Anda di halaman 1dari 9

A.

MANAGERIAL EFFECTIVENESS (EFEKTIVITAS MANAJERIAL)

First Definition Managerial Effetiveness is a measure of the appropriateness of the goals that managers have selected for the organization to purse and of the degree to which the organization achieves these goals. Organization are effective when managers choose appropriate goals and then achieve them. For example, managers at McDonalds decided on the goal of providing breakfast service to attract more customers. The choice of this goal has proved very smart, for sales of breakfast food now account for more than 30% of McDonalds revenue.

Translate: Efektivitas Manajerial adalah pengukuran kesesuaian terhadap tujuan yang dipilih oleh seorang manajer untuk dicapai oleh organisasinya dan tingkatan sejauh mana organisasinya dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut. Organisasi dapat dikatakan efektif ketika manajer memilih tujuan-tujuan mana yang sesuai dan kemudian dicapai. Sebagai contoh, manajer McDonalds memutuskan untuk membuat tujuan untuk menyediakan pelayanan sarapan pagi untuk menarik pelanggan lebih banyak. Pemilihan tujuan ini terbukti sangatlah pintar karena hingga saat ini penjualan makanan untuk sarapan pagi ini telah lebih dari 30% dari pendapatan McDonalds.

Source: Jones, Gareth R. & Jennifer M, George. 2009. Essentials of Contemporary Management. New York : McGraw-Hill. page 6.

Second Definition Managerial Effectiveness is concerned with doing the right things and relates to outputs of the job and what the manager actually achieves. In order to be effective, the manager must give attention to outputs of the job to performance in terms of such factors as obtaining best possible results in the important areas of the organisation, optimising use of resources, increasing profitability, and attainment of the aims and objectives of the organisation. Effectiveness must be related to the achievement of some purpose, objective or task to the performance of the process of management and the execution of work. Criteria for assessing the effectiveness of a manager should be considered in terms of measuring the results that the manager is intended to achieve. Managerial effectiveness results from a combination of personal attributes and dimensions of the managers job in meeting the demands of the situation, and satisfying the requirements of the organisation. Reddin distinguishes managerial effectiveness from (i) apparent effectiveness, and (ii) personal effectiveness. Apparent effectiveness is the extent to which the behaviour of the manager for example punctuality, giving prompt answers, tidiness, making quick decisions and good

public relations gives the appearance of effectiveness. Such qualities may or may not be relevant to effectiveness. Personal effectiveness is the extent to which the manager achieves personal objectives for example power and prestige rather than the objectives of the organisation.

Translate : Efektivitas manajerial berkaitan dengan 'melakukan hal yang benar' dan berhubungan dengan output dari pekerjaan dan apa yang benar-benar dicapai manajer. Untuk menjadi efektif, manajer harus memberikan perhatian terhadap output dari pekerjaan - untuk kinerja dalam hal faktor-faktor seperti mendapatkan hasil yang terbaik dalam bidang-bidang penting organisasi, optimalisasi penggunaan sumber daya, meningkatkan keuntungan, dan pencapaian maksud dan tujuan organisasi. Efektivitas harus berhubungan dengan pencapaian suatu tujuan, tujuan atau tugas untuk kinerja proses manajemen dan pelaksanaan pekerjaan. Kriteria untuk menilai efektivitas manajer harus dipertimbangkan dalam hal mengukur hasil bahwa manajer dimaksudkan untuk mencapai. Efektivitas Managerial merupakan hasil dari kombinasi atribut seseorang (personal) dan dimensi dari pekerjaan seorang manajer yang mempertemukan situasi permintaan dan kepuasaan yang dibutuhkan dalam sebuah organisasi. Reddin membagi efektivitas manajerial menjadi efektivitas yang terlihat (terlihat dari luar seseorang) dan efektivitas yang tidak terlihat (dari dalam diri personal). Efektivitas yang terlihat maksudnya adalah sejauh mana perilaku dari manajer tersebut seperti ketepatan waktu, dapat memberikan jawaban yang cepat, kerapihan, dapat membuat

keputusan secara cepat dan hubungan ke masyarakatnya bagus. Kualitas tersebut relevan terhadap efektivitas. Efektivitas personal adalah sejauh mana si manajer mencapai tujuan personalnya, misalnya prestige (harga diri) dan kekuatan, dibandingkan tujuan organisasinya.

Source: Mullins, Laurie J. 2010. Management & Organisational Behaviour, Ninth Edition. London: Prentice-Hall. page 475-479.

Third Definition Managerial effectiveness is any set of managerial actions believed to optimal for indentifying,assimilating and utilizing both internal and external resources towards sustaining over the long term, the functioning of organizational for which a manager has some degree of responsibility.

Translate : Efektifitas manajerial yaitu setiap tindakan manajerial yang dipercaya untuk mengoptimalkan identitas, asimilasi dan memanfaatkan baik sumbe rdaya internal dan eksternal untuk mempertahankan dalam jangka waktu yang panjang, fungsi dari organisasi dimana manajer mempunyai tanggung jawab.

Source : Rajul dutt. 2008. Industrial Economic and Principle of Management. Khrisna Prakashan Media, Ltd. Page 160.

KESIMPULAN DEFINISI Dari ketiga definisi di atas, saya menyimpulkan bahwa efektifitas manajerial merupakan tindakan-rindakan yang dilakukan manajer untuk mengoptimalkan organisasinya. Efektifitas manajerial merupakan suatu tindakan manajerial yang mengukur sesuai atau tidaknya tujuan yang dipilih oleh seorang manajer untuk dicapai oleh organisasinya dan tingkatan sejauh mana pencapaian organisasi terhadap tujuan-tujuan tersebut. Tindakan manejerial dalam organisasi dapat dikatakan efektif saat manajer memilih tujuan- yang sesuai dan kemudian dicapai oleh organisasi. Dan untuk mencapai suatu efektifitas manajerial, manajer harus memberikan perhatian terhadap output dari kinerja ( seperti mendapatkan hasil yang terbaik dalam bidang-bidang penting organisasi, optimalisasi penggunaan sumber daya, meningkatkan keuntungan, dan pencapaian maksud dan tujuan organisasi.)

B. POWER (KEKUASAAN)

First Definition Power is an intangible force in organizations. It cannot be seen, but its effect can be felt. Power is often defined as the potential ability of one person (or department) to influence other persons (or departments) to carry out order or to do something they otherwise would not have done. Other definitions street that power is the ability to achieve goals or outcomes the power holders desire. The achievement of desire outcomes is the basis of the definition used here. Power is the ability of one person or department in organization to influence other people to bring about desired outcomes.

Translate : Kekuasaan adalah kekuatan tidak berwujud dalam organisasi. Hal tersebut tidak dapat dilihat, tetapi efeknya dapat dirasakan. Kekuasaan sering didefinisikan sebagai kemampuan potensial seseorang (atau departemen) untuk mempengaruhi orang lain (atau departemen) untuk melaksanakan perintah atau melakukan sesuatu mereka nyatakan tidak akan melakukannya. Definisi lain menyatakan kekuasaan adalah kemampuan untuk mencapai tujuan atau hasil yang pemegang kekuasaan inginkan. Pencapaian hasil keinginan adalah dasar dari definisi yang digunakan di sini. Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau departemen dalam organisasi untuk mempengaruhi orang lain untuk membawa hasil yang diinginkan.

Source: Richard L. Daft . 2008. The Leadership Experience .4th edn . USA : Thomson South Western. page 362

Second Definition Power has been defined in a variety of ways.Thibaut and kelley (1959) defined power as having behavioral or fate control over the behavior of another. Mechanic (1962) defined it as any force that result in behavior that would not have occured if the force had not been present. Siu (1979) defined power as the influence over the beliefs, emotions, and behaviors of people. Power exist when only there is an unequal relationship between two people and where one of the two is dependent of the other (Emerson,1962).

Translate : Kekuasaan telah didefinisikan dalam berbagai cara. Thibaut dan kelley (1959) mendefinisikan kekuasaan sebagai kemampuan untuk mengontrol perilaku atau nasib atas perilaku orang lain. Mechanic (1962) mendefinisikan sebagai kekuatan apapun yang mengakibatkan perilaku yang tidak akan terjadi jika kekuatan tidak pernah dimunculkan. Siu (1979) mendefinisikan kekuasaan sebagai pengaruh atas keyakinan, emosi, dan perilaku orang. Kekuasaan ada ketika hanya ada hubungan yang tidak seimbang antara dua orang , di mana salah satu dari dua orang tersebut bergantung dari yang lain (Emerson, 1962).

Source : Nancy Borkowski. 2011. Organizational Behavior in Health Care. 2nd edn. London : Jones and Barlett. Page 167.

Third Definition Power is the capacity or potential to influence. People have power when they have the ability to affect others beliefs, attitudes and courses of action. Ministers, doctors, coaches and taechers are all examples of people who have the potential to influence us. When they do, they are using the power, the resource they draw on to effect change in us. French and Ravens (1959) conceptualized power from the framework of a dyadic relationship that include both the person influencing and the person being influenced. French and Raven identified five common and important bases of power : referent, expert, legitimate, reward adn coercive. Each of these bases of power increases a leaders capacity to influence the attitudes, values, or behaviours of others.

Translate : Kekuasaan adalah kapasitas atau potensi untuk mempengaruhi. Orang-orang memiliki kekuasaan ketika mereka memiliki kemampuan untuk mempengaruhi keyakinan, sikap dan tindakan orang lain. Mentri, dokter, pelatih dan guru merupakan contoh orang yang memiliki potensi untuk mempengaruhi kita. Ketika mereka melakukannya, mereka menggunakan kekuasaan, sumber daya mereka ciptakan untuk mempengaruhi perubahan dalam diri kita. French dan Raven (1959) mengkonseptualisasikan kekuasaan dari kerangka hubungan diad yang mencakup baik orang mempengaruhi dan orang yang sedang

dipengaruhi. French dan Raven mengidentifikasi lima basis umum dan penting kekuasaan: referensi, keahlian, penghargaan, legitimasi dan koersif (paksaan). Masing-masing basis kekuasaan meningkatkan kapasitas seorang pemimpin untuk mempengaruhi sikap, nilai, atau perilaku orang lain

Source : Peter G. Northouse. 2010. Leadership : Theory and Practice. 5th edn. California : SAGE Publications, Inc. page 7.

KESIMPULAN DEFINISI Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku. kekuasaan merupakan kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain; artinya

kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok sesuai dengan keinginan orang yang berkuasa. Kekuasaan tersebut muncul ketika adanya hubungan yang tidak seimbang antara dua orang, dimana satu orang bergantung kepada satu orang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai