Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No.

6, Juli 2010

PENYEBARAN CEBAKAN TIMAH SEKUNDER DI DAERAH KECAMATAN AIRGEGAS KABUPATEN BANGKA SELATAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Heru Sigit Purwanto Program Pascasarjana Magister Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

Abstrak Penelitian bijih timah sekunder ini berada di daerah Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung. Berdasarkan dari hasil pengamatan, pengukuran dan analisis struktur geologi terdapat satuan batuan yang ada pada daerah penelitian berupa satuan batuan batupasir, satuan batuan piroklastik .Pola struktur sesar atau patahan yang memotong di daerah penelitian yang umumnya berarah Barat laut - Tenggara . Litologi daerah telitian adalah satuan batupasir, satuan batuan piroklastik dan litodem granit. Struktur geologi daerah telitian secara umum dikontrol oleh adanya kekar-kekar yang secara umum O O O berkedudukan N 130 - 140 E/75 . Analisa distribusi besar butir berdasarkan fraksi tyler, hasil analisa sampel gravel di daerah Tambang rakyat pada 8DF (665683,9694876,20) menunjukkan kadar timah (Sn) sebesar 0,82% dari kadar konsentrat 4,83 gram, dengan kehadiran mineral pada endapan gravel berupa kasiterit, ilmenit, zircon, turmalin dan mineral kuarsa. Diinterpretasikan penyebaran bijih timah terkonsentrasi pada cekungancekungan sungai purba (paleo-river) yang didaerah telitian terdapat di daerah Tepus dan sekitarnya.

Pendahuluan Potensi sumberdaya mineral khususnya bahan galian di Kabupaten Bangka Selatan cukup melimpah dan sebagian telah dilakukan penambangan. Dalam kebijakan ruang daerah, sektor pertambangan belum di alokasikan secara jelas, sehingga sering terjadi benturan atau tumpang tindih dalam pemanfaatan ruang. Kegiatan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka Selatan menyoroti satu permasalahan yang mendasar khususnya bagi dinas yang terkait dengan melakukan Zonasi Wilayah Pertambangan Timah di Kabupaten Bangka Selatan. Proyek Pertambangan Wilayah Pertambangan menetapkan lokasi penelitian di Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan sekunder oleh masyarakat umumnya menggunakan peralatan sederhana dengan tingkat perolehan penambangan dan kinerja pengolahan yang rendah, serta masih meninggalkan bahan galian. Selain timah sebagai bahan galian utama, dijumpai pula bahan galian lain dan mineral ikutan yang berpotensi untuk dimanfaatkan. Bahan galian tersebut dapat tertinggal dalam keadaan insitu, telah ditambang, maupun telah diolah.

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 6, Juli 2010

Penambangan endapan timah pada wilayah izin usaha pertambangan dilakukan secara bertahap melalui beberapa blok hingga semua kegiatan penambangan dianggap selesai. Pada beberapa kasus, daerah bekas tambang tersebut kemungkinan masih prospek. Kegiatan penambangan berakhir tidak selalu diakibatkan oleh habisnya cadangan bahan galian layak tambang, tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor lain, berupa kendala teknologi, ekonomi, politik dan sosial masyarakat.

Metode Penelitian, Alat dan Tahapan Eksplorasi Penelitian yang dilakukan dalam Eksplorasi Tinjau ini berupa pengumpulan data lapangan, pengamatan infrastruktur jalan untuk menuju lokasi, transportasi dan pengambilan sampel batuan untuk analisis kimia. Peralatan lapangan yang digunakan adalah kompas geologi, palu geologi, GPS, loupe, komparator, scraberpen, magnetikpen, kantong sampel batuan, kamera, komputer dan lainnya. Tahap pengolahan data lapangan dilakukan dengan tahapan analisa data lapangan dan tahapan pembuatan Peta, yaitu berupa Peta Lintasan, Peta Singkapan Batuan, Peta Lintasan Detil, Peta Pola Aliran Sungai, Peta Geomorfologi dan Peta Geologi. Sampel-sampel batuan diambil kemudian dianalisis di Laboratorium Pengujian Kimia Mineral PT. TIMAH. Data hasil analisis sampel batuan kemudian dipetakan ke Peta Sebaran Gravel dan Peta Domain Analisa Sampel Batuan.

Lokasi Secara administratif, lokasi penelitian terdapat diwilayah KP bagian selatan meliputi Desa Tepus, Pergam, Serdang dan Kepoh, termasuk wilayah Kecamatan Airgegas Kabupaten Bangka Selatan, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (gambar 1).

Geologi Daerah Telitian Litologi daerah telitian adalah Satuan Batupasir, Satuan batuan Piroklastik dan Litodem Granit. Struktur geologi daerah telitian secara umum dikontrol oleh O O O adanya kekar-kekar yang secara umum berkedudukan N 130 - 140 E/75 (Lampiran Peta Geologi). Daerah Tepus dan sekitarnya mempunyai stratigrafi berupa satuan batuan dari tua ke muda satuan batuan piroklastik yang diperkirakan terbentuk pada zaman Perm dan satuan ini diterobos oleh Granit Klabat pada zaman Jura-Trias dan pada zaman resen terendapkan batupasir dengan perselingan batu lempung.

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 6, Juli 2010

Satuan batuan piroklastik ini terdiri dari lapili Tuff yang berwarna putih krem, Tuff yang telah mengalami alterasi, terubah menjadi mineral lempung berupa kaolin berwarna kemerahan dan Tuff berwarna putih dan telah terubah menjadi mineral lempung berupa monmirolonit. Granit Klabat batuan yang terbentu pada zaman Jura - Trias batuan ini mengintrusi batuan Tuff yang terbentuk pada zaman Perm. Pada daerah telitian batu granit ini telah mengalami pelapukan dan sebagian mineral telah terubah menjadi mineral oxida. Satuan batuan pasir, satuan ini terdiri dari perselingan antara batu lempung. Pada daerah telitian struktur tidak berkembang, struktur dijumpai berupa O O O struktur kekar yang secara umum berkedudukan N 130 - 140 E/75 . Struktur ini dapat dijumpai pada batupasir kasar sampai gravel berwarna putih kekuningan.

Gambar 1. Lokasi daerah telitian di daerah Airgegas, Bangka Selatan

Pemetaan Detil Pemetaan detil dengan melakukan pemetaan lintasan detil dan melakukan lokasi pengamatan terukur profil pada singkapan batuan, disertai dengan pengambilan contoh batuan untuk dianalisa di laboratorium prosentase kandungan mineral yang ada dalam batuan tersebut.

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 6, Juli 2010

Gambar 2. Peta lintasan detil A di daerah tambang rakyat dengan litologi batupasir

Gambar 3. Peta lintasan detil C di daerah Tanah Putih dengan litologi batupasir

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 6, Juli 2010

Gambar 4. Peta lintasan detil D di daerah Tanah Putih dengan litologi batupasir

Gambar 5. Peta lintasan detil J di daerah Cambai dengan litologi batupasir

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 6, Juli 2010

Hasil Analisa besar butiran (Grand Counting) Analisa distribusi besar butir berdasarkan fraksi tyler di analisa di laboratorium kimia PT. Timah Tbk. Hasil analisa sampel gravel di daerah Tambang rakyat pada 11DF (666199, 9697307, 16) menunjukkan kadar timah (Sn) sebesar 0% dari kadar konsentrat 3,48 gram, dengan kehadiran mineral pada endapan gravel berupa ilmenit, zircon, turmalin, muskovit dan mineral kuarsa. Analisa distribusi besar butir berdasarkan fraksi tyler di analisa di laboratorium kimia PT Timah Tbk. Hasil analisa sampel gravel di daerah Tambang rakyat pada 8DF (665683,9694876,20) menunjukkan kadar timah (Sn) sebesar 0,82% dari kadar konsentrat 4,83 gram, dengan kehadiran mineral pada endapan gravel berupa kasiterit, ilmenit, zircon, turmalin dan mineral kuarsa. Tabel 1. Analisa Multi mineral distrbusi besaran butir 8DF (665683,9694876,20) DISTRIBUSI BESAR BUTIRAN F R A K S I T Y LE R +48 #
1 2 3 4 5 6 CASSITERITE ILMENITE ZIRCON TOURMALINE LP.PASIR QUARTZ

NO URUT

JENIS MINERAL

% BERAT 1,04 24,10 7,01 1,11 0,02 66,72 100,00

+65# 0,13 5,52 0,24

+100# 0,48 7,86 0,16 0,33 22,63 31,46

+150# 0,39 8,29 3,21 0,46 18,70 31,05

-150# 0,04 0,99 3,64 0,08 2,70 7,45

1,44

0,02 5,58 7,04 17,11 23,00

JUMLAH : NO SAMPEL : Brt Asal : Brt Konst : Kadar Sn

8 DF 284,52 4,83 0,82

grm grm %

Foto 1. Mineral mineral yang hadir berupa kasiterit, ilmenit, zircon, turmalin dan mineral kuarsa pada 8DF (665683,9694876,20).

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 6, Juli 2010

Analisa distribusi besar butir berdasarkan fraksi tyler di analisa di laboratorium kimia PT Timah Tbk. Hasil analisa sampel gravel di daerah Tambang rakyat pada 48DF (666253,9696397,23) menunjukkan kadar timah (Sn) sebesar 0% dari kadar konsentrat 6,64 gram, dengan kehadiran mineral pada endapan gravel berupa ilmenit, zircon, turmalin, dan mineral kuarsa. Tabel 2. Analisa Multi mineral distrbusi besaran butir 48DF (666253,9696397,23) DISTRIBUSI BESAR BUTIRAN NO URUT 1 2 3 4 JENIS MINERAL ILMENITE ZIRCON TOURMALINE QUARTZ % BERAT +48 # 1,00 0,09 0,29 98,62 58,28 0,10 17,24 17,62 0,09 11,08 11,44 F R A K S I T Y LE R +65# 0,28 +100# 0,27 +150# 0,30 0,05 0,07 9,37 9,79 -150# 0,15 0,04 0,03 2,65 2,87

JUMLAH : NO SAMPEL : Brt Asal : Brt Konst : Kadar Sn

100,00 58,28 48 DF 197,72 grm 6,64 grm %

Foto 2. Mineral mineral yang hadir berupa ilmenit, zircon, turmalin, dan mineral kuarsa pada 48DF (666253,9696397,23).

Analisa distribusi besar butir berdasarkan fraksi tyler di analisa di laboratorium kimia PT Timah Tbk. Hasil analisa sampel gravel di daerah Tambang rakyat pada 49DF (666113,9696035,28) menunjukkan kadar timah (Sn) sebesar 0,13% dari kadar konsentrat 4,63 gram, dengan kehadiran mineral pada endapan gravel berupa kasiterit, ilmenit, zircon, turmalin, dan mineral kuarsa.

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 6, Juli 2010

Tabel 3. Analisa Multi mineral distrbusi besaran butir 49DF (666113,9696035,28) DISTRIBUSI BESAR BUTIRAN NO URUT 1 2 3 4 5 JENIS MINERAL CASSITERITE ILMENITE ZIRCON TOURMALINE QUARTZ % BERAT +48 # 0,16 4,58 3,27 0,60 91,39 0,07 16,40 0,06 10,23 10,37 0,20 46,56 49,04 0,16 0,08 2,28 1,62 0,77 0,21 13,16 15,76 0,60 2,50 0,06 5,04 8,20 F R A K S I T Y LE R +65# +100# +150# -150#

JUMLAH : NO SAMPEL : Brt Asal : Brt Konst : Kadar Sn

100,00 16,63 49 DF 286,17 grm 4,63 grm 0,13 %

Foto 3. Mineral mineral yang hadir berupa kasiterit, ilmenit, zircon, turmalin dan mineral kuarsa pada 49DF (666113,9696035,28).

Analisa distribusi besar butir berdasarkan fraksi tyler di analisa di laboratorium kimia PT Timah Tbk. Hasil analisa sampel gravel di daerah HTI pada 60DF (669608,968746,15) menunjukkan kadar timah (Sn) sebesar 0,31% dari kadar konsentrat 8,21 gram, dengan kehadiran mineral pada endapan gravel berupa kasiterit, ilmenit, zircon, turmalin, dan mineral kuarsa.

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 6, Juli 2010

Tabel 4. Analisa Multi mineral distrbusi besaran butir 60DF (669608,968746,15) DISTRIBUSI BESAR BUTIRAN NO URUT 1 2 3 4 5 JENIS MINERAL CASSITERITE ILMENITE ZIRCON TOURMALINE QUARTZ % BERAT +48 # 0,39 4,86 0,95 0,48 93,32 33,03 0,13 22,56 23,39 0,08 18,46 20,46 0,22 F R A K S I T Y LE R +65# 0,14 0,56 +100# 0,17 1,75 +150# 0,06 1,96 0,25 0,22 14,32 16,81 -150# 0,02 0,37 0,70 0,05 4,95 6,09

JUMLAH : NO SAMPEL : Brt Asal : Brt Konst : Kadar Sn

100,00 33,25 60 DF 611,24 grm 8,21 grm 0,31 %

Foto 4. Mineral mineral yang hadir berupa kasiterit, ilmenit, zircon, turmalin dan mineral kuarsa pada 60DF (669608,968746,15). Analisa distribusi besar butir berdasarkan fraksi tyler di analisa di laboratorium kimia PT Timah Tbk. Hasil analisa sampel gravel di daerah Tambang rakyat pada 47DF (666313,969768,25) menunjukkan kadar timah (Sn) sebesar 0% dari kadar konsentrat 3,90 gram, dengan kehadiran mineral pada endapan gravel berupa ilmenit, zircon, turmalin, dan mineral kuarsa. Hasil analisa mineral distrbusi besaran butir dari sampel yang dianalisa menunjukkan bahwa pada lokasi pengamatan di daerah tambang rakyat Tepus didapati kehadiran mineral kasiterit dan pengikutnya, khususnya pada LP 8DF, LP 49DF dan LP 60DF menunjukkan hasil prosentase keterdapatan mineral kasiterit, yaitu sebesar 0,13% - 0,82%, sedangkan pada LP 60DF

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 6, Juli 2010

KESIMPULAN Daerah telitian berada pada desa Tepus, Pergam, Serdang dan Kepoh. Daerah telitian tersebut termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Airgegas Kabupaten Bangka Selatan, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Litologi yang terdapat di daerah telitian adalah Satuan Batupasir berumur Miosen Akhir - Plistosen, Satuan Batu Lapili tuff berumur Trias dan Litodem Granit berumur Trias Akhir Yura Awal. Struktur geologi daerah telitian secara umum dikontrol oleh adanya kekarO O O kekar yang secara umum berkedudukan dan N 130 - 140 E/75 . Hasil analisa mineral distrbusi besaran butir didapati kehadiran mineral kasiterit pada 8 DF menunjukkan hasil prosentase keterdapatan mineral kasiterit paling besar, yaitu sebesar 0,82%, menunjukkan penyebaran deposit timah tidak merata dan hanya terkonsentrasi di daerah Tepus, jadi diinterpretasikan bahwa paleo-river yang melewati daerah Tepus mempunyai cekungan yang agak lebar dan relatif dalam dibandingkan daerah lainnya.

DAFTAR PUSTAKA ....... , 1977, Quaternary Geology of Malay Indonesian Coastal and Offshore Areas, CCOP, p. 16, 20. ....... , 1986, Kajian Timah, Departemen Pertambangan dan Energi, hal. 3 4. B. Warsito Kusumoyudo, 1984, Mineralogi Dasar, hal. 89. Hosking, 1979, Geology of Tin Deposits, Buletin Persatuan Geologi Malaysia , p. 20, 59, 289, 293. Katili, 1980, Geotectonics of Indonesia, p. 10. Osberger. R, 1965, Geology of Bangka, p. 36. Osberger. R, Mining Geology Note, p. 1 3. Sunardi Edy, 2000, Studi Penilaian Geologi untuk Pengembangan Cadangan Timah Alluvial Dalam pada Jalaur Kontak Granit Klabat Bagian Selatan Daerah Bangka Utara, hal. 12. Suyitno Sutedjo, 1997, Perkembangan Teori Geologi Dasar Timah dan Strategi Eksplorasi Timah di Indonesia (Suatu Tinjauan Sejarah), hal. 3. Tjokrosapoetro Soebardjio, 1997, Hubungan Tektonik dengan Keberadaan Mineral Logam, Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan, hal. 32. U.Margono, dkk, 1995, Peta Geologi Lembar Bangka Selatan, Seri T.503, Bandung, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

10

Anda mungkin juga menyukai