Anda di halaman 1dari 3

Trauma Pada Gigi adalah suatu kondisi dimana mulut termasuk didalamnya gigi, bibir, gusi, lidah dan

tulang rahang mengalami cedera akibat tindakan biomekanis. Tanda dan gejala Trauma Pada Gigi yang mungkin timbul adalah pasien akan menderita Fraktur Gigi Penyebab Trauma Pada Gigi adalah benturan yang terlibat di dalam perkelahian atau terluka di dalam kecelakaan olahraga Trauma Pada Gigi dapat dicegah bila meggunakan Alat Pelindung Mulut Penanganan dan pengobatan trauma Pada Gigi dapat berbeda tergantung pada kondisi pasien dan penyakit yang dideritanya. Pilihan pengobatan adalah: Obat Anti Peradangan Pencabutan Gigi Sinar-X Gigi Terapi Saluran Akar Trauma/injury pada gigi susu antara lain dapat berupa gigi patah,goyang dan atau sampai tanggal/lepas,berubah posisi,retak. Hal ini dapat juga disertai dengan robeknya gusi, pembengkakan gusi ,perdarahan gusi, bibir, atau lidah serta patahnya tulang alveolar (tulang penyangga gigi) atau tulang rahang. Usia rentan tejadi trauma pada gigi susu biasanya usia 2-3 th. Pada usia ini, anak sudah dapat berjalan sendiri, namun koordinasi motoriknya masih dalam tahap perkembangan. Yang harus dilakukan saat terjadi trauma adalah: 1. jangan panik. 2.tidak mengusik bagian akar gigi. Kita harus melakukan kunjungan ke drg dalam jangka waktu secepatnya apabila: 1. jika terjadi trauma yang serius. 2. gigi susu hampir lepas 3. perdarahan yang tidak dapat berhenti >10 menit dengan tekanan langsung. 4. sakit yang amat sangat / melibatkan daerah yang luas.misalnya disertai dengan tidak dapat membuka-menutup mulut maupun menggigit dengan benar, atau muka anak tampak tidak simetris. 5. gigi terdesak ke dalam gusi atau terdorong keluar atau bergeser. Hubungi drg dalam waktu 24 jam ( 9am and 4pm) jika 1.menurut anda dibutuhkan cecking oleh drg terhadap anak 2.gigi sedikit menekan/terdorong keluar dari posisi normal. 3.terlihat garis patahan pada gigi. 4. gigi menjadi sensitif (misal terhadap dingin,panas dst) 5.gigi terasa sakit jika digerakkan. Lakukab tindakan perawatan di rumah jika terjadi trauma: 1. trauma yang dialami merupakan trauma ringan. 2.Aplikasi dingin: gunakan es untuk mengompres area gusi minimal +- 20 menit 3. Obat pengurang rasa nyeri bilamana amat sangat diperlukan. 4. Diet makanan lunak.

5. Kunjungan ke drg jika: sakit/nyeri berkelanjutan, gigi menjadi sensitiv terhadap panas /dingin, gigi berubah warna,pembengkakan,timbul abses. Sekilas perawatan oleh drg yang dibutuhkan untuk gigi trauma antara lain: 1. gigi susu patah : jika patahnya sedikit,drg akan mnghaluskan bagian bekas patahan yang runcing atau kemungkinan juga ditambal gigi yang runcing bisa menimbulkan nyeri,sariawan. 2. gigi patah dengan saraf gigi terbuka: perlu segera perawatan karena untuk menghindar rasa sakit dan infeksi. 3. gigi susu tanggal : tidak bisa dimasukkan lagi ke dalam soketnya karena akan beresiko terhadap benih gigi tetapnya. drg akan memeriksa dan membersihkan luka dan kantung/lubang/bekas gigi yang tanggal. Benih gigi tetap terletak amat dekat dengan akar gigi susu. Oleh karena itu, perubahan posisi gigi susu karena trauma dapat mengakibatkan gangguan pada benih gigi tetapnya, tergantung dari tahap perkembangan yang sedang berlangsung. Apabila saraf gigi terbuka, anak perlu segera dibawa ke dokter gigi ) sehingga dapat dilakukan perawatan untuk mencegah matinya saraf gigi. Apabila lama dibiarkan, jaringan saraf yang terinfeksi akan semakin banyak sehingga kemungkinan besar gigi menjadi non-vital. Pada keadaan ini maka diperlukan perawatan saluran akar (PSA). Pada anak-anak akar gigi tetap belum terbentuk sempurna, sehingga PSA lebih kompleks dan memakan waktu lama dibandingkan orang dewasa. Menurut suatu penelitian prevalensi tertinggi trauma gigi anterior pada anak-anak terjadi antara usia 13 tahun karena pada usia ter sebut, anak mempunyai kebebasan serta ruang gerak yang cukup luas, sementara koordinasi dan penilaiannya tentang keadaan belum cukup baik sehingga sering terjatuh dari tempat tidur, kereta dorong, atau kursi yang tinggi. Frekuensi trauma cenderung meningkat saat anak mulai merangkak, berdiri, belajar berjalan, dan biasanya berkaitan dengan masih kurangnya koordinasi motorik. Penelitian lain menyebutkan bahwa salah satu periode rawan fraktur adalah pada saat usia 2-5 skateboard, atau pada saat berolahraga seperti olahraga beladiri, sepak bola, bola basket, lomba lari, sepatu roda, dan berenang. Prevalensi trauma gigi yang terjadi pada anak usia di atas 5 tahun menunjukkan penurunan disebabkan karena koordinasi motorik anak yang semakin membaik, namun terjadi peningkatan kembali pada periode 8-12 tahun karena adanya peningkatanaktifitas fisik mereka. Beberapa penyebab trauma yang paling sering terjadi pada periode 8-12 tahun adalah kecelakaan di tempat bermain, bersepeda,Kecelakaan dapat menyebabkan trauma pada gigi dan mulut. Terutama pada anak2, di katakan hampir 30 persen anak pernah mengalami trauma pada gigi dan wajah pada saat bermain, berolah raga atau aktivitas lainnya. Akibat kecelakaan pada jaringan mulut, gusi, bibir dan pipi dapat berupa laserasi (luka robek) yang mengakibatkan perdarahan atau pembengkakan. Sedangkan pada jaringan gigi dan tulang dapat menyebabkan avulsi gigi (gigi lepas), perubahan posisi gigi, gigi patah atau bahkan patah tulang rahang atas maupun rahang bawah. Bila keadaan ini terjadi janganlah panik, karena bila orang tua terlihat panik anak2 akan merasa khawatir dan menangis serta tidak kooperatifBila terjadi perubahan posisi gigi dari lengkung gigi Lakukan reposisi dengan cara menekan dengan lembut untuk mengembalikan gigi ke posisi semula dan katupkan rahang untuk mencegah pergerakan gigi, dan segera hubungi dokter gigi, untuk di lakukan splinting.

Bila Gigi Patah Gigi patah bisa berbagai macam kondisi mulai dari patah hanya pada email sampai patah seluruh mahkota, berkumur dengan air hangat dan segera hubungi dokter gigi untuk dilakukan perawatan selanjutnya. Bila terjadi luka pada jaringan lunak: Luka pada jaringan lunak dapat terjadi pada gusi, bibir, lidah dan pipi. Segera cuci dan Bersihkan luka dengan air hangat dan hubungi RS sakit terdekat. Untuk mencegah perdarahan yang lebih banyak pada luka, lalukan penekanan dengan kasa steril, pada lidah, tarik lidah dan lakukan penekanan dengan kasa streril Rahang Patah Biasanya terjadi perubahan gigitan (mulut tidak bisa di katupkan dan terbatas pada saat dibuka), ketidak simetrisan wajah, pergerakan rahang yang abnormal, sakit pada saat rahang digerakan, pembengkakan, luka laserasi yg terjadi pada daerah gusi dan mukosa mulut, perubahan warna, hipersalivasi dan Halitosis (akibat berkurangnya pergerakan normal mandibula dapat terjadi stagnasi makanan dan hilangnya efek self cleansing) karena gangguan fungsi pengunyahan, Numbness (rasa baal), kelumpuhan dari bibir bawah, biasanya bila fraktur terjadi di bawah The sooner the better, dalam istilah medis terdapat masa yang disebut golden periode pada perawatan. Dimana pada masa itu, invasi bakteri belum menyebabkan infeksi dan luka masih baru selain hasil perawatannya juga sangat baik juga mencegah kerusakan yang lebih parah atau kehilangan sruktur maupun fungsi nervus alveolaris. lakukan kompres dingin dengan es yang di masukan ke dalam kantong plastik lalu segera hubungi Rumah Sakit terdekat. Bila terjadi trauma pada wajah, sebaiknya segera hubungi dokter gigi terdekat, untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut, rahang yg patah dan tidak terawat dapat menyebabkan kelainan struktur yang lebih parah terutama pada masa pertumbuhan dan perkembangan dapat menyebabkan cacat wajah sebab sendi temporo mandibular joint (sendi yang menghubungkan tulang tengkorak dan tulang rahang) merupakan pusat pertumbuhan pada wajah.

Anda mungkin juga menyukai