Anda di halaman 1dari 2

Prosedur kerja selanjutnya yang dilakukan ialah mengenal hemasitometer dan menggunakannya untuk menghitung jumlah sel.

Hal pertama yang dilakukan ialah membersihkan permukaan hitung hemasitometer serta kaca tutupnya. Kemudian diteteskan suspensi bakteri di atas permukaan hemasitometer, kemudian tutup dengan kaca penutup. Suspensi bakteri yang digunakan pada percobaan ini ialah air nira. Setelah itu hemasitometer diletakkan pada mikroskop yang telah tersambung dengan layar tv untuk kemudian diamati dan dihitung jumlah sel dari ruang hitung yang tersedia pada hemasitometer. Setelah dilakukan prosedur diatas didapatkan hasil perhitungan dari blok-blok ruang hitung hemasitometer sebanyak 2500 sel khamir. Sel ini didapatkan dari bentuk-bentuk yang beragam dan juga bergerak dari pengamatan pada mikroskop tersebut. Perhitungan sel ini dilakukan dari 5 bagian, yaitu 4 pojok hemasitometer dan bagian tengah hemasitometer. Perhitungan yang telah dilakukan berdasarkan rumus didapatkan hasil jumlah sel per ml ialah sebanyak 1.25 x 108 sel/ml. Jumlah tersebut sangat banyak, sehingga dapat diketahui pada sampel nira sebanyak 1 ml terdapat 125000000 atau 1.25 x 10 8 sel khamir yang terkandung didalamnya. Penghitungan dengan menggunakan hemasitometer adalah salah satu metode hitung langsung (DMC, Direct Microscopic Count), dimana metode DMC ini memiliki kelebihan yaitu pelaksanaannya yang cepat, karena data yang dihasilkan juga cepat. Hal ini dikarenakan datanya atau jumlah selnya langsung didapat pada saat itu juga setelah menghitung menggunakan rumusnyan tidak memerlukan banyak peralatan. Serta cepat dalam menghasilkan data dan tak perlu menunggu lama, serta a dan menghemat biaya. Sedangkan kelemahannya ialah tidak dapat membedakan antara sel yang mati dengan yang hidup karena perhitungannya secara keseluruhan dan data yang dihasilkan tidak akurat karena setiap pengamat memiliki mata yang berbeda-beda dan terdapat keterbatasan dalam melihat serta menghitung sel yang ada dalam kamar Haemocytometer. Kelemahan lainnya adalah sulitnya menghitung sel yang berukuran sangat kecil akibat ketebalan hemasitometer tidak memungkinkan digunakannya lensa objektif celup minyak. Khamir yang diamaati pada praktikum kal ini adalah jenis khamir pada nira yang sudah terfermnetasi sehingga menghasilkan asam, sehingga diduga bakteri atau khamir yang terdapat pada sampel adalah jenis Acetobacter aceti. Dimana menurut

Boulton (1999) struktur morfologi sel nya adalah berbentuk spherical, panjang, berbentuk batang, dan dapat pula berbentuk lengkung dan berfilamen. A. aceti dapat ditemukan sebagai sel tunggal, berpasangan maupun membentuk koloni rantai. Dari hasil pengamatan didapatkan hasil pengamatan yang tidak berbeda jauh dengan referensi yang didapatkan, sehingga diduga kuat bahwa khamir yang diamati pada sampel adalah berjenis Acetobacter aceti.

Anda mungkin juga menyukai