Anda di halaman 1dari 3

FAKTOR FISIOLOGIS Keberhasilan pembuatan GTL tergantung dari retensi dan dukungan jaringan sekitarnya, sehingga dapat mempertahankan

keadaan jaringan normal. Hal ini mencakup : a. Kondisi edentulous berupa : processus alveolaris, saliva, batas mukosa bergerak dan tidak bergerak, kompresibilitas jaringan mukosa, bentuk dan gerakan otot-otot muka, bentuk dan gerakan lidah. b. . Ukuran, warna, bentuk gigi dan gusi yang cocok c. Sifat dan material yang hampir sama dengan kondisi mulut d. Penetapan / pengaturan gigi yang benar, meliputi : Posisi dan bentuk lengkung deretan gigi Posisi individual gigi Relasi gigi dalam satu lengkung dan antara gigi-gigi RA dan RB e. Sifat dan material yang hampir sama dengan kondisi mulut. Jaringan yang tidak bergerak di dalam mulut akan dijadikan landasan bagi gigi tiruan lengkap. Batas antara jaringan yang bergerak dan tidak bergerak disebut mucobuccal fold dan fornik. Batas ini harus diteliti dengan seksama untuk mengetahui batas yang tepat dari gigi tiruan lengkap yang akan dibuat. Perawatan pada pengguna GTL dapat dikatakan berhasil apabila enak dipakai, nyaman dan menyenangkan, dapat mengembalikan fungsi bicara, pengunyahan dan estetis, serta dapat memelihara keadaan jaringan mulut. Retensi dapat didefinisikan sebagai kekuatan menahan dari suatu gigi tiruan terhadap daya lepas pada saat gigi tiruan tersebut dalam keadaan diam. Pemeriksaan retensi dilakukan dengan memasangkan gigi tiruan kuat-kuat dalam mulut dan mencoba melepaskannya dengan gaya tegak lurus terhadap bidang oklusal. Bila gigi tiruan dapat bertahan terhadap gaya-gaya tersebut, berarti gigi tiruan mempunyai retensi yang cukup. Gaya-gaya fisik yang berhubungan dengan retensi GTL adalah : 1. Tekanan permukaan, meliputi gaya adhesi antara saliva dan gigi tiruan serta mukosa. 2. Gaya-gaya dalam cairan, meliputi tegangan permukaan saliva, gaya-gaya kohesi dalam cairan saliva, dan viskositas saliva, semua mempengaruhi retensi gigi tiruan dan berhubungan erat dengan ketepatan kontak basis terhadap jaringan 3. Tekanan atmosfer, yaitu tekanan atmosfer menahan gaya-gaya yang akan melepaskan gigi tiruan asalkan ada peripherial seal yang utuh. Menurut Basker dkk (1996), kekuatan retentif memberikan kekuatan terhadap pengungkitan gigi tiruan dari mukosa pendukung dan bekerja melalui 3 permukaan gigi tiruan antara lain: a. Permukaan oklusal (occlusal surface) : bagian permukaan gigi tiruan yang berkontak atau hampir berkontak dengan permukaan yang sesuai pada gigi tiruan lawan atau gigi asli.

b. Permukaan poles (polishing surface): bagian permukaan gigi tiruan yang terbentang dari tepi gigi tiruan ke permukaan oklusal, termasuk permukaan palatal. Bagian basis gigi tiruan inilah yang biasanya dipoles, termasuk permukaan bukal dan lingual gigi-geligi, dan permukaan ini berkontak dengan bibir, pipi, dan lidah. c. Permukaan cetakan (finishing surface): bagian permukaaan gigi tiruan yang konturnya ditentukan oleh cetakan. Bagian ini mencakup tepi gigi tiruan yang terbentang ke permukaan poles. Tekanan retentif yang berperan terhadap semua permukaan adalah tekanan otot dan tekanan fisik. Faktor retensi dan stabilisasi adalah faktor yang penting dalam keberhasilan GTL. Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi GTL, terutama GTL rahang atas: 1. Faktor fisis: a. Peripherial seal, efektifitas peripherial seal sangat mempengaruhi efek retensi dari tekanan atmosfer. Posisi terbaik peripherial seal adalah disekeliling tepi gigi tiruan yaitu pada permukaan bukal gigi tiruan atas, pada permukaan bukal dan lingual gigi tiruan bawah. b. Postdam, diletakkan tepat disebelah anterior garis getar dari palatum molle dekat fovea palatine. 2. Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut. Ketepatan kontak antara basis gigi tiruan dengan mukosa mulut, tergantung dari efektivitas gayagaya fisik dari adhesi dan kohesi, yang bersama-sama dikenal sebagai adhesi selektif. 3. Perluasan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa ( fitting surface). Retensi gigi tiruan berbanding langsung dengan luas daerah yang ditutupi olehbasis gigi tiruan. 4. Residual Ridge, karena disini tidak ada lagi gigi yang dapat dipakai sebagai pegangan terutama pada rahang atas. 5. Faktor kompresibilitas jaringan lunak dan tulang dibawahnya untuk menghindari rasa sakit dan terlepasnya gigi tiruan saat berfungsi. Stabilisasi pada gigi tiruan lengkap merupakan kekuatan menahan dari suatu gigi tiruan terhadap kekuatan daya lepas pada saat gigi tiruan berfungsi (adanya tekanan fungsional). Tercapainya suatu hasil yang diinginkan, maka diperlukan suatu alat yang disebut artikulator yang dapat mewakili rahang pasien. Adapun jenis artikulator yang digunakan disini adalah artikulator jenis simple anatomical type, yang disebut Free Plane Articulator yang terdiri dari bagian upper member, lower member, incisal guide pin dan mounting tabel.

Soelarko, R. M. dan Wachijati, H., 1980, Diktat Prostodonsia Full Denture, FKG Unnpad, Bandung. Swenson, M. G., 1960, Complete Denture, 5 th ed., C. V. Mosby Co., Saint Louis. Basker., R. M., Davenport, J.C. and Tomlin, H. R., 1996, Perawatan Prostodontik bagi Pasien Tak Bergigi ( terj. ), Edisi III, EGC, Jakarta. Itjingningsih , W. H., 1996, Geligi Tiruan Lengkap Lepas, Cetakan III, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai