Anda di halaman 1dari 2

Amiradyta Mahartiza/07120100076 DPES III Assignment House vs. God House vs.

. God adalah salah satu episode dari season kedua serial House. Episode ini menceritakan tentang House dan seorang pasien yang ternyata adalah seorang pendeta muda berusia 15 tahun bernama Boyd, yang percaya bahwa dirinya adalah utusan Tuhan dan memiliki kekuatan sendiri untuk menyembuhkan orang dan penyakitnyalah yang membuat ia berhubungan baik dengan Tuhan, sementara dr. House sendiri tidak terlalu percaya akan sebuah agama atau keyakinan yang tidak dapat dibuktikan secara nyata. Sehingga di dalam episode ini banyak terjadi pertentangan antara dr. House dengan pasiennya. Saya merasa perilaku House terhadap Boyd itu tidak seharusnya dilakukan, karena sebagai sesama umat manusia harus saling menghargai walaupun kita berbeda ras, suku, agama, dan bangsa. Bila seseorang memiliki keyakinan yang berbeda dengan kita jangan kita remehkan atau kita tantang karena menurut saya yang namanya memiliki keyakinan itu bukan memakai akal logika tetapi lebih dari kepercayaan dan keyakinan kita akan suatu jalan yang kita anggap akan dapat membawa kita ke kebenaran serta kelapangan lahir dan batin. Saya merasa perilaku House terhadap Boyd itu tidak menghargai Boyd sebagai pemeluk agama Kristen yang taat. House mungkin memang tidak percaya akan adanya Tuhan, tetapi seharusnya dia dapat lebih menghargai Boyd dengan bersikap lebih sopan dan tidak menantang Tuhan terhadap Boyd. Saya tidak setuju tentang pandangan House tentang spiritualitas, karena hal yang bersifat spiritual itu memang dibutuhkan dalam hidup. Bahkan spiritual adalah salah satu komponen penting dalam pembentukan karakter (IQ, EQ, dan SQ). Di dalam episode ini House berkata bahwa dia tidak percaya akan adanya agama karena itu adalah sesuatu yang tidak ada wujudnya, dan dia berpikir bagaimana cara untuk mempercayai sesuatu yang tidak ada bentuknya. Saya merasa bahwa tidak semua di dunia ini memiliki bentuk atau wujud, melainkan ada yang hanya dapat dirasakan dan kita ikuti jalannya. Mungkin memang terdengar tidak masuk akal tetapi itulah yang namanya keyakinan, dan untuk bukti akan adanya agama saya rasa tiap agama memiliki kitabnya masing-masing da nada sejarah yang jelas tentang kitab masing-masing, dan di dalam kitab-kitab itu sendiri dijelaskan tentang aturan serta apa yang harus dijalani oleh tiap umat beragama. Koneksi antara pluralisme dan cerita dari House vs. God adalah bahwa House tidak memiliki sifat pluralisme. Pluralisme berarti dapat menghargai serta berusaha untuk memahami perbedaan dan persamaan agar tetap dapat hidup dengan rukun. Di episode ini House jelas-jelas tidak mempercayai adanya Tuhan dan tidak menghargai atas bentuk-bentuk keyakinan yang ditunjukkan oleh Boyd. Ini menunjukkan bahwa House tidak memiliki sifat toleransi terhadap orangorang yang ia anggap salah atau gila karena memercayai. Hal yang saya pelajari dari film adalah bahwa kita harus memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap Tuhan dan ilmu pengetahuan. Bila dua hal itu dapat berjalan beriringan maka kualitas hidup manusia akan lebih baik, karena untuk proses

Amiradyta Mahartiza/07120100076 DPES III Assignment House vs. God penyembuhan selain dibantu dengan penanganan dan medikasi diperlukan juga rasa optimis seseorang yang berdoa kepada Tuhan untuk mencapai kesembuhannya. Selain itu banyak nilai-nilai agama yang tidak dapat dijelaskan pada awalnya namun dapat dijelaskan dengan adanya hasil-hasil ilmu penelitian.

Anda mungkin juga menyukai