Anda di halaman 1dari 2

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan

sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan. Gabungan Huruf Konsonan Contoh Pemakaian dalam kata Di awal Di tengah Di Akhir Kh Khusus akhir tarikh Ny Nyata hanyut Dalam hal ini serimg kita jumpai persamaan dalam melafalkan huruf antara negara satu dengan yang lainya,persamaan ini disebabkan adanya sebuah kesepakatan diantara negara-negara yang ada,di tambah lagi adanya bahasa internasional yang pasti membuat persamaan lafal dalam pengucapan semakin terbiasa. F. Pemenggalan Kata 1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut: a. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. Contoh: ma-af, la-in, ni-at. Huruf diftong ai,au,oi tidak pernah diceraikan sehingga pemenggalan kata tidak dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. Contoh: Au-la bukan a-u-la b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Contoh: Le-wat, me-rah, ba-yam, mu-ta-khir, de-la-pan. c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan. Contoh: Sam-bal, ber-sih, pas-ti, war-ga. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsure lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di antara unsur-unsur ituatau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaedah 1a, 1b, 1c, 1d, di atas. Contoh: mili-meter, mi-li-me-ter intro-speksi, in-tro-spek-si bio-grafi, bi-o-gra-fi Keterangan: Nama orang, badan hukum, dan nama diri yang laindisesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan kecuali jika ada pertimbangan khusus.

B. Kata turunan 1. Imbuhan (awalan,sisipan,akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Contoh:bergeletar,dikelola,penatapan,menengok,mempermainkan. 2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Misalnya: bertepuk tangan,garis bawahi,menganak sungai,sebar luaskan. 3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya: menggarisbawahi,menyebarluaskan,dilipatgandakan,penghancurleburan. 4. Jika salah satu unsure gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,gabungan kata itu ditulis serangkai. Contoh: antarkota,dasawarsa,adipati,audiogram,ekstrakurikuler,elektroteknik,introspeksi,semipropesional,dan lainlain. C. Gabungan Kata 1) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemu,termasuk istilah khusus,unsure-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya: duta besar,kambing hitam,orang tua,rumah sakit umum. 2) Gabungan kata,termasuk istilah khusus,yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsure yang bersangkutan. Misalnya: Alat pandang-dengar,anak-istri saya,buku sejarah-baru,mesin-hitung tangan. 3) Gabungan kata berikut ditulis serangkai.

Misalnya: acapkali, adakalanya, belasungkawa, halalbihalal, titimangsa, saptamarga, radioaktif. D. Kata Ganti ku, kau, -mu, -nya Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya;-ku, -mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Apa yang kumiliki boleh kauambil. Bukuku, bukumu dan bukunya tersimpan di perpustakaan. E. Kata Depan di, ke, dari Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebgai satu kata seperti kepada dan daripada. Misalnya: Kain itu terletak di dalam lemari Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu. Ia datang dari Surabaya kemarin. F. Kata si dan sang Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil. Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar. Dari uraian singkat di atas maka kita bisa menarik kesimpulan/penulis mencoba memberikan kesimpulan berdasarkan data-data dan fakta dilapangan menunjukkan masih banyak orang-orang tidak memahami pemakain bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Jadi dilhat dari fungsinya bahasa merupakan jantung dari kehidupan ini karena tanpa bahasa kita tidak akan bisa berinteraksi sesama yang lain. Maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia harus bisa menjaga keaslian berbahasa Indonesia yang baik dan benar, karena dipandangnya suatu bangsa itu tidak lepas dari bagaimana kita menggunakan basaha yang dapat dipahami atau mudah dimengerti oleh bangsa lain. Mudah-mudahan urain singkat diatas dapat memberi sumbang sih bagi pembaca, saran dan kritik yang sifatnya membangun selalu penulis harapkan, demi kesempurnaan karya tulis kami ini yang berjudul Berbahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar. Dan atas bimbingan dan saran -saran Bapak Dosen, saya ucapkan terimakasih. B. Saran Sudah selayaknya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar khususnya dalam bahasa tulis. Dengan adanya penjabaran tentang pamakaian EYD diharapkan para pembaca dapat memahami dan menerapkan penggunaan EYD dalam pembuatan suatu karya tulis.Dan semoga penjabaran ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai