Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya (Propil Kesehatan RI, 2009). Angka kematian bayi (infant mortality rate) merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam

mendeskripsikan tingkat pembangunan manusia disebuah negara dari sisi kesehatan masyarakatnya.1 Berdasarkan data badan kesehatan dunia world health organizatoin (WHO) pada tahun 2005 angka kematian bayi tercatat sebanyak 35/1.000 kelahiran hidup. Penyebab tidak langsung kematian bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat permasalahan ini.1 AKB menurut hasil SDKI 2002-2003 35 per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2003 AKB di Rumah sakit mengalami penurunan yaitu sebesar 22,9 per 1000 kelahiran hidup, kemudian pada tahun 2004 mengalami kenaikan kenaikan menjadi 29,4 per 1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2005 mengalami penurunan kembali menjadi 23,7 per 1000 kelahiran hidup.

Padahal berdasarkan sasaran pembangunan milenium atau millenium development goals (MDGs), kematian bayi ditetapkan pada angka 23/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Data kematian yang terdapat pada suatu komunikasi dapat diperoleh melalui survei karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian difasilitas kesehatan hanya mempertahankan kasus rujukan. Angka kematian bayi (AKB) di Propinsi Riau cenderung menurun dari tahun 1994-2007, walaupun dibandingkan dengan angka nasional masih lebih besar. Penyebab langsung mortalitas pada neonatus adalah sepsis, asfiksia neonatorum, trauma lahir, Hipotermia, gangguan napas, prematuritas, dan malformasi kongenital. Mayoritas kematian neonatus terjadi diantara bayibayi dengan badan berat lahir rendah. Kejadian ini sangat berbahaya untuk neonatus terutama pada bayi berat lahir rendah, oleh karena mereka tidak sanggup mengimbangi penurunan suhu tersebut. Akibat suhu tubuh yang rendah metabolisme jaringan akan meninggi dan asidasis metabolik yang ada akan bertambah berat, sehingga kebutuhan oksigen pun akan meningkat.3 Pada bayi baru lahir yang sakit atau kecil perlu penambahan kehangatan tubuh untuk mempertahankan suhu normal bayi tersebut. Prinsip umum cara mempertahankan kehangatan bayi diantaranya adalah dengan pengukuran suhu tubuh yang benar, cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh yaitu: kontak kulit dengan kulit, Kangaro mother care (KMC), Pemancaran panas, Ruangan yang hangat. Kontak kulit antara ibu dan bayi

secara dini yang terus menerus dapat membuat suhu tubuh bayi menjadi hangat dan bayi dapat terhindar dari hipotermi. Bayi yang mengalami hipotermi bisa mengakibatkan stress dingin sehingga bayi mudah sekali meninggal. Tindakan yang harus dilakukan adalah segera mengahangatkan bayi didalam inkubator atau melalui penyinaran lampu. Cara yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan oleh setiap orang adalah mengahangatkan bayi melalui panas tubuh ibu. Dari uraian di atas maka penulis merasa tertarik untuk mengambil judul Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Mempertahankan Suhu Normal Bayi Baru Lahir Di Irna Kebidanan RSUD Indrasari Rengat Tahun 2011

1.2 Rumusan Masalah Berdasar uraian yang terdapat latar belakang,maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang cara mempertahankan suhu normal bayi baru lahir ?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan ibu nifas tentang cara mempertahankan suhu normal bayi baru lahir di Irna Kebidanan RSUD Indrasari Rengat.

1.3.2

Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang penyebab kehilangan panas pada bayi. b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang

pengukuran suhu tubuh bayi. c. Untuk menetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang cara

menghangatkan dengan mempertahankan suhu tubuh bayi. d. Untuk menetahui gambaran pengetahuan ibu nifas pencegahan kehilangan panas pada bayi. tentang

1.4 Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi: 1.4.1 Bagi Dinas Kesehatan Sebagai informasi yang jelas untuk dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan untuk mengambil tindak lanjut yang terpat terutama dalam kejadian Hipotermi. 1.4.2 Bagi Rumah Sakit Indrasari Rengat Sebagai bahan informasi bagi pengelola Rumah sakit indrasari rengat dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mempertahankan suhu tubuh bayi baru lahir. 1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan Sebagai sumber bacaan di perpustakaan institusi pendidikan, serta sebagai dokumentasi penunjang. Dapat juga dijadikan bahan

perbandingan untuk melakukan penelitian lain yang serupa dan dapat lebih disempurnakan lagi,juga sebagai reverensi bagi penelitian

selanjutnya. 1.4.4 Bagi Ibu nifas Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang cara mempertahankan suhu normal bayi baru lahir. 1.4.5 Bagi Penulis Menambah pengetahuan suhu dan normal wawasan bayi penulis baru mengenai lahir dan

caramempertahankan

mengimplementasikan ilmu metodelogi penelitian yang didapat selama mengikuti perkuliahan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah gambaran pengetahuan ibu nifas tentang cara mempertahankan suhu normal bayi di Irna Kebidanan

RSUD Indrasari Rengat tahun 2011. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan Maret-Juni 2011 dengan menggunakan metode deskriptif dan kusioner sebagai alat pengumpulan data primer dari responden tentang cara mempertahankan suhu normal bayi baru lahir.

Anda mungkin juga menyukai