Anda di halaman 1dari 47

Substitusi Nukleofilik dan Eliminasi

Based on McMurrys Organic Chemistry, 7th edition

Alkil halida bereaksi dengan nukleofil dan basa


Alkil halida terpolariasi pada ikatan karbon halida

menjadikan karbon elektrofilik Nukleofil akan menggantikan posisi halida pada ikatan C-X dari berbagai alkil halida( reaksi sebagai basa Lewis) Nukleofil yang basa Brnsted menghasilkan eliminasi

Materi bagian ini


Substitusi nukleofilik, eliminasi yang

disebabkan basa adalah reaksi yang banyak terjadi pada berbagai reaksi senyawa organik Reaksi akan diuji untuk mengetahui : - Bagaimana terjadinya reaksi - Apa karakteristik reaksi - Bagaimana dapat digunakan

Penemuan Reaksi Substitusi Nukleofilik


Tahun 1896, Walden melihat bahwa asam (-)-malat

dapat dirubah menjadi asam (+)-malat melalui tahapan reaksi kimia dengan pereaksi a-kiral Penemuan ini yang mengaitkan hubungan langsung putaran optik dengan kekiralan dan perubahannya melalui alterasi kimia

Reaksi asam (-)-malat dengan PCl5 menghasilkan asam (+)-klorosuksinat Reaksi lebih lanjut dengan perak oksida dalam air menghasilkan asam (+)-malat Tahapan reaksi diawali dengan asam (+) malat menghasilkan asam (-)-malat

Reaksi inversi Walden

Signifikansi inversi Walden


Reaksi alterasi terjadi pada pusat kiral Reaksi melibatkan substitusi pada pusat kiral Jadi, substitusi nukleofilik dapat menginversi

konfigurasi pada pusat kiral Adanya gugus karboksil pada asam malat menimbulkan perdebatan mengenai sifat reaksi siklus Walden

Reaksi SN2
Reaksi yang melibatkan inversi pada pusat reaksi Mengikuti kinetika reaksi orde kedua Tatanama Ingold menerangkan tahapan reaksi:

S=substitusi N (subscript) = nukleofilik 2 = keduanya nukleofil dan substrat berada dalam tahapan yang karakteristik (bimolekular)

Kinetika Substitusi Nukleofilik


Kecepatan (V) berubah menurut konsentrasi

terhadap waktu Tergantung pada konsentrasi, suhu, sifat reaksi (penghalang pada energi permukaan) Hukum kecepatan menerangkan hubungan antara konsentrasi reaktan dan konversi terhadap produk Konstanta kecepatan (k) adalah faktor proporsionalitas antara konsentrasi dan kecepatan Example: for S converting to P V = d[S]/dt = k [S]
8

Kinetika Reaksi
Kajian kinetika reaksi disebut kinetika Kecepatan berkurang dengan menurunnya

konsentrasi tetapi konstanta kecepatan tidak Satuan kecepatan: [konsentrasi]/waktu sebagai L/ (mol x s) Hukum kecepatan adalah mekanisme reaksi Orde raksi adalah jumlah eksponen konsentrasi dalam hukum kecepatan misalnya orde kedua

Proses SN2
Reaksi melibatkan keadaan transisi dimana kedua

reaktan berada bersama-sama

10

Keadaan Transisi SN2


Keadaan transisi reaksi SN2 memiliki susunan atom

karbon planar dari sisa tiga gugus

11

Karakteristik reaksi SN2


Sensitif terhadap efek sterik Metil halida paling reaktif Selanjutnya alkil halida primer adalah yang

paling reaktif Alkil halida sekunder masih dapat bereaksi Yang tersier tidak reaktif Tidak terjadi reaksi pada C=C (vinyl halida)

12

Pengaruh reaktan dan tingkat energi keadaan transisi terhadap kecepatan reaksi
Makin tinggi tingkat energi reaktan (kurva merah) = reaksi makin cepat (G lebih kecil). Makin tinggi tingkat energi keadaan transisi (kurva merah) = reaksi makin lambat (G lebih besar)
13

Efek Sterik reaksi SN2

Atom karbon pada (a) bromometana siap diakses untuk menghasilkan reaksi SN2 yang cepat. Atom karbon pada (b) bromoetana (primer), (c) 2-bromopropana (sekunder), dan (d) 2-bromo-2-metilpropana (tersier) adalah lebih sesak, sehingga reaksi SN2 lebih lambat.

14

Orde Reaksi pada SN2


Semakin banyak gugus alkil yang terikat pada karbon

pusat reaksi, reaksi lebih lambat

15

Nukleofil
Basa Lewis netral atau bermuatan negatif Koordinasi reaksi meningkat pada nukleofil

Nukleofil netral mengakuisisi muatan positif Nukleofil anionik menjadi netral

16

Kereaktifan relatif Nukleofil


Tergantung pada reaksi dan kondisi Makin basa nukleofil semakin cepat reaksi Nukleofil semakin baik kalai semakin ke bawah pada

golongan dalam sistem berkala Anion biasanya lebih reaktif dari nukleofil netral

17

Gugus lepas
Gugus lepas yang baik mengurangi halangan reaksi Anion stabil adalah basa lemah yang biasanya gugus

lepas yang sangat baik dan dapat mendelokalisasi muatan

18

Gugus Lepas Jelek


Jika suatu gugus sangat basa atau sangat kecil, ia

akan menghalangi reaksi

Alkil fluorida, alkohol, eter dan amina tidak cendrung

mengalami reaksi SN2.

19

Pelarut
Pelarut yang dapat mendonasikan ikatan hidrogen (-

OH atau NH) memperlambat reaksi SN2 melalui asosiasi dengan reaktan Energi dibutuhkan untuk memecah interaksi antara reaktan dan pelarut Pelarut polar aprotik (bukan NH, OH, SH) membentuk interaksi lebih lemah dengan substrat dan mengizinkan reaksi lebih cepat

20

Reaksi SN1
Alkil halida tersier bereaksi cepat dalam pelarut protik

melalui mekanisme yang melibatkan pembebasan gugus lepas sebelum terjadi addisi nukleofil Disebut reaksi SN1 terjadi dalam dua tahap sedangkan SN2 terjadi dua tahapan dalam waktu yang sama Jika nukleofil ada dalam konsentrasi yang wajar (atau itu adalah pelarut), maka ionisasi adalah langkah paling lambat

21

Diagram Energi SN1

V = k[RX]

Tahap penentu kecepatan adalah pembentukan

karbokation

22

Tahap pembatasan-laju reaksi


Laju reaksi keseluruhan dikendalikan oleh laju

langkah paling lambat Laju reaksi tergantung pada konsentrasi spesies dan konstanta laju pada setiap langkah Energi keadaan transisi tertinggi pada diagram adalah yang langkah penentu laju (yang tidak selalu berpenghalang tertinggi)

23

Stereokimia reaksi SN1


Intermediet yang planar menghilangkan kekiralan

Karbokation bebas adalah akiral Produk reaksi adalah rasemat atau beberapa ada yang mengalami inversi

24

Realitas SN1
Karbokation bias bereaksi pada sisi yang berlawanan

dengan sisi gugus lepas Reaksi yang terjadi disarankan dengan karbokation yang berjarak dengan gugus pergi selama terjadi adisi nukleofilik Alternatif bahwa terjadi SN2 tidak mungkin

25

Efek pembentukan pasangan ion


Jika gugus lepas tetap berasosiasi, maka produk

cendrung inversi dari retensi Produk hanya rasemat parsial dengan cendrung inversi dari retensi Assosiasi karbokation dan gugus lepas adalah pasangan ion

26

Karakteristik Reaksi SN1


Substrat Alkil halida tersier adalah yang paling reaktif pada mekanisme ini Reaksi dikontrol oleh kestabilan karbokation Menurut postulat Hammond,Setiap faktor yang menstabilkan intermediet berenergi tinggi akan menstabilkan keadaan transisi mengarah ke intermediet

27

Allylik dan Halida Benzylik


Intermediet Allylik dan benzylik ditsabilkan oleh

delokalisasi muatan Allylik dan benzylik primer lebih reaktif pada mekanisme SN2

28

Efek gugus lepas pada SN1


Secara kritik tergantung pada gugus lepas

Kereaktifan: ion halida yang lebih besar merupakan gugus lepas yang lebih baik Dalam asam, OH alkohol diprotonasi dan gugus lepas adalah H2O, yang masih kurang reaktif dibandingkan halida p-Toluensulfonat (TosO-) adalah gugus lepas yang baik

29

Nukleofil pada SN1


Bila adisi nuleofilik terjadi setelah

pembentukan karbokation, laju reaksi biasanya tidak dipengaruhi oleh konsentrasi nukleofil

30

Pelarut pada SN1


Menstabilkan karbokation juga menstabilkan

keadaan transisi dan kontrol jalu reaksi Efek pelarut pada reaksi SN1 sebagian besar untuk menstabilkan atau mendestabilkan keadaan transisi

31

Pelarut polar memudahkan Ionisasi


Pelarut polar, protik dan basa Lewis tidak reaktif

memudahkan terbentuknya R+ Kepolaran pelarut diukur sebagai polarisasi dielectrik (P) Pelarut nonpolar mempunyai P rendah Pelarut polar mempunyai P tinggi

32

Reaksi Substitusi Biologikal


Reaksi SN1 dan SN2 terjadi juga pada kimia

biologikal Tidak seperti yang di laboatorium, substrat pada substitusi biologikal sering berupa organodifosfat dari pada alkil halida

33

Reaksi Eliminasi Alkil Halida: Aturan Zaitsev


Eliminasi adalah jalur alternatif ke substitusi Berlawanan dengan reaksi adisi Menghasilkan alkena Dapat berkompetisi dengan substitusi dan

menurunkan jumlah produk, khususnya untuk SN1

34

Aturan Zaitsev untuk reaksi Eliminasi


Pada eliminasi HX dari alkil halida, produk alkena

yang lebih tersubstitusi adalah produk yang dominan

35

Mekanisme reaksi Eliminasi


Tatanama Ingold: E eliminasi E1: pertama X- lepas membentuk karbokation

suatu basa abstrak proton dari karbokation E2: Transfer terpadi proton ke suatu basa dan perginya gugus lepas

36

Reaksi E2 dan efek isotop Deuterium


Proton ditransfer ke

basa sebagai gugus lepas awal Keadaan transisi terjadina lepasnya X dan transfer H Alkana yang dihasilkan stereospesifik

37

Geometri Eliminasi E2
Antiperiplanar memungkinkan orbital bertumpang-

tindih dan meminimalkan interaksi efek sterik

38

Stereokimia E2
Tumpang tindih orbital pada keadaan transisi

membutuhkan geometri periplanar, anti penataan

39

Prediksi Produk
E2 adalah stereospesifik Meso-1,2-dibromo-1,2-difeniletana dengan basa

menghasilkan cis 1,2-difenil RR atau SS 1,2-dibromo-1,2-difeniletana menghasilkan trans 1,2-difenil

40

Reaksi E2 dan pembentukan sikloheksana


Proton diambil dan gugus lepas harus

menyesuaikan trans-diaksial menjadi anti periplanar (app) mendekati keadaan transisi Gugus equatorial tidak benar-benar sejajar

41

Reaksi E1 dan E1cB


Berkompetisi dengan SN1 dan E2 pada pusat 3 V = k [RX], sama denga SN1

42

Perbandingan E1 dan E2
Basa kuat dibutuhkan untuk E2 tapi tidak untuk E1 E2 stereospesifik, E1 tidak E1 menghasilkan orientasi Zaitsev

43

Reaksi E1cB
Berlangsung melalui intermediet karbanion

44

Reaksi Eliminasi Biologikal


Ketiga reaksi eliminasi terjadi dalam makhluk

hidup E1cB sangat umum Contoh spesifik terjadi pada biosintesis lemak bila 3-hidroksi butiril thioester di dehidrasi menghasilkan thioester nya

45

Ringkasan Kereaktifan: SN1, SN1, E1,E1cB, E2


Alkil halida mengalami berbagai reaksi berbeda yang

berkompetisi, tergantig pada reaksi molekul dan kondisi Berdasarkan polanya, dapat diprediksi produknya

46

bon courage..... et a la prochaine cours...


47

Anda mungkin juga menyukai