Anda di halaman 1dari 2

Agama dan Manusia Oleh, Raya Novarian 1206271706 Judul Pengarang Data Publikasi : Menjadi Cendekiawan Muslim : DR.

KH. Zakky Mubarak, MA :Jakarta: Yayasan Ukhuwah Insaniah, 2007

Manusia terlahir sebagai makhluk paling sempurna sesuai dengan janji Allah SWT yang tertuang di kitab suci Al Quran. Pengertian sempurna merujuk kepada hal-hal spesial yang tidak semua makhluk ciptaan-Nya memiliki hal spesial tersebut. Adalah akal, hal spesial yang hewan, tumbuhan, jin, serta setan tak memiliki. Dengan akal manusia dapat berfikir serta bertindak sesuai keinginannya. Akan tetapi, adakah hal yang manusia butuhkan untuk mengontrol serta menyeimbangkan akal dan perbuatan di kehidupan sehari-hari? Apakah pengertian manusia sendiri dari kitab suci Al Quran? Bagaimana peran agama terhadap kehidupan manusia? DR. KH. Zakky Mubarak, MA dalam bukunya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan kecil ini. Definisi mengenai apa itu manusia sangat luas bila dikaji secara terminologi, sosial, budaya, serta agama. Banyak ahli dibidangnya mendefinisikan manusia secara bahasanya sendirisendiri. Aristoteles (384 SM) mendeskripsikan manusia sebagai hewan yang tertawa. Tokoh bernama Bergson menyatakan manusia sebagai makhluk kritis. Akan tetapi, semua definisi yang diberikan oleh kedua tokoh tersebut hanya mengungkapkan bagian kecil dari manusia sendiri. Contohnya adalah perilaku dari manusia, sifat manusia, perbandingan manusia dengan makhluk lain dsb. Menurut Al Quran, terdapat berbagai macam definisi manusia, salah satunya adalah Al Amin (QS1:1) yang memiliki arti sebagai hamba Allah. Ditekankan bahwa manusia adaha makhluk ciptaan, makhluk yang diperintah untuk menyembah, makhluk yang diwajibkan untuk percaya dan meyakini Allah SWT. sebagai Tuhan yang Esa. Dengan demikian, agama adalah sebuah media yang harus dimiliki setiap manusia menyatukan dirinya dengan penciptanya. Manusia tergolong sebagai makhluk kontroversial. Sebagai makhluk yang sempurna, seperti yang telah dijelaskan diatas, memiliki akal yang tidak semua makhluk lain miliki terjadang berprilaku tidak sesuai dengan ajaran yang ditetapkan. Sebagai makhluk kontroversial yang memiliki arti bahwa makhluk berakal namun bisa menahan nafsunya, serta beriman kepada AllahSWT. Akan tetapi, ketika manusia tidak menggunakan akal yang ia miliki manusia

tergolong sebagai makhluk hina dan derajatnya sangat rendah bahkan lebih rendah dari hewan ternak sekalipun. Agama secara terminologi merupakan sebuah petunjuk yang lengkap serta bersifat abadi bagi kehidupan manusia. Bila seseorang meyakini suatu agama tertentu secara naluriah berarti ia telah memiliki pegangan tertentu akan dibawa kemana hidup yang ia miliki, perilaku apa yang akan ia perbuat sehari-hari, serta memiliki tujuan hidup yang ia yakini. Dengan demikian, Allah SWT telah menciptakan semua manusia dalam keadaan islam, ketika saat manusia berada di alam ruh (sebelum dunia nyata) ia telah berjanji bahwa ia adalah seorang muslim dan muslimin. Dalam perkembangannya terdapat pula macam-maam manusia yang tidak memercayai adanya Tuhan atau yang biasa disebut dengan atheis. Para atheis ini berasumsi bahwa tidak ada Zat yang mengatur kehidupan, tidak ada Zat yang mempengaruhi hidup ia sehari-hari, dan mereka pun berfikir bahwa siklus hidup adah hanya hidup lantas mati saja. Akan tetapi, para atheis ini sebenarnya meyakini adanya Tuhan. Mereka mengucapkan mereka sebagai penganut atheis hanya berupa lisan saja, namun hatinya berbicara bahwa mereka meyakini adanya Tuhan. Dapat dibuktikan apabila para atheis ini dihadapkan disuatu keadaan yang mendesak, mengancam, dan menyudutkan dirinya, mereka cenderung akan mengingat siapa Tuhan yang diyakininya. Islam sebagai agama tentu memiliki sebuah kitab suci, dan Quranulkarim adalah kitab suci, pegangan, pandangan hidup bagi ummat muslim diseluruh dunia. Al Quran diturunkan Allah SWT. melalui perantara Nabi Muhammad SAW. Yang bertujuan sebagai penyempurna akhlak manusia. Al Quran berisi mengenai semua hukum yang ada di dunia, baik yang mengatur tingkah laku, berjualan/berdagang, berpolitik, budaya, keamana, dsb. dan nabi Muhammad SAW. lah yang memiliki sifat-sifat Al Quran tersebut. Agama yang kita anut apabila kita meyakininya hanya sebatas akal kita tidak dari hati/tidak secara hakiki meyakininya, manusia tidak akan dapat mencari kebenaran hidup baik itu duniawi maupun bukan duniawi. Dengan demikian, sangat ditekankan bahwa manusia yang merupak ciptaan Allah SWT diwajobkan memiliki suatu pegangan abstrak yang hanya manusia itu yakini secara personal dan digunakan untuk tolak ukur dan patokan perilaku yang akan ia kerjakan didunia ini yang disebut sebagai agama.

Anda mungkin juga menyukai