Fertilitas
Kemampuan seorang istri utk hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami yang mampu menghamilkannya. Fertilitas fungsi satu pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup Fertilitas dipengaruhi umur menurun sesudah umur 35 tahun
Sepasang suami isteri setelah bersenggama secara teratur (23x/minggu) tanpa memakai metode pencegahan belum mengalami kehamilan selama 1 tahun.
Jenis-jenis
1. Primer 2. Sekunder
Kehamilan sia-sia ( wastage pregnancy ) Istri mampu hamil ttp tidak mampu melahirkan anak hidup atau tidak mampu hamil sampai genap bulan. Subfertilitas Pasutri mengalami kesulitan dalam mewujudkan konsepsi secara bersama karena fertilitas keduanya berkurang (kekurangsuburan). Infertilitas Ketidak mampuan Istri untuk konsepsi hamil melahirkan bayi hidup atau suami tidak mampu menghamili istri.
SYARAT FERTILITAS
Suami
1. Testis minimal 1 menghasilkan sperma normal. 2. Saluran Epididimis - vas deferens patent. 4. Kemampuan ereksi penetrasi 5. Ejakulasi adekuat sperma masuk sempurna di vagina.
Istri
1. Sistem neuroendokrin hipotalamus hipofisis ovarium mampu menghasilkan ovum. 2. Tuba Fallopii minimal 1 berfungsi normal ( patent ). 3. Uterus mampu menerima dan membesarkan embrio. 4. Vagina mampu menerima sperma.
1. Gangguan spermatogenesis (<20jt/ml) 2. Cairan seminal < 2ml 3. Obstruksi duktus/ tubulus oleh inflamasi 4. Ketidakmampuan koitus/ ejakulasi
Faktor Lain
1. Memakai celana jeans terlalu ketat 2. Mandi dengan air terlalu panas 3. Alkoholisme kronik/ merokok
2. Istri yang berumur antara 31-35 th dapat diperiksa pada kesempatan pertama pasangan itu datang ke dokter 3. Istri pasangan infertil yang berumur antara 3640 tahun hanya dilakukan pemeriksaan infertilitas kalau blm mempunyai anak dari perkawinan ini 4. Pemeriksaan infrtilitas tidak dilakkan pada pasangan infertil yang yang salah satu anggota pasangannya mengidap penyakit yang dapat membahayakan kesehatan istri atau anaknnya.
1. Tahap wawancara identitas, riwayat kesh,perkawinan, infertilitas, hub sex n reproduksi 2. Pemeriksaan Fisik TB, BB, sebaran rambut, keadaan alat2 reproduksi 3. Pemeriksaan Lab Pria: analisis sperma Wanita: ovulasi
B. PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan umum, gemuk, kurus 2. Vital sign C. PEMERIKSAAN KHUSUS GENITALIA. 1. Tanda kelamin sekunder. 2. Penis, bentuk, ukuran, kelainan hypoplasia, hypospadia kekuatan ereksi. 3. Scrotum kelainan kulit, tanda infeksi dll. 4. Testis jumlah, ukuran, penurunan testis, varicocele
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Analisa Semen a. diambil dengan masturbasi b. abstinensia 3 4 hari c. tampung pakai botol kaca mulut lebar d. langsung diambil dilaboratorium/ kurang 30 menit post ejaculasi ditempat lain dng transport yang benar. Penilaian : a. Normospermia b. Oligospermia c. Asthenospermia d. Teratospermia e. Gabungan oligo-terato-asteno-zoospermia. f. Azoospermia g. Aspermia 2. Laboratorium secara umum : darah, urine. 3. Hormonal : FSH, LH, Testosteron, Prolactin, Thyroid dll
Oligozoospermia, jika ketentuan baik/normal di atas tak terpenuhi Azoospermia, bila semen tak mengandung spermatozoa
Baik/normal, bila bila a 25%, atau a + b 50% normozoospermia Kurang/tak baik, jika tak dpt memenuhi ketentuan di atas asthenozoospermia
Kesimpulan :
Baik, bila bentuk baik/normal 30% Tak baik, teratozoospermia, ketentuan di atas tak dapat dipenuhi
SEMEN ANALYSIS ( Normal values ) : WHO 1. Volume > 2 cc 2. Konsentrasi > 20 juta/ ml 3. Motilitas > 50 % good atau > 25 % exellent 4. Morfologi > 30 % normal 5. Leukosit < 1 juta / ml 6. Aglutinasi < 20 % 7. Sperm Mar test < 10 % aglutinasi
SPERMA ABNORMAL 1. Oligozoospermia: konsentrasi sperma < 20 juta 2. Azoospermi: ejakulat ada ( > 0 CC ), konsenstrasi= 0 3. Aspermia: ejakulat= 0, sperma = 0 4. Astenozoospermia= sperma > 20 jt, motilitas a < 25 % 5. Teratozoospermia= sperma > 25 jt, motilitas a > 25 %, morfologi normal < 50 %
PEMERIKSAAN ISTERI
A. Anamnesis
1. Riwayat fertilitas sebelumnya. 2. Komplikasi kehamilan sebelumnya 3. Pemakaian kontrasepsi sebelumnya 4. Riwayat penyakit yg berpengaruh: DM, TBC, Tiroid 5. Obat-obatan terutama jangka panjang 6. Pmbedahan daerah perut, genitalia 7. Riwayat radang panggul, infeksi genital 8. Kelainan genitalia,bentuk , keluarnya ASI 9. Risiko pekerjaan 10.Riwayat haid dan tanda ovulasi, lendir yg lebih banyak pd pertengahan siklus, PMS. 11.Cara, waktu sanggama, ggn sanggama
B.PEMERIKSAAN FISIK 1. 2. 3. 4. Keadaan umum : obesitas , BB / TB Vital sign Tanda kelamin sekunder, mamae, pinggul, distribusi rambut Periksa dalam vagina kelainan anatomis, infeksi dll
C. PEMERIKSAAN PENDUKUNG
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Suhu basal badan : monofasik / bifasik Pemeriksaan lendir cervix : Spinbarkeit test, Fern test Uji pasca sanggama interaksi cervix >< sperm Sampling endometrium microcurettage PA Ultrasonografi kelainan genitalia interna Hysterosalpingography bentuk dan fungsi cavum uteri, saluran tuba. 7. Laparoscopy dan Chromotubasi : diagnostik terapi 8. Laboratorium umum 9. Laboratorium hormonal : Prolactin, Estrogen, Progesteron, FSH, LH, Thyroid 1,2,3,4 bisa dilaksanakan di pelayanan primer ( Puskesmas )
SUHU BADAN BASAL ( BBT ) 1. diukur setiap pagi segera setelah bangun tidur 2. dengan termometer yg sama pada sublingual 3. mulai hari pertama haid s/d haid yaddicatat pada grafik bifasik / monofasik 4. Pengganggu : demam karena sakit, kurang tidur
CERVICAL MUCOUS TEST 1. Dilaksanakan pada masa subur. 2. Pasang speculum vagina sampai portio ostium uteri externum terlihat jelas. 3. Ambil lendir cervix , dinilai a. kejernihan lendir b. Spinbarkeit test pembenangan 6- 10 cm c. Fern test preparat basah pd gelas objek mikroskop gambaran daun pakis. 4. Arti : bila baik Oestrogen + progesteron baik ada ovulasi.
More-fertile mucus Fig.11-8: More-fertile mucus, spinnbarkeit. Good spinnbarkeit means that the mucus can hold a stretch to 10-20 cms (5 inches)
UJI PASCA SANGGAMA 1. sangat bermanfaat menilai interaksi cervix dan spermatozoa 2. dilaksanakan pada perkiraan masa subur. 3. diperiksa 8 10 jam pascasanggama. 4. Pasca sanggama isteri dengan posisi tetap telentang (pantat sedikit diganjal ) pakai pembalut, tidak boleh dibersihkan, tidak boleh mandi, kencing 5. spesimen dari 1. Fornix Posterior 2. Ectocervix 3.Endocervix pengambilan pakai spuit steril dan jarum plastik besar, jarum berbeda pada masing tempat , letakkan pd kaca objek 6. periksa dng mikroskop
histerosalpingografi
MICROCURETTAGE 1. dilaksanakan pada hari ke 2 atau 10 menstruasi prahaid 2. laksanakan prosedur curettage 3. pakai microcurettage ambil sedikit endometrium 4. jadikan preparat hapus fiksasi dng alkohol 95 % 5. kirim PA 6. antara hari 2 7 proliferasi estroge 10 kelenjar mulai berkelok prahaid kelenjar berkelok + glycogen 7. pengambilan spesimen setelah hari 10 harus yakin tidak ada kehamilan !!! 1. Pasca curettage berikan antibiotika.
YANG MEMUASKAN
Usaha membantu terjadinya fertilisasi dan kehamilan dimana bila tidak dimungkinkan terjadinya fertilisasi secara alami dengan rekayasa reproduksi. ART meliputi : 1. Intra Uterine Insemination ( IUI ) di Indonesia sering disebut AIH ( Artificial insenination husband ) 2. InVitro Fertilization ( IVF ) 3. Cloning
INSEMINASI BUATAN
1. 2. 3.
1. 2. 3. 4.
Tandur alih gamet intra tuba Tandur alih zigut intra tuba Fertilisasi invitro. Injeksi sperma kedalam sitoplasma telur
INTRA UTERINE INSEMINATION / AIH Dengan bantuan alat khusus spermatozoa dimasukkan langsung ke dalam cavum uteri. Indikasi : a. Jumlah spermatozoa kurang dari normal b. Secara teknis, suami tidak bisa menyampaikan semen sampai dekat cervix. d. Pemilihan jenis kelamin anak ( sexing )
Syarat : 1. Istri dipastikan ada foliculogenesis ovulasi 2. Saluran tuba minimal satu patent 3. Uterus normal 4. Semen bisa diproses untuk inseminasi.
Cara pelaksanaan : ISTRI - Induksi ovulasi - Pantau maturasi folikel - Folikel mature > 17 mm suntik hCG 36 jam IUI - D inseminasi .. SUAMI
posisi lithotomi masukkan spermatozoa dengan canula khusus via canalis cervicalis cav uteri Washing : sperma dipisahkan dengan diencerkan pakai media t3 Swim up : centrifuge 2000 RPM jelek tenggelam baik berenang kepermukaan tangkap dng pipet khusus
Pengertian : Fertilisasi dilaboratorium menaburkan spermatozoa pada Oocyt yg diambil dengan aspirasi ( pick up ) dari folikel Menjadi Embryo tandur didalam uterus melalui canalis Cervicalis.
Syarat keberhasilan IVF Folikel matang dan spermatozoa yang baik Uterus normal siap untuk kehamilan Laboratorium yang baik Fertilisasi Embryo baik Tandur alih baik. Keberhasilan 30 35 % Syarat peserta IVF 1. Pengelolaan infertilitas lengkap 2. Umur istri < 38 tahun 3. Punya biaya mahal 4. Pasangan suami istri yang syah. 5. Oocyte dan sperma dari pasutri syah.
Indikasi
1. Tuba Fallopii buntu / rusak tidak bisa diperbaiki 2. Endometriosis yg sulit diobati perlekatan berat 3. Spermatozoa jumlah kurang untuk terjadi fertilisasi alami 4. Infertilitas yang tidak diketahuai sebabnya dengan pemeriksaan pasutri keduanya normal ( idiopatik = unexplained ) 5. Cervix / lendir cervix tidak normal 6. Faktor immunologi 7. Luteizing Unrupturer Follicle ( LUF ). 8. Gangguan peritoneum
Pelaksanaan
1. Persiapan / pemeriksaan lengkap infertilitas 2. Pengobatan penyamarataan folikel ( Down Regulation ) dg GnRH Analog 3. Pemicuan ovulasi ( super ovulasi ) dng regimen t3 4. Pemantauan pematangan folikel USG , Estriol, LH sampai didapat folikel matang > 17 mm 5. Panen oocyte ( ovum pickup ) aspirasi trans vaginal USG 6. Fertilisasi oocyte vs Spermatozoa yg sudah diproses 7. Embryo Transfers 8. Kehamilan persalinan Sectio Caesar.
ICSI
Prognosis infertilitas
Umur suami, umur istri, dan lamanya dihadapkan pada kemungkinan kehamilan (frekuensi sanggama dan lamanya perkawinan)