Anda di halaman 1dari 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Material bioaktif adalah material yang biasa digunakan untuk memperbaiki dan merekontruksi bagian tubuh manusia. Berbeda dengan material bio pada umumnya yang merupakan material inert karena hampir tidak bereaksi dengan jaringan tubuh, material bioaktif mempunyai kemampuan untuk terikat secara langsung dengan tulang. Keuntungan material seperti ini lebih stabil sebagai bahan implant dan lebih tahan lama (Vallet dan Gonzalez, 2004; Carter dan Norton, 2007). Material bioaktif relatif tidak sekuat bahan implan yang sudah umum digunakan seperti metal dan material keramik lain seperti alumina dan zirconia. Untuk itu material bioaktif biasanya digunakan sebagai pelapis substrat tergantung kekuatan dan kekerasan substrat. Material bioaktif yang penting adalah hydroxyapatite (HA). Hal ini disebabkan bahan tulang alami adalah suatu komposit partikel HA dengan serat kolagen organik. Kandungan HA dalam bahan tulang alami adalah 70% berat. Dewasa ini masih dikembangkan komposit HA sebagai replika tulang dengan sifat mekanik yang mirip dengan tulang. Pada umumnya sintesa partikel apatite menggunakan metode reaksi fase padat yang merupakan proses yang relatif sulit untuk menghasilkan material dengan komposisi yang homogen dan ukuran yang seragam. Disamping itu, metode ini membutuhkan reaksi pada suhu tinggi lebih dari 1000C dan waktu reaksi yang lama (Kottaisamy dkk, 1997;1999). Selain itu, produk dari metode fase padat ini masih membutuhkan proses lanjutan untuk memperkecil ukuran hingga skala mikrometer seperti ball mill atau grinding. Proses memperkecil ukuran ini biasanya menyebabkan permukaan partikel mengalami kerusakan yang akan mengurangi kualitas produk. Metode lain untuk memproduksi partikel apatite adalah metode proses liquid diantaranya metode sol gel dan metode pengendapan (Liou dan Chen, 2002; Narasaraju dan Phebe, 1996). Akan tetapi dengan metode ini dibutuhkan waktu yang lama, memerlukan beberapa tahapan dan banyak impuritis yang dihasilkan terkadang berdampak kurang baik terhadap lingkungan. Karena impuritis pada proses ini dihilangkan dengan pencucian yang umumnya menggunakan pelarut yang kurang ramah lingkungan. Upaya mencari metode proses yang meminimalkan produk samping dan impuritis perlu dikembangkan untuk menghasilkan produk yang relatif cepat dan kontinyu namun murni dan minim produk samping. Dari penelitian terdahulu, metode flame spray pyrolysis dapat menghasilkan partikel dengan kemurnian tinggi dibanding dengan proses fase padat dan liquid untuk memproduksi bahan semikonduktor (Chen dkk, 1998). Flame spray pyrolysis adalah proses yang mensintesa partikel yang cara mengubah bahan prekursor yang biasanya berupa larutan menjadi material yang tergantung pada prekursor yang digunakan dengan memanfaatkan sumber panas flame (Kammler dkk, 2001). 1

Yang membedakannya dengan proses spray pyrolysis saja adalah pada proses spray pyrolysis, energi yang digunakan berasal dari sumber listrik dengan memanaskan bagian luar pipa yang didalamnya dialirkan gas pembawa prekursor. Flame spray pyrolysis merupakan proses kontinyu yang memungkinkan untuk diaplikasikan di industri. Keuntungan lain dari proses ini adalah dapat menggunakan beragam prekursor dengan menjangkau berbagai macam material untuk aplikasi yang beragam pula. Partikel yang dihasilkan relatif seragam dengan deviasi yang sempit. Sebagaimana proses spray pyrolysis pada umumnya, kontrol morfologi dan ukuran partikel pun relatif mudah yaitu antara lain dengan mengatur laju alir bahan bakar dan gas oksidator serta konsentrasi prekursor (Widiyastuti dkk, 2007; 2009).

1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah Untuk memproduksi partikel apatite yang ramah lingkungan dan produk yang terkontrol meliputi ukuran, morfologi dan kristalinitas partikel, maka perlu dilakukan sintesis apatite dengan menggunakan metode flame spray pyrolysis. Pengaruh laju alir bahan bakar dan gas oksidator terhadap ukuran, morfologi dan kristalinitas partikel akan dipaparkan pada laporan ini.

1.3 Tujuan Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah mempelajari pembentukan partikel hydroxyapatite (HA) dengan metode flame, mengetahui pengaruh laju alir bahan bakar (propane), carrier gas, dan konsentrasi prekursor terhadap pembentukan partikel dengan simulasi CFD dan eksperiment, menentukan kondisi optimum yang diperoleh dari simulasi dan eksperiment serta pengaruh post treatment terhadap morfologi partikel HA.

1.4 Relevansi Dari penelitian ini adalah dapat diketahui kondisi operasi yang optimal pada sintesis partikel dengan studi kasus partikel HA menggunakan metode flame. Informasi yang diperoleh mempunyai relevansi pemberian rekomendasi dalam desain reaktor flame dengan performance yang baik dari segi teknik maupun ekonomi serta mengetahui metode kontrol temperatur terhadap proses pembentukan partikel dengan metode flame sehingga dihasilkan partikel HA sesuai dengan spesifikasi dibidang medis.

1.5 Target Luaran

Target luaran dari penelitian ini adalah publikasi artikel ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal terakreditasi nasional atau internasional.

Anda mungkin juga menyukai