill gasification karena lebih aman dan ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA 1. Kuncoro, kukuh. 2011. Studi Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah 10 MWe di Kota Medan ditinjau dari Aspek Teknis, Ekonomi dan Lingkungan. Skripsi. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh November. 2. Sudrajat, H.R. 2007. Mengelola Sampah Kota. Jakarta : Penebar Swadaya. 3. Ade, Siti. 2009. Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Sampah Menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Kota Bogor. Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor. 4. http://debu-trotoar.blogspot.com/2012/04/PLTSa-teknologi-merubahsampah-menjadi.html (diakses pada tanggal 22 Februari 2013) 5. http://klhkp.wordpress.com/2012/08/28/pemamfaatan-sampah-sebagaisumber-energi/ (diakses pada tanggal 22 Februari 2013) Gambar 2.1 : http://debu-trotoar.blogspot.com/2012/04/PLTSa-teknologimerubah-sampah-menjadi.html (diakses pada tanggal 22 Februari 2013) Gambar 2.2 : http://debu-trotoar.blogspot.com/2012/04/PLTSa-teknologimerubah-sampah-menjadi.html (diakses pada tanggal 22 Februari 2013) 11

Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik menggunakan Metode Landfill Gasification di Kota Medan

12

Anda mungkin juga menyukai