Bab 1 - Pendahuluan
Epidemiologi
Epidemiologi
- RPS -Lemah badan - memberat pada saat p asien bangun tidur - kedua kaki dan kedua tangan pasien tidak da pat digerakkan, - tidak dapat berbicara
Cont
Cont
- Kesadaran : GCS : E3VXMX (Somnolen) -Rangsang meningeal : Kaku kuduk (-), Kernig (-), Brudzinsky I-II (-) - Pemeriksaan N. Cranialis: 1. N. I : SDE 2. N. II : SDE 3. N. III, IV, VI : SDE 4. N V: SDE 5. N VII: SDE 6. N VIII: SDE 7. N IX: SDE 8. N X: SDE 9. N XI : SDE 10. N XII: SDE Pemeriksaan Motorik Kekuatan: sde Tonus : sde
Re Reflek Fisiologis BPR +/+ KPR +/+ TPR +/+ APR +/+
Reflek Patologis Hofman -/- Chaddock -/- Tromer -/ - Babinsky -/Gordon -/- Oppenheim -/- Gonda /- Schaefer -/-
Reflek dinding perut: th. 9 +/+ th.10 +/+ th 11 +/+ Sensibilitas Eksteroseptif Nyeri: sde Suhu: sde Raba: sde
Pemeriksaan Laboratorium
Diffcount Hematokrit Hb LED Lekosit Trombosit OT/PT Clorida Serum Kalium serum Natrium serum Serum creatinin Urea Uric acid Cholesterol HDL cholesterol LDL cholesterol Trigliserida GDA
: 0/0/66/23/11 : 28,1 % : 8,9 mg/dl : 37/65 /jam : 6.900 : 378.000 : 19/18 U/L : 106 m mol/l : 3,3 m mol/l : 138 m mol/l : 0,7 mg/dl : 18 mg/dl : 6,0 mg/dl : 142 mg/dl : 35,6 mg/dl : 86,4 mg/dl : 110 mg/dl : 85
EKG
Ringkasan
Pasien datang ke RS Muhammadiyah Lamongan pada tanggal 02 April 2013 dengan keluhan lemah badan. Lemah badan dirasakan sejak 3 hari smrs, dan memberat pada saat pasien bangun tidur (subuh) 1 hari smrs, menurut pengakuan istri pasien, pada saat sebelum dibawa ke RS kedua kaki dan kedua tangan pasien tidak dapat digerakkan, pasien juga tidak dapat berbicara. Riwayat Sosial: Pasien merupakan perokok aktif, sehari bisa menghabiskan 3 pak rokok, mengkonsumsi kopi (+),Keadaan umum: lemah, kesadaran: Somnolen, GCS: 3,X,X. Tekanan Darah : 115/70 mmHg, Nadi :49x/mnt, frekuensi nafas: 18 x/mnt/regular, Temperatur: 36.8 C, Hb: 8,9 mg/dl, Kalium serum: 3,3 m mol/l, hasil ct-scan didapatkan lesi hipodense di lobus temporal sinistra
SIRIRAJ SCORE
Topis: Kortex serebri , arteri serebri media Klinis: Malaise, Afasia global, bradikardi, anemia, hipokalemi Etiologi: CVA Emboli
Diagnosis
Terapi
IVFD Asering 1500 cc/24 jam Inj Metamizole 3x1 g Inj Ranitidin 2x50 mg Inj Piracetam 4x3 g Antitrombotik
Consul Spesialis Saraf Consul spesialis Jantung Consul Fisioterapi Speec Therapy
Edukasi
Penyakit Prognosis
Faktor resiko
PEMBAHASAN
Pada kasus ini di dapatkan bahwa Tn. I.H, 45 tahun, di diagnosis sebagai str oke atau cva infark (emboli), disertai dengan gejala afasia global, dimana pa da anamnesis dan pemeriksaan fisik serta penunjang sesuai dengan teori.
-hilangnya rasa, atau sensasi abno rmal, -kelemahan atau kelumpuhan, -hilangnya penglihatan atau - pendengaran, -pemglihatan ganda, - bicara pelo, -tidak dapat berbicara sama sekali ataupun tidak mengerti, - sulit menelan, - mulut miring, -hilangnya keseimbangan atau ba hkan - kehilangan kesadaran
-lemah pada tangan - lemah badan - tidak dapat berbica ra sama sekali
Pada pasien ini didapatkan fakto r resiko berupa gejala aritmia. A ritmia adalah gangguan irama ja ntung, suatu kondisi di mana jan tung berdenyut tidak menentu. I rama jantung mungkin terlalu ce pat (takikardia), terlalu lambat ( bradikardia) atau tidak teratur. d imana pada pasien ini ditemuka n selalu mengalami bradikardi.
Bila jantung berdenyut lamb at, maka jumlah darah yang mengalir disirkulasi menjadi berkurang, sehingga kebutuh an tubuh tidak terpenuhi. Hal ini akan menimbulkan gejala seperti mudah capek, kelelah an, sesak, keleyengan, bahk an sampai pingsan.yang berb ahaya jika jumlah darah yan g menuju ke otak menjadi be rkurang bahkan minimal sehi ngga terjadi pingsan atau pe rasaan melayang. Namun pa da keadaan yang lebih parah dapat menyebabkan stroke.
Pada riwayat social, pasien adalah perokok aktif, dimana dalam sehari saja pasien dapat menghabiskan 3 bungkus rokok. Rokok sendiri menjadi salah satu faktor re siko dari stroke, dimana merokok menimbulkan gangguan dari pada jantung sepe rti aritmia dll, dan pada tingkat yang lebih parah dapat mengakibatkan stroke.
Hal ini sesuai dengan teori , dimana paparan asap rokok menjadi salah satu faktor risiko penyebab s erangan jantung. Bahan kimia dalam asap rokok dapat mengiritasi lapisan arteri sehingga menyeb abkan terjadinya peradangan.
Pada temuan hasil CT-scan k epala didapatkan lesi hipode nse temporal sinistra
Afasia global
Afasia adalah suatu gan gguan berbahasa yang di akibatkan oleh kerusakan otak. Afasia adalah suatu tanda klinis dan bukan p enyakit. Afasia dapat tim bul akibat cedera otak at au proses patologik pada area lobus frontal, tempo ral atau parietal yang me ngatur kemampuan berb ahasa,
Pada manusia, fungsi pengaturan bahasa mengalami lateralisasi ke hemis fer kiri otak pada 96-99% orang yang dominan tangan kanan (kinan) dan 6 0% orang yang dominan tangan kiri (kidal). Pada pasien yang menderita af asia, sebagian besar lesi terletak pada hemisfer kiri.
Afasia global, adalah bentuk afasia yang paling berat. Ini disebabkan lesi y ang luas yang merusak sebagian besar atau semua area bahasa pada ota k. Keadaan ini ditandai oleh tidak ada lagi atau berkurang sekali bahasa sp ontan dan menjadi beberapa patah kata yang diucapkan secara berulangulang, misalnya baaah, baaah, baaah atau maaa, maaa, maaa. Pemah aman bahasa hilang atau berkurang. Repetisi, membaca dan menulis juga terganggu berat.
Daerh otak secara m akro di vaskularisasi oleh oleh 3 sistem p embuluh darah: 1. Circle of wilisi 2. Middle cerebral a rteri 3. Basilary artery
Definisi Gangguan fungsional otak, yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsug > 24 jam, atau dapat menimbulkan kematian, yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak
Etiologi
Penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral
Non Modifiable Age. Gender. Race and ethnicity. - Heredity / family History.
Hipertensi. Penyakit jantung. Infark miokard. Disritmia / fibrilasi. Gagal jantung katub. Gagal jantung kongestif. Manifestasi arteriosklerosis. Diabetes Mellitus. Polisitemia. Pernah menderita stroke,
Modifiable (ringan), controllable/treatable Hipercholesterolemia. Hematokrit tinggi. Merokok. Kegemukan. Hiperurichemia. Hiperfibrinogenemia. Kurang olah raga. Alkohol.
PATOFISIOLOGI
Gejala klinis
Gejala Klinis
CT-Scan
Stroke hemoragik Hiperdense Stroke non hemoragik hipodens
Pengobatan stroke
Prinsip 5B : 1. Breathing 2. Blood 3. Brain 4. Bowel 5. Bladder
Terapi medikamentosa: 1. Beri trombolisis rt-PA maksimal dalam 3 j am onset (terapi yang diijinkan Food and Dr ug Association). 2. Beri anti koagulan dan anti platelet seper ti aspirin 165-325 mg/hr dalam 48 jam sejak onset.
Terapi Afasia
Speech Terapi