Anda di halaman 1dari 17

Hadi Apriliawan (1989) menyandang gelar S1 Keteknikan Pertanian dari sebuah universitas berkualitas di Jawa Timur, Universitas Brawijaya,

Malang. Tahun 2008 menemukan Alat Pasteurisasi Susu Non Thermal dengan sistem Kejut Listrik yang disebut SULIS yang digunakan oleh peternak-peternak susu di Kawasan Malang dan sekitarnya. Teknologi ini telah di kembangkan mulai tahun 2009 dan telah mengalami penyempurnaan baik dari sisi design ataupun proses. Asal mula di temukannya teknologi ini adalah ketika Hadi melihat permasalahan yang timbul di kalangan peternak susu. Susu yang di jual peternak di hargai sangat rendah karena jumlah bakteri dalam susu yang tinggi. Selain itu, banyak di antara masyarakat desa yang setelah minum susu hasil perahan justru malah jatuh sakit. Fenomena inilah yang mampu mengetuk hati dan menggugah pemikiran kreatif Hadi untuk menciptakan sebuah alat yang mampu menjawab problematika klasik di kalangan masyarakat dan peternak susu tersebut. Selain fenomena di atas, timbul sebuah permasalah lagi dari teknologi yang sudah ada yakni teknologi pasteurisasi dengan sistem thermal. Teknologi ini mempunyai prinsip membunuh bakteri dengan pemanasan. Seperti yang di ketahui bersama bahwa susu banyak mengandung protein atau zat gizi yang bermanfaat untuk tubuh. Hal ini lah yang menjadi dilema bahwa

dengan teknologi yang sudah ada akan mampu membunuh bakteri namun karena dengan prinsip pemanasan maka sekaligus juga menghancurkan protein dalam susu sehingga mengurangi kandungan gizinya. Latar belakang inilah yang membuat Hadi menciptakan sebuah alat pasteurisasi susu dengan sistem non thermal sehingga mampu membunuh bakteri jahat dan mampu mempertahankan kandungan gizi di dalam susu. Riset tentang alat pasteurisasi ini telah dilakukan Hadi mulai tahun 2009. Di mulai dari program kreatifitas mahasiswa sampai pada penelitian tingkat hasil susu yang di pasteurisasikan. Di awal penelitian alat ini telah mampu menyabet gelar Medali Emas PIMNAS pada tahun 2010, dan selanjutnya dikompetisi yang lain. Hal inilah yang menjadi bukti bahwa alat ini memiliki tingkat kebermanfaatan yang tinggi. Setelah itu, alat ini mulai di kembangkan menuju ke penelitian biomolekuler. Penelitian ini menitikberatkan pada kualitas hasil susu yang telah di pasteurisasi sesuai dengan SNI tahun 2000. Riset membuktikan bahwa kandungan protein dalam susu mampu bertahan sampai 96% sedangkan pada teknologi yang lalu hanya sekitar 50%. Bakteri yang di bunuh dengan alat ini mencapai tingkat efisiensi + 98% sedangkan pada alat sebelumnya hanya 70% saja. Riset ini membuktikan bahwa teknologi ini memang mampu membuat susu aman dan sehat untuk di konsumsi. Dampak positif yang di timbulkan dari alat ini telah dirasakan kebermanfaatannya oleh masyarakat peternak diantaranya adalah terbunuhnya bakteri dalam susu dan kandungan protein yang tidak rusak hal ini dapat meningkatkan nilai jual susu bagi peternak. Peningkatan nilai jual ini terjadi karena peningkatan grade susu yang dimiliki oleh peternak. Industri besar atau pengepul susu yang menampung susu dari peternak biasanya mensyaratkan grade 1 menjadi harga yang paling tinggi, dengan kualifikasi kandungan protein terjaga, bakteri kurang dari satu juta cfu/ml dalam 1 liter. Alat ini mampu meningkatkan grade susu peternak sampai pada grade 1 sehingga jelas akan meningkatkan penjualan susu bagi para peternak setiap harinya, artinya secara ekonomi peternak telah diuntungkan berlipat ganda oleh alat ini. SULIS yang diusung oleh Hadi tidak hanya mendatangakan kebermanfaatan bagi para peternak tetapi juga mampu menjadi inspirasi para pemuda kususnya di Universitas Brawijaya Malang dan seluruh peternak yang ada di Indonesia. Dengan adanya alat ini, Hadi berkesempatan memberikan sharing season kepada seluruh mahasiswa UB dan bahkan Universitas lain di seluruh Indonesia seperti Unair, IPB, UGM. selain itu Hadi juga

berkesempatan memberikan materi inspirasi kepada komunitas tekhnopreneur muda Indonesia yang tergabung dalam I-STEP, BIC, INOTEK dan RISTEK dari Kementrian Riset dan Teknologi. Di kalangan pemuda masyakarat, Hadi juga membentuk sebuah perkumpulan (CV INOVASI ANAK NEGERI) yang mengarah pada penciptaan ide kreatif untuk mengatasi permasalahan masyarakat yang di tuangkan dalam bentuk karya tulis, serta membentuk sebuah bimbingan yang mengarahkan para pemuda untuk menjadikan ide kratifnya sampai pada pemasaran produk. Program bimbingan ini sangat bermanfaat ke depan sebab biasanya ide kreatif pemuda itu hanya sebatas pada tulisan di atas kertas sehingga tidak dapat di manfaatkan masyarakat secara luas. Sekarang SULIS telah dimanfaatkan oleh ratusan peternak yang ada di Kota Malang. Sehingga saat ini akan diadakan produksi masal. Dalam proses produksinya Hadi berhasil memberdayakan pemuda-pemuda yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal. Mereka menjadi produktif dengan keahlian yang dimilikinya. Pemuda menjadi antusias dan berhasil mempunyai pendapatan sendiri. Animo seperti ini menciptakan atmosfer positif di kalangan pemuda. Karya ini adalah sebuah invensi dari Hadi. Hal ini terbukti dengan telah di patenkannya alat ini sehingga menjadi hak kekayaan intelektual inventor. Berikut kami lampirkan foto-foto hasil kegiatan dan program yang sudah kami laksanakan terkait teknologi yang kami ciptakan.

Dalam usahanya memasarkan produk, kami menempuh beberapa strategi taktis, Salah satu strategi yang dirasa ampuh adalah dengan mengikuti sejumlah pameran tingkat Nasional maupun Internasional. Foto Di atas adalah pameran teknologi tepat guna di Polinema Malang. Terlihat antusiasme dari pengunjung pameran saat kami mensimulasikan kerja alat.

Saat mengikuti pameran di Jambore Pemuda Indonesia 2011 oleh Kemenpora. Tim kami diundang oleh Asosiasi Peternak Kambing Peranakan Etawa Nasional. Foto di atas bersama Bpk. Jono selaku Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Malang. Dalam kesempatan itu pula, Bpk. Jono menawarkan kontrak kerjasama pembelian alat kami untuk meningkatkan kualitas produksi susu di Kabupaten Malang.

Foto di atas Menggambarkan aktifitas kami di laboratorium Mekatronik Fakultas Teknologi Pertanian Universita Brawijaya Malang yang telah berstandard Nasional. Aktifitas dalam foto menggambarkan proses pengerjakan alat.

Dengan semangat berbagi kami sering memberikan Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Dalam Rangka Persiapan PIMNAS 2011. Foto di atas menggambarkan dedikasi kami dalam Ilmu dan Pengalaman kepada mahasiswa-mahasiswa di Universitas Brawijaya .

Dalam usahanya mengembangkan produk, kami menjalin kerjasama dengan beberapa investor dan sentral usaha UKM. Foto diatas adalah salah satu partner kerja kami yang berasal dari KOREA. Ini bukti keberhasilan kami dalam mewujudkan mimpi untuk GO Internasional.

Foto di atas adalah kegiatan kami dalam mengikuti pelatihan pemanfaatan hasil penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kreatifitas mahasiswa yang berpotensi paten. Tim kami berhasil mendapatkan pendanaan pelatihan paten dari Dirjen Haki. Dan saat ini kami telah mendapatkan nomor paten dari alat.

Bapak Fasli Jalal Wakil Mentri Pendidikan saat berkunjung ke stand kami (Poli Teknik Negeri Malang), dan mencoba susu hasil pasteurisasi

Anda mungkin juga menyukai