Anda di halaman 1dari 5

Implementasi Migrasi Link Transmisi BTS PT.Indosat Melalui Fiber Optik (Studi Kasus BTS Departemen Agama PT.

Indosat Jakarta)
Ajia leonardo Fitri Susanti fitri.susanti@politel.ac.id Raswendro raswendro@indosat.com

Abstrak PT.Indosat adalah salah satu perusahaan penyedia layanan telekomunikasi selular terbesar di Indonesia. Sehingga merupakan sebuah keharusan bagi perusahaan untuk selalu menjaga performa dari jaringan telekomunikasi yang ada. Hal tersebut dapat diwujudkan salah satunya dengan selalu menjaga performa dari seluruh BTS yang ada. Timbulnya permasalahan pada site (BTS ) Departemen Agama/Depag memaksa pihak PT.Indosat untuk mengosongkan atau merelokasi BTS Depag yang merupakan BTS HUB, dimana banyak link BTS-BTS lain yang melaluinya. Setelah mempertimbangkan segala aspek yang ada, maka dipilih solusi terbaik yakni memindahkan seluruh link ke perangkat OMS (fiber optik) yang terdapat di site Jatibening dan Site DaCosta. Oleh karena dengan dilakukannya migrasi link BTS menggunakan fiber optik dengan pasti dapat mengatasi permasalahan besar yang akan timbul jika site Depag harus segera dikosongkan, dengan cara dan waktu yang lebih efisien. Katakunci: BTS, Jaringan Telekomunikasi, OMS, Fiber Optik Abstract PT. Indosat is one of the largest mobile telecommunication service provider in Indonesia. So it becomes an obligation for companies to always maintain the performance of the existing telecommunications network. This can be achieved either by always keeping the performance of all base stations. Teething problems in BTS Departermen Religion force the PT. Indosat to vacate or relocate Departermen BTS BTS HUB is a religion, where many of the other base stations through which link after considering all aspects of the existing, then choose the best solution is to move the entire link into the OMS device contained in the site and site Jatibening Dacosta. Because the migration done using the fiber optic link with the BTS can certainly overcome the major problems that would arise if the site should be emptied of religious department in a way which is more efficient and time Keywords: BTS, Telecommunication Networking, OMS, Fiber Optik 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang BTS Departemen Agama (Depag) adalah salah satu BTS PT.Indosat yang merupakan BTS HUB, dimana banyak sekali link dari BTS lain yang terhubungke BTS tersebut sebelum terhubung ke BSC. Dengan adanya beberapa kendala yang terjadi pada BTS Depag seperti masalah buruknya kualitas radio transmisi yang ada di sisi BTS Depag atau pun radio transmisi yang berada di sisi lawannya serta sulitnya teknisi untuk mendapatkan akses masuk ke area BTS Depag karena adanya masalah mengenai kontrak penyewaan lahan mengakibatkan performa jaringan menjadi sangat buruk dan tidak stabil khususnya di area Bekasi dan sekitarnya. Maka untuk mengatasi kendalakendala tersebut diperlukan tindakan yang dinilai paling efektif dan efisien yaitu dengan memindahkan atau mengalihkan seluruh link transmisi BTS yang berada dibawah BTS Depag ke BTS HUB lainnya yang lebih kecil dengan memanfaatkan jaringan Fiber Optik yang telah ada pada masing-masing BTS HUB yang lebih kecil tersebut. Dengan dilakukannya pemindahan atau pengalihan link seluruh BTS under BTS Depag ini, maka nantinya BTS Depag sudah tidak diperlukan lagi. Karena seluruh link BTS yang sebelumnya melalui BTS Depag menggunakan media gelombang radio sudah dialihkan ke media fiber optic langsung menuju BSC. Oleh karena itu disusunlah sebuah proyek yang berjudul Implementasi Migrasi Link Transmisi BTS PT.Indosat melalui Fiber Optik. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, timbul rumusan masalah yaitu bagaimana mengimplementasikan proses pemindahan link atau Migrasi link transmisi BTS under BTS Depag PT.Indosat melalui fiber optik. 1.3. Tujuan Adapun tujuan dari penyelesain proyek akhir ini adalah untuk mengimplementasikan proses pemindahan link atau migrasi link transmisi BTS under BTS Depag PT.Indosat melalui fiber optik, sehingga akan dilakukan:

1. Pembahasan mengenai proses perubahan dari perangkat transmisi lama ke perangkat yang lebih baru. 2. Konfigurasi jalur transmisi dari sisi perangkat transmisi BTS itu sendiri. 3. Konfigurasi jalur transmisi dari sisi BSC 4. Pengujian terhadap jalur transmisi yang baru, baik secara fisik atau pun software 1.4. Batasan Masalah Adapun batasan Batasan masalah dalam pembuatan Proyek Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Tidak membahas proses awal pembuatan jaringan telekomunikasi di PT Indosat. 2. Tidak membahas konfigurasi fiber optik (OMS) menuju BSC. 3. Proses pengerjaan dilakukan dari perangkat transmisi MINILINK TN ericsson ke perangkat fiber optik (OMS). 4. Tidak membahas tentang pembangunan BTS dari tahap awal hingga akhir. 5. Tidak membahas sistem diluar dari Base Station Subsystem. 2. Dasar Teori 2.1. Sistem Telekomunikasi Komunikasi berasaal dari kata Communcation yang berarti penyampaian sesuatu kepada orang/pihak lain, yang dalam dunia kelistrikan atau keelektronikaan, komunikasi berarti hal pengiriman, penerimaan dan pemrosesan informasi dengan peralatan listrik/elektronik dengan media kabel (wired) maupun tanpa kabel (wireless), atau interaksi antara individu dengan jalan pertukaran informasi (transfer of idea) untuk penyebaran informasi tersebut. Tujuan dari komunikasi itu sendiri adalah untuk menyampaikan pesan atau informasi dari suatu tempat ke tampat yang lainnya. Informasi yang dikirimkan harus dapat dimengerti oleh pihak penerima. 2.2. Sistem Transmisi Transmisi adalah pergerakan informasi melalui sebuah media telekomunikasi. Transmisi memperhatikan pembuatan saluran yang dipakai untuk mengirimkan informasi, serta memastikan

bahwa informasi dapat sampai secara akurat dan dapat diandalkan (Utomo, 2008). 2.3. BSS (Base Station Subsystem)

BSS merupakan salah satu subsystem didalam struktur pembangun system telekomunikasi bergerak, yang bertanggung jawab terhadap fungsi pada aspek radio. Terdapat 2 komponen utama yang ada didalam BSS yaitu BTS dan BSC (Wihanda, 2007). 2.3.1. BSC (Base Station Controller) BSC mempunyai fungsi mengontrol dan memonitoring kerja dari beberapa BTS yang berada di area cakupannya. BSC menangani ponsel yang akan berpindah kanal dari BTS satu ke BTS lainnya ketika ponsel tersebut bergerak keluar dari batas jangkauan sel BTS satu ke batas jangkauan sel milik BTS lainnya, yakni pindah sel atau pindah kanal frekuensi. Istilah itu disebut dengan handover (pindah penanganan) (Utomo, 2008). 2.3.2. BTS (Base Transceiver Station) BTS berfungsi sebagai perangkat tranceiver untuk melakukan komunikasi dengan Mobile Station dalam hal ini handphone yang aktif dan berada dalam area cakupannya (cell) (Utomo, 2008). 2.4. Fiber Optik Fiber optik merupakan media transmisi (pemindah informasi) yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ketempat lain. Fiber Optik terbuat dari serat kaca dan bentuknya panjang dan tipis serta berdiameter sebesar rambut manusia. Serat kaca ini merupakan serat yang dibuat secara khusus yang terbuat dari bahan kaca murni dan kemudian diproses menjadi sebentuk gulungan kabel agar dapat digunakan untuk melewati data yang ingin dikirim atau diterima (Kids, 2011)

3. Analisis Kebutuhan dan Perancangan 3.1. Arsitektur Jaringan Sebelum Proyek dilakukan Keterangan :

Gambar 3. 2 Arsitektur Jaringan Setelah Proyek Dilakukan Gambar 3. 1 Arsitektur Jaringan Sebelum Proyek Dilakukan

Sebelum dilakukan proyek migrasi, BTS Depag merupakan sentral atau HUB dari BTS-BTS lain yang ada di area Bekasi, yaitu melalui sub hubnya BTS Jatibening dan BTS Da Costa. Link-link BTS yang diterima oleh BTS Depag dari BTS Jatibening dan BTS Da Costa kemudian dilanjutkan ke BTS Bumiasih yang kemudian diteruskan lagi ke BSC Kebagusan atau ada juga yang langsung ke BSC Kebagusan melalui perangkat OMS fiber optik yang terdapat di BTS Depag. Pada BTS Jatibening dan BTS Da Costa juga sudah terinstallasi dengan perangkat fiber optik (OMS). Hal ini yang dapat dimanfaatkan sebagai pilihan media transmisi pengganti dalam pelaksanaan proyek Migrasi ini.

3.3. Kebutuhan Perangkat Setelah melihat arsitektur jaringannya, maka didalam proses pemindahan link/Migrasi link transmisi BTS ini diperlukan spare part dan perangkat-perangkat penunjang lainnya, baik itu perangkat keras (hardware) atau perangkat lunak (software). 3.3.1. Perangkat Keras Perangkat keras yang diperlukan adalah sebagai berikut: - 1 unit laptop dengan spesikasi : OS windows, minimal processor Pentium 3, minimal RAM 250MB. - Lampu led - Kabel mini USB - Kabel FO from TN to OMS - Card LTU 155 ericsson - Tool kit : 1. Tang potong 2. Obeng 3. Insertion tool (krone) 3.3.2. Perangkat Lunak Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan dalam pelaksanaan proyek migrasi link ini adalah : - Mini link craft 2.15 for mini link TN ericsson - Winfiol 4. Implementasi dan Konfigurasi Pada tahap ini akan dibahas mengenai tahapantahapan dalam penginstalan software, konfigurasi pada sisi transmisi dan pada sisi BTS ke BSC. 4.1. 4.2. MINILINK CRAFT Installasi Minilink Craft versi 2.1 Installasi Minilink Craft versi 2.15 Winfiol Installasi software Winfiol Konfigurasi account/channel pada winfiol

3.2. Arsitektur Jaringan Setelah Proyek dilakukan Keterangan : - Setelah proyek migrasi dilakukan maka BTS Depag sudah tidak lagi dipakai. Jadi secara otomatis BTS-BTS yang mengcover area Bekasi yaitu yang melalui BTS Jatibening dan BTS Da Costa juga tidak lagi terhubung dengan BTS Bumiasih. Link-link BTS yang melalui BTS Jatibening dan BTS Da Costa kemudian dilanjutkan secara langsung menuju ke BSC Kebagusan melalui perangkat OMS fiber optik.

Lakukan konfigurasi account pada winfiol atau disebut dengan channel. Channel ini yang nantinya akan digunakan sebagai interface dalam mengeksekusi commandcommand yang berkaitan dengan proses pemindahan jalur transmisi ini. 4.3. Pemindahan perangkat transmisi Pemasangan card LTU 155

Buka software Minilink Craft

Gambar 4. 2 Tampilan Software Minilink Craft

Gambar 4. 1 Minilink TN

Bagian yang ditandai dengan lingkaran adalah card LTU 155, sementara itu kabel yang berwarna kuning adalah kabel FO yang digunakan untuk menghubungkan MINILINK TN tersebut ke perangkat OMS Pemindahan jalur transmisi secara fisik

Klik kanan pada nama TN tersebut yang berada disebelah kiri, lalu pilih configure -> traffic routing. Pilih interface atau card yang ingin kita cross connect , dalam hal ini kita akan melakukan cross connect dari card LTU 155 ke card LTU155 yang lainnya yang terhubung dengan OMS. Pilih port/e1 dimana jalur itu berasal ke port/e1 yang dituju sesuai dengan data KLM yang telah diberikan.

4.5. Pemindahan jalur transmisi secara software Proses pemindahan jalur transmisi secara software sama dengan memindahkan atau mengganti DIP yang lama dengan DIP yang baru, sesuai dengan data Port FO baru yang diberikan oleh pihak local network. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan software Winfiol. 4.6. Pengujian 4.6.1. Pengujian qualitas transmisi secara fisik Pengujian yang dilakukan secara fisik dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu lampu LED. Yaitu dengan menempelkan lampu LED tersebut ke DDF, jika lampu LED menyala pada bagian transmit dan pada bagian receivenya, maka kualitas transmisi dari jalur tersebut sudah berjalan dengan baik. 4.6.2. Pengujian qualitas transmisi secara software Proses pengujian ini dilakukan dengan menggunakan software winfiol, yaitu dengan menjalan command berikut: - dtstp:dip=(dip)rbl2; untuk melihat apakah status dip tersebut sudah WO/working atau belum - rxcdp:mo=rxotg-(tg); untuk melihat status time slot dari BTS tersebut, apakah sudah dalam keadaan config atau blocked. Jika masih dalam

Pemindahan jalur transmisi ini dilakukan pada bagian DDF, menggunakan kabel leoni. Sehingga nantinya DDF yang dipakai bukan lagi menggunakan DDF yang berasal dari perangkat transmisi melainkan langsung dari perangkat transmisi MINILINK TN. 4.4. Pembuatan cross connect Cross connect merupakan sebuah skema yang bertujan untuk meneruskan alur transmisi didalam perangkat MINILINK TN itu sendiri. MINILINK TN mempunyai beberapa slot, yang dapat diisi dengan card-card berbeda yang mempunyai fungsi berbeda pula. Cross connect dilakukan untuk mengkoordinir alur transmisi dari radio pemancar yang masuk kecard MMU ke card LTU atau MMU lainnya, dan sebaliknya.

keadaan blocked berarti BTS tersebut belum beroperasi dengan benar. dtqup:dip=(dip)rbl2; untuk melihat performance dari DIP BTS tersebut, jika nilai parameter-parameter yang muncul tetap dalam keadaan 0, seperti pada parameter ES (error second) berarti performance DIP tersebut sudah bagus. Tapi apabila nilai parameter tersebut bertambah (naik) maka dapat dikatakan performance DIP BTS tersebut tidak begitu bagus.

[3] Usman, U. K. (2008). Pengantar Ilmu Telekomunikasi. Bandung: Informatika. [4] Usman, U. K., Hantoro, G. D., & Wibisono, G. (2008). Konsep Teknologi Seluler. Jakarta: Informatika.

5. Penutup 5.1. Kesimpulan Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat di simpulkan : 1. Aplikasi ini mampu mengambil informasi akademik dari server. 2. Aplikasi ini mampu mengolah data-data akademik yang dikirimkan oleh server dalam format XML menjadi informasi yang berguna oleh user. Aplikasi ini mampu menyajikan informasi akademik seperti KSM, Presensi, Jadwal Kuliah, dan Nilai Fix maupun Nilai Mentah dengan baik melalui user interface yang dapat diterima oleh para mahasiswa. Aplikasi ini mampu menyimpan informasi akademik yang telah dilihat oleh user ke dalam RMS sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu oleh user tanpa harus terkoneksi dengan internet.

3.

4.

5.2. Saran Ada beberapa saran yang perlu di tambahkan untuk aplikasi ini : 1. Dalam aplikasi ini belum ada menu untuk penggantian password bagi user. 2. Aplikasi ini belum ada menu untuk validasi pembayaran, input matakuliah, dan penggantian data-data mahasiswa lainnya.

4. Referensi [1] Alaydrus, M. 2009. Saluran Transmisi Telekomunikasi. Yogyakarta : Penertbit Graha Ilmu. [2] Suhana, S. S. (2004). Buku Pegangan Teknik Telekomunikasi. Jakarta: Pradnya Paramita.

Anda mungkin juga menyukai