Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH ILMU GIZI PRINSIP DIET PADA IBU HAMIL DENGAN OBESITAS

DISUSUN OLEH : ENDAH SUHARTI 110405136

STIKES ABDI NUSANTARA


Jl. Kubah Putih Rt.001 / Rw.014 Kel. Jatibening, Kec. Pondok Gede, Bekasi

Obesitas Dalam Kehamilan Terdapat suatu ketidaksepakatan tentang definisi yang tepat untuk obesitas dalam kehamilan, walaupun banyak pengarang menganjurkan berat badan dalam kehamilan melebihi 175 pon atau ekrangnya 40% (biasanya 100 pon atau lebih) diatas berat badan ideal. Wanita kegemukan berisiko tinggi untuk hipertensi, diabetes gistasional, dan infeksinal, infeksi saluran kencing, dan infeksi episiotomi atau luka. Penentuan usia kehamilan bisanya terbatas karena siklus hait yang tidak teratur dan sukar menentukan tinggi fundus uteri. (Rayburm, 2001) Pada banyak penelitian, angka kematian maternal meningkat, umumnya akibat tromboemboli, infeksi, atau komplikasi anasia. Makrosomia pada janin juga lebih sering terjadi. Walaupun kematian perinatal tidak meningkat dan bayi berat badan lahir rendah jarang, hasil kehamilan yang optimal disertai oleh kenaikan berat badan ibu paling kurang 25 pon pada ibuibu obesitas (Rayburm, 2001) Saat ini, kasus diabetes pada masa kehamilan (gestational diabetic) semakin meningkat. Penyebab utamanya adalah obesitas. Akibat peningkatan risiko tersebut, setiap ibu hamil diwajibkan melakukan screening kadar gula darah terutama saat usia kehamilan menginjak minggu ke 24-28. Ibu hamil disarankan untuk mengatur berat badan agar tetap berada pada kondisi ideal. Peningkatan berat badan di trimester pertama memang relatif sedikit, tidak naik atau bahkan berkurang karena muntah-muntah. Peningkatan berat badan yang cukup pesat terjadi di trimester 2 dan 3, pada periode inilah perlu dilakukan pemantaun ekstra terhadap berat badan. Seusai persalinan, ragam komplikasi masih menunggu. Infeksi seusai bersalin akibat banyaknya pembuluh darah si ibu hamil yang tersumbat sering terjadi. Selain itu, lemak yang berlipat-lipat pada lapisan kulit merupakan media yang kondusif untuk tumbuhnya kuman sehingga infeksi pun sangat mungkin terjadi. Risiko lainnya, plasenta yang berfungsi menyuplai oksigen menyempit karena lemak. Padahal, terhambatnya suplai oksigen dapat merusak sel-sel otak janin. Sehingga kecerdasan si kecil pun bisa jadi berkurang. Kemungkinan buruk lain, janin bisa mengalami gangguan paru-paru maupun terlahir obesitas. Prinsip Diet Pada Ibu Hamil Dengan Obesitas Tujuan Diet Pada Ibu Hamil Dengan Obesitas a. Memberikan makan rendah kalori guna mencapai berat badan normal b. Mempertahankan ntumbuh kembang bayi yang normal c. Mempertahankan kesehatan ibu hamil Menghindari terjadinya komplikasi kehamilan. ( Purwitasari, 2009 ) Syarat Diet Pada Ibu Hamil Dengan Obesitas a. Kalori dikurangi sebanyak 500-700 dibawah kebutuhan normal. Penmgureangan kalori dilakukan dengan poengurangan konsumsi karbohidrat dan lemak. b. Protein tinggi untuk pertumbuhan bayi dan pembentukan sel darah merah c. Tinggi fitamin dan mineral d. Tinggi serat untuk memberi rasa kenyang. ( Purwitasari, 2009 )

Bahan Makan Yang Di Berikan Dalam Sehari Diet Rendah Kalori (RK) RK I RK II JENIS Berat Berat URT URT (gr) (gr) Beras 100 1 gls 150 1,5 gls Protein 100 2 ptg 150 3 ptg Hewani Telur 50 1 btr 50 1 btr Protein Nabati 100 4 ptg 100 4 ptg Sayuran 400 4 gls 400 4 gls Buah 400 4 ptg 400 4 ptg Minyak 10 1,5 sdm 15 1,5 sdm Gula Pasir 10 1 sdm Nilai Gizi Kalori 1200 kal 1500 kal Protein 59 gr 71 gr Lemak 35 gr 40 gr Hidrat Arang 173 gr 206 gr

RK III Berat URT (gr) 200 2 gls 150 3 ptg

RK IV Berat URT (gr) 250 2,5 gls 200 4 ptg

50 1 btr 150 5 ptg 400 4 gls 400 4 ptg 15 1,5 sdm 15 1,5 sdm 1700 kal 75 gr 45 gr 250 gr

50 1 btr 150 5 ptg 400 4 gls 400 4 ptg 15 1,5 sdm 15 1,5 sdm 1900 kal 80 gr 48 gr 270 gr

Empat Pedoman Untuk Mengurangi Lemak a. Sayuran sayuran Kurangi konsumsi sayuran dengan bumbu kacang yang digoreng, ganti bumbu kacang yang disangrai. Batasi konsumsi sayuran dengan bumbu kelapa yang berlebih ( seperti, urapan) , atau santan kental Batasi konsumsi sayuran dengan dressing keju yang berlebih, contohnya salat. Konsumsi sayuran dengan cara direbus, dikukus, dalam bentuk segar. (Purwitasari, 2009 ) b. Buah buahan Konsumsi buah buahan dalam bentuk segar. Kurangi konsumsi buah buahan yang berlemak. ( Purwitasari, 2009 ) c. Nasi, Sereal, dan Roti Kalau bisa konsumsi nasi beras tumbuk atau nasi agar roti yang mengandung bekatul atau havermouth. Batasi sereal dan krackkers yang berminyak atau yang mengandung lemak lebih dari 2 potong/hari. Batasi kebiasaan sarapan dengan roti mentega dan susu full cream.(Purwitasari, 2009 )

d. Susu Gunakan susu skim, susu kedelai, atau yougurt yang rendah lemak Pilih keju rendah lemak misalnya Cottage Cheese. Pilih es krim yang tidak mengandung susu, misalnya es krim yang terbuat dari sari buah. Pilih makanan pencuci mulut yang terbuat dari makanan berserat seperti agar agar dengan saus dari susu skim. ( Purwitasari, 2009 ) e. Protein Pilih daging tidak berlemak dan berwarna cerah, seperti daging ayam kampung ( tanpa kulit), ikan dll. Hindari konsumsi jerowan, daging berlemak, otak, kepala, dan brutu ayam. Tingkatkan konsumsi protein nabati sebagai penganti, seperti tahu, tempe, kacang hijau, dll. Batasi konsumsi lauk yang digoreng, diolah dengan santan kental. Masak dengan cara merebus, memanggang, menumis, mepepes. (Purwitasari, 2009 ) f. Lemak Kurangi konsumsi minyak goreng sampai 1 sendok makan/hari ( 10 gram). (Purwitasari, 2009) Penatalaksanaan diet obesitas : a. Diet rendah karbohidrat b. Melakukan olahraga / aktivitas c. Diet rendah lemak d. Pengaturan BB tetap ideal Contoh menu makanan: Makan pagi Roti tawar Buah apel 1 sendok teh selai kacang 1 gelas jus strawberry Selingan Pisang Makan siang Nasi putih ukuran sedang Pepes ikan Sayur bayam bening pepaya Selingan sore

Buah-buahan 1 gelas jus melon Makan malam 1 buah kentang atau ubi rebus Pepes tempe/tahu + jamur Sayur buncis + wortel 1 gelas jus tomat Selingan 1 pisang ambon

Pencegahan Obesitas Saat Kehamilan Hal pertama yang dilakukan dokter adalah melakukan serangkaian tes di trimester awal. Perlu dilakukan pemeriksaan gula darah, tekanan darah, dan pengukuran berat badan. Pemeriksaan ini diulang lagi di akhir trimester 3 untuk mengetahui apakah sang ibu berisiko terkena diabetes dan hipertensi. Selanjutnya, dilakukan pemantauan terhadap perkembangan janin dari bulan ke bulan. Pencegahan lainnya adalah dengan cara membatasi kalori. Cara ini memang sering jadi kontraversi karena, di sisi lain, janin membutuhkan nutrisi lebih. Pengurangan kalori ditakutkan akan mengganggu perkembangan janin. Yang terpenting, komposisi makanan harus seimbang. Selain mengatur pola makan, dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik. Jalan pagi sangat baik untuk menjaga konsisi ibu tetap sehat. Bila saat kehamilan mengalami obesitas, perlu dilakukan penanganan khusus. Sang ibu pun harus bersikap tenang karena sikap tenang sangat bermanfaat bagi perkembangan janin. Pilihlah klinik atau rumah sakit dengan fasilitas lengkap. Ini sebagai antisipasi jika ibu membutuhkan tindakan medis yang lebih kompleks.

Daftar Pustaka Purwitasari, Devi. 2009. Buku Ajar Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika. Rayburn, William F. 2001. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: KDT

Anda mungkin juga menyukai